Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Gyonggi-do: Munhakdongne, 2009
KOR 363.739 HEA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maxwell, Nancy Irwin
Burlington, MA : Jones &​ Bartlett Learning, 2014
613.1 MAX u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Isharyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Upaya menegakkan hukum dilakukan dengan gencar tanpa memperhitungkan sifat UULH sebagai "kaderwet" yang perlu penjabaran lebih lanjut dalam seperangkat peraturan per- undang-undangan lingkungan. Di samping itu, menghadapi masalah lingkungan yang relatif baru, kemampuan aparat penegak hukum kurang pula dipersiapkan. Kenyataan bahwa aparat penegak hukum yang bergelar Sarjana Hukum pada masa studinya di Fakultas Hukum belum pernah mendapat bekal mata kuliah Hukum Lingkungan tidak disadari sebagai kendala, apalagi penegakan hukum terhadap UULH lebih ditekankan kepada aspek pidananya (represif). Masalah lingkungan yang kompleks yang memerlukan persyaratan pembuktian ilmiah (scientific proof) dalam prosedur perkara belum pula dipahami oleh penegak hukum.

Mudah dipahami apabila kemampuan yang ?kurang" akan menjadi kendala bagi penegakan hukum pidana lingkungan. Apalagi masalah lingkungan yang kompleks memerlukan per- syaratan pembuktian ilmiah (scientific proof) yang menun- tut pemahaman dan penguasaan oleh pihak aparat penegak hukum yang bertugas dalam bidang penegakan hukum pidana lingkungan.

Tujuan penelitian ini adalah menemukan jawaban dari permasalahan sebagaimana telah dirumuskan di atas, yaitu di samping mengetahui sejauh manakah peranan sanksi pidana yang ada dalam Undang-undang No. 4 Tahun 1982 dan sampai sejauh manakah penerapan sanksi pidananya, juga untuk mengetahui hambatan-hambatan apakah yang ada dalam proses penerapan sanksi pidana dalam Undang-undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup tersebut.

Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif dengan menggunakan tinjauan literatur dan penelitian lapangan. Penentuan daera sampel dilakukan dengan purposive random sampling dengan subyek penelitian Kejaksaan Agung RI, MABES POLRI, Pengadilan Negeri Sidoarjo. Analisis data secara kualitatif.

1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nangoy, Eddy
Abstrak :
Ruang lingkup dan Cara penelitian: Jumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta menunjukkan peningkatan, hal ini bisa dilihat dari data Polda Metro Jaya serta sering terjadi kemacetan lalu lintas yang mengakibatkan peningkatan jumlah gas buang kendaraan bermotor dimana ini diduga dapat mempengaruhi kesehatan khususnya paru. Penelitian dilakukan secara 'Cross Sectional' yang bertujuan untuk mengamati pengaruh gas buang dan debu terhadap fungsi paru pada karyawan Perum PPD. Awak bis dianggap mengalami pajanan tinggi sedangkan staf mengalami pajanan rendah. Untuk membuktikan pajanan tinggi dan rendah dilakukan pengukuran udara ruang kerja melalui 4 parameter bahan iritan paru yaitu SO2, NO2, ozon dan partikulat. Sedangkan untuk melihat pengaruh terhadap paru dilakukan penelitian terhadap 145 responder dengan menggunakan kuesioner, pengukuran fungsi paru dengan alat ukur spirometer serta foto toraks. Hasil dan kesimpulan : Hasil menunjukkan perbedaan sangat bermakna nilai rata-rata kadar S021 NO2, ozon dan partikulat selama 4 hari pengukuran dalam ruang kerja di dalam bis kota yang sedang aktif mengangkut penumpang dan di dalam ruang kerja kantor (P<0,01). Hasil pengukuran fungsi paru berupa FVC, % Pred FVC, FEV1, FEV1 %, PEFR serta interpretasi spirometri menunjukkan perbedaan bermakna (P<0,05) antara mereka yang mengalami pajanan tinggi (awak bis) dan pajanan rendah (staf), demikian juga dengan kejadian bronkitis kronis dan kelainan yang didapat dari pemeriksaan foto toraks.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nur Islam
Abstrak :
ABSTRACT
This research is classified as correlational research which consists of two independent variables, the knowledge of environmental pollution and emotional intelligence, and a dependent variable, that is the participation of housewife in health care environment. This research was carried out in Cimandala village, Bogor district in 2012 with a total sample of 233 people who were taken as a multistage proportional random sampling. The research uses a method of survey and data analysis technique, with correlation and simple linear regression as well as correlation and multiple linear regression statistic tests. Meanwhile, the hyphotesis test was conducted on α = 0,05 dan α = 0,01. This research has three conclusions as follow: (1) There is a very significant positive relationship between the knowledge of environmental pollution with the participation of housewife in health care environment by the regression equation Ŷ = 140.606 + 0.632 X1, with the correlation coefficient value of ry1 =0.528 and the determination of the coefficient (r2) = 0.279. (2) There is a very significant positive correlation between the emotional intelligence with the participation of housewife in health care environment by the regression equation Ŷ = 54.487 + 0.654X2 and correlation coefficient ry2 = 0.542and than the coefficient determination (r2) was equal to 0.294. (3) there is a very significant relationship between the knowledge of environmental pollution and the emotional intelligence together with the participation of housewife in health care environment by the regression equation Ŷ = 84.737 + 0.260 X1 +0.420 X2, with the value of the coefficients correlation of ry12 = 0.551 and the determination of the coefficient (r2) = 0.303 Based on these results, it can be concluded that the participation of the housewife in health care environment can be improved through the knowledge environmental pollution and emotional intelligence.
Bogor: Program Pascasarjana Universitas Pakuan, 2017
370 JPLH 5:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sinung Rahardjo
Abstrak :
Sebagian besar wilayah Indonesia adalah perairan laut yang letaknya sangat strategis. Perairan laut selain dimanfaatkan sebagai sarana perhubungan, juga memiliki potensi sumber daya alam yang sangat kaya dan penting, di antaranya adalah terumbu karang, mangrove, dan padang lamun. Laut mempunyai arti penting bagi kehidupan makhluk hidup seperti manusia, ikan, tumbuh-tumbuhan dan biota laut lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa sektor kelautan mempunyai potensi yