Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New York: Longman, 2003
306.097 3 SOC
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrial Mirza
"Dalam jaringan ATM, data informasi diorganisasi dalam paket-paket kecil atau biasa disebut dengan sel yang besarnya 53 oktet(byte) dan kemudian akan dilewatkan pads sebuah switch ATM. Switch ATM ini berfungsi untuk mengliubwigkari ealuran masukkan dengan saluran keluaran yang diinginkan dengan beberapa pengaturan sesuai dengan spesifikasi yang dimiliki oleh switch. Oleh karenanya, maka unjuk kerja switch akan dipengaruhi olch jumlah kapasitas switch (N x N), kapasitas buffer dan NO kedatangan rata-rata sel. Tugas Akhir ini akan dibahas modul N x N ATM Switch Fabric untuk switch tanpa blok (penahan) dengan menggunakan buffer pada keluaran switch serta pelayanan yang non real-time. Pembahasan yang menyeluruh mengenai untuk kerja switch akan diberikan, yakni yang meliputi throughput ternormalisasi, probabilitas kehilangan paket dan waktu tunggu paket."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38723
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beazley, Mitchell
London: Octopus Publishing, 2000
747.3 BEA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Herzanita Yufrizal
"Fabric formwork merupakan metode pembentukan konstruksi beton menggunakan membran sebagai cetakannya, terbuat dari serat sintesis (nilon, poliester, polypropylene). Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor dan menghitung besaran efisiensi serta resiko yang mempengaruhi efisiensi dari pemakaian fabric formwork. Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimen dan analisa simulasi pemodelan penggunaan fabric formwork dibandingkan dengan bekisting konvensional. Dari penelitian ini, penggunaan fabric formwork lebih efisien dibandingkan dengan bekisting konvensional, faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi adalah penggunaan kayu yang sedikit, n-kali pakai dan metode kerja yang tepat. Resiko yang mempengaruhi efisiensi adalah jumlah n-kali pakai yang tidak tercapai, pekerja yang kurang memahami metode, perawatan yang salah.

Fabric formwork is constructed using textile sheets made of synthetic fibers (tipicallly nylon, polyesters, polypropylene). The objectives of this study are to identify the factors, calculate the magnitude, and risk that affect the efficiency of the use of fabric formwork. The research method is simulation modeling experiments and analysis of the use of fabric formwork compared to conventional formwork. From this research, the use of fabric formwork more efficient than conventional formwork, the factors that affect the efficiency is the use of a little wood, n-times the wear and appropriate working methods. Risks that affect the efficiency is the number of n-times the wear that is not achieved, workers who lack an understanding of the method, the wrong treatment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T36348
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Rupa
"ABSTRAK
Kabupaten Gianyar merupakan kabupaten dengan latar belakang berkembangnya seni budaya Bali dengan berbagai sentra-sentra kerajinan yang bernuansa seni budaya khas. Satu di antaranya adalah kain tenun tradisional. Kain tenun yang dimaksud adalah kain tenun karya putra putri Gianyar sebagai kain khas Gianyar. Sementara ini kain tenun cipataan putra putri Gianyar sulit membedakan yang mana sesungguhnya sebagai corak khas. Dari hasil pengamatan di lakukan ke sentra-sentra perajin, bahwa identitas dan karakter, endek Gianyar jika disandingkan dengan cipta kabupaten-kabupaten lainnya di Bali, yaitu dicirikan dengan teknik pewarnaan tidak mencolok, kalem atau dengan teknik pewarnaan dengan warna dop yaitu sebuah teknik pewarnaan yang mulat sarira artinya tidak berani menonjol, kalem, dan lembut, dengan menunjuk cipta karsa Cap Togog, Cili, Putri Bali dan Bakti. Tenun Putri Ayu Blahbatuh Gianyar, mengembangkan teknik tenun air bras. USaha tenun Wisnu Murti dari banjar Palak, desa Keramas dapat dicirikan sebagai tenunan khas Gianyar dilihat dari teknik dan motif pewarnaan yaitu dengan warna yang lebih tajam daripada warna endek lainnya, dengan motif lubeng, gegalaran, kladi manis, pucuk (khas Gianyar) dan bunbunan. Lestarinya kain songket di banjar pengembungan Pejeng Kangin mutlak disebabkan oleh adanya proses pembelajaran antar generasi, namun perajin songket kini sudah tidak berkembang lagi karena pemasaran, bahan baku dan ongkos murah."
