Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Yayasan Kehati,
591 WKJ
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Dadi
Abstrak :
Tesis ini disusun berdasarkan hasil analisis yang beranjak dari permasalahan pokok, apakah faktor kondisi sanitasi lingkungan ada pengaruhnya terhadap kematian anak di Indonesia. Tujuan umum yang ingin dicapai dan studi ini adaiah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kondisi sanitasi lingkungan terhadap risiko kematian anak di Indonesia. Kondisi sanitasi ingkungan digambarkan oleh tiga karakteristik sanitasi lingkungan yang tercantum dalam kuesioner SDKI 1997, yaitu sumber air utama rumah tangga, jenis kakus, dan status keberadaan sumber air dan jarak dengan sumber rembesan terdekat. Sedangkan kematian anak dibagi ke dalam lima kelompok, yaitu kematian neonatal (usia 0-28 had), kematian post neonatal (usia 1-11 bulan), kematian infant (usia 0-11 bulan), kematian child (usia 1-4 tahun), dan kematian under-five (usia 0-4 tahun). Mengingat faktor penyebab kematian anak sangat kompleks maka dalam studi ini hubungan antara kondisi sanitasi Iingkungan dan kematian anak dikontrol dengan beberapa variabei biodemografi, yaitu nomor urut kelahiran anak, umur saat ibu melahirkan, interval kelahiran dengan anak berikutnya, dan jenis kelamin anak. Studi ini dilakukan melalui analisis deskriptif dan inferensial dengan sampel rumah tangga yang diambil dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997. Analisis deskriptif bertujuan untuk mendapatkan pola dan perbedaan kematian anak menurut kondisi sanitasi Iingkungan, sedangkan analisis inferensial menggunakan regresi logistik berganda bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor kondisi sanitasi Iingkungan yang mempengaruhi kematian anak. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa secara umum kondisi sanitasi Iingkungan berpengaruh terhadap seluruh kematian anak kecuali terhadap kelompok kematian neonatal. Karakteristik sanitasi Iingkungan yang secara statistik berpengaruh signifikan adaiah sumber air utama dan jenis kakus yang dipergunakan rumah tangga, sedangkan status keberadaan sumber air dan jarak dengan rembesan kotoran terdekat secara statistik tidak berpengaruh terhadap kematian anak.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T1316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Hernowo
Abstrak :
Daerah Khusus Ibu kota (DKI) Jakarta yang merupakan daerah rawan banjir angka kesakitan dan kematiannya mengalami peningkatan yaitu dari Januari sampai dengan akhir Mei terjadi sebanyak 144 kasus leptospirosis dengan jumlah kematian sebanyak 21 orang. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira yang menyerang hewan dan manusia. Bakteri Leptospira masuk dalam tubuh melalui selaput lendir, luka lecet, maupun melalui pori-pori kulit , kemudian akan menjalar melalui peredaran darah ke berbagai bagian tubuh. Peningkatan kejadian leptospirosis ini timbul bersamaan dengan terjadinya banjir di DKI Jakarta. Kejadian leptospirosis dipengaruhi oleh beberapa faktor kesehatan seperti kebersihan perorangan dan faktor perubahan lingkungan karena banjir. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan faktor kebersihan perorangan dengan kejadian sakit Leptospirosis pada kejadian luar biasa leptospirosis di DKI Jakarta. Disamping itu jugs menilai hubungan variabel covarial terhadap kejadian Leptospirosis. Rancangan penelitian ini adalah rancangan kasus kontrol dengan pengolahan data menggunakan analisis regresi logistik multivariate. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebersihan perorangan (Nilai p = 0,01, OR=4,62) mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian leptospirosis. Variabel covariat seperti jenis kelamin, pekerjaan/profesi, penangkapan tikus, perubahan lingkungan akibat banjir dan pemeliharaan ternak secara statistik tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian leptospirosis. Sedangkan varibel covariat lainnya seperti kelompok umur, dan pemakaian sepatu bot dan sarung tangan perubahan lingkungan secara statistik mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kejadian leptospirosis. Setelah dilakukan uji interaksi dan confounding pada analisis multivariat ternyata tidak ada satu pun variabel covariat yang mengganggu terhadap hubungan variabel kebersihan perorangan dengan kejadian leptospirosis. Dari hasil penelitian ini disarankan perlu dilakukan program penyuluhan kepada masyarakat tentang peranan kebersihan perorangan terhadap kejadian leptospirosis begitu juga kepada pekerja/profesi yang berisiko agar melindungi dirinya dengan memakai sepatu bot dan sarung tangan pada saat kontak dengan genangan air atau lumpur diwaktu bekerja.
