Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Joko Triyanto
"Sistem kendali pressurizer merupakan hal penting dalam operasional dan keselamatan PLTN type PWR. Pengendalian dilakukan agar tekanan didalam pressurizer tetap konstan dan heater selalu terendam dalam air. Dilakukan desain kendali pressurizer dengan menggunakan LQR( Linear Quadratic Regulator ) dan Explicit-MPC (Model Predictive Control) sebagai alternative kendali pressurizer, yang selama ini menggunakan PI (Proporsional Integral). Kendali Explicit-MPC berbentuk lookup tabel yang diperoleh menggunakan optimasi multiparametric programming dengan memperhatikan semua batasan input, output dan state.
Hasil simulasi kendali LQR menunjukkan tekanan pressurizer dapat mengikuti setpoint saat naik dan tidak bisa mengikuti setpoint saat tekanan turun karena adanya batas saturasi dari sinyal kendali spray 0-36 kg/s dan heater 0-1600 kW. Simulasi Explicit?MPC menunjukkan kendali ini dapat digunakan untuk menaikkan dan menurunkan tekanan mengikuti perubahan setpoint walaupun ada batasan saturasi sinyal kendali. Tidak terjadi overshoot saat tekanan naik mengikuti perubahan setpoint 154-156 bar. Explicit-MPC juga dapat digunakan untuk menjaga tekanan tetap konstan dari gangguan surge dengan errror steady state sebesar 0.021%.

The pressurizer control system is an important thing in operation and safety of PWR nuclear power plants It is designed in order to keep pressure of pressurizer constant and heater always submerged in water.LQR (Linear Quadratic Regulator) and Explicit-MPC (Model Predictive Control) have been used as control methods instead of PI (Proportional Integral ) control. Explicit-MPC is realized using lookup table that is obtained from multiparametric programming by taking into account all constraints of input, output and state.
Simulation results show that LQR control of pressurizer can follow setpoint while ascending and can't follow while setpoint pressure down because of the saturation of control signals spray 0-36 kg/s and heater 0-1600 kW. Explicit-MPC has resulted no overshoot response and followed setpoint change setpoint 154-156 bar. Explicit-MPC could be used to maintain pressure during surge disturbance with steady state error 0.021 %.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30338
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Titin Suhartini
"art is one of the subjects in Senior high school.at school learning art implies some methods and strategies."
Padang panjang: Dinas pendidikan Kota Padangpanjang, 2014
370 JGR 11: 1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Wadyo P.
"Saat ini dunia sudah memasuki era ekonomi berbasis pengetahuan (Drucker.P, knowledge based economy atau knowledge economy). Knowledgeeconomy hadirsebagai suatu sistem ekonomi yang dikarakterisasi oleh faktor-faktor seperti globalisasi pasar dan teknologi, demokrasi dari informasi dan ekspektasi, konektifitas universal, intensitas kompetisi yang bersifat eksponensial meningkat, pergeseran penciptaan kekayaan dari uang ke manusia dan knowledge workermarket yang makin bebas. Dalam era tersebut, setiap perusahaan harus selalu belajar dan mengelola pengetahuan yang dimilikinya agar menemukan cara untuk menumbuhkan dan membangun keunggulan sebagai suatu budaya organisasi sehingga mampu untuk terus beradaptasi dan mendapatkan keuntungan.
Ikujiro & Nonaka (ikujiro and nonaka, The Knowledge Creating Company,1995) mengemukakan Dalam teorinya, MODEL SECI , suatu model yang memposisikan pengetahuan sebagai sebuah proses manusiawi yang dinamis, menyangkut pembenaran terhadap keyakinan pribadi atas sesuatu yang diyakini benar adanya. Selanjutnya sebagai dasar yang fundamental dari teori tersebut, memfokuskan perhatiannya kepada aktivitas subyektif alami dari gambaran suatu pengetahuan, seperti komitmen dan kebenaran, yang berakar dari dalam sistem-sistem nilai individu.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa baik informasi maupun pengetahuan adalah kondisi spesifik dan saling terkait yang tergantung kepada situasi serta interaksi sosial antara manusia yang terbentuk secara dinamis dalam suatu populasi seperti organisasi. Penciptaan pengetahuan dalam suatu organisasi dapat dipahami sebagai sebuah proses dimana organisasi memperbesar penciptaan pengetahuan yang dihasilkan oleh individu sebagai anggota organisasi. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa pengetahuan hanya diciptakan oleh individu dan organisasi tidak dapat menciptakan pengetahuan tanpa individu tersebut. Dengan Kesadaran akan hal tersebut harmonisasi antara keberadaan karyawan dan kebutuhan organisasi untuk mencapai sustainability development niscaya dapat terwujud. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43657
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andimas Iben Dewajaya
"