Bali: Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2017
902 JNANA 22:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bellia Dwi Cahya Putri
"ABSTRAK
Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus merupakan program strategis untuk memberikan akses bagi warga DKI Jakarta dari kalangan masyarakat tidak mampu untuk mengenyam pendidikan minimal sampai dengan tamat SMA/SMK dengan dibiayai penuh dari dana APBD Provinsi DKI Jakarta. Dalam melaksanakan suatu kebijakan, akan ada berbagai macam persoalan. Salah satunya pada penyaluran dana bagi pemegang kartu Jakarta pintar (KJP) dikeluhkan sejumlah orangtua karena jumlahnya berkurang dan jadwal pencairannya tak menentu. Sedangkan, pihak penyelenggara menyatakan tidak menerima laporan apapun terkait penyebaran dana yang belum merata. Dalam hal ini, dapat dilihat sistem yang ada, masih menggunakan pendekatan sentralistik dan tidak transparan. Teknologi blockchain memungkinkan peserta, dan pengelola pelaksana program bantuan biaya personal pendidikan memantau alur sistem pelayanan KJP Plus. Data yang transparan tersedia bagi pihak-pihak tersebut untuk mengevaluasi dan memanfaatkan data yang direkam dalam sistem secara waktu nyata dan tersinkronisasi dengan baik. Meskipun transparan, data yang direkam tidak dapat dimanipulasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Platform Hyperledger Fabric dan tool Hyperledger Composer. Dalam pengujian waktu transaksi, 5000 transaksi yang dilakukan membutuhkan waktu 21 detik. Hal ini membuktikan blockchain mampu meringkas watu yang dibutuhkan agar lebih efisien. Kecepatan transaksi juga sangat bergantung dengan spesifikasi perangkat yang digunakan. Semakin handal proses komputasi, perangkat yang digunakan maka akan semakin cepat transaksi tersebut dapat dieksekusi.

ABSTRACT
The Jakarta Smart Card (KJP) Plus is a strategic program to provide access for DKI Jakarta residents from the community who cannot afford to receive a minimum of education until graduating high school/vocational school with full funding from the DKI Jakarta Province APBD funds. In implementing a policy, there will be various kinds of problems. One of them is the distribution of funds for smart Jakarta card holders (KJP) complained by a number of parents because the number is reduced and the schedule for disbursement is uncertain. Meanwhile, the organizer said that it did not receive any reports related to the distribution of funds that have not been evenly distributed. In this case, it can be seen that the existing system still uses a centralized and non-transparent approach. Blockchain technology allows participants, and managers of the program to assist in personal education costs, monitor the flow of the KJP Plus service system. Transparent data is available for these parties to evaluate and utilize data recorded in the system in real time and properly synchronized. Although transparent, the recorded data cannot be manipulated by irresponsible parties. In this study, the authors used the Hyperledger Fabric Platform and the Hyperledger Composer tool. In testing the transaction time, 5000 transactions take 21 seconds. This proves that the blockchain is able to summarize the time needed to be more efficient. Transaction speed is also very dependent on the specifications of the device used. The more reliable the computational process, the more tools used will be able to execute these transactions."
