Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endjay Sendjaya
Abstrak :
Dengan ditetapkannya 26 Daerah Tingkat II Percontohan Otonomi Daerah di 26 Daerah Tingkat I, merupakan langkah terobosan dari Pemerintah dalam upaya mempercepat terwujudnya Otonomi Daerah dengan titik berat pada Daerah Tingkat II. Untuk mengetahui jalannya pelaksanaan kebijaksanaan tersebut setelah 2 tahun berjalan. Tesis ini mencoba melakukan kajian evaluatif di Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung sebagai salah satu Daerah Tingkat II Percontohan di Jawa Barat. Dari penelitian yang penulis lakukan melalui studi kepustakaan dan wawancara dengan beberapa pejabat yang sangat terkait dengan Percontohan Otonomi Daerah baik dari jajaran Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat maupun Pemerintah Daerah Tingkat II Bandung dan sumber lainnya, diketahui selain konsekuensi yang membawa perubahan pada kelembagaan, personil, perlengkapan maupun pembiayaan bagi Daerah Tingkat II Percontohan juga permasalahan - permasalahan di lapangan yang berkaitan dengan koordinatif antar lembaga, kemampuan personil, sarana dan prasarana serta kemampuan dana daerah. Dari permasalahan - permasalahan tersebut dilakukan analisis sehingga dapat diketahui faktor - faktor yang menjadi penghambat maupun pendorong terhadap jalannya pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung. Selanjutnya ditarik kesimpulan dan saran - saran untuk dijadikan bahan bagi yang berkepentingan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S8310
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fadly
Abstrak :
Bahasa yang diekspresikan dalam artikel ilmiah tidak hanya berfungsi merepresentasikan realitas (ideasional), tetapi juga menjalin hubungan sosial (interpersonal). Fungsi ideasional menghendaki objektivitas; fungsi interpersonal mengharapkan interaksi sosial dalam mempertukarkan kebenaran atau pandangan. Penulis artikel ilmiah dihadapkan pada dua tuntutan beroposisi: objektivitas dan evaluatif-kritis dalam mengekspresikan realitas dan kebenaran. Setakat ini belum ditemukan pemetaan bahasa evaluatif dalam artikel ilmiah berbahasa Indonesia yang dapat dijadikan strategi objektivasi dan negosiasi kebenaran. Melalui kerangka Appraisal, penelitian ini bertujuan memadukan dua orientasi yang beroposisi itu dalam artikel ilmiah berbahasa Indonesia. Peneliti menggunakan ancangan kualitatif untuk memperoleh kedalaman analisis atas fungsi interpersonal pada artikel ilmiah. Sumber data penelitian ini adalah artikel-artikel ilmiah nasional, yang terakreditasi dan terindeks Science and Technology Index (SINTA), dan memiliki faktor dampak peringkat sepuluh teratas. Data yang dikumpulkan berasal dari artikel-artikel ilmiah berbahasa Indonesia, yang diklasifikasikan ke dalam sepuluh bidang ilmu, yaitu ilmu kesehatan, ilmu sosial, humaniora, ilmu pertanian, ilmu agama, sains, ilmu ekonomi, ilmu pendidikan, teknik, dan seni. Berdasarkan analisis data, penelitian ini menemukan bahwa preferensi sikap penulis artikel ilmiah berpengaruh pada tingkat objektivitas dan subjektivitasnya. Pada artikel ilmiah bidang kesehatan, penulis menghindari subjektivitas dengan nominalisasi dan objektivasi perasaan atau emosi. Pada artikel ilmiah bidang ilmu sosial, penulis mengupayakan pasivasi dan menggeser sumber daya Afek menjadi Penilaian, yang berimplikasi pada pelembagaan sumber daya emosi dan perasaan. Pada bidang-bidang lainnya ekspresi sikap yang dinominalisasi paling banyak digunakan untuk mengupayakan objektivitas. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk penulis artikel ilmiah dalam mengoperasikan bahasa evaluatif. ......Writers of scientific articles are required to avoid subjectivity through their language. On the other hand, he is expected to provide an evaluation of phenomena or meta-phenomena so that he is considered critical. So far, no evaluative language mapping has been found in scientific articles in Indonesian that can be used as a strategy for objectivation and negotiation of truth. Through the Appraisal framework, this study aims to reconcile two opposing orientations in writing scientific articles: objective