Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marcellina Yovita
Abstrak :
Masalah externalizing problem behavior (EPB) umum dialami anak di tahap early childhood. Pada tahap ini anak mengandalkan orang tua untuk membantu mengarahkan perilaku mereka. Namun, tidak semua orang tua mampu menangani EPB yang ditampilkan anaknya. Penelitian menunjukkan bahwa aspek kognitif pengasuhan, berupa parenting self-efficacy (PSE) memiliki kontribusi yang cukup konsisten terhadap EPB anak. Faktor internal anak berupa executive function juga ditemukan secara konsisten dapat memprediksi EPB anak. Berbagai hasil penelitian juga mengindikasikan bahwa PSE berkaitan dengan EF. Walaupun demikian, dinamika antar ketiganya belum pernah diteliti. Dalam penelitian ini akan diperiksa bagaimana kaitan antara PSE dengan EF anak. Secara lebih mendalam, penelitian ini juga memeriksa peranan EF anak sebagai mediator antara hubungan PSE dengan EPB anak. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 243 orang tua yang memiliki anak berusia 3 tahun 0 bulan sampai 8 tahun 0 bulan tanpa masalah perkembangan, neurologis, maupun psikologis. Berdasarkan hasil analisis mediasi melalui PROCESS Hayes, ditemukan bahwa PSE mampu memprediksi EF anak dan kaitan antara PSE dengan EPB anak sepenuhnya dimediasi oleh EF anak. Temuan ini menunjukkan bahwa dalam menangani EPB anak, perlu mempertimbangkan PSE orang tua dan kemampuan EF anak ......Externalizing problem behavior (EPB) is common in early childhood. During this phase, children will rely on parents to help them guiding their behavior, but not every parent are able to handle EPB of their children. Studies found that cognitive aspects of parenting, such as parenting self-efficacy (PSE), have a consistent contribution towards children’s EPB. Internal factor from children, which is executive function (EF) was also found consistently predicting children’s EPB. Results from several studies also indicated that PSE is related to EF. However, the dynamic between them have not been examined. In this study, the relationship between children’s PSE and EF will be examined. This study will also examine the role of children’s EF as a mediator between children’s PSE and EPB further. Participants were 243 parents who have 3 years old 0 months until 8 years old 0 months children without any developmental, neurological, or any psychological problem. Based on PROCESS Hayes mediation analysis, it was found that PSE is able to predict children’s EF, and relationship between PSE and children’s EPB is fully mediated by children’s EF. This result shows that in order to handle children’s EPB, parents’ PSE and children’s EF have to be considered
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nordhani
Abstrak :
Remaja adalah fase yang rentan terhadap permasalahan kesehatan mental dan tingkah laku. Apabila tidak ditangani dengan tepat maka akan berdampak negatif selama fase hidup remaja tersebut (Kieling, et al., 2011). Remaja di daerah rural yang minim fasilitas penyedia kesehatan mental yang baik juga harus diperhatikan supaya dapat memberikan program preventif dan intervensi kepada remaja tersebut. Externalizing problem adalah salah satu masalah tingkah laku yang sering ditemukan pada remaja dengan self-esteem sebagai salah satu asosiasi yang kuat (Garaigordobil, Durá, & Pérez, 2005). Studi ini bertujuan untuk melihat asosiasi antara externalizing problem dan self-esteem pada remaja rural di Karawang baik yang memiliki kehadiran orangtua dan tidak memiliki kehadiran orangtua karena bekerja sebagai TKI. Penelitian ini menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) untuk mengukur Self-Esteem dan Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ) untuk mengukur externalizing problem pada remaja. Terdapat 270 remaja dengan orangtua non buruh migran dan 171 remaja dengan orangtua buruh migran menjadi responden dalam penelitian ini. Melalui teknik Pearson Product Moment, ditemukan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara self-esteem dan externalizing problem baik pada sampel remaja dengan orangtua non buruh migran dan remaja dengan orangtua buruh migran. Selain itu, dengan independent sample t-test diketahui perbedaan tingkat self-esteem dan externalizing problem antara remaja dengan orangtua non buruh migran dan buruh migran. ......Adolescent is more susceptible to mental health problems dan behavioral difficulties. Those problems will give greater impact to adolescent as they grew up if are not handled properly (Kieling, et al., 2011). Concerns should be thrown to adolescent who live in rural area with lack of mental health facilities in order to give preventive and intervention programs to support their mental health. Adolescents often show externalizing problem as one of their behavioral difficulties with self-esteem as one of their strong factor (Garaigordobil, Durá, & Pérez, 2005). This study aims the association between self-esteem and externalizing problem in adolescents who live in rural area in Karawang district with their parents also adolescents who are left behind by their mgrant worker parents. The Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) is the instrument to measured self-esteem and the externalizing problem dimension of Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ) is used to measure externalizing problem among respondents. 270 rural adolescents who live with their parents and 171 adolescents who left behind by their parents are involved in this study. The results of this study indicate that there is negatively significant correlation between self-esteem and externalizing problem on both groups. And also, there is significant difference on self-esteem and externalizing problem between adolescents with non-migrant worker parent dan adolescents with migrant worker parent.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64668
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library