2020
T55090
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hazbiy Shaffan
"ABSTRAK
Blockchain merupakan ledger terdistribusi, dan data dalam blockchain tidak dapat diubah dan bersifat transparan yang menyebabkan siapa pun tidak dapat meragukan kebenarannya. Seiring perkembangannya, blockchain mulai banyak diterapkan dalam berbagai bidang aplikasi seperti Supply Chain Management. Hal ini dikarenakan teknologi blockchain dapat menjamin kebenaran dan integritas data tanpa memerlukan pihak ketiga, terutama pada catatan transaksi (transaction log) sehingga penggunaan teknologi blockchain dapat menyelesaikan permasalahan kurangnya trust pada Supply Chain Management. Terlebih lagi, blockchain seperti Hyperledger Fabric sangat cocok untuk diterapkan dalam Supply Chain Management dikarenakan sifatnya yang private dan permissioned. Hyperledger Fabric juga dapat menjaga sistem tetap bekerja meskipun terdapat kegagalan pada sistem. Pada penelitian ini akan dilakukan evaluasi mengenai penerapan teknologi blockchain pada warehouse Supply Chain Management berbasis Hyperledger Fabric. Selain itu akan dilakukan evaluasi mengenai consensus yang digunakan, bagaimana throughput dari sistem warehouse Supply Chain Management yang telah diusulkan serta apa saja yang mempengaruhi throughput terebut. Berdasarkan hasil penelitian, consensus pada sistem ini merupakan crash fault tolerance (CFT) dikarenakan transaction dapat dilakukan apabila kuorum terpenuhi dan ordering service memiliki leader. Penggunaan Raft sebagai ordering service memiliki throughput yang lebih cepat dibandingkan dengan Kafka ordering service dengan nilai throughput sebesar 24.3 TPS pada Raft dan 22.7 TPS pada Kafka. Throughput dari transaction single node dan multi node memiliki nilai yang sama pada send-rate 100 dan 128 TPS. Jumlah core CPU mempengaruhi throughput Fabric, sedangkan kapasitas memori berpengaruh pada banyaknya peer yang dapat berjalan pada node tersebut.

ABSTRACT
Blockchain is a distributed ledger; data in a blockchain cannot be changed and is transparent, which makes anyone unable to doubt its truth. Through its development, blockchain began to be widely applied in various fields of application, such as Supply Chain Management. This is because blockchain technology can guarantee the correctness and integrity of data without the need for third parties, especially on transaction logs so that the use of blockchain can solve the problem of lack of trust in Supply Chain Management. In addition, a blockchain like Hyperledger Fabric is very suitable for Supply Chain Management because blockchain is private and permitted. Hyperledger Fabric can also keep the system working despite system failures. In this study, an evaluation will be conducted on the application of blockchain technology in the warehouse Supply Chain Management based on Hyperledger Fabric. Besides, an evaluation will be conducted on the consensus used and how the inputs from the proposed warehouse Supply Chain Management system and what influences the throughput. Based on the results of the study, the consensus on this system is crash fault tolerance (CFT) because the transaction can be done if the quorum is fulfilled and ordering services has a leader. The use of Raft as an ordering service has better performance than the Kafka ordering service with a throughput of 24.3 TPS on the Raft and 22.7 TPS on the Kafka. The throughput of the single-node and multi-node transactions have the same value at send-rates of 100 and 128 TPS. The number of CPU cores affects Fabric throughput, whereas memory depends on the number of peers running on that node."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Bayu Widhi Antari
"Abstract. This purpose of this research paper is to describe the role of the Denpasar City Government in supporting the resources of endek fabric creative industry. The Denpasar Government has done a number of policies/activities in supporting the resources of endek fabric creative industry. As a result, the Denpasar Government earned with Upakarti and Innovative Government Award nomination in 2012. Furthermore, one of their attempts was submitted in UNPSA Competition. Nevertheless, endek fabric industry still face several problems, namely the lack of weavers and the crisis of competitiveness of the endek fabric. This research utilizes several concepts, such as the role of the government in the Triple Helix Model, the resource endowment in regional development, and creative industry. The approach is of the study is the qualitative approach that utilize in-depth interviews and literature study. The result is that the Denpasar City Government plays the role as the regulator by formulating the Denpasar Local Regulation No. 6/2012 as a cornerstone of the endek industry development. Furthermore, the Denpasar City Government provided weaving tools and conducted eight activities/policies, such as training and exhibitions; suggestion for using endek products; holding Denpasar Festival and trade mission; promoting Endek Ambassador pageant; building Imperium Kumbasari and Denpasar Design Center; establishing Denpasar's Endek, Bordir, and Songket Association. The Denpasar City Government has provided the interaction space between university and business interaction spaces. On the other hand, the Denpasar City Government still cannot overcome the crisis faced by the weavers.