The Relationship of Personal Hygiene and Leptospirosis outbreak in Jakarta, 2002Jakarta is one of place have flood potential, the morbidity and mortality rates were increased, from January until the end of May there were 444 cases of Leptospirosis, with the number of death were 21 people. This disease is caused by infection of Leptospira bacteria that attacked animal and human being. The Leptospira bacteria entering body through mucous membrane, scratch injure or skin pores, and then spread through blood circulation to other parts of the body. Increase of Leptospirosis case was occurred together with the flood in Jakarta The Leptospirosis is influenced by some health factors, such as personal health and the changes of environment due to flood The objective of this study is to assess the relationship of personal hygiene factor and the Leptospirosis regarding of Leptospirosis outbreak in Jakarta. Besides, it is also to 'assess the relationship covariant variable to the occurring disease of Leptospirosis. The study design used control cases; the data is processed by regression logistic multivariate. The result of study showed that personal hygiene (p value = 0.01, OR = 4,62) has significant relationship to the occurring of Leptospirosis. The covariant variable such as sex, profession, mouse catching, environmental changing and animal care statistically is not having significant relationship to Leptospirosis disease. While other covariant variable, such as age group, the using of boot shoes and glove, and environmental changing statistically has significant relationship to Leptospirosis. After conducting interaction test and confounding on multivariate analysis, the fact is not any covariant variable that disturbing to the relationship of personal health variable and Leptospirosis. Based on this study, it is recommended to do a program on education to the community on the role of personal health to Leptospirosis disease. It is also recommended to the worker or professions who have a risk to Leptospirosis to prevent themselves by using boot shoes and glove during contact with stagnant water or mud while they are working.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T2730
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiriasto Herry Septiadi
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Kualitas Derajat Kesehatan Lingkungan Melalui Perubahan Perilaku Kesehatan dengan Studi Kasus Proses Perubahan Perilaku Buang Air Besar pada Masyarakat Dusun Margodadi, Desa Kenongo, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang Jawa Timur ini bertujuan untuk menggambarkan strategi dan tahapan perubahan yang dijalankan warga masyarakat untuk merubah perilaku buang air besar sembarang menjadi perilaku buang air besar pada jamban termasuk membangun jamban keluarga secara swadaya, menggambarkan faktor-faktor yang membuat masyarakat Dusun Margodadi ingin merubah perilaku yang terkait dengan sanitasi dan menggambarkan keberlanjutannya.

Yang menjadi latar belakang dari pemilihan topik pada penelitian ini adalah keberhasilan warga Dusun Margodadi dalam mengadopsi inovasi perubahan perilaku bang air besar di tempat tertutup dan mau membangun jamban secara swadaya tanpa bantuan dari phak luar, dalam waktu yang singkat. Padahal warga Dusun Margodadi telah lama mempunyai kebiasaan buang air besar disembarang tempat. Sementara perubahan perilaku buang air besar adalah salah satu jenis perilaku kesehatan yang termasuk dalam kategori perilaku kesehatan lingkungan. Pembuangan kotoran manusia yang memenuhi syarat kesehatan merupakan salah satu kegiatan dalam rangka usaha perbaikan kesehatan lingkungan. Pelaksanaan sistem pembuangan kotoran manusia sangat erat hubungannya dengan perilaku/kebiasaan manusia itu sendiri. Kebiasaan buang kotoran yang tidak sehat/sembarang tempat dan keadaan sarana jamban yang tidak saniter merupakan penyebab terjadinya pencemaran lingkungan. Oleh sebab itu salah satu upaya meningkatkan kualitas derajat kesehatan lingkungan adalah dengan cara perubahan perilaku buang air besar.

Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sementara jenisnya adalah penelitian yang tergolong penelitian case study. Lokasi penelitian adalah Dusun Margodadi yang terletak di dusun Margodadi, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang Jawa Timur. Jenis sampling (Type of Sampling) pada penelitian ini adalah nonprobability sampling atau nonrandom sampling dan penentuan informan dalam penelitian ini mengggunakan metode Snowball Sampling. Pengumpulan data sendiri pada penelitian ini dilakukan melalui empat cara yaitu pengumpulan data melalui wawancara mendalam (In Depth interview), Group Interview , observasi dan pengumpulan data dengan menggunakan sumber data non manusia (data sekunder) serta di analis dengan menggunakan analisis deskriptif kaulitaif. Pembahasan dalam penelitian ini menggunakan teori "Model Difusi dan lnovasi" dari Rogers dan Shormakers. Model Difusi lnovasi (Rogers dan Shoemaker) menegaskan peran agen-agen perubahan dalam lingkungan sosial, oleh karena itu mengambil fokus yang agak terpisah dari individu sasaran utama. Secara relatif, tetangga, petugas kesehatan atau agen perubahan yang lain ikut membantu menghasilkan perubahan perilaku dengan cara-cara tertentu, misalnya dengan cara meningkatkan kebutuhan akan perubahan, membangun hubungan interpersonal yang diperlukan, mengidentifikasi masalah-masalah dan penyebabnya, menetapkan sasaran dari jalan keluar yang potensial, memotivasi seseorang supaya menerima dan memelihara aksi dan memutuskan jalinan yang mengembalikan seseorang pada perilaku lama.

Dusun Margodadi adalah salah satu dari tiga dusun yang terdapat di Desa Kenongo. Perubahan perilaku buang air besar pada Masyarakat Margodadi dilakukan oleh petugas sanitarian dengan menggunakan pendekatan Metode CL TS (Community Lead Total Sanitation), yaitu pendekatan dengan proses fasilitasi yang sedehana yang dapat merubah sikap lama, kewajiban sanitasi menjadi tanggung jawab masyarakat. Ada lima tahapan proses yang di alami masyarakat Dusun Margodadi dalam pengadopsian inovasi perubahan perilaku yaitu tahap perkenalan dan menjalin kebersamaan, tahap analisa sanitasi (perjalanan keliling kampung dan pemetaan), tahap pemicuan, tahap rencana kegiatan dan tahap kegiatan lingkungan dan tindak lanjut.

Ada tiga faktor yang mendorong masyarakat Margodadi mengadopsi inovasi perubahan perilaku buang air besar, yaitu faktor predisposisi yang terdiri dari tradisi gotong rotong dan kekeluargaan yang masih kental, sikap dan pengetahuan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, khususnyapengetahuan tentang dampak perilaku BAB ditempat terbuka terhadap kesehatan, pengetahuan tentang kebersihan lingkungan; faktor pendukung/pemungkin yang terdiri dari ketersediaan sarana air bersih, ketersediaan posyandu dengan segala program dan aktivitasnya, ketersediaan kegiatan pengajian rutin dan akses radio dan rasa malu dari masyarakat; dan faktor pendorong yang terdiri dari dukungan dari semua pihak mulai dari Kepala Desa dan aparat desa, tokoh masyarakat, kader sampai petugas kesehatan lingkungan/sanitarian setempat serta kemudahan dalam mendapatkan bahan material.. Hingga saat ini tidak ada satupun warga Margodadi yang kembali ke kebiasaan buang air besar yang lama yaitu di tempat terbuka seperti halaman/pekaranngan rumah dan di kebun. Hal ini disebabkan banyaknya usaha yang dilakukan oleh semua pihak untuk menjaga keberlanjutan perubahan perilaku buang air besar.

Dalam rangka meningkatkan kualitas derajat kesehatan lingkungan dengan adanya perubahan perilaku BAB perlu kiranya dilakukan beberapa tindakan, yaitu : (i) fokus kegiatan tindak lanjut dapat lebih memperhatikan pada aspek bagaimana menciptakan kesehatan lingkungan yang berkualitas. (ii) perlu kiranya pelibatan semua tokoh masyarakat yang ada. dan (iii) perlu dibina anggota masyarakat yang lain untuk dapat menjadi kader-kader yang handal.