Studi ini meneliti bagaimana keputusan dari service manajer untuk menawarkan jaminan layanannya secara explisit ataupun implisit mempengaruhi niat WOM dan niat pembelajaan pelanggan dalam konteks industry penerbangan, yang dimana hubunngan ini di moderasi oleh reputasi perusahaan. Data yang diperoleh dari 141 pelanggan Indonesia menunjukkan bahwa pengaruh dari jaminan layanan explisit-implisit terhadap niat WOM dan niat pembelanjaan pelanggan tidak signifikan, dan hubungan ini tidak di moderasi oleh reputasi perusahaan. Hasil dari studi ini menunjukan bahwa efek dari jaminan layanan baik secara explisit atau implisit terhadap niat WOM dan niat pembelanjaan pelanggan tidak berbeda secara signifikan diantara perusahaan dengan reputasi tinggi dan perusahaan dengan reputasi rendah.


This study examined how service managers decision to offer service guarantees explicitly or implicitly affect customers’ WOM and purchase in the airline industry context, which relationship is moderated by firm reputation. Data collected from 141 Indonesian consumers indicated that the influence of explicit-implicit service guarantee on customers’ WOM and purchase intent is not significant, and this relationship is not moderated by firm reputation too. The result of this study highlights that the effect of an explicit or an implicit service guarantees on customers’ WOM and purchase-intent is not significantly different between high-reputed and low-reputed firm.

"
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Firmansyah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan konsep knowledge sharing dalam jaringan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi, dalam meningkatkan kapasitas pengetahuan tacit dan explicit para anggotanya guna kesiapan menghadapi kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Objek penelitian ini adalah Iprahumas, yaitu organisasi profesi yang menaungi dan hanya beranggotakan pranata humas di seluruh Indonesia. Iprahumas merupakan mitra kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai instansi Pembina Jabatan Fungsional Pranata Humas di Indonesia. Iprahumas mempunyai peran yang strategis dalam mendukung tugas dan fungsi profesi pranata humas untuk melakukan pelayanan informasi dan kehumasan pemerintah. Sebaran anggota Iprahumas di seluruh Indonesia juga menjadi pendukung dalam diseminasi narasi tunggal maupun membangun partisipasi publik. Penelitian ini menggunakan teori-teori yang menjelaskan konsep knowledge sharing dan teori jaringan komunikasi. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivist dengan pendekatan penelitian campuran (mix method) dimana kualitatif sebagai metode utama. Teknik pengumpulan data didapatkan melalui wawancara mendalam, observasi, kuesioner, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari efektivitas pengelolaan aktivitas knowledge sharing yang sudah dilaksanakan oleh Iprahumas, penerapan identity, reflect, share, dan apply belum dilakukan secara maksimal. Begitu pula dengan bentuk jaringan komunikasi anggota Iprahumas dalam efektivitas organisasi knowledge sharing. Dari jaringan komunikasi yang diteliti, mayoritas hubungan ikatan yang terjadi dalam jaringan komunikasi anggota Iprahumas bersifat satu arah. Jaringan komunikasi aktivitas knowledge sharing terkait tema umum maupun tema-tema knowledge sharing existing di Iprahumas cenderung tidak menyebar dan dapat berdampak pada kurang efektifnya penyebaran pengetahuan yang merata antar anggota.

ABSTRACT
This study aims to explain the concept of knowledge sharing in communication networks carried out by organizations, in increasing the tacit and explicit knowledge capacity of its members for readiness to face the advancement of information and communication technology. The object of this research is Iprahumas, which is a professional association that houses and only consists of public relations institutions throughout Indonesia. Iprahumas is a working partner of the Ministry of Communication and Informatics as a Public Relations Institution Position Trustee agency in Indonesia. Iprahumas has a strategic role in supporting the duties and functions of the public relations institution profession to provide information and public relations services to the government. The distribution of members of Iprahumas throughout Indonesia has also become a supporter in the dissemination of a single narrative and in building public participation. This study uses theories that explain the concept of knowledge sharing and communication network theory. This study uses a post-positivist paradigm with a mixed research approach where qualitative is the main method. Data collection techniques were obtained through in-depth interviews, observation, questionnaires, and literature studies. The results showed that from the effectiveness of the management of knowledge sharing activities that have been carried out by Iprahumas, the application of identity, reflect, share and apply has not been done to the fullest. This is also the case with the communication network of Iprahumas members in the effectiveness of knowledge sharing organizations. From the communication network under study, the majority of the bond relationships that occur in the Iprahumas member communication network are one-way. The communication network of knowledge sharing activities related to common themes and existing knowledge sharing themes at Iprahumas tends not to spread and can have an impact on the ineffectiveness of knowledge sharing that is evenly distributed among members."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Pandu Wicaksono
"Bahan anti peluru berfungsi untuk menahan serangan peluru dengan menahan penetrasi dan tumbukan yang dihasilkan oleh peluru yang ditembakan. Dalam perkembangannya, material komposit sudah sering digunakan sebagai bahan rompi antipeluru karena sifatnya yang kaku, kuat, dan memiliki densitas yang rendah. Material komposit serat karbon/epoksi dan serat grafit/epoksi diuji coba dalam penelitian kali ini dengan tujuan untuk mendapatkan jumlah lapisan serat karbon dan serat grafit yang dapat menahan penetrasi peluru Tipe I 38 Spesial Round Nose. Simulasi uji balistik dilakukan dengan perangkat lunak Abaqus/Eksplisit. Berdasarkan hasil simulasi, 14 lapis serat karbon/epoksi dengan ketebalan 4,2 mm dan 10 lapis serat grafit/epoksi dengan ketebalan 30 mm mampu menahan penetrasi peluru. 14 Lapis serat karbon/epoksi menyerap energi kinetik sebesar 130 Joule dan meneruskan energi kinetic sebesar 48 Joule. 10 Lapis serat grafit/epoksi menyerap energi kinetik sebesar 140,6 Joule dan meneruskan energi kinetik sebesar 32,4 Joule. Kerusakan yang terjadi pada serat karbon/epoksi berbentuk radial fracture, sedangkan pada grafit/epoksi berbentuk brittle fracture. Perubahan bentuk peluru pada simulasi 14 lapis serat karbon/epoksi berebentuk bulat sedangkan pada simulasi 10 lapis grafit/epoksi berbentuk jamur.

The bulletproof material serves to withstand the bullet attack by holding back the penetration and impact produced by the shot bullets. During its development, composite materials have often been used as bulletproof vest materials because of their rigid, strong, and low-density properties. Carbon fiber/epoxy and graphite fiber/epoxy composite material were tested in this study with the aim of obtaining the number of layers of carbon fiber and graphite fiber that can withstand the penetration of bullet type I 38 Special Round Nose. Ballistic test simulation is done by Abaqus / Explicit software. Based on the simulation results, 14 layers of carbon/epoxy fiber with the thickness of 4.2 mm and 10 layers of graphite fiber/epoxy with the thickness of 3 mm can withstand bullet penetration. 14 carbon/epoxy layers absorb 130 Joules of kinetic energy and transmit 48 Joules of energy. 10 Layers of graphite/epoxy fibers absorb kinetic energy of 140.6 Joules and transmit energy of 32.4 Joules. The damage that occurs in carbon fiber/epoxy is in the form of radial fracture, whereas in graphite/epoxy it is in the form of brittle fracture. Bullet shape changes in the simulation of 14 layers of carbon fiber/epoxy in a round shape while in the simulation of 10 layers of graphite/epoxy in the shape of a mushroom.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Kurniawan
"Sampai saat ini ATM switch generasi Pertama menggunakan skema Explicit Forward Congestion Indication (EFCI) untuk kontrol kongesti layanan trafik ABR. Dengan cepatnya perkembangan teknologj Switching, generasi kedua ATM switch akan Dilengkapi dengan mekanisme kontrol kongesti Explicit Rate (ER). Skema Enhanced proportional Rate Control Algorithm, (EPRCA) merupakan salah satu mekanisme kontrol kongesti ER yang telah menjadi stand didalam ATM Forum. Karena mempunyai performansi yang cukup baik dan kemudahan dalarn implementasi, maka skema EPRCA akan menjadi pilihan beberapa vendor ATM untuk kontrol kongesti layanan trafik ABR.
Pada periode transisi dari generasj pertama ke generasi kedua ATM switch, penggun skema EFCI dengan EPRCA dalam suatu jaringan ATM tidak dapat dihindarkan. Karena terdapat perbedaan dalam Operasi kerjanya, maka interoperabilitas penggunaan kedua skema kontrol kongesti tersebut akan menimbulkan permasalahan dan isi performansi yang dihasilkan.
Dalam tesis ini, akan diteliti pengaruh penggunaan barga parameter kontrol Rate Increase Factor (RIF) yang berbeda terhadap hasil performansi pada skema EFCI dan skema EPRCA, serta pada interoperabilitas skema EFCI dengan EPRCA dalam suatu jaringan ATM.
Dari hasil simulasi dapat ditunjukkan bahwa beat-down problem yang terjadi pada Iingkungan skema EFCI merupakan fungsi dan parameter kontrol RIF dan dengan RIF yang agresif tinggi dapat diperoleh performansi yang cukup baik. Sedangkan pada skema EPRCA, pengaruh penggunaan harga RIF yang berbeda tidak akan menyebabkan beat-down problem dan performansi yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.
Sedangkan hasil performansi pada interoperabilitas skema EFCI dengan EPRCA sangat dipengaruhi oleh pemeliharaan harga RIF dan lokasi penempatan skema EPRCA. Untuk harga RIF yang konservatif rendah akan terjadi peningkatan performansi sebaliknya untuk harga RIF yang agresif tinggi akan mengakibatkan penurunan Performansi. Beat-down problem yang terjadi untuk sumber yang melewati multi-hop link pada lingkungan skema EFCI dapat dihilangkan jika skema EPRCA ditempatkan Pada least critical switch.