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar di dalam mendukung sumber daya industri kreatif kain tenun ikat endek (kain endek). Pemkot Denpasar telah melakukan kebijakan/kegiatan untuk mengembangkan industri kain endek yang mana hal ini membuat Pemkot Denpasar diganjar penghargaan Upakarti dan juga memperoleh nominasi Innovative Government Award 2012 berikut diajukan dalam pemilihan United Nations Public Service Awards (UNPSA). Kendati demikian, industri kain endek masih mengalami krisis penenun dan daya saing industri ini juga rendah. Teori yang digunakan adalah peran pemerintah dalam model Triple Helix, dukungan sumber daya dalam pembangunan ekonomi regional, dan industri kreatif. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan studi literatur. Hasil penelitian ini adalah Pemkot Denpasar berperan di dalam membuat kebijakan Peraturan Daerah Kota Denpasar No. 6 Tahun 2012 sebagai landasan pengembangan industri endek. Selain itu, Pemkot Denpasar membantu permodalan UKM/IKM endek dalam bentuk peralatan serta melakukan delapan kegiatan yakni pelatihan dan pameran, himbauan untuk menggunakan produk kain endek, pelaksanaan Denpasar Festival dan Misi Dagang, Pemilihan Duta Endek, pendirian Denpasar Design Center, Imperium Kumbasari, dan Asosiasi Endek, Bordir, dan Songket Kota Denpasar sehingga memberikan ruang kepada universitas dan dunia usaha untuk berinteraksi. Kegiatan/kebijakan tersebut telah dapat mendukung sumber daya industri kain endek, tetapi belum dapat menanggulangi krisis penenun."
Universitas indonesia, faculty of social and political sciences, 2015
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Gama Subarkah
"ABSTRAK
Salah satu komponen penting dalam pelaksanaan konstruksi adalah pekerjaan beton. Oleh karena itu, diperlukan suatu cetakan untuk membentuk elemen struktur yang direncanakan dalam suatu proses konstruksi, yakni biasa disebut dengan bekisting atau formwork. Dalam pengerjaannya, harus diambil keputusan yang ekonomis terhadap pemilihan material bekisting agar dapat menguntungkan baik dari segi biaya, maupun waktu. Fabric formwork bisa menjadi alternatif solusi untuk material pada bekisting. Salah satu jenis fabric formwork yang bisa digunakan sebagai alternatif bekisting adalah bekisting berbahan dasar woven polyethylene. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung nilai kinerja bekisting berbahan dasar woven polyethylene dan membandingkannya dengan bekisting konvensional, mengidentifikasi dan menganalisa kefektifan penggunaan bekisting bekisting berbahan dasar woven polyethylene jika dibandingkan dengan material kayu, batako, dan precast berdasarkan parameter-parameter yang ditentukan, serta menganalisa kelebihan dan kekurangan kinerja bekisting berbahan dasar woven polyethylene jika dibandingkan dengan material kayu, batako, dan precast. Dilakukan observasi lapangan dan eksperimen di laboratorium untuk menjawab tujuan tersebut. Maka didapatkan rata-rata waktu pemasangan nya adalah 214,65 s/m2. Biaya investasi sebesar Rp75.000. Rata-rata sisa material yang dihasilkan oleh bekisting berbahan dasar woven polyethylene adalah sekitar 5% dari luas pekerjaannya. Serta, semakin tinggi bekisting yang diuji, maka akan semakin besar kehilangan volume saat dilakukan pemadatan dan semakin besar kelebihan volume pengecorannya.

