Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tanty Mesieni
"Kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kedokteran dan kesehatan yang bermutu dan terjangkau sudah seharusnya tersedia. Pelayanan dokter keluarga merupakan praktik dokter umum diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat melalui suatu sistem pelayanan yang menyeluruh dan mudah dijangkau. Sehingga setiap dokter bekerja dengan lebih terintegrasi, rileks dan tidak terburu-buru dalam memeriksa pasien. Regulasi pemerintah yang mengatur pola pemberian pelayanan kedokteran dan pola pembiayaan kesehatan masyarakat telah diatur pada Undang-Undang No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan Undang-Undang No.40 tahun 2004 tentang SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional).
Penelitian yang dipakai adalah jenis penelitian survey deskriptif. Peneliti mendapatkan keterangan dari responden secara lisan dan merekam semua jawaban yang diutarakan. Responden dan penelitian ada tiga sumber yaitu pihak dokter, masyarakat dan penyandang dana atau pihak asuransi.
Dari hasil analisis penelitian didapatkan informasi yang kurang mengenai dokter keluarga sehingga sosialisasi yang dijalankan oleh pihak pemerintah melalui Departemen Kesehatan relatif rendah. Di daerah penelitian Tasikmalaya ditemukan dokter praktik umum yang melakukan praktik dokter keluarga yang sangat sedikit dan tidak berjalan karena jumlah sedikit. Keadaan itu terlihat sulit karena adanya hambatan dalam pendanaan. Belum adanya kerjasama antara pihak pemerintah dengan dinas kesehatan. Hal ini ditunjang belum adanya kebijakan pemerintah yang mengatur lembaga-lembaga penopang dana secara terstruktur.
Dengan adanya permasalahan tadi, peneliti mengusulkan agar program dokter keluarga lebih dikembangkan. Pemyataan secara lisan dikemukakan oleh pihak Dinas Kesehatan Kota hendak mengadakan sosialisasi agar semua dokter praktik umum bisa melakukan praktik dokter keluarga. Diharapkan masyarakat lebih mengerti tentang gambaran program dokter keluarga dengan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, berkesinambungan, dan koordinatif. Karena dengan dokter keluarga masyarakat menjadi sadar terhadap perilaku hidup sehat dan pencegahan penyakit."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18290
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noorina Prametty Mahdayuni
"Tujuan dari penyelenggaraan praktik kedokteran keluarga adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan para pasiennya melalui upaya pencegahan penyakit dari faktor risiko yang dimiliki oleh pasien tersebut. Untuk memenuhi hal tersebut, tentulah diperlukan suatu perilaku yang harus dijalani oleh pasien agar dirinya selalu sehat.
Dan penelitian terdahulu terungkap bahwa ada hubungan antara interaksi dokter-pasien dengan kepatuhan pasien dimana. komunikasi yang terjadi pada setiap konsultasi yang dilakukan adalah berhubungan dengan banyak faktor seperti bahasa, dan budaya ataupun kebiasaan hidup sehari-hari dari pasien tersebut. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini lebih menekankan pada cin pelayanan dokter keluarga yang lebih bersifat promotif, dan preventif .serta cara pasien menjalankan perilaku kesehatan berdasarkan interaksi dokter-pasien yang dilakukannya.
Penelitian ini bertujuan.untuk memahami, dan memberikan gambaran mengenai pola interaksi antara dokter keluarga dengan pasien di Klinik Dokter Keluarga (KDK) milik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang terletak di wilayah Kayu Putih, serta memahami bagaimana cara pasien menjalankan perilaku sehatnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dalam format studi kasus. Oleb karena itu daftar pertanyaan?disusun menjadi pedoman wawancara mendalam, dan 'FGD (Focus Group, Discussion). dalarn rangka memperoleh data-data kualitatif yang dipadukan dengan data hasil pengamatan/observasi.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Pertama, dalam berinteraksi dengan pasiennya, para dokter keluarga di KDK FKUI Kayu Putih sesuai dengan standard praktik dokter keluarga berusaha untuk memandang pasien secara keseluruhan, tidak hanya dan segi penyakitnya saja. Hal inilah yang akhirnya menyebabkan kelimanya menerapkan hampir semua jenis hubungan dokter-pasien. Balk yang berdasarkan gejala fisiologis pasien seperti yang dikemukakan oleh Szasz dan Hollander (1956), `Convincing Tactics' yang dikemukakan oleh Hayes dan Bautista (1976), 'pengetahuan dokter terhadap permasalahan pasien' yang disebutkan oleh Stewart dan Buck, 'Engineering Model', 'Priestly Model', dan juga `Contractual Model' yang dikemukakan oleh Robert Veatch (1972), dan juga `Conflict Model'-nya Freidson. (1970). Hal., tersebut- terjadi karena disesuaikan dengan kondisi dart setiap pasien pada scat melakukan kunjungannya.
