Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sritomo Wignjosoebroto
Surabaya: Guna Widya, 2000
620.82 SRI e (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdin Djaka
Abstrak :
Produktivitas pekerja sektor industri, khususnya industri konstruksi belum banyak dilaporkan orang. Hal ini karena pengkajian tentang produktivitas baru gencar dilakukan pada dasawarsa tahun tujuh puluhan. Pentingnya arti produktivitas dalam meningkatkan kesejahteraan telah disadari secara universal; tidak ada jenis kegiatan manusia yang tidak mendapatkan keuntungan dari produktivitas yang ditingkatkan sebagai kekuatan untuk menghasilkan barang dan jasa-jasa. Telah banyak upaya yang dilakukan baik oleh pernerintah maupun perusahaan untuk meningkatkan produktivitas; bahkan untuk itu pemerintah telah mendirikan Pusat Produktivitas Nasional dan Dewan Produktivitas Nasional, oleh karena disadari bahwa produktivitas ikut menentukan indeks pertumbuhan nasional. Dalam kegiatan perusahaan, kajian tentang produktivitas umumnya selalu dikaitkan hanya pada masalah teknologi produksi, metode kerja dan masalah ekonomi, padahal di samping hal tersebut tidak kalah pentingnya adalah masalah pengembangan sumberdaya manusia. Dalam hal ini maka kegiatan yang terpenting adalah bagaimana mengelolanya sedemikian rupa agar efektif untuk mencapai hasil yang optimum,di samping bagaimana membuat proses kerja menjadi lebih manusiawi. Pada kebanyakan perusahaan umumnya jarang ditemui adanya kegiatan, teknik atau metode tunggal yang merupakan satu-satunya landasan bagi usaha peningkatan produktivitas tenaga kerja. Pada umumnya sejumlah kombinasi teknik dan metode dianggap sarana yang paling efisien. Oleh karena itu diperlukan pengenalan terhadap kegiatan mana yang paling relevan dan mempunyai potensi yang paling besar dalam meningkatkan produktivitas. Masalah pokok di sini adalah mencari suatu sistem yang tepat yang dapat mempertemukan keinginan perusahaan agar tenaga kerja dapat bekerja secara efisien dan produktif dan keinginan pekerja untuk dapat bekerja dalam suasana yang aman sehingga selamat sampai masa purna karya. Dalam hal ini ergonomi dapat memberikan kontribusinya dalam melestarikan kemampuan tenaga keria dan melindunginya dengan aman. Di negara berkembang seperti Indonesia, jika kombinasi teknik dan metode tersebut dilakukan dengan ditunjang penerapan ergonomi, akan merupakan usaha optimalisasi pemanfataan tenaga kerja dan teknologi yang harus seimbang antara teknologi yang digunakan dengan kondisi sosial-ekonomi dan budaya setempat. Jika ergonomi dilihat sebagai bagian kegiatan pengembangan sumberdaya manusia maka aspek ergonomi merupakan penyesuaian peralatan, perlengkapan kerja dan lingkungan keria dengan kemampuan esensial manusia untuk memperoleh keluaran yang optimum artinya dengan penyesuaian itu manusia dapat bekerja lebih manusiawi dan dengan begitu lebih memuaskan. Maka dalam penelitian ini, kami ingin mencoba melihat pengaruh aspek ergonomi terhadap peningkatan produktivitas melalui penelitian pada pekerjaan las di galangan kapal. Terdapat banyak sekali aspek ergonomi yang dapat mempengaruhi tingkat produktivitas pekerja. Untuk penelitian ini pengertian aspek ergonomi dibatasi berdasarkan lima variabel utama, yakni: (a) Usia; (b) Keterampilan dan Pengalaman Kerja; (c)Cara Kerja;(d)Motivasi Kerja; dan (e) Kelelahan Kerja. Sedangkan tingkat Produktivitas diukur berdasarkan indikator kemampuan pekerja untuk menghasilkan produksi las dalam satuan waktu tertentu. Bertitik tolak dari batasan tersebut di atas, penelitian ini lebih lanjut akan membatasi permasalahan dalam arti menggambarkan pengaruh aspek ergonomi terhadap tingkat produktivitas yang ditentukan oleh beroperasinya kelima variabel aspek ergonomi dalam bentuk formula, sebagai berikut: P = Fungsi ( Usia x Keterampilan & Pengalaman Kerja x Cara Kerja x Motivasi Kerja - Kelelahan Kerja ). Berdasarkan formula di atas maka secara teoritis dapat dilihat bahwa operasi dari kelima variabel aspek ergonomi tersebut dapat mempengaruhi tingkat produktivitas. Asumsi teori ini memberikan suatu hipotesis yang perlu diuji kebenarannya, khususnya bagi pekerja golongan rendah yang acapkali dianggap memiliki tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah tingkat sosial ekonomi yang rendah dan kebiasaan-kebiasaan yang tidak menunjang produktivitas. Untuk menjawab persoalan di atas, penelitian ini kemudian mencoba mengamati pekerja las pada dua galangan kapal yang saat ini konsentrasi juru lasnya relatif lebih banyak dibanding dengan galangan kapal lainnya di Indonesia.Galangan kapal yang dimaksud adalah galangan yang dikelola oleh PT Kodja (Persero), yang berlokasi di Ancol dan di Pasar Ikan, Jakarta. Dengan menarik 75 orang responden secara random sampling, lebih laniut diobservasi seberapa jauh tingkat pemanfaatan aspek ergonomi mempengaruhi produktivitas juru las dengan menggunakan instrumen kuesioner yang mencakup 29 pertanyaan. Selanjutnya jawaban pertanyaan diolah dengan menggunakan program SPSS ( Statistical Package for