Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febriyanti Wulandari
Abstrak :
Kemerahan pada kulit eritema merupakan salah satu tanda terjadinya inflamasi yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme, trauma mekanis, zat kimia, dan paparan sinar matahari. Kasus eritema yang disebabkan oleh paparan sinar matahari merupakan kasus yang dominan di Indonesia. Oleh karena itu dikembangkan produk perawatan kulit berbentuk lotion yang mengandung bahan aktif dari bahan alam. Selaginella plana dan Lagenaria siceraria merupakan tanaman asli Indonesia yang diduga dapat digunakan sebagai antiinflamasi. Senyawa aktif yang berperan dalam penurunan kadar eritema adalah flavonoid dalam Selaginella plana dan asam amino dalam Lagenaria siceraria. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain randomized controlled trial RCT Study, dimana kelompok perlakuan terdiri dari 5 kelompok yaitu kelompok control negatif, kelompok kontrol positif, kelompok kontrol netral, kelompok uji formula A mengandung 1 fraksi etanol Selaginella plana dan 0,5 fraksi etanol Lagenaria siceraria , kelompok uji formula B mengandung 0,5 fraksi etanol Selaginella plana dan 1 fraksi etanol Lagenaria siceraria . Kelompok diinduksi dengan paparan sinar matahari outdoor selama 30 menit kemudian diamati kadar penurunan eritema setelah mendapatkan perlakuan pada masing-masing kelompok pada 1 jam, 3 jam dan 24 jam setelah aplikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa formula A mampu menurunkan kadar eritema berbeda bermakna p
Erythema is a sign of inflammation which is caused by microorganisms, mechanical trauma, chemicals, and sun exposure. Cases of erythema caused by sun exposure is the dominant case in Indonesia. Therefore skin care lotion containing botanical of active ingredients was developed. Selaginella plana and Lagenaria siceraria molina Standl are Indonesian native plant which are been used as anti inflammatory. The active compounds decreasing the level of erythema are flavonoid in Selaginella plana and amino acids in Lagenaria siceraria molina Standl. This study is an analytical study design randomized controlled trial RCT Study, in which the treatment group consist of 5 groups negative control, positive control, neutral control, the test group of formula A containing 1 ethanol fraction Selaginella plana and 0, 5 ethanol fraction Lagenaria siceraria molina Standl , the test group of formula B containing 0.5 ethanol fraction Selaginella plana and 1 ethanol fraction Lagenaria siceraria molina Standl . Each group was induced by exposure to sunlight for 30 minutes at 10 00 to 16 00, then observed decreasing the level of erythema after 1 hour, 3 hour and 24 hour after application. The result shows that the A formulation is significantly p
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
T47097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Astasari Widodo
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Fototerapi NB-UVB merupakan salah satu modalitas terapi penyakit kulit pada lansia, terlebih populasi ini sering kali memiliki komorbiditas untuk mengonsumsi obat sistemik. Penentuan dosis awal yang akurat penting, karena dosis yang terlalu rendah akan memperpanjang waktu respons terapi sedangkan dosis yang terlalu tinggi dapat meningkatkan risiko efek fototoksik. Penentuan dosis awal fototerapi NB-UVB menggunakan pengukuran DEM merupakan metode yang lebih akurat dibandingkan dengan menggunakan tipe kulit Fitzpatrick karena respons tiap individu terhadap pajanan sinar dapat berbeda. Kulit lansia berbeda dibandingkan kulit dewasa akibat proses penuaan. Sejumlah perubahan yang terjadi dapat memengaruhi respons kulit terhadap pajanan sinar ultraviolet, termasuk respons eritema. Perbedaan respons eritema pada lansia dapat mengakibatkan perubahan DEM. Penentuan dosis fototerapi berdasarkan DEM yang tepat akan memberikan hasil terapi yang lebih optimal. Metode: Penelitian ini adalah uji klinis dengan analisis statistik yang membandingkan DEM pada lansia dan dewasa. Pada penelitian ini dilakukan perhitungan DEM berdasarkan respons eritema kulit relatif terhadap enam dosis pajanan sinar NB-UVB yang berbeda pada lansia berumur di atas 60 tahun dan dewasa berumur 18-45 tahun. Total 69 sampel dibagi menjadi kelompok dewasa dan lansia. Penyinaran dilakukan dengan alat fototerapi Waldmann UV109 TL-01 pada jendela yang dibuka. Jendela diradiasi sesuai dosis dimulai dari 300, 500, 700, 900, 1100, dan 1300 mJ/cm2. Hasil penyinaran dibaca pada 24 jam dan 48 jam pasca penyinaran oleh tiga orang penilai berbeda dengan pemahaman yang sama terhadap pembacaan DEM nilai ICC mendekati 1 Hasil: Pada kelompok dewasa, rerata DEM 24 jam didapatkan sebesar 554 182 mJ/cm2 dan rerata DEM 48 jam sebesar 606 167 mJ/cm2. Rerata DEM 24 jam lansia adalah 702 340 mJ/cm2 dan DEM 48 jam 836 341 mJ/cm2. DEM 24 jam dan 48 jam lansia lebih tinggi dibandingkan dewasa, namun hanya DEM pada 48 jam yang bermakna secara statistik p=0,026 . Pada kelompok lansia, terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik antara DEM 24 dan 48 jam p
ABSTRACT
Background UVB phototherapy is one of therapy modalities of skin diseases in elderly, in which comorbidities are often present thus taking systemic agent. To determine initial dosage is important. A dosage that is too low would lengthen the therapy response period, whereas a dosage that is too high could increase phototoxic side effect. The determination of UVB phototherapy initial dosage using MED measurement is a more accurate method compared with Fitzpatrick skin type due to different response of each individual to light exposure. Elderly rsquo s skin is different compared with adult rsquo s skin because of aging. Such changes could influence skin response to ultraviolet light exposure, for instance, erythema response. The difference of erythema response in elderly could lead to MED change. The determination of phototherapy dosage based on accurate MED would yield better therapy outcome. Methods This study was a clinical trial with statistical analysis to compare MED in elderly and adults. In this study, MED calculations were based on skin erythema responses relative to six different exposure doses of NB UVB in elderly people aged over 60 years and adults aged 18 45 years. The irradiation is done with a Waldmann UV109 lamp on the opened window. Window irradiated according to dosage starting from 300, 500, 700, 900, 1100, and 1300 mJ cm2. Responses were examined at 24 hours and 48 hours post irradiation by three different assessors with the same understanding of the DEM reading ICC values approaching 1 Results In adult group, the mean of 24 hours MED was 554 182 mJ cm2 and 48 hours MED was 606 167 mJ cm2. In elderly group, the mean of 24 hours MED was 702 340 mJ cm2 and 48 hours MED was 836 341 mJ cm2. 24 hours MED and 48 hours MED in elderly were higher compared with adults rsquo , although only 48 hours DEM that was statistically significant p 0.026 . In elderly group, a statistically significant difference between 24 hours MED and 48 hours MED was found p
Depok: 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library