Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Halika Larasati
"Pentingnya Kebun Raya Bogor dalam bidang penelitian botani tropis dapat terlihat dari berdirinya Kebun Raya hingga sekarang. Makna Kebun Raya sebagai pelopor penelitian botani tropis di Hindia-Belanda, terlihat dari diterbitkannya berbagai macam katalog botani tropis yang kelak berguna bagi para peneliti. Makna lain yang terlihat adalah berkembangnya budaya ilmiah yang membuat warga pribumi sadar akan pentingnya mempelajari ilmu pengetahuan. Kebun Raya secara tidak langsung merupakan hasil dari kebijakan etis pada bidang edukasi. Bagian dari Kebun Raya Bogor adalah berbagai lembaga penelitian seperti, Bibliotheca Bogoriensis, dan Herbarium Bogoriensis.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan peran Kebun Raya sebagai perintis budaya ilmiah. Dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kebun Raya Bogor merupakan perintis yang mengawali budaya ilmiah karena terbukti dari dikembangkannya berbagai lembaga penelitian yang sekarang masih tetap berfungsi dan katalog botani yang hingga kini tetap bermanfaat untuk penelitian.

The importance of Bogor Botanical Garden in tropical botanic research is evident ever since it is found. The meaning of Bogor Botanical Garden as a pioneer of tropical botanic research in Dutch East Indies can be seen from the published about tropical botanic catalogs which help of the researchers. Signifiant the meaning Bogor Botanical Garden can be seen from a development research culture that made most the Indonesian aware of the importance of science. Bogor Botanical Garden is the result of ethical policy excited any The Dutch East Indies. Part of Bogor Botanical Garden is the various institute, Bibliotheca Bogoriensis, and Herbarium Bogoriensis.
The aims of this research is to show the role of Bogor Botanical Garden is the scientific of research culture. Literature review is used in collecting data. From the research can be showed that Bogor Botanical Garden is pioneer that strated the research culture, as a showed by the development of various research institute that are still functional and moreover, botanical catalogs are still use by the research.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Humaeroh
"ABSTRAK
Pada awal abad kedua puluh, Pemerintah Kolonial Hindia Belanda mengubah kebijakan sistem perdagangan opium dari opiumpacht menjadi opiumregie dan mendirikan pabrik opium di Salemba sebagai untuk melaksanakan opiumregie. Perubahan kebijakan sistem perdagangan opium dan pendirian pabrik opium ini turut pula mengubah kehidupan di Batavia saat itu, baik dari sisi masyarakat maupun pemerintah kolonial. Melalui metode studi pustaka dan analisis deskriptif, skripsi ini mencoba menggambarkan bagaimana tanggapan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda dan masyarakat Batavia terhadap keberadaan pabrik opium tersebut. Dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Hindia Belanda lebih menerima keberadaan pabrik opium daripada masyarakat Batavia seperti keuntungan yang besar dan politik etis. Hal ini karena mereka mempunyai kepentingan tertentu terhadap pabrik tersebut. Sementara itu, masyarakat Batavia menanggapi pabrik opium sesuai dengan kepentingan etnis dan rasnya masing-masing. Namun, masyarakat pasif dalam menanggapi keberadaan pabrik tersebut sehingga tidak ada pujian maupun protes yang ditemukan secara signifikan dari adanya pabrik opium di Salemba tersebut.

ABSTRACT
At the beginning of the twentieth century, the Dutch East Indies Government changed the opium poppy system 39 s policy from opiumpacht to opiumregie and established a poppy factory in Salemba as an effort to carry out opiumregie. The change of opium trade system policy and the establishment of opium factory also changed the life in Batavia at that time, both from society and colonial government. Through the method of literature study and descriptive analysis, this scriptie tries to illustrate how the response of the Dutch East Indies Colonial Government and Batavian society to the existence of the opium factory. It can be concluded that the Government of the Dutch East Indies more accept the existence of opium factory than the Batavian society because of the large profits and ethical politics. Meanwhile, the Batavian people responded to the opium factory in accordance with their ethnic and racial interests. However, the passive community in response to the existence of the factory so that no praise or protest was found significantly from the existence of opium factory in Salemba. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library