Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Veronika Maria Yulianti Bara Bai
"Pemerintah telah berupaya mencegah dan mengurangi angka kejadian penyakit dengan Inpres No.1 Tahun 2017 tentang GERMAS. GERMAS adalah suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan GERMAS di Puskesmas Kota Depok tahun 2019. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dan data dikumpulkan dari 30 Puskesmas di Kota Depok. Analisis data statistik univariat dengan distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan chi-square dan analisis multivariat dengan korelasi logistik Hasil penelitian menunjukkan 83,3% Puskesmas melaksanakan sosialisasi GERMAS dan edukasi sehat, 100% Puskesmas melakukan penyuluhan ASI ekslusif, 83.3 % Puskesmas melakukan kegiatan deteksi dini penyakit, IVA dan Ca mammae dan 80% Puskesmas melakukan kegiatan sosialisasi gemar aktivitas fisik. Ketersediaan sumber daya manusia, dana, sarana dan prasarana dalam pelaksanaan GERMAS di Puskesmas Kota depok memadai, namun belum adanya petunjuk pelaksana/SK dari Dinas Kesehatan maupun SK Kepala Puskesmas untuk pelaksanaan GERMAS di Puskesmas. Saat ini petunjuk pelaksana yang dipakai sebagai pedoman kegiatan GERMAS masih mengikuti Perwal yang ada. Perencanaan dan pengorganisasiannya belum mempunyai roadmap pelaksanaan GERMAS di Puskesmas dan 70 % Puskesmas pengawasannya baik. Terdapat hubungan yang signifikan antara sarana dan prasarana terhadap kegiatan GERMAS (p-value<0,05). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan terhadap kegiatan GERMAS (p-value >0,05) dan terdapat hubungan yang signifikan antara pengawasan dengan pelaksanaan GERMAS . Analisis multivariat menunjukkan faktor yang dominan mempengaruhi kegiatan GERMAS adalah pengawasan. Puskesmas diharapkan meningkatkan sosialiasi dan upaya pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan GERMAS.

The government has tried to prevent and reduce the incidence of disease with Presidential Instruction No.1 Year 2017 concerning GERMAS. GERMAS is a systematic and planned action carried out jointly by all components of the nation with awareness, willingness and ability to behave in a healthy manner to improve the quality of life. Puskesmas are the spearhead of health services in Indonesia. This study aims to determine the implementation of the GERMAS in Depok City Health Center in 2019. The design of this study was cross-sectional and data were collected from 30 Puskesmas in Depok City. Univariate statistical data analysis with frequency distribution, bivariate analysis using chi-square and multivariate analysis with logistical correlations The results showed 83.3% of Puskesmas conducted GERMAS socialization and healthy education, 100% of Puskesmas conducted exclusive breastfeeding, 83.3% Puskesmas conducted early detection activities disease, IVA and Ca mammae and 80% of Puskesmas conduct socialization activities like physical activity. The availability of human resources, funds, facilities and infrastructure in the implementation of the GERMAS in the Depok City Health Center is adequate, but there are no implementing instructions/decree from the Health Office or SK Head of the Health Center for the implementation of the GERMAS in the Health Center. At present the implementing instructions used as guidelines for GERMAS activities still follow the existing Supervisory Regulations. The planning and organization does not yet have a roadmap for implementing GERMAS in Puskesmas and 70% of Puskesmas have good supervision. There is a significant relationship between facilities and infrastructure of the GERMAS activity (p-value <0.05). There is no significant relationship between planning, organizing and implementing GERMAS activities (p-value> 0.05) and there is a significant relationship between supervision and GERMAS implementation. Multivariate analysis shows that the dominant factor influencing GERMAS activities is supervision. Puskesmas are expected to increase socialization and community empowerment efforts in implementing GERMAS."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nadia Tsabita Husna
"Riset evaluasi ini bertujuan untuk menganalisis dampak program Pendidikan Kesetaraan dalam mewujudkan social well-being peserta didik. Literatur terkait topik ini masih belum mengangkat sisi perubahan social well-being peserta didik, padahal aspek ini dapat menjadi perhatian utama yang digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh program bagi penerima manfaat. Evaluasi ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan observasi. Kerangka analisis CIPP (Context, Input, Process, Product) digunakan untuk menilai implementasi dan dampak program, analisis SWOT untuk melihat aspek tata kelola program, serta analisis dampak dengan fokus pada parameter social well-being (Personal, Relational, Societal). Hasil evaluasi menunjukkan bahwa implementasi program berdampak cukup baik pada social well-being peserta, terutama pada aspek personal. Program mampu meningkatkan kepuasan hidup peserta, meningkatkan kapabilitas interaksi, serta meningkatkan kepercayaan mereka terhadap institusi yang ada di masyarakat. Lebih lanjut, hasil evaluasi CIPP memperlihatkan bahwa dimensi context dan process lebih menonjol dibandingkan dua dimensi lainnya. Dari sisi tata kelola, keterbatasan dana dan kurangnya SDM tutor masih menjadi kelemahan utama. Hal ini kemudian berpengaruh terhadap implementasi program yang diselenggarakan. Program Pendidikan Kesetaraan terlihat masih fokus pada target output dan kurang memperhatikan outcome atau dampaknya. Sehingga, evaluasi program serupa perlu menaruh perhatian pada dua dimensi tersebut.

This evaluation research aims to analyze the impact of the Education Equivalency Program in creating the student's social well-being. The literature related to this topic still has not addressed the transformation in the student's social well-being, even though this aspect can be the primary concern that is used to see how the program affects the beneficiaries. This evaluation was conducted using qualitative methods with in-depth interviews and observation techniques. The CIPP (Context, Input, Process, Product) framework analysis is used to assess program implementation and impact, SWOT analysis to see the program's governance aspects, and impact analysis focuses on social well-being parameters (Personal, Relational, Societal). The evaluation results showed that the program's implementation had a reasonably good impact on the participants' social well-being, especially on the personal aspect. The program can increase participants' life satisfaction, interaction capabilities, and trust in institutions in the community. Furthermore, the results of the CIPP evaluation show that the context and process dimensions are more prominent than the other two dimensions. In terms of governance, limited funds and lack of human resources for tutors are still the main weaknesses that affect the program's implementation. The Education Equivalency Program still focuses on output targets and less on outcomes or impacts. Thus, evaluating a similar program needs to consider these two dimensions."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library