ABSTRACT
One of the most important component in construction execution is concrete works. Therefore, formworks are important to form the structural elements planned in a construction process. Therefore, an economical alternative needs to be taken in regarding of choosing formwork material in order to benefit both in terms of cost and time. Fabric formwork can be the alternative solution for formwork material. An example of a feasible formwork material alternative is woven polyethylene - based formwork. The purpose of this research is to calculate the performance value of woven polyethylene formworks and compare it with conventional formwork, identify and analyze the efficiency of woven polyethlene performance if compared with wood and brick materials based on determined parameters, and analyze the advantages and disadvantages of woven polyethylene-based formwork performance if compared with wood and brick materials. Field observations and laboratorium experiments have been done to answer these questions. The average installation time is 214,65 s/m2. The investment cost of the installation is IDR 75,000/m2. The average remaining material produced by woven polyethylene is about 5% of the total work area."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmina Salma Dwita Andjani
"Perkembangan teknologi yang semakin pesat melahirkan suatu fenomena yang memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap perkembangan industri mode. Kemunculan fast-fashion yang kini telah mendominasi industri mode di Amerika, bahkan di seluruh dunia memungkinkan perusahaan untuk memproduksi pakaian kekinian dengan harga terjangkau, serta siklus produksi yang cepat sehingga model bisnis tersebut sangatlah menguntungkan dan diminati. Namun, di sisi lain popularitas model bisnis fast-fashion ini juga menyebabkan peningkatan kasus pelanggaran hak cipta karena dalam praktiknya, perusahan fast-fashion menggunakan tren yang diobservasi melalui peragaan busana desainer terkenal untuk mendesain produknya. Hal tersebut tentunya dapat merugikan para perancang busana tersebut sebagai pemilik asli dari karya ciptanya, maupun perusahaan-perusahaan yang terdapat dalam industri mode lainnya, seperti perusahaan desain tekstil karena biasanya desain yang ditiru, dilakukan tanpa izin sehingga para desainer ternama dan label independen seringkali menghadapi isu hukum hak cipta. Oleh karena itu, untuk menjaga integritas hak kekayaan intelektual dan mendorong perkembangan yang berkelanjutan dalam industri mode, penting untuk mengetahui penerapan dan perlindungan hak cipta motif kain terhadap fast-fashion di Amerika Serikat dan Indonesia dengan harapan upaya kreatif dan inovasi para kreator dapat terlindungi dan dihargai, sementara konsumen tetap dapat menikmati pilihan produk fashion yang inovatif dan berkualitas.

The rapid development of technology has given rise to a phenomenon with significant impacts on the fashion industry. The emergence of fast-fashion, which now dominates the fashion industry in America and worldwide, enables companies to produce trendy and affordable clothing with a fast production cycle, making this business model highly profitable and popular. However, on the other hand, the popularity of fast-fashion has also led to an increase in copyright infringement cases. In practice, fast-fashion companies often use trends observed in famous designer fashion shows to design their products. This practice can be detrimental to both the original fashion designers, who are the rightful owners of their creative works, and other companies in the fashion industry, such as textile design companies, as the imitation of designs is often done without permission, leading to legal copyright issues for renowned designers and independent labels. Therefore, to safeguard the integrity of intellectual property rights and promote sustainable development in the fashion industry, it is essential to understand the application and protection of copyright for fabric designs in the context of fast-fashion in the United States and Indonesia. This is done in the hope that the creative efforts and innovations of designers can be protected and valued, while consumers can continue to enjoy innovative and high-quality fashion choices."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>