the Social Sciences). Bertolak dari asumsi teoritis di atas, maka untuk menjawab persoalan utama penelitian ini dihadirkan suatu hipotesis,yakni Ada Pengaruh Aspek Ergonomi terhadap tingkat Produktivitas pekerja pada pekerjaan las ". Berdasarkan 29 indikator yang ada dilakukan pengukuran dengan menggunakan skala ordinal yakni: tinggi, menengah dan rendah. Untuk menguji validitas dari indikator tersebut dilakukan uji statistik Chi-Kwadrat dan dari proses ini diperoleh hasil, hanya 14 indikator yang signifikan yang tergabung dalam variabel utama : (1) Keterampilan;(2) Cara Kerja;(3) Motivasi Kerja dan (4) Kelelahan Kerja. Sedangkan hasil tabel silang atas 14 indikator aspek ergonomi dengan tingkat produktivitas memberikan indikasi bahwa ada pengaruh aspek ergonomi terhadap tingkat produktivitas pekerja. Selanjutnya uji hipotesis dengan metode Skor 2 dan Regresi Linear menghasilkan nilai signifikan T sebesar 0,0476 < 0,0500. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pengujian yang menduga ada pengaruh aspek ergonomi terhadap tingkat produktivitas pekerja pada pekerjaan las diterima. Dari hasil pengujian hipotesis di atas lebih lanjut secara umum dapat disimpulkan, bahwa ada pengaruh aspek ergonomi terhadap tingkat produktivitas pekerja pada pekerjaan las di galangan Kodja. Lebih laniut penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat produktivitas yang dicapai saat ini masih dapat ditingkatkan. Hasil observasi berkaitan dengan upaya untuk meningkatkan produktivitas melalui penerapan ergonomi mengarah kepada suatu kesimpulan bahwa untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan suatu wadah yang dapat bertindak untuk dapat menangani proses pemanfaatan ergonomi. Kelompok Gugus Kendali Mutu yang telah terbukti berhasil meningkatkan produktivitas pada banyak perusahaan dapat digunakan sebagai wadah yang dapat melakukan proses seleksi dan adaptasi terhadap penerapan ergonomi di galangan Kodja. Analisis lebih lanjut terhadap 14 indikator dengan melihat nilai Chi-Kwadrat diperoleh urutan yang paling mempengaruhi tingkat produktivitas pekerja. Urutan tersebut diusulkan untuk dapat dijadikan kebijakan manajemen dalam menetapkan prioritas aspek ergonomi yang perlu didahulukan penerapannya. Sebagai implikasi kebijaksanaan, tesis ini menyarankan pentingnya mengaktifkan kelompok Gugus Kendali Mutu, sebagai wadah yang akan bertindak menangani proses pengembangan sistem ergonomi, terutama dalam upaya memasyarakatkan ergonomi dan terciptanya keserasian antara pekerja dan lingkungannya. ......Worker's productivity in the industrial sector has not been much reported, since productivity study has just started in the seventies with great intensity. The importance of productivity for the efforts to increase national welfare has been accepted universally; there is no human activity that does not gain benefit from productivity improvement as a vital source in the production of goods and services. Much effort has been made both by government and industry to improve productivity. Recognizing productivity as a determining factor of national growth, the Government has established The National Productivity Centre and The Board of National Productivity. In the study about worker's productivity in business, the general view is concentrated on its relationship with problems of production technology, work methods and other economic matters, while another not less important factor, that is the problem human resources development, has been neglected. On the plant level the management of human resources implies many activities of various kinds, but the most important is still the function of developing people in such a way, that they are able to work effectively and get optimum achievement. In most enterprises we seldom find a single activity, technique and method as the only source or base of productivity improvement. A combination of various techniques and methods is generally accepted as the most appropriate and most effective strategy. Therefore. it is of imperative importance to have a clear understanding of the most relevant activities having the biggest impact on productivity improvement. The main problems is to find a correct system that could be integrated in the company in order that the worker could work efficiently and productively and that he could do his job safely until his retirement period. In this case ergonomics could give its contribution to preservation of the worker's capability and protection of his safety. In developing countries like Indonesia, technique and method are combined along with the application of ergonomics, then ergonomics will be envisaged as an effort towards both up heaving manpower utilization and optimizing technology, while at the same time maintaining a proper balance between applied technology and local social﷓economic and cultural conditions. If ergonomics is considered as an element of human resources development, then the ergonomic aspect is in essence an adaptation of tools and instruments to the essential human