Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Junaedi Abdi
Abstrak :
Permintaan lahan di wilayah perkotaan terus bertambah dengan cepat, sementara ketersediaan lahan secara total di suatu daerah bersifat tetap. Kebijakan pemerintah yang menetapkan Kabupaten Karawang sebagai daerah pengembangan industri menimbulkan implikasi terjadinya konversi lahan pertanian. Penelitian ini bertujuan membahas perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan terbangun dari tahun 1990-2010 akibat pengembangan daerah industri di Kabupaten Karawang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial dengan bantuan analisis statistik melalui instrument regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan dalam kurun waktu dua puluh tahun kawasan industri bertambah seluas 3.938,90 Ha. Hal ini berdampak pada perluasan permukmian seluas 13.985,32 Ha. Sebaliknya terjadi penyusutan lahan pertanian seluas 24.655,37 Ha. Dibidang ketenagakerjaan penduduk cenderung untuk bekerja pada sektor industri sehingga para pemilik lahan pertanian kesulitan mendapat tenaga kerja untuk menggarap tanah pertaniannya. Selain itu ditemukan adanya penurunan pendapatan petani antara tahun 1990-2010 sebesar 3,45% sebagai akibat alih fungsi lahan pertanian dan alih profesi penduduk di Kabupaten Karawang.
The demand of land is increasing fast especialy in city, while the total availability of land in an area is constant. The government policy which state Kabupaten Karawang as the growth industrial area causes implication the land conversion happened. This research is for discussing the changes of necessity farmland become constructed land from 1990 – 2010 in Kabupaten Karawang. The methode used in this research is spacial analysis and analysis statistics with double linier regression instrument. The results of analysis research is twenty years, the industrial estate increase 3.939,90 acre, as the cause of the wider resident 13,918.32 acre, the contrary there is reduction of farmland is 24,615.37 acre. In the labouring, inhabitant tendency working in indsutrial sector so to ownerland is difficult to find the worker on their farmland. Besides that found decreasing in farmers' income between 1990-2010 amounted to 3.45% as a result of conversion of agricultural land and replace the profession in Kabupaten Karawang.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T38640
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ummi Khairun Niswah
Abstrak :
ABSTRAK
Composite Index of Anthropometric Failure CIAF dengan PendekatanSpasial di KalimantanPembimbing : Dr. Martya Rahmaniati, S.Si., M.SiPendahuluan: Composite Index of Anthropometric Failure CIAF adalah komposit indeksmalnutrisi yang dibagi menjadi tujuh indikator. Faktor risiko kejadian CIAF diantaranya ASIeksklusif, desa/kelurahan Universal Child Immunization UCI , jamban sehat, posyandu aktif,kemiskinan, tingkat pendidikan ibu dan status pekerjaan ibu balita. Penelitian ini dilakukan untukmengetahui variabel yang berpengaruh terhadap secara lokal dan secara global dan mengetahuiperbedaan faktor yang menjadi prediktor CIAF di setiap kabupaten/kota Metode: Penelitian inimenggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross sectional. Analisispenelitian menggunakan analisis spasial menggunakan MGWR. Hasil: Hasil analisis F hitung t tabel 0,025;49 = 2,009 . Nilai R-square pemodelanMGWR sebesar 52.56 sehingga model ini cukup dalam menggambarkan variasi CIAFdi Kalimantan. Kesimpulan: Variabel yang berpengaruh secara spasial di kabuaten/kota adalahvariabel tingat pendidikan ibu yang rendah dan posyaandu aktif sedangkan hasil analisis diKalimantan tidak ada variasi spasial. Faktor tingkat pendidikan ibu yang rendah dan posyanduaktif yang menjadi prediktor kejadian CIAF secara lokal. Tingkat pendidikan ibu signifikandiseluruh kabupaten/kota, sedangkan posyandu aktif signifikan di 14 kabupaten/kota.Kata kunci:CIAF, malnutrisi, MGWR, spasial.
ABSTRACT
Composite Index of Anthropometric Failure CIAF with SpatialAnalysis in KalimantanCounsellor Dr. Martya Rahmaniati, S.Si., M.Si.Background The Composite Index of Anthropometric Failure CIAF is a composite index ofmalnutrition that is divided into seven indicators. Risk factors of CIAF are exclusivebreastfeeding, Universal Child Immunization UCI villages, avaibility of latrines, poverty,maternal education level, active integrated service post, and employment status of toddlermothers. This study was conducted to determine the variables that affect lokally and globally andto know the differences in factors that predict CIAF in each district that affect spatial malnutritionincidence in infants. Method This study used a quantitative approach using cross sectional studydesign. The research analysis used spatial analysis using MGWR. Results The result of F value F table 0,47 t table 0.025 49 2,009 . MGWR analysis for CIAF resulted in a 52.56 so this model is strongto describe the variation of CIAF in Kalimantan Conclusion The variables that have spatialvariability in lokal area are low education maternal education variable and active activeintegrated service post, while analysis result in Kalimantan no spatial variability. Factors of lowlevel of maternal education and active integrated service post, become predictors of CIAFincidence. Maternal education level is significant across districts, while avtive integrated servicepost is significantly active in 14 district municipalities.Keywords CIAF, malnutrition, MGWR, spatial
2018
T49803
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library