Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tambunan, Usman Sumo Friend
"Penelitian untuk mengembangkan galur Rhitopars stofonifer UICC 137 dengan mutogen etil metan sulfonat telah dilakukan dengan menggunakan berbagai variasi dosis dan waktu pemaparan mutagen yang berbeda. Seleksi mutan secara acak dilakkukan terhadap biakan dengan persen kesintasan terkecil. Mutan Gt20 dan Gt40 menunjukkan aktivitas 11alpha hidroksilase lebih besar dibanding dengan galur inangnya. Mutan Ct20 dan Gt40 stabil hingga generasi keempat baik pada penyimpanan dalam ruangan dingin (2-3oC stiap generaso 25 hari) maupun pada penyimpanan dalam inkubator (30oC setiap generasi 10 hari).

We described here an ethyl methane sulphonate mutagenesis of Rhizopus stolonifer UICC 137 for biotransforming progesterone to 11a-hydroxyprogesterone.Mutagenesis was carried out by using various doses and treatment intervals. Randomized screening method was performed to select the mutants,then the mutants were tested for 11a-hydroxylase activities mutants of Gt20 and Gt40 gave relatively higher biotransformation yield compared to parents strain and both mutants were stable up to fourth generation when they maintained in a cool chamber(203oC. 25 days each generation) and in an incubator (30 oC.10 days each generation)."
[place of publication not identified]: Sains Indonesia, II (2) Mei 1997: 47-53, 1997
SAIN-II-2-Mei1997-47
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Trismilah, author
"Peneliti terdahulu telah melakukan penelitian biotransformasi progesteron menjadi 1 la-hidroksiprogesteron menggunakan kapang lokal R.stolonifer UICC 137. Namun rendemen hasil biotransformasi tersebut masih rendah. Penelitian ini bertujuan mengembangkan galur R.stolonifer UICC 137 dan R.stolonifer UICC 137/n1 dengan mutasi kimia etil metan sulfonat (EMS). Mutan yang diperoleh diharapkan dapat mentransformasi progesteron menjadi l1a-hidroksiprogesteron lebih tinggi dari galur inang.
Untuk mendapatkan mutan yang baik mutagenesis dilakukan menjadi dua tahap. Pada mutagenesis pertama diberikan variasi dosis EMS dan variasi waktu inkubasi. Seleksi mutan dilakukan secara acak, kemudian isolat yang memberikan % sintas yang terkecil dan memberikan % biotransformasi terbesar, dipilih sebagai mutan. Mutagenesis kedua dilakukan terhadap mutan-mutan dengan menggunakan dosis EMS yang memberikan % sintas terkecil (dari mutagenesis pertama). Uji stabilitas dilakukan terhadap mutan-mutan setelah dilakukan optimasi proses biotransformasi.
Seleksi mutagenesis pertama untuk R.stolonifer U1CC 137/t dan R.stolonifer UICC 137/nit masing-masing menghasilkan 50 koloni kapang. Dari hasil isolasi, Gt20 dan Gn1t34 memberikan rendemen paling tinggi dan dipilih sebagai mutan. Mutagenesis kedua dilakukan. terhadap 6 mutan R.stolonifer UICC 1371t dan 5 mutan R.stolonifer UICC 137/nit (dari mutagenesis pertama), Gt40 dan Gn1t64 memberikan rendemen yang paling tinggi dan dipibh sebagai mutan. Konsentrasi awal substrat (progesteron) pada biotransformasi optimum mutan-mutan tersebut adalah 0,8 glLiter, laju pengadukan 150 rpm (Gt20 & Gt40), dan 125 rpm (Gn1t34 & Gn1t64). Mutan Gt40 memberikan yield yang tertinggi yaitu 46,15% ( 222,1% nisbah terhadap kontrol). Penyimpanan dalam ruangan dingin (2 °C-3 °C, selama 25 hari setiap generasi), mutan-mutan tersebut diatas stabil sampai generasi keempat. Dalam inkubator (30°C, selama 10 hari setiap generasi) mutan (3t20 dan Gt40 stabil sampai generasikeempat, tetapi Gnlt34 dan Gnlt64 mulai stabil pada generasi kedua sampai generasi kelima.