ability to achieve optimum output, so rendering work more human. The main objective of undertaking this study is to examine the impact of ergonomics on productivity improvement, and for this purpose welding work in a shipyard has been chosen as the object of study. Ergonomics has very many aspects, each of which may have bearing on productivity. Therefore, this study restricts itself to only five major criteria. These are: (a) Age; {h) Skill and Work Experience; (c) Work Methods; (d) Work Motivation and (e) Work Fatigue. Measurement of productivity level is based on the worker's ability to produce within a certain time limit. Using the above mentioned limitation as starting point, we make further restrictions on the number of factors, in the sense that these factors illustrate the impact of ergonomioa on productivity level as determined by the five variables in actual operation, as shown in the following formula: P = Function of (Age) x {Skill & Work Experience) x (Work Methods) x (Work Motivation) - (Work Fatigue). According to this formula, in theory these five variables of the aspect of ergonomics may have influence on productivity level, as shown in above formula. The assumption of this theory leads to the identification of one hypothesis that should be tested for its validity especially in the case of shipyard workers, who are often regarded as people with relatively low education and skill, low social economic status and behavior that may impede productivity. To find an answer to the question above, observations have been carried out at two shipyards, which are at this time employing more welders than other shipyards. The two shipyards are owned and operated by PT Kodja (Persero). One is located in Ancol and the other in Pasar Ikan. As sample, random sampling chose 75 people. A questionnaire consisting of 29 questions is used as a method to further examine the positive impact of ergonomics and to measure the productivity level of welders. All answers are further process by applying SPSS program (Statistical Package for the Social Sciences). Adopting as our starting point the assumption set forth above, we formulated the following hypothesis to answer the problem raised in this enquiry: "Ergonomic aspect has a positive impact on the level of productivity of welders". Based on 29 indicators available, measurement is using ordinal scale, including High, Medium, and Low. The validity of the indicator is tested by using the Chi-Square method and we find there are only 14 indicators which prove to be significant and these are grouped in main variables: (1) Skill; (2) Work Methods; (3) Work Motivation; and Work Fatigue. Examination by using cross tabulation of productivity by 14 indicators of ergonomic aspects provides evidence of ergonomic aspects in productivity. Further testing of hypothesis by using the Z. Score and Linear Regression Method reports that significant value T is 0,0476 < 0;0500. This reveals that the assumption that ergonomic aspects have positive impact on the level of productivity of the welder is accepted. A further general inference can be drawn from the test applied on the hypothesis, namely the fact that there is an impact of ergonomic aspects on the level of the welders' productivity in the Kodja Shipyard. This study further reveals that the productivity level as attained at this time still leaves room for further improvement. Another conclusion regarding the effort to improve productivity by applying ergonomics is that to optimize the level of productivity of the welders, there is a need to set up an organizational unit with the authority to take action in matters regarding the process of making the ergonomic aspects more beneficial. Quality Control Circles, which were successful in improving productivity in various companies, can be used as an organizational unit to take action in the selection and adaptation process of the application of ergonomic system in Kodja Shipyard. Further analysis of 14 indicators using the Chi-Square value shows the ranking of indicators according to the contribution of each to the total productivity. This ranking is recommended to be considered by the management as a basis for policy making and decision making on defining the scale of priorities of various ergonomic aspects to be put into practice. The outcome of this study as a whole is a recommendation to put and to keep the Quality Control Circles, in action, as the functional unit being authorized and responsible for managing all matters concerning the process of fruitful utilization of ergonomics, especially in the effort to familiarize ergonomics in the working environment in Kodja Shipyard. It is sincerely hoped that all related tasks can be accomplished by the Quality Control Circles, so that there will be developed a harmonious and healthy atmosphere between workers and their environment.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1990
T1269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Kade Sri Sukmadewi; I Dewa Ayu Sri Suasmini; Ni Luh Desi In Diana Sari
