Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pardamean, Redhoan Oscar
Abstrak :
Posisi utang luar negeri di Indonesia mengalami trend peningkatan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Salah satu fakto penyumbang peningkatan trend utang luar negeri pemerintah akibat adanya kebijakan peningkatan porsi sumber pembiayaan melalui utang di tahun 2008. Kebijakan ini diambil karena terjadi peningkatan defisit anggaran serta kebutuhan investasi yang terus meningkat dalam rangka percepatan pembangunan, namun kebijakan tersebut mengakibatkan terjadi kelebihan sumber pembiayaan idle fund resources capacity. Namun pada kenyataannya yang terjadi adalah peningkatan kebutuhan pembiayaan yang terjadi pada beberapa tahun terakhir digunakan untuk membiayai defisit neraca berjalan sebesar 35 serta membiayai amortisasi utang luar negeri sektor swasta dan public masing-masing sebesar 50 dan 15, hal ini tentu saja berbeda dari tujuan awal kebijakan utang luar negeri. Apalagi pengeluaran untuk pembangunan pada belanja pemerintah terakhir dianggarkan di tahun 2004, sehingga praktis pembangunan di Indonesia terpaku pada sumber pembiayaan melalui utang yang berbentuk pinjaman proyek. Model ekonometrika yang digunakan adalah ordinal least square OLS dengan menggunakan data triwulanan pada periode 2001-2013. Hasilnya menunjukkan bahwa utang luar negeri pemerintah dan pengeluaran pemerintah berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan variabel ekonomi lainnya seperti konsumsi, investasi dan neraca perdagangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
The position of foreign debt in Indonesia experienced an increasing trend in the past 10 years. One contributory factor is an increasing trend of government foreign debt was due to the policy of increasing the portion of the source of financing through debt in 2008. This policy was taken because of an increase in the budget deficit and increasing investment needs in order to accelerate development, but the policy result in an excess of resources financing fund resources idle capacity. But in fact what happens is an increased need for financing that occurred in the last few years are used to finance the current account deficit amounted to 35 and to fund the amortization of foreign debt private and public sector respectively by 50 and 15, it is of course is different from the original purpose of the foreign debt policy. Moreover, spending on construction in the last government expenditure budgeted in 2004, so the development in Indonesia fixated on sources of financing through debt in the form of project loans. Econometric model used is the ordinal least squares OLS using quarterly data for the period 2001 2013. The result showed that the government 39 s foreign debt and government spending negatively affect economic growth, while other economic variables such as consumption, investment and trade balance positive and significant impact on economic growth.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T47483
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frits H. Soejoedi
Depok: Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Indrajaya
Abstrak :
ABSTRAK
Hutang menjadi suatu hal yang penting bagi negara-negara yang sedang berkembang ketika tuntutan pembangunan meningkat dan sumber dana untuk membiayai sangat kurang. Jumlah hutang ini dalam perkembangannya tumbuh dengan pesat sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan pembangunan di negara-negara sedang berkembang. Sampai awal dekade 1980an, diperkirakan jumlah seluruh hutang negara-negara sedang berkembang hampir mendekati satu milyar dollar AS. Hal tersebut menandai bahwa tahapan awal peminjaman hutang telah terjadi dengan baik. Masalahnya adalah bagaimana jadinya tahapan akhir dari proses hutang-piutang. Hal yang terakhir ini menjadi menarik ketika negara-negara sedang berkembang penghutang mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya untuk mengembalikan hutang. Kesulitan tersebut dikenal sebagai krisis hutang dan krisis ini bermula muncul di kawasan Amerika Latin. Puncak krisis hutang Amerika Latin ditandai oleh kekhawatiran pihak-pihak kreditor akan dibentuknya suatu kartel oleh sebelas negara Amerika Latin, yang pada tanggal 21-22 Juni 1984 mengadakan pertemuan di Cartagena, Kolombia. Jika kartel benar-benar terbentuk maka -hal tersebut merupakan suatu fenomena ekonomi internasional yang sangat menarik untuk dikaji karena belum pernah muncul pada masa-masa sebelumnya. Hal ini pula yang menjadi dasar dipilihn9a kasus hutang Amerika Latin dan kartelnya sebagai tema dan obyek penelitian bagi skripsi ini. Untuk memahami fenomena tersebut ada berbagai konsepkonsep yang digunakan sebagai alat analisa, yaitu konsep tentang kartel, teori kepentingan national dari Donald E. Nuechterlein dan Morgenthau, teori bargaining dari Thomas C. Schelling dan teori regionalisme dari Padleford. Pada hakekatnya bahwa kartel penghutang merupakan suatu kelompok yang berusaha menyatukan kepentingan dan mengurangi perbedaan guna memperkuat posisi dalam menghadapi lawan dan dalam rangka memperjuangkan kepentingan bersama. Terkait di dalam pengertian tersebut adalah (1) adanya usaha memperkuat posisi dalam tawar-menawar dengan pihak lawan kelompok, yang bisa dipahami dengan teori bargining, (2) usaha menyatukan, mengurangi perbedaan dan memperjuangkan kepentingan bersama yang dapat dipahami dengan teori kepentingan nasional dan teori regionalisme. Dalam kasus hutang Amerika Latin, arti dan bentuk kartel yang ada tidak dapat didekati dengan konsep yang bersifat ekonomi belaka karena kartel tersebut menyangkut negara-negara yang berdaulat yang tidak terjangkau dalam batasan arti kartel yang ekonomis tersebut--dan tidak juga 4 konsep yang bersifat politik--karena hutang bersifat ekonomis Dengan demikian konsep yang tepat adalah gabungan kedua konsep tersebut, yang sesungguhnya merupakan modifikasi dari batasan-batasan arti yang ada yang bersifat 'general'. Pada hakekatny~ kartel hutang Amerika Latin lahir sebagai akibat proses perundingan antara kreditor dan negara penghutang yang tidak tuntas, dan akibat dari tidak teratasi teratasinya krisis yang ada di sebelas negara Amerika Latin. Krisis di dalam negeri sebelas negara Amerika Latin mempunyai dimensi ekonomi dan sosial-politik. Dimensi ini pula yang mendasari adanya kesamaan kepentingan di antara Bebelas negatersebut. Bersatunya pihak kreditor-kreditor swasta dalam papayung IMF dalam rangka memenangkan perundingan pada akhirnya mendorong sebelas negara penghutang Amerika Latin ini bersatu pula dalam suatu wadah. Tepatnya, berkat adanya tekanan pihak. kreditor--dalam bentuk sikap memaksa yang semakin besar--. ยท(karena bersatunya mereka) telah memaksa negara-negara penghutang dari Amerika Latin meninggalkan cara sendiri-sendiri dan memilih cara bersatu dalam rangka memperkuat posisi mereka dalam perundingan yang berarti juga membela kepentingan nasional mereka masing-masing. Selain itu bersatunya negara-negara tersebut dikarenakan tidak ada pilihan kebijaksanaan lain bagi mereka untuk mengakhiri krisis dan krisis ini bukan semata-mata menjadi tanggung jawab mereka tetapi jawab tetapi juga menjadi tanggung, jawab antara kreditor dan penghutang. Pertarungan kepentingan antara kreditor dan peng yang tidak selesai-selesai menunjukan pula ada saling ketergantungan. Oleh karena itu dalam pertarungan tersebut tidak terjadi saling menghancurkan satu sama lain, tetapi lebih berupa upaya memenangkan kepentingan tanpa menghanguskan lawan atau mungkin juga saling menguntungkan atau saling merugikan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Andhitya Aprilliandi
Abstrak :
ABSTRAK
Studi ini membahas utang luar negeri pemerintah Indonesia pada periode 2009-2017. Studi ini adalah studi mandiri yang menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan 6 indikator analisis posisi utang luar negeri yang dikeluarkan oleh IMF. Hasil studi ini menunjukkan posisi utang luar negeri pemerintah Indonesia dalam posisi relatif aman berdasarkan 6 indikator IMF. Pemerintah hanya disarankan untuk berhati-hati dengan kemungkinan terjadinya Crowding Out Effect akibat kebijakan fiskal pemerintah yang ekspansif.
ABSTRACT
This study discusses Indonesia 39 s foreign debt in the period 2009 2017. This study is an independent study using descriptive method using 6 indicators of foreign debt position analysis issued by the IMF. The results of this study show the Indonesian government 39 s foreign debt position in a relatively safe position based on 6 indicators of the IMF. The government is only advised to be careful with the possibility of a Crowding Out Effect due to expansive government fiscal policy
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Horas Djulius
Abstrak :
Pilihan yang diambil oleh negara berkembang dalam memenuhi kekurangan dana pembangunan meilki dampak yang bervariasi. Studi ini memperjelas peran investasi asing langsung dibandingkan dengan pinjaman luar negeri dan tabungan dalam negeri terhadap pertumbuhan ekonomi jangka pendek dan jangka panjang, di Indonesia. Data diperoleh dari Bank Dunia dan bank Indonesia dan digunakan dalam model koreksi kesalahan untuk menjelaskan keterkaitan antara beberapa variabel penjelas dengan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, ketiga variabel penjelas secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Dalam jangka panjang, dibandingkan dengan investasi asing langsung dan pinjaman luar negeri, tabungan domestik secara psoitif dan siginifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Studi ini menekankan pentingnya mempertahankan tabungan domestik untuk menjaga stabilitas fundamental ekonomi dalam jangka panjang.
Jakarta: Faculty of Economics and Business State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah, 2018
330 JETIK 17:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tegar Yusuf Ardhi Nugraha
Abstrak :
ABSTRAK Penulisan tesis ini menggunakan metode yang bersifat yuridis normatif. Karena penelitian ini bersifat yuridis normatif, yaitu akan mendeskripsikan dan menganalisa tentang apa yang dimaksud dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Utang Luar Negeri (ULN), tugas pokok dan fungsinya serta kedudukannya dalam pemerintahan khususnya yang terkait dengan audit utang luar negeri, termasuk pula peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan hukumnya. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana sebenarnya utang luar negeri menjadi hal yang krusial dalam rezim keuangan negara. Hal ini mengingat pembuatan utang luar negeri berbeda dengan pembuatan perjanjian lainnya, negara memiliki peran yang sangat penting untuk menentukan bagaimana memperlakukan utang luar negeri. Secara historis, utang Indonesia telah ada sejak Soekarno-Hatta dan Republik Indonesia yang masih muda belia secara hukum dan politik terpaksa harus mewarisi utang-utang negara jajahan Hindia Belanda pada 1945 yang kemudian diwariskan kepada Soeharto pada 1967. Walaupun begitu, Utang warisan Soekarno akhir tahun 1960an telah berhasil dihapus akibat politik Perang dingin dan diplomasi ekonomi Prof. Widjojo nitisastro. Di era krisis Tahun 1998, ULN yang melonjak akibat penarikan utang oleh pemerintah Indonesia pada International Monetary Fund (IMF) berdampak pada terkurasnya APBN karena terdapat konsekuensi pembayaran ULN tersebut. Penulis memaparkan pula tentang bagaimana pengelolaan utang luar negeri di era reformasi hingga saat ini.
ABSTRACT This thesis uses methods of juridical-normative. Because this research is normative, that will describe and analyze what is meant by the Supreme Audit Agency (BPK), duties and functions as well as its position in the government, particularly in relation to the audit of the foreign debt, including the legislation that became the foundation law. The problem is how real foreign debt becomes crucial in the country's financial regime. This is because the making of foreign debt different from making any other agreement, the state has a very important role to determine how to treat foreign debt. Historically, Indonesia's debt has been around since the Soekarno-Hatta and the Republic of Indonesia which was very young too legally and politically forced to inherit the debts of the Dutch East Indies colony in 1945 which later passed on to Suharto in 1967. Nevertheless, the late Sukarno legacy debt 1960 has been successfully removed due to the cold war political and economic diplomacy Prof. Widjojo Nitisastro. In the era of the crisis of 1998, external debt increased due to the withdrawal of Indonesian government debt by the International Monetary Fund (IMF) have an impact on the depletion of the budget because there are consequences of the external debt payments. The author also describes how external debt management in the reform era to the present.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T41686
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peggy Awanti Nila Krisna
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perdagangan hasil dan hutang luar negeri terhadap deforestasi di Indonesia. Data yang digunakan merupakan data sekunder deret waktu selama 1974-2006 dan dianalisis dengan ekonometrika. Model terdiri dari tiga persamaan struktural yang merupakan model rekursif selanjutnya diestimasi dengan metode Seemingly Unrelated Equations (SUR).
The aim of this research is to know the influence of forest products trase and external debt to deforestation in Indonesia. The data used ini our analysis is time series during 1974-2006 periods and analyzed by econometrics. Model consisted of three structural equations representing as recursive model then estimated with the Seemingly Unrelated Equations (SUR) method.
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T27675
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Teofilus
Abstrak :
Penelitian ini menyelidiki pengaruh rasio utang luar negeri swasta terhadap tingkat suku bunga pinjaman bank. Sampel penelitian meliputi 140 fasilitas pinjaman bank kepada negara BRIC dan MIST pada periode 2000-2013. Metode regresi memakai Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan antara rasio utang luar negeri swasta terhadap tingkat suku bunga fasilitas pinjaman bank kepada negara BRIC dan MIST pada periode 2000-2013. ...... This research aims to investigate the impact of private sector share of external debt on the cost of bank loans. Reseach sample includes 140 facilities of bank loans within 2000-2013 periods in BRIC and MIST countries. The regression is estimated using Ordinary Least Square (OLS). The finding presented in this research provide evidence that banks charge a higher interest spread on loans as the private sector share of external debt increases.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60417
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The objectives of this research are to analyze the impact of government external debt on the performance of Indonesia economy, which consist the role of external debt in reducing deficit financing, decreasing debt stock and its growth....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmalindah
Abstrak :
Current account balance has an important role of measuring the direction and the amount of international loan. This study analyzes Indonesian external balance due to its solvency condition of external debt and sustainability of current account balance during 1970{2007 by intertemporal-model approach of current account. The results of cointegration test and bivariate autoregressive (VAR) indicate that solvency condition holds, but not for the sustainability condition of current account balance. It means that Indonesia has capability to payback its external debt.
Dalam hubungannya dengan utang luar negeri, transaksi berjalan mempunyai peranan penting karena mengukur arah dan besarnya pinjaman internasional. Tulisan ini menganalisis mengenai keseimbangan eksternal Indonesia dengan melihat pada solvency condition atas utang luar negeri dan sustainabilitas neraca transaksi berjalan dengan pendekatan intertemporal model of current account. Data yang digunakan adalah time series tahunan periode 1970--2007. Hasil estimasi menunjukkan bahwa solvency condition Indonesia terpenuhi, artinya Indonesia berada dalam kemampuan membayar kembali utangnya, namun kondisi sustainabilitas neraca transaksi berjalan tidak tercapai.
2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library