2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL),
551 PRC
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Luhur Fajar Martha
Abstrak :
ABSTRACT
This study examines the impact of visitors on changes in the quality of of the Tanjungpinang tourism environment and measures the economic loss/profit from these changes. Using a Random Utility Model applied with conjoint analysis, this study combines Revealed Preference and Stated Preference data to expend the depth of the analysis. The qualitative approach consists of interviews and field observation to complete the quantitative approach. The research found that (a) changes in the natural environment will impact the number of visitors to Tanjungpinang; (b) the potential decrease in compensating surplus from visitors as a result of loss to the natural environment in Tanjungpinang is Rp 5.04 billion per month, while the potential increase in compensating surplus from visitors as a result of additional natural environment in Tanjungpinang is Rp 7.94 billion per month; and (c) there exists a potential for a decrease in Tanjungpinang Regional Government revenue as a result of damage to the natural environment.
Jakarta: Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Fakultas Universitas Indonesia (MPKP-FEUI), 2007
338 UI-JKE 2:3 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Gumelar Susanto
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan kegiatan Ekowisata Sungai Ciliwung Segmen I yang telah dilakukan sejak tahun 2002 hingga tahun 2004, mengetahui penyimpangan dalam proses pelaksanaan kegiatan Ekowisata Sungai Ciliwung Segmen I didasarkan atas teori perencanaan, mengetahui kelayakan keuangan dari investasi kegiatan arung jeram (rafting) di Sungai Ciliwung Segmen I dan memberikan alternatif masukan yang dapat mendorong/ mempercepat upaya mewujudkan ekowisata di Sungai Ciliwung Segmen I. Penelitian ini merupakan penelitian partisipatoris, yaitu penelitian yang mengembangkan teknik interaksi yang efektif dengan masyarakat. Metode partisipatoris adalah metode yang mengkombinasikan fungsi ganda perolehan data dan pembentukan dialog di antara pihak-pihak yang ikut ambil bagian pada suatu kegiatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Propinsi DKI Jakarta khususnya, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Propinsi DKI Jakarta telah melakukan beberapa pendekatan perencanaan yang makin maju seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan perhitungan nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp 57.347.992,-. Nilai NPV yang positif atau lebih besar dari nol berarti bahwa paket rafting di Sungai Ciliwung Segmen dinyatakan layak untuk dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T20395
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlily
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Herman Yuwono
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tengku Ezni Balqiah
Abstrak :
PT. Pelita Air Service (PAS) yang berdiri pada tahun 1970, awalnya bergerak pada industri penerbangan carter yang melayani PERTAMINA, pada tahun 1991 mulai mengarah profit oriented dengan menjadi perusahaan angkutan udara borongan (air charter). Pada awal tahun 2000, perusahaan ini mulai melakukan proses perijinan untuk bergerak di penerbangan berjadwal. Sejak 25 Agustus 2000, PAS menawarkan rute penerbangan Jakarta-Yogya-Jakarta dengan menghadirkan konsep nuansa Yogya untuk membungkus program pemasaran dan pelayanan. Penerbangan Jakarta-Yogya dinamakan Malioboro Weekend Flight, yang diyakini manajemen PAS sebagai diferensiasi layanan dengan memberikan sentuhan keunikan yang dapat mengetuk pasar. Apa yang dilakukan PAS ini merupakan penerapan dan Pemasaran Eskperensial (Experiential Marketing), yaitu dengan memberikan pengalaman (experience) kepada penumpang sebagai upaya untuk menarik penumpang menggunakan jasa PAS untuk jalur penerbangan Jakarta-Yogya bahkan memotivasi penumpang untuk melakukan penggunaan ulang (repeat buying). Akan tetapi dengan durasi penerbangan yang hanya 40 menit pada jalur Jakarta-Yogya