Abstrak :
Pembelajaran microteaching adalah kegiatan pelatihan mengajar, untuk mendalami makna bahkan strategi penggunaannya padai setiap ijoses pembelajaran. Microteaching dilaksanakan secara reguler di kelas biai munun sekarang telah mula, distapkan kelas khusus yang disebut ruangan microleachinl Mencapai pembelajaran microteaching yang baik maka diperlukan suasana atau ruangan yang nyaman dan ergonomis. Perlu dilakukan penelitian mengenai ruangan microteaching. Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah tersedi¬anya teori berupa pedoman tertulis dan dokumen desain, berapa gambar kerja yang dapat digunakan sebagai model untuk mewujudkan desain interior microteaching yang ergonomis bagi Lembaga Pendidikan Tinggi Keguruan yang tidak pernah secara khusus mempelajari tentang desain para mahasiswa Program Studi Desain Interior, desainer interior dan pihak yang berkesempatan ergonomi, memperoleh penawaran mengerjakan projek jenis ini. Target khusus yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah tersedianya pedoman tertulis dan gambar kerja tentang desain interior microteaching berbasis ergonomi bagi mahasiswa Program Studi Desain Interior agar variasi jenis kasus yang ditangani bertambah. Agar tujuan penelitian ini tercapai maka pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kepustakaan, wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan menggunakan metode deskriptif dan komparatif serta glass-box melalui masukan, proses dan luaran agar diperoleh simpulan yang signifikan. Adapun rincian penelitian ini terdiri atas pengumpulan teori desain interior, seni yang berhubungan dengan interior dan ergonomi, wawancara dengan dosen dan mahasiswa LPTK, mengukur antropometri pengguna microteaching, observasi pengukuran dan dokumentasi desain interior microteaching yang sudah ada di Bali, penetapan masalah, analisis serta simpulan. Kajian berikutnya terdiri atas penyusunan teori desain interior microteaching yang ergonomis, pembuatan dokumen desain berupa gambar kerja desain interior microteaching yang ergonomis, penyusunan laporan hasil penelitian, pengusulan HKI, dan penyusunan bahan ajar.
Denpasar: Pusat Penerbitan LPPM Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
300 MUDRA 32:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ambarita, Wesly Parmonangan Conrad
Abstrak :
Masalah yang dihadapi oleh Manajemen dalam mengelola perusahaan dan untuk dapat menghasilkan produk komponen otomotif adalah masalah "Mutu" yaitu meliputi mutu material bahan, mutu metode kerja, mutu manusianya, mutu alat, mutu keselamatan dan kenyamanan lingkungan kerja (ergonomi). Agar masalah "Mute" ini dapat diatasi, maka penulis mengadakan penelitian secara kualitatif yaitu melihat dari dekat ke lapangan ten tang sikap dan perilaku Kelompok kerja dalam menyikapi "pesan komunikasi" dari menejemen. Isi dari "pesan komunikasi" ini antara lain menyangkut visi dan misi perusahaan, pendidikan summer daya manusia dibidang teknik, manajemen, mutu, kepemimpinan melibatkan lembaga Gugus Kendali Mutu (GKM) di lingkungan perusahaan, program "rewards system" meliputi kesejahteraan, penghargaan, pensiun, perlombaan, hiburan dan hal lain yang menyangkut "rewards system". Untuk sosialisasi "pesan komunikasi" ini, maka penulis mengetengahkan "peranan komunikator" yaitu Top Management, Menejer, Penyelia, Foreman dengan sasaran "koniunikan" Kelompok kerja atau seluruh karyawan dengan imbalan "system rewards". Disini penulis mengacu pada teori-teori komunikasi, komunikasi organisasi, komunikasi small groups, gaya menejemen jepang, psikologi komunikasi, KAIZEN dan inovasi, menejemen sumber daya manusia, artikel dan tulisan yang menyangkut mute dan KAIZEN dari perusahaan sejenis khusus industri dengan teknologi jepang di Indonesia. Istilah KAIZEN adalah dari bahasa Jepang yaitu semangat menuju "perbaikan berkesinambungan" atau "improvement with no ending". Prosesnya adalah mencari sebab akibat dari masalah serta penanggulangan masalah berupa "ide-ide perbaikan" dari mutu, unto k sosialisasi budaya semangat "KAIZEN" ini pihak manejemen membuat paket "pesan" melalui "kornunikator" dengan media komunikasi. Dari hasil penelitian diperoleh temuan komunikasi bahwa pihak menejemen harus mampu sebagai "sumber pesan" dan "komunikator" yang baik agar mampu merangkul Kelompok kerja atau seluruh karyawan yaitu dengan mensosialisasikan budaya semangat "KAIZEN" yaitu sadar akan mute dan semangat perbaikan berkesinambungan. Manfaat akademis dari penelitian kualitatif ini dapat menjadi referensi atau "pembuka layar" bagi peneliti lain dengan pendekatan kuantitatif dimana dapat dicari signifikansi hubungan limier, korelasi dan regresi diantara variabel babas dan terikat. Kesirnpulannya adalah bahwa sasaran "Mute" dengan budaya semangat "KAIZEN" ini akan tercapai dengan tujuan : - Sasaran bagi peningkatan (Objective for Breakthrough). - Sasaran bagi pengendalian (Objective for Control). - Sasaran bagi kepuasan pelanggail (Objective for Customer Satisfaction).