and evaluative-critical. This researcher uses qualitative elements to obtain in-depth analysis of scientific articles. The data sources for this research are national scientific articles, which are accredited and indexed by the Science and Technology Index (SINTA), and have an impact factor ranking in the top ten. The data collected comes from scientific articles in Indonesian, which are classified into ten disciplines, namely health sciences, social sciences, humanities, agriculture, religion, exact sciences, arts, economics, education, and engineering. Based on data analysis, this study found that the attitude preferences of scientific article writers affect the level of objectivity and subjectivity. In scientific articles in the field of health, the authors avoid subjectivity by nominalizing and objectifying feelings or emotions. In scientific articles in the field of social sciences, the author seeks passivation and shifts Affect resources to Judgement, which has implications for the institutionalization of emotional and feeling resources. In other fields, the expressions of attitudes that are nominated are most widely used to strive for objectivity. The results of this study can be used for scientific article writers in operating evaluative language.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poloma, Margaret M.
Abstrak :
Buku ini merupakan kumpulan teori sosiologi modern, membahas mengenai teori sosiologi naturali, sosiologi interpretatif, dan sosiologi evaluatif.
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1994
301 POL s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Fatma Putri
Abstrak :
Topik penelitian ini adalah tuturan humor dalam pidato Presiden Barack Obama. Humor evaluatif ditemukan dalam pidatonya pada acara kenegaraan Asosiasi Koresponden Gedung Putih tahun 2013 hingga 2016. Penelitian ini memiliki pokok bahasan yaitu humor evaluatif dalam wacana pidato. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan 3 langkah metode yaitu, transkripsi, identifikasi dan analisis yang akan disampaikan secara deskriptif dari data yang terkumpul. Penelitian ini menggunakan 130 tuturan humor evaluatif yang kemudian diklasifikasikan ke dalam 7 jenis humor evaluatif. Jenis tuturan yamg dianalisis yaitu 1) kontradiktif, 2) asosiatif, 3) pemarkah afiksasi, 4) metaforis, 5) ilustratif, 6) leksikalisasi dan 7) konteksasi. Konteksasi ini terbagi ke dalam 2 bahasan yaitu konteksasi verbal dan nonverbal. Pola yang ditemukan dalam setiap jenis tuturan kemudian disebut sebagai faktor pembentuk humor dalam variabel linguistik. Pola ini digunakan Presiden Obama sebagai sebuah strategi dalam penyampaian evaluasi atas isu sosial, ekonomi, maupun politik yang terjadi di sekitar partisipan terlibat. Prosses humor terjadi berdasarkan pemahaman bersama yang dimiliki oleh setiap partisipan terlibat atau disebut sebagai common ground. ......The topic of this research is the utterance of humor in President Barack Obama's speech. Evaluative humor is found in his speech at state events of the White House Correspondents Association from 2013 to 2016. This study has the main topic of evaluative humor in speech discourse. This research is qualitative by using 3 steps method, namely, transcribing, identifying and analyzing which will be delivered descriptively from the collected data. This study uses 130 evaluative humor utterances which are then classified into 7 types of evaluative humor. The types of utterances analyzed are 1) contradictory, 2) associative, 3) affixation markers, 4) metaphorical, 5) illustrative, 6) lexicalization and 7) contextualization. This context is divided into verbal and nonverbal contexts. The patterns in each type of speech are then referred to as humor-forming factors based on the linguistics variables found in speech. President Obama used this pattern as a strategy in conveying an evaluation of social, economic, and political issues that occurred around the audiences. The humor process occurs based on a common understanding shared by each participant who is involved. It is referred as a common ground.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library