Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1979
301 ETN
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Bandung: Alqaprint Jatinangor, 2005
930.1 HAS
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Wagiyo
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sebuah mitos Sudaya yang tcrjadi di Jawa Tengah, masyarakat beranggapan bahwa wanita yang telah memasuki masa menopause tidak membutuhkan kebutuhan seksual sehingga setiap orang tua yang ditinggal mati oleh salah satu pasangannya bila hendak menikah lagi selalu mendapat rintangan dari anak - anaknya. Penelitian ini bertujuan mencari tahu tentang gambaran perilaku wanita Jawa dalam menjalani masa menopause termasuk di dalamnya perilaku seksual. Penelitian ini didesain dengan metode kualitatif etnografi, metode pengambilan partisipan atau sampel dengan metode purposif sampling tehnik pengambilan data dengan cara wawancara mendalam dan observasi sedangkan analisis data dengan menggunakan metode toksonomi, hasil penelitian ini bahwa wanita Jawa belum memahami apa itu menopause dan perubahan yang terjadi. Perilaku atau kegiatan seharii-hari wanita Jawa adalah melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan rumah tangga, termasuk memasak, upaya perawatan diri dan kesehatan reproduksi dilakukan dengan minum jamu Jawa sedangkan untuk aktifitas seksual, semua partisipan masih aktif melakukan hubungan seksual, meskipun frekuensinya menurun. Intake nutrisi yang dilakukan wanita Jawa selama masa menopause mengalami penurunan terutama porsi makan.
This study was triggered by a cultural myth which is believed among the people in Central Java that the needs of sexual activity of women who are in the menopause period is not longer necessary. Consequently, there are always barriers especially from the children of any menopause widows of death husband to remarry. The purpose of this study is to explore Central Javanese women's behaviors as well as their sexual behaviors in dealing with menopause period. A qualitative ethnographic method was applied to this study. The participants were selected using purposive sampling methods. The data was obtained from an in depth interview and observations. Taxonomy methods were performed to analyze data. The results of this study suggested that the Central Javanese women had little understanding on the nature of menopause and the possibly changes occurred at that period. The main activity of those women were doing household activities including cooking, taking Javanese traditional herbs (jamu) to maintain reproductive health, and all the participants remained active sexually even though the frequency of the activities decreased. There was also reducing in the nutritional intake during menopause period among Central Javanese women."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18682
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Dhea Erissa
"Para difabel (different ability) sering tidak memiliki kesempatan untuk melakukan kegiatan layaknya individu lainnya akibat adanya stigma negatif, keterbatasan sarana, dan kelemahan penerapan kebijakan. Skripsi ini membahas mengenai keterbatasan fisik akibat Cerebral Palsy yang tidak menjadi penghalang mencapai cita-cita pada diri difabel. Melalui metode autoetnografi, penelitian ini menganalis pengalaman personal saat menjalani pendidikan, serta pengalaman berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan sosial dalam perjalanan meraih cita-cita. Faktor penting untuk mencapai cita-cita adalah rasa percaya diri, serta dukungan pengelola pendidikan dalam menyiapkan sarana dalam proses pembelajaran. Terdapat beberapa penerapan kebijakan yang tidak mendukung kelancaran aktivitas para difabel.
Difabel (people with different ability) often have no opportunity to do activities like other people due to negative stigmas, limited facilities, and the weakness of policies framework. This scription discusses on the physical limitations due to Cerebral Palsy which is not hindering the achievement of difabel’s future. Through auto-etnography method, this research analyses the personal experiences in educational environment and other social environments. The important factors which contribute to achieving goals future self-confidence as well as support from education managers in setting up facilities. There are some policies that do not favor the fluency of difabel’s activities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
R. Komalasari
"Pada suatu komunitas tuturan, pilihan variasi tindak tutur kesopanan dalam peristiwa tuturan permintaan maaf digunakan oleh individu-individu komunitas tersebut bukan merupakan suatu kebetulan. Pilihan variasi tindak tutur tersebut merupakan suatu strategi bertutur dalam bentuk perilaku ketika berinteraksi sosial. Strategi bertutur ini lebih banyak dipengaruhi oleh kendala-kendala sosial-budaya daripada faktor-faktor linguistik. Oleh karena itu, pilihan variasi tindak tutur dapat menghantarkan pada persepsi penutur tentang tindak tutur tersebut sebagai suatu kesatuan makna sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan interpretasi makna sosial dan kendala-kendala sosial-budaya yang mempengaruhi pemilihan variasi tindak tutur yang digunakan oleh pelaku komunikasi dengan melalui analisis tindak tutur yang dipilih oleh penutur dengan pertimbangan yang telah dikemukakan di atas.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Sumber data yang digunakan skenario drama TV Oshin karya Sugako Hashida yang diterbitkan tahun 1983. Penelitian ini dilakukan pada tiga domain bentuk komunikasi interpersonal Jepang. Uchi mono (in-group), shitashii mono (close friend) dan soto mono (out-group). Sumber data yang merupakan cuplikan wacana percakapan dianalisis berdasarkan analisis unit-unit interaksi dari Dell Hymes (1974): situasi tuturan (speech situation), peristiwa tuturan (speech event) dan tindak tutur (speech act). Analisis unit-unit interaksi ini bertujuan mengungkapkan setting dan sistuasi sosial yang muncul dalam pemilihan variasi tindak tutur, teori sosialogi Nakane Chie (1970) untuk menganalisis kendala-kendala sosial-budaya yang mempengaruhi pemilihan variasi tindak tutur kesopanan dalam peristiwa tuturan permintaan maaf; Kubata Osamu (1974), Mio Osamu dan liaruta Toosaku (1995) dan Natsuko Tsujiro (1996) untuk menganalisis faktor-faktor linguistik dan variasi tindak tutur kesopanan yang dipilih oleh pelaku komunikasi.
Hasil temuan dalam penelitian ini adalah pengungkapan kendala-kendala sosial budaya yang dapat mempengaruhi pemilihan tindak tutur kesopanan dalam peristiwa tuturan permintaan maaf status sosial yang bersifat vertikal (joge kankei), kedekatan sosial (Uchi-soto mono dan shitashii mono) dan jenis kesalahan yang dianggap sebagai misbehavior dan tidak berterima dalam masyarakat komunitas tersebut. Pemilihan variasi tindak tutur kesopanan dalam peristiwa tuturan permintaan maaf didominasi pada domain in-group dan digunakan oleh penutur subordinat pada petutur superior dengan jenis pilihan keigo (honorification) : kenjoogo (humble) dan teinego (polite). Jenis variasi tindak tutur kesopanan ini mempunyai makna sosial yang ditekankan pada kerendahan hati dan diri penutur dan menekankan sifat formal. Adanya pemilihan variasi tindak tutur berdasarkan kendala-kendala sosial-budaya ini bertujuan untuk melancarkan alur komunikasi, menghindari konflik sosial dan menjaga keharmonisan diantara partisipan. Strategi tindak tutur kesopanan dalarn hal ini bermakna sebagai penghalus, meminimalisasikan kesalahan penutur dan sebagai penghantar pada tuturan berikutnya yang mengandung intention (maksud) sebenamya yang ingin penutur sampaikan pada petutur. Dengan demikian variasi tindak tutur kesopanan ini juga mempunyai nama indirectness."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15256
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library