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T763
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alex Justian
Abstrak :
ABSTRAK Lingkungan dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam melaksanakan aktivitasnya. Lingkungan yang tidak nyaman dapat mengakibatkan menurunnya efektivitas suatu kegiatan, baik prosesnya, maupun hasilnya. Belajar adalah salah satu aktivitas yang sangat mudah dipengaruhi efektivitasnya. Belajar adalah sebuah aktivitas yang membutuhkan daya konsentrasi tinggi. Semakin tinggi konsentrasi belajar, semakin optimal hasil pembelajarannya. Dalam skripsi ini penulis mencoba menganalisa bagaimana pengaruh kebisingan terhadap performa belajar pada murid SD, dan juga seberapa tinggi batasan kebisingan yang dapat diterima oleh anak SD dengan menggunakan Design of Experiment untuk selanjutnya dianalisa dengan Mode Adequacy Checking. Setelah diteliti, hasil yang didapat adalah pajanan kebisingan dapat mempengaruhi performa belajar murid SD secara signifikan pada level di atas 53 DBA.
Abstract
Environment can affects an individual's performance in doing their activities. An uncomfortable environment will reduce activity effectiveness, in either process and results. Learning is an activity which requiring high concentration. The higher one person could concentrate, more optimal the learning result. In this paper, the author tries to analyze how the noise influence elementary students performance in learning, and also the noise limit which still toleratable for the students by using Design of Experiment and then do the analyze with Mode Adequacy Checking. The result suggest that the noise exposure could affect elementary students? learning performance significantly on the level above 53DBA.
2012
S43411
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Manda Pratomo
Abstrak :
Desain stasiun kerja yang tidak ergonomis dapat membentuk postur kerja yang membahayakan. Postur kerja yang tidak ergonomis dapat menimbulkan gangguan musculoskeltal dan berakibat pada menurunnya produktivitas dan kesehatan bagi pekerja. Dengan menggunakan software Jack 6.0 peneliti menganalisa model manusia pada stasiun kerja dalam bentuk simulasi virtual dan menganalisanya dengan jack Task Analysis Toolkit (TAT) antara lain Low Back Analysis (LBA), Static Strength Prediction (SSP), Rapid Upper Limb Assesment (RULA), Ovako Working Posture Analysis (OWAS), Manual Handling Limit (MHL) dan Predetermined Time Analysis (PTS). Hasil Penelitian berupa rancangan stasiun kerja ergonomis yang dapt mengurangi resiko gangguan musculoskeletal dan meningkatkan produktivitas pekerja. ......An un-ergonomic design of workstation can form dangerous working posture .An un-ergonomic working posture can cause musculoskeletal disorder and for the consequences decreasing productivity and healthy for the workers. By using Jack 6.0 software, researcher analyse human modeling in workstation at configuration virtual simulation and analyze with Jack Task Analysis Toolkit which is Low Back Analysis (LBA), Static Strength Prediction (SSP), Rapid Upper Limb Assesment (RULA), Ovako Working Posture Analysis (OWAS), Manual Handling Limit (MHL) dan Predetermined Time Analysis (PTS). The Result of this research are ergonomic design workstation that can reduce musculoskeletal disorder risk and increase productivity of workers.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51942
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library