Mutagenesis of Rhizopus stolonifer UICC 137 and Rhizopus stolonifer UICC 137/n1 by Ethyl Methane Sulphonate to Increase the Biotransformation Production of Progesterone to l lα-hydroxyprogesteroneThe previous researcher has reported that Rhizopus stolonifer 'ACC 137 can be used to transform progesterone to 11α-hydroxyprogesterone but with a low product yield. The aim of this study is to improve strains of Rhizopus stolonifer UICC 137 & Rhizopus stolonifer UICC 137/n1 using chemical mutation of ethyl methane sulphonate (EMS) technique. The fungal mutants are expected to produce higher progesterone transformation than the parent strains.
Two steps of mutagenesis and randomized screening method were utilized to obtain satisfactory mutants. At the first mutagenesis, various EMS doses were given and fungus with the smallest percentage of survival were collected. The mutants were chosen from isolated fungus giving higher biotransformation yield. The second mutagenesis, repeating the first one, was imposed to the mutant from the last selection with the appropriate parameters.
The mutants of Gt20, Gt40, Gnlt34 and Gn1t64 gave relatively higher biotransformation yield compared to the parent strains. The highest biotransformation yield obtained was 46.15% by Gt40 mutant (222.1% compared to the control). All selected mutants were stable up to fourth generation when they maintained in cool chamber (2 - 3°C for 25 days each generation). However, in incubator (30°C for 10 days each generation), the Gt20 and Gt40 mutants were stable up to fourth generation but Gnlt34 and Gnlt64 mutants stable from second to fifth generation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiyah Solihah
"Xilitol merupakan gula alkohol jenis pentitol, yang jalur metabolismenya tidak dipengaruhi oleh insulin, serta memiliki aktivitas anti kariogenik. Produksi xilitol dengan cara fermentasi dinilai lebih ekonomis dan praktis dibandingkan dengan cara lainnya. Salah satu khamir yang memiliki potensi besar untuk fermentasi xilitol adalah Debaryomyces hanseniii osmotoleran. Proses reduksi xilosa menjadi xilitol dikatalisis oleh xilosa reduktase (XR), sedangkan proses oksidasi xilitol menjadi xilulosa dikatalisis oleh xilitol dehidrogenase (XDH). Pada penelitian sebelumnya, telah dilakukan pre-treatment kondisi osmotik tinggi pada khamir D. hansenii, namun ternyata kemampuan biokonversi khamir tersebut masih rendah, sehingga dibutuhkan cara untuk meningkatkan aktivitas biokonversinya. Salah satu upaya untuk meningkatkan aktivitas biokonversi khamir D. hansenii adalah dengan mutagenesis menggunakan etil metan sulfonat sebagai mutagen kimia. Inkubasi mutasi dilakukan selama 20, 45, dan 60 menit pada suhu 30oC dan kecepatan pengadukan 70 rpm. Mutan auksotrop diisolasi dengan media minimum, kemudian mutan yang diperoleh diuji nilai aktivitas XR dan XDH-nya. Hasil terbaik ditunjukkan oleh mutan EMS 60 (waktu inkubasi mutasi 20 menit), dengan nilai uji aktivitas XR tertinggi yang disertai dengan nilai uji aktivitas XDH terendah.

Xylitol is a sugar alcohol, pentitol type, not affected by the metabolic pathway of insulin and also have anti-cariogenic activity. Xylitol production by fermentation process is prefered, because this process is more economical and simple. One of the potential yeast for xylitol fermentation is Debaryomyces hanseniii osmotolerant. The reduction process of xylose to xylitol is catalyzed by xylose reductase (XR), whereas the oxidation process from xylitol to xylulose catalyzed by xylitol dehydrogenase (XDH). In the previous experiment, a pre-treatment of high salt concentration has given to Debaryomyces hansenii, but the bioconversion activity is still low, so we need some modification to increase the bioconversion activity. One method to increase the bioconversion activity of D. hansenii is to perform mutagenesis using ethyl methane sulphonate as a chemical mutagen. Incubation mutation done for 20, 45, and 60 min at 30°C and at 70 rpm stirring speed. Auksotrop mutants were isolated with minimum media, then the XR and XDH activity of the mutants were tested. The best result was shown by the A mutant (mutations incubation time 20 minutes), with the value of the highest XR enzyme activity and the lowest XDH enzyme activity.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59221
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library