Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alifah Safiana Ashri
"The purpose of this research is to give a better insight of ethical consumption in fashion. Although buyers are urging for more responsibility from companies to act ethically, it is arguable if buyers are willing to give up their individual needs to defend ethically made garments. In order to find out the buyer's standpoint and behaviour regarding ethical affairs in fashion production and its influence on purchasing behaviour, focus group discussions are carried out in Indonesia and Australia as a method to collect primary data. This research shows minor evidence that ethical considerations have an impact on buyers’s purchase behaviour in fashion. Buyers are primarily influenced to prioritize the need to purchase clothes over ethical problems. Consumers often face difficulties when they try to shop ethically. Hence they want proper guidance so they would be able to have a better ethical understanding. Ethical fashion brands also have to communicate it more actively.

Tujuan penelitian ini adalah untuk berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang konsumsi mode yang etis. Meskipun konsumen menuntut perusahaan untuk bertindak lebih etis,, timbul sebuah keraguan, apakah konsumen akan mengorbankan kebutuhan pribadi mereka untuk mendukung penggunaan pakaian yang diproduksi secara etis. Untuk memahami sudut pandang dan perilaku pembeli mengenai etika dalam produksi fesyen dan pengaruhnya terhadap perilaku pembelian, dilakukan focus group discussion di Indonesia dan Australia sebagai metode pengumpulan data primer. Temuan dari penelitian ini menunjukkan sedikitnya bukti bahwa masalah etika berpengaruh pada perilaku pembelian fesyen konsumen. Kebutuhan pribadi adalah hal yang memotivasi konsumen untuk membeli pakaian, dan hal ini lebih diutamakan dibandingkan permasalahan etika. Konsumen sering menghadapi kesulitan ketika mereka mencoba berbelanja secara etis. Oleh karena itu, mereka menginginkan panduan yang tepat sehingga mereka dapat memiliki pemahaman mengenai etika dalam mode yang lebih baik. Merek fashion yang berpegangan pada standar mode etis juga perlu mengkomunikasikan hal ini secara lebih aktif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Muhammad Rizki
"Di Indonesia, umat Islam melakukan perilaku konsumsi etis pada perusahaan Starbucks hingga mengalami penurunan penjualan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran religiusitas umat Islam di Indonesia sebagai moderasi dalam hubungan empati dan konsumsi etis pada perusahaan Starbucks. Variabel empati diukur menggunakan dimensi empathic concern dari Interpersonal Reactivity Index, konsumsi etis menggunakan Ethically Minded Consumer Behavior dan Ethical Consumption Scale, dan religiusitas diukur menggunakan Religious Belief Scale. Desain penelitian ini kuantitatif non- eksperimental. Data diperoleh melalui google forms yang disebarkan secara daring. Jumlah partisipan sebanyak 260 umat Islam dengan kriteria berkewarganegaraan Indonesia, berusia 18 tahun ke atas, dan konsumen Starbucks yang pernah melakukan boikot pada perusahaan Starbucks. Hasil penelitian diolah menggunakan teknik analisis regresi moderasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara empati dan religiusitas dalam memprediksi konsumsi etis. Akan tetapi, terdapat interaksi pada conditional effects (-1SD, Mean, +SD) dengan effect = 0,161, p < 0.05. Interaksi kedua variabel tersebut dapat menjelaskan 16,1% dari total varians konsumsi etis. Hasil ini menjelaskan bahwa konsumsi etis pada perusahaan Starbucks, cenderung dilakukan umat Islam dengan religiusitas yang tinggi dan berempati terhadap warga Palestina.

In Indonesia, Muslims engage in ethical consumption practices towards Starbucks, resulting in a decline in sales. This study aims to examine the role of religiosity among Indonesian Muslims as a moderator in the relationship between empathy and ethical consumption towards Starbucks. Empathy is measured using the empathic concern dimension of the Interpersonal Reactivity Index, ethical consumption is measured using the Ethically Minded Consumer Behavior and Ethical Consumption Scale, and religiosity is measured using the Religious Belief Scale. Design of this study is quantitative non- experimental. Data were obtained through online Google Forms distribution. Participants consisted of 260 Muslims who are Indonesian, aged 18 years and above, and Starbucks consumers who have previously boycotted Starbucks. Data were analyzed using a moderation regression technique. The results of this study indicate that there is no interaction between empathy and religiosity in predicting ethical consumption. However, there is an interaction in the conditional effects (-1SD, Mean, +1SD) with an effect of 0.161, p < 0.05. This interaction between the two variables can explain 16.1% of the total variance in ethical consumption. These findings suggest that ethical consumption towards Starbucks is more likely to be carried out by Muslims with high religiosity and empathy towards Palestinians."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Floresiana Yasmin Indriasti
"Penelitian ini menelaah pengaruh tipe manfaat produk serta preferensi terhadap
willingness to pay untuk produk etikal. Model juga mencakup variabel sikap,
kriteria evaluasio produk, dan faktor demografis. Penelitian yang dilakukan terdiri
dari dua studi.Studi pertama dilakukan untuk meneliti hubungan kausal antara tipe
manfaat produk dan preferensi.Studi kedua dilakukan untuk mempelajadi
bagaimana tipe manfaat produk dan preferensi mempengaruhi model willingness
to pay.Hasil penelitian gagal menemukan pengaruh signifikan tipe manfaat
produk terhadap preferensi namun berhasil membuktikan pentingnya peranan
preferensi dalam model willingness to pay.

The research examines the influence of product type benefit and preference on
willingness to pay for ethical product. The model also includes attitudinal
variables, product evaluation criterion, and demographic factors. The research
consists of two studies. The first is to study the causal relationship between
product type benefit and preference. The second is to investigate how product
type benefit and preference affect willingness to pay model.The results failed to
find significant effect of product type benefit on preference but succeed to show
the important role of preference in the willingness to pay model.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2103
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library