Kedua, belum memasyarakatnya arti `dokter keluarga' di kalangan pasien khususnya beberapa pasien KDK FKUI Kayu Putih, dan juga akibat perasaanperasaan yang dibawa oleh pasien tersebut akibat kondisi 'sakit' yang dimilikinya, akhimya menimbulkan sikap pasif yang merupakan hambatan dalam interaksi yang dilakukan.
Ketiga, latar belakang seorang pasien, seperti tingkat pendidikan yang rendah, faktor biaya, serta tingkat pemahaman pasien yang berbeda-beda terhadap pendekatan yang dilakukan oleh dokter keluarga dapat menimbulkan cara yang berbeda-beda pada dirt pasien dalam menjalankan perilaku kesehatannya.
Rekomendasi terhadap basil penelitian ini adalah suatu usulan untuk membentuk Community. Based Health Development Program dengan tujuan menjadikan KDK FKUI Kayu Putih benar-benar dapat dimaksimalkan keberadaannya oleh masyarakat sekitar. Selain itu, para staff, khususnya dokter keluarga di klinik ini, dituntut pula untuk menerapkan kemampuan baik di bidang medis, dan sosial demi tercapainya kepatuhan atas perilaku yang diharapkan atas dirt pasien. Model tersebut juga mengarah pada upaya mandiri dalam bidang kesehatan seperti tercantum dalam misi yang tercantum dalam misi Indonesia Sehat 2010."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T19916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Ibadurrohman
"Tesis ini meneliti tentang kecukupan kapitasi yang dibayarkan PT XYZ kepada provider dokter keluarga managed care. Penelitian ini dilakukan karena kapitasi merupakan bagian dari biaya kesehatan yang merupakan komponen utama dalam penghitungan premi. Dalam managed care, peran dokter keluarga sangat penting karena merupakan gatekeeper dalam pengendalian biaya dan mutu pelayanan. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusaahan asuransi untuk mengetahui apakah kapitasi yang dibayarkan sudah layak atau belum. Kapitasi yang terlalu besar akan
membebani perusahaan asuransi, sedangkan jika terlalu kecil akan membebani dokter keluarga. Penelitian ini dilakukan terhadap 10 kantor operasional PT XYZ dan data yang digunakan adalah jumlah peserta terdaftar dan jumlah kunjungan periode Januari-Desember 2015. Selain untuk mengevaluasi besaran kapitasi, penelitian ini juga bertujuan untuk melihat hubungan antara jumlah peserta terdaftar dan umur terhadap angka utilisasi. Data penelitian diuji dengan metode Spearman dan Kruskal - Wallis menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukan bahwa kapitasi yang digunakan saat ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil perhitungan berdasarkan data experience sehingga perlu direview kembali. Kapitasi
yang disarankan berkisar antara Rp 3.867,- sampai dengan Rp 7.387,-. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa ada korelasi antara jumlah peserta dan umur peserta dengan ratio kunjungan sehingga kapitasi perlu dihitung berdasarkan kelompok umur. Kapitasi yang disarankan untuk umur 0-12 tahun adalah Rp 4.420,- sampai dengan Rp 9.943,-, umur 13 ? 55 tahun Rp 3.093,- sampai dengan Rp 6.925,-, umur > 55 tahun Rp 6.120,- sampai dengan Rp 11.513,-.

This thesis examines the adequacy of capitation paid by PT XYZ to the managed care family doctor provider. This research was conducted as capitation is a part of health care costs as major component in the calculation of premium. In managed care, the role of the family doctor providers is very important because it is the gatekeeper in cost and quality of service controlling. Therefore, it is very important for the insurance company to acknowledge whether paid capitation is feasible or not. Capitation that is way too big will burden the insurance company, whereas if it is too small will burden the family doctor. This study was conducted on 10 operational office and the data used is the number of registered participants and the number of visits in the period of January to December 2015. In addition to
evaluating the capitation, the study also aims to look at the relationship between the number of registered participants and age on utilization ratio. Data were tested by Spearman and Kruskal - Wallis method using SPSS. The results showed that capitation used today is lower compared with the results of calculations based on
data experience. Capitation suggested ranges between Rp 3,867 , - up to Rp 7.387,-. The results also showed that there is correlatiobetween utilizaztion ratio and number of registered participants and age. Capitation suggested range for ages 0-12 years is Rp 4.420, - up to Rp 9.943, -, aged 13-55 years of Rp 3.093, - up to Rp 6.925, -, age > 55 years of Rp 6.120, - up to Rp 11.513,-.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library