dan keterbatasan armada pesawat yang dimiliki untuk melayani Elite penerbangan berjadwal ini, membuat PAS kesulitan untuk menghadirkan nuansa Yogya melalui suasana ruangan (spatial environment), yaitu dekorasi di dalam pesawat yang bernuansa Yogya dengan menghadirkan gambar keraton serta musik campursari di dalam pesawat. Mulai bulan Februari 2001, PAS menghentikan iklan Malioboro Weekend Flight, karena konsep ini dirasakan sudah tidak dapat didukung lagi oleh aspek teknis pelaksanaannya dilapangan. Untuk selanjutnya PAS tetap menawarkan petualangan udara (air venture) dengan lebih menekankan kepada pelayanan yang diberikan awak kabin kepada penumpang selama penerbangan berlangsung. Selain itu untuk memberi sensasi kejutan dan lebih memotivasi penumpang melakukan penggunaan ulang, PAS melakukan undian bagi penumpang Jakarta - Yogya atau sebaliknya yang disebut dengan Unique Game Venture, yaitu undian dengan hadiah potongan harga bahkan tiket gratis untuk penerbangan selanjutnya dengan PAS pada penerbangan selanjutnya. Permasalahan yang diuji dalam penelitian ini adalah mengukur afeksi penumpang yang ditimbulkan oleh konsep petualangan di udara (air venture) yang tawarkan PAS pada penumpang jalur Jakarta-Yogya-Jakarta pada saat mempergunakan jasa (in flight) dan bagaimana pengaruh afeksi tersebut terhadap kepuasan yang dirasakan penumpang, penggunaan ulang, serta perilaku keluhan. Secara lebih terperinci tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah : 1. Mengungkapkan afeksi yang yang muncul pada saat mempergunakan jasa penerbangan Jakarta-Yogya. 2. Mengungkapkan kepuasan pada saat mempergunakan jasa penerbangan Jakarta-Yogya. 3. Mengetahui pengaruh kepuasan terhadap penggunaan ulang dan perilaku keluhan. Afeksi yang diukur adalah arousal, afeksi positif, dan afeksi negatif yang diukur dengan menggunakan 13 indikator (variabel teramati), kepuasan diukur dengan menggunakan 3 indikator, penggunaan ulang diukur dengan 2 indikator, dan perilaku keluhan diukur dengan 2 indikator. Selain afeksi, Oliver (1994) menyatakan bahwa kinerja, kualitas, dan diskonfirmasi juga mempengaruhi kepuasan. Maka demikian perlu dilakukan pengukuran terhadap kinerja, kualitas, dan diskonfirmasi. Kinerja diukur dengan 8 variabel teramati, kualitas diukur dengan 3 indikator, dan diskonfirmasi diukur dengan 3 indikator. Terdapat 34 indikator variabel dalam penelitian ini yang dituangkan dalam bentuk kuesioner yang dibagikan kepada respoenden, yaitu penumpang pesawat Pelita rute Jakarta-Yogya-Jakarta. Pengolahan data dilakukan dengan metoda SEM mengingat Structural Equation Modeling (SEM) menguji suatu rangkaian hubungan saling ketergantungan secara bersamaan (seketika). lni sangat bermanfaat bila satu variabel terikat akan menjadi variabel bebas pada hubungan saling ketergantungan berikutnya. Suatu set hubungan ini, setiap variabel bebas dan terikat, merupakan dasar Structural Equation Modeling. Hasil pengolahan data memperlihatkan terdapatnya hubungan yang signifikan sebagai berikut : 1. Afeksi negatif dengan arousal dan kinerja 2. Afeksi positif dengan arousal dan kinerj a 3. Kualitas dengan kinerja 4. Kepuasan dengan afeksi negatif, kualitas, dan diskonfirmasi 5. Penggunaan ulang dengan kepuasan 6. Perilaku keluhan dengan kepuasan Hasil pengolahan juga memperlihatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan yaitu : 1. Kepuasan dengan afeksi positif dan kinerja 2. Perilaku keluhan dengan afeksi negatif Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya sebagian dari model Oliver (1994) dan apa yang disampaikan Day (1984) tidak terbukti. Oliver (1994) menyatakan bahwa kepuasan merupakan fungsi dari afeksi positif, afeksi negatif, kualitas, kinerja, dan diskonfirmasi, sedangkan Day (1984) menjelaskan bahwa sumber utama perilaku keluhan sebenarnya bukan pada ketidakpuasan tetapi kepada emosi negatif yang rnuncul sebagai akibat ketidaksesuaian dengan hasil yang diperoleh dari mengkonsurnsi produk / jasa.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T1047
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>