Currently, the first generation of the ATM switches use Explicit Forward Congestin Indication (EFCI) scheme for Congestion control mechanism of the ABR services. With the advances in switching technologies, the next generation of the ATM switches will employ the Explicit Rate (ER) congestion control mechanisms. The Enhanced Proportional Rate Coritol Algorithm (EPRCA) scheme is selected as one of the ER congestion control mechanisms by the ATM Forum. Because the EPRCA scheme has good performance and low implementation complexity, the ATM switch vendors will use it for congestion control mechanism of the ABR services.
During transition period from the first to the second generation of the ATM switches, the interoperability between EFCI and EPRCA schemes in the ATM net? ork became unavoidable. Because of the differences in their basic operating incehanisilis, their interoperation may be problematic in terms of the network perfoniiance. This thesis focuses on the impact on performance of the Raie Increase Factor (RIF) parameter selection in the EFCI and EPRCA schemes, also in the ititeroperahility between EFCI and EPRCA schemes.
The simulation results show that beat-down problem in an all EFCI scheme environment is function of RIF parameter. A more aggressive RIF value leads to a hìgher performance. However, in the EPRCA scheme environment with use different value of the RIF parameter, it will not make any beat-down problem and the performance results as expected.
From the interoperability perspective, the simulations conducted show that the RIF parameter selection and location of the EPRCA scheme will drive the performance of interoperability between EFCI and EPRCA schemes. With conservative RIF value will leads to performance improvement. On the other hand, with aggressive RIF value will leads to performance degradation. Beat-down problem of a multi-hop link in the EFCI scheme environment might be omitted if the EPRCA scheme is located at ihe Least critical switch.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T3766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Murray, Elisabeth A.
"Clinical observations and animal experiments have shaped the prevailing view of human memory. This doctrine holds that the medial temporal lobe subserves one memory system for explicit or declarative memories while the basal ganglia subserves a separate memory system for implicit or procedural memories, including habits. Cortical areas outside the medial temporal lobe are said to function in perception, motor control, attention, or other aspects of executive function, but not in memory. The Evolution of Memory Systems advances dramatically different ideas on all counts. It proposes that several memory systems arose during evolution and that they did so for the same general reason: to transcend problems and exploit opportunities encountered by specific ancestors at particular times and places in the distant past. Instead of classifying cortical areas in terms of mutually exclusive perception, executive, or memory functions, the authors show that all cortical areas contribute to memory and that they do so in their own ways-using specialized neural representations. The book also presents a proposal on the evolution of explicit memory. According to this idea, explicit (declarative) memory depends on interactions between a phylogenetically ancient navigation system and a representational system that evolved in humans to represent ones self and others. As a result, people embed representations of themselves into the events they experience and the facts they learn, which leads to the perception of participating in events and knowing facts.
"
Oxford: Oxford University Press, 2016
e20470230
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Ocid Mursid
"Bantalan dermaga didesain memiliki performa yang tinggi, performa yang tinggi membuat fasilitas sandar serta kapal menjadi lebih aman. Penelitian ini menunjukan analisa efek kekerasan pada material karet alam terhadap performa KNF 700. Material yang digunakan pada penelitian ini menggunakan 4 variasi kekerasan karet alam, terdiri atas nilai kekerasan shore A 55, 60, 65 serta 69. Penelitian ini menggunakan tiga variasi geometri sudut yaitu 80o, 85o serta 90o. Simulasi menggunakan perangkat lunak Abaqus, input data pada penelitian ini berdasarkan data tegangan-regangan hasil dari uji tarik. Hasil dari penelitian ini menunjukan semakin tinggi nilai hardness maka akan menyebabkan gaya reaksi dan energi serap yang tinggi juga. Dari penelitian ini didapatkan bahwa nilai gaya reaksi (RF) dan energi serap (EA) akan meningkat dengan bertambahnya nilai sudut. Nilai rasio maksimum EA/RF terbesar berada pada sudut 80o dan kekerasan 55 dengan nilai rasio 0.36, sudut 80o dengan nilai kekerasan 60, 65 serta 69 memiliki rasio maksimum EA/RF 0.35, sudut 85o pada semua nilai kekerasan memiliki rasio EA/RF 0.35 dan sudut 90o pada semua nilai kekerasan memiliki rasio EA/RF 0.34.

Fender is designed to have high performance, higher performance fender make berthing facility and ships safer. On this paper present analyzed effect of natural rubber hardness to KNF 700 performance. The proposed material on this study is characterized by four hardness shore A parameter is 55, 60, 65 and 69. Variable geometry on this study using 80o, 85o, and 90o. Simulation of rubber fender using software Abaqus student version 2018, the input data for simulation based on stress-strain experiment data. Result on this study is higher of hardness natural rubber causes higher the maximum reaction force (RF) and energy absorption (EA). Based on this study, higher RF and EA is caused higher angle. Highest in angle 80o with hardness 55 ratio maximum EA/RF is 0.36, in angle 80o with hardness 60, 65 and 69 ratio maximum EA/RF is 0.35, ratio maximum EA/RF in angle 85o with all hardness value is 0.35 and ratio maximum EA/RF in angle 90o with all hardness value is 0.34."
2019
T54194
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rizki Amalia
"Sexually Explicit Media (SEM) adalah salah satu jenis media paling populer di kalangan laki-laki dewasa muda namun hubungan penggunaan SEM dengan body image masih sedikit diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara frekuensi penggunaan SEM dan body image serta kemungkinan adanya peran mediasi dari perceived realism terhadap hubungan tersebut. Partisipan penelitian sebanyak 1422 laki-laki usia 18-35 tahun (M=24.49, SD=3.8). Berdasarkan hasil analisis, terbukti bahwa individu yang lebih sering mengonsumsi SEM cenderung memiliki body image yang lebih negatif. Hubungan ini ditemukan pada body image secara keseluruhan, subskala muscularity, subskala body fat, dan tidak ditemukan pada body image subskala height. Individu yang lebih sering mengonsumsi SEM juga terbukti cenderung memiliki perceived realism yang lebih tinggi dan individu dengan perceived realism yang lebih tinggi cenderung memiliki body image yang lebih negatif. Temuan utama studi ini adalah perceived realism dapat memediasi hubungan antara frekuensi penggunaan SEM dan body image dimana individu yang lebih sering menggunakan/menonton SEM cenderung memiliki perceived realism yang lebih tinggi dan akhirnya memiliki body image yang lebih negatif.

Sexually Explicit Media (SEM) is one of the most popular types of media among young adult men, but little is known about its relationship with body image. This study aims to examine the relationship between the frequency of SEM use and body image, as well as the possible mediating role of perceived realism in this relationship. Participants were 1422 men aged 18-35 years (M=24.49, SD=3.8). Statistical analysis showed that individuals who frequently use SEM tend to have negative body image. This relationship was found in overall body image score, muscularity subscale score, body fat subscale score, and not found in height subscale score. Individuals who frequently use SEM tend to have a higher perceived realism and individuals with higher perceived realism tend to have a more negative body image. The main finding of this study is that perceived realism mediates the relationship between the frequency of SEM use and body image in which individuals who frequently use SEM tend to have higher perceived realism and ultimately have a more negative body image."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>