Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Cahya Rahmadiyah
Abstrak :
A toddler is a group on the stage of human development that is vulnerable to the risk affecting their health specifically about their growth and development. Providing the appropriate nutrition to toddlers during this risky age of 6 to 24 months is crucial in promoting a proper growth and development. The proper nourishment for toddlers at the age of 6 to 24 months includes breast-feeding and complimentary solid foods. The objective of this study was to determine the correlation between the specific characteristics of a family or a household and the provision of complementary feeding about the growth and development of children (6-24 months) in the village of Curug Cimanggis, Depok. This study used a descriptive correlational, cross-sectional approach using a sample that consisted of 102 children aged 6-24 months, which were collected using a proportional cluster sampling. Based on the Chi Square test, the researchers found no correlation between the provision of complementary feeding with a child?s growth and development. This is because breast-feeding as the source of nourishment is still the major factor that directly influences the growth and development of any toddler between the age of 6-24 months. However, by applying better financial management in conjunction with the ability to modify the practices of how families feed their toddlers, a family may raise and nurture their toddlers so they may grow according to the proper stages of development. The results of this study are expected to serve as an input in improving toddlers? health care concerning their growth and development by promoting the importance of providing the appropriate complimentary food by the proper guidelines while continuing to breast feed toddlers between the age of 6 to 24 months.

Gambaran Pemberian Makanan Pendamping ASI dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita (6-24 Bulan). Balita merupakan kelompok risiko yang mudah terkena masalah kesehatan diantaranya masalah pertumbuhan dan perkembangan. Pemberian nutrisi pada balita usia 6-24 bulan yang sesuai dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan. Pemberian nutrisi pada balita usia 6-24 bulan meliputi pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian MP-ASI dan karakteristik keluarga dengan pertumbuhan dan perkembangan anak (6-24 bulan) di Posyandu Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis, Depok. Penelitian ini menggunakan deskriptif korelasional, pendekatan cross sectional dengan 102 sampel keluarga dengan balita usia 6-24 bulan yang diambil secara proportional cluster sampling. Uji Chi Square ditemukan tidak ada hubungan pemberian MP-ASI dengan pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dikarenakan faktor langsung yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita adalah nutrisi dimana balita usia 6-24 bulan masih diberikan ASI. Hasil penelitian didapatkan lebih banyak Ibu yang memberikan MP-ASI yang sesuai dengan pedoman pemberian MPASI memiliki balita dengan pertumbuhan baik dan perkembangan yang sesuai. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan pelayanan kesehatan dalam upaya peningkatan tumbuh kembang balita melalui peningkatan promosi kesehatan tentang pentingnya MP-ASI sesuai pedoman dan melanjutkan menyusui pada balita usia 6-24 bulan.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Ratna Wulan
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
610 UI-JKI 18:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andry Harmany
Abstrak :
Masa anak balita relatif pendek, tetapi sarat dengan proses pertumbuhan dan perkembangan, sehingga masa anak balita tersebut menempati posisi penting dalam siklus kehidupan manusia. Kemiskinan erat hubungannya dengan keadaan gizi balita, karena penduduk miskin memiliki akses yang relatif kecil terhadap kebutuhan pangan dan pelayanan kesehatan dasar, serta biasa hidup dalam lingkungan yang kurang sehat. Umumnya anak balita yang hidup di dalam keluarga miskin mengalami gangguan pertumbuhan dan kurang gizi, namun ternyata ada sebagian. anak balita dan keluarga miskin mempunyai kemampuan untuk bertahan sehingga mampu untuk tumbuh kembang dengan baik. Karena itu timbul pertanyaan, faktor-faktor apakah yang menyebabkan anak balita keluarga miskin dapat mempunyai status gizi baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk rnengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi baik anak balita di daerah miskin yaitu Kabupaten Gunung kidul dan Kabupaten Sukabumi. Penelitian ini menggunakan desain potog lintang (Cross Sectional) dengan 440 jumlah sampel yang diolah dari studi Penyimpangan Positif Status Gizi anak balita dan Faktor yang berperan di Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Sukabumi, suatu penelitian yang dilakukan oleh Puslitbang Gizi Bogor bulan April - November 2000. Hasil penelitian ini menunjukkan proporsi gizi baik anak balita di Gunung Kidul 68,01 % dan di Sukabumi 67,43 %, hasil uji chi-square menunjukkan ada hubungan bermakna (p < 0,05) antara status gizi ibu (MT) dengan status gizi baik balita dan antara pendapatan keluarga dengan status gizi baik balita, serta tidak ada hubungan bermakna (P > 0,05) masing-masing antara karakteristik (umur ibu, pendidikan ibu, dan pengetahuan ibu), karakeristik keluarga (jumlah- anggota keluarga, dan keadaan rumah tinggal), konsumsi anak balita (energi dan protein), riwayat kesehatan anak, dan perilaku ibu (gizi dan kesehatan) dengan status gizi baik anak balita. Hasil analisis multivariat regresi logistik ganda menunjukkan bahwa faktor yang dominan berhubungan dengan status gizi baik anak balita adalah pendapatan keluarga, status gizi ibu (IMT), dan umur ibu. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa proporsi gizi baik masih rendah dan adanya beberapa faktor dominan yang berhubungan dengan status gizi baik anak balita di daerah miskin. Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota dalam merencanakan strategi upaya perbaikan konsumsi dan status gizi pada golongan rawan, perlu dipertimbangkan faktor dominan setiap daerah, sehingga strategi program yang telah direncanakan dapat tepat diterapkan pada setiap daerah. Untuk puskesmas perlu lebih digalakan program pemantauan pertumbuhan anak balita dan penyuluhan tentang pentingnya kegunaan KMS untuk memonitor pertumbuhan anak balita melalui penemuan ibu-ibu. ......Short period of 0 - 5 years old is full of growth and development processes. Thus, it is the most important stage on human life cycle. Malnutrition is strongly associated with the poverty because of limited access to fill the necessity of food and health service among the poor. Commonly, children under five, who live in poor family, have interference of their development. Nevertheless, some children, who live in economic pressure, can survive to grow and develop well. This phenomenon is called "positive deviance". Then the question appears " What factors operate among those well nourished children ? ". The purpose of this study is to find out about factors related to children under five's nutritional status in Gunung Kidul and Sukabumi. This study used cross sectional design of 440 children, who have been included, from 450 children as the sample of positive deviance study on children under five's nutritional status and associated factors which have a role in Gunung Kidul and Sukabumi. Nutrition Research and Development Center (Puslitbang) of Bogor did the study in April - November 2000. The result indicated that proportion of well nourished children under five in Gunung Kidul was 68,01% and 67,43% in. Sukabumi. The chi-.square's test result showed that there's significant association (pO,O5) between mother's characteristics (age, education, and nutrition knowledge), family's characteristic (family's number and the residence's condition), good consumption of children (energy and protein), child morbidity, and mother's attitude (nu lion and health), and child nutrition status. The result of double logistic regression raultivariate analysis showed that family's income, mother's nutritional status, and mother's age are dominant factors which are associated with the children under five's nutritional status. In summary, the result showed that the proportion of good nutritional status is still low and there are significant factors, which are related to the children under five's nutritional status in destitute area, in the manner of planning strategy to improve the consumption and nutrient status on high risk group, the district health office need to consider the plan which is appropriate with significant factors in each area. So, the program strategy can he applied appropriately. In addition, Health Center (Puskesmas) needs to strengthen the growth monitoring program of children under five and also the use of KMS as a tool to monitor child growth in every contact with mothers.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T 11204
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asmadi
Abstrak :
Perilaku kekerasan dapat terjadi pada semua lingkup kehidupan termasuk di dalam keluarga. Kekerasan dalam keluarga lebih banyak terjadi pada anak-anak. Kasus kekerasan terhadap anak cenderung meningkat setiap tahunnya dan dampak yang ditimbulkannya sangat besar terutama terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Atas dasar itu, maka perlu dilakukan penelitian mengenai kekerasan terhadap anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi karakteristik dan lingkungan keluarga terhadap terjadinya kekerasan pada anak usia 10-14 tahun. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh keluarga yang mempunyai anak usia 10-14 tahun di Kab. Indramayu. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 115 keluarga dengan teknik multistage cluster random sampling yang terbagi dalam tiga desa yaitu Lelea, Waru, dan Terusan. Analisis hubungan dilakukan melalui uji chi square, sedangkan analisis faktor dominan dilakukan dengan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan ada empat variabel yang berkontribusi terhadap terjadinya kekerasan pada anak yaitu tingkat pendidikan ayah, jenis pekerjaan ayah, norma keluarga, dan lingkungan sosial keluarga. Diantara keempat variabel tersebut yang paling dominan adalah lingkungan sosial keluarga. Berkenaaan dengan hasil penelitian ini, maka usulan untuk perawat komunitas antara lain berupaya mengoptimalkan pelaksanaan peran-peran perawat komunitas; mengembangkan layanan asuhan keperawatan keluarga yang sesuai baik pada keluarga pedesaan maupun perkotaan dengan menggunakan pendekatan yang berbasis kultural; memfasilitasi peningkatan kemampuan pelaksanaan tugas kesehatan dan perkembangan keluarga; memberikan pendidikan kesehatan secara terprogram dengan baik mengenai tahap perkembangan anak dan kekerasan terhadap anak. Keluarga perlu meningkatkan pelaksanaan tugas kesehatan dan perkembangan keluarga dengan tahap anak usia remaja. Puskesmas perlu meningkatkan pelayanan preventif dan promotif di luar gedung dan mengembangkan layanan asuhan keperawatan komunitas. Keberhasilan penanganan kekerasan terhadap anak juga perlu didukung oleh kebijakan Pemerintah Daerah. ......Behavior of violence can happen in all life scope including in family. Family violence more happen on children. Violence cases on child tend to increase every year and the impact which generating of very big especially to child’s growth and development. Thus, a research on violence on children need to conducted. The purpose of this research was to examine family’s characteristic and environment contribution to the violence on children of age 10-14 years. This research used descriptive correlation design with cross sectional approach. Population of this research was all family with child 10-14 years old in Indramayu district. Samples were 115 family selected by multistage cluster random sampling technique from three villages namely Lelea, Waru, and Terusan. The relationship was analysed by chi square test, while dominant factor analysis was performed by multiple logistics regression test. Result of research showed four variables that had contribution to violence on children namely father’s level of education, father's work type, family norm, and the social environment of family. From the four variables the most dominant were social environment of family. Recommendations of this research werw community nurse need to optimize community nurse role implementation, develop proper family nursing care in rural and urban using cultural basis approach, facilitate improvement of health duty family development implementation capability, give well programmed health education on children development stage and violence on children. Family need to improve growth and health duty implementation of with adolescent stage. Health centre (Puskesmas) need to improve preventive and promotive service and develop community health nursing service. Handling efficacy to child abuse is also require to be supported by Local Government policy.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T24778
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asmadi
Abstrak :
Perilaku kekerasan dapat terjadi pada semua lingkup kehidupan termasuk di dalam keluarga. Kekerasan dalam keluarga lebih banyak terjadi pada anak-anak. Kasus kekerasan terhadap anak cenderung meningkat setiap tahunnya dan dampak yang ditimbulkannya sangat besar terutama terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Atas dasar itu, maka perlu dilakukan penelitian mengenai kekerasan terhadap anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi karakteristik dan lingkungan keluarga terhadap terjadinya kekerasan pada anak usia 10-14 tahun. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh keluarga yang mempunyai anak usia 10-14 tahun di Kab. Indramayu. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 115 keluarga dengan teknik multistage cluster random sampling yang terbagi dalam tiga desa yaitu Lelea, Waru, dan Terusan. Analisis hubungan dilakukan melalui uji chi square, sedangkan analisis faktor dominan dilakukan dengan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan ada empat variabel yang berkontribusi terhadap terjadinya kekerasan pada anak yaitu tingkat pendidikan ayah, jenis pekerjaan ayah, norma keluarga, dan lingkungan sosial keluarga. Diantara keempat variabel tersebut yang paling dominan adalah lingkungan sosial keluarga. Berkenaaan dengan hasil penelitian ini, maka usulan untuk perawat komunitas antara lain berupaya mengoptimalkan pelaksanaan peran-peran perawat komunitas; mengembangkan layanan asuhan keperawatan keluarga yang sesuai baik pada keluarga pedesaan maupun perkotaan dengan menggunakan pendekatan yang berbasis kultural; memfasilitasi peningkatan kemampuan pelaksanaan tugas kesehatan dan perkembangan keluarga; memberikan pendidikan kesehatan secara terprogram dengan baik mengenai tahap perkembangan anak dan kekerasan terhadap anak. Keluarga perlu meningkatkan pelaksanaan tugas kesehatan dan perkembangan keluarga dengan tahap anak usia rremaja. Puskesmas perlu meningkatkan pelayanan preventif dan promotif di luar gedung dan mengembangkan layanan asuhan keperawatan komunitas. Keberhasilan penanganan kekerasan terhadap anak juga perlu didukung oleh kebijakan Pemerintah Daerah.
Behavior of violence can happen in all life scope including in family. Family violence more happen on children. Violence cases on child tend to increase every year and the impact which generating of very big especially to child`s growth and development. Thus, a research on violence on children need to conducted. The purpose of this research was to examine family`s characteristic and environment contribution to the violence on children of age 10-14 years. This research used descriptive correlation design with cross sectional approach. Population of this research was all family with child 10-14 years old in Indramayu district. Samples were 115 family selected by multistage cluster random sampling technique from three villages namely Lelea, Waru, and Terusan. The relationship was analysed by chi square test, while dominant factor analysis was performed by multiple logistics regression test. Result of research showed four variables that had contribution to violence on children namely father?s level of education, father?s work type, family norm, and the social environment of family. From the four variables the most dominant were social environment of family. Recommendations of this research werw community nurse need to optimize community nurse role implementation, develop proper family nursing care in rural and urban using cultural basis approach, facilitate improvement of health duty family development implementation capability, give well programmed health education on children development stage and violence on children. Family need to improve growth and health duty implementation of with adolescent stage. Health centre (Puskesmas) need to improve preventive and promotive service and develop community health nursing service. Handling efficacy to child abuse is also require to be supported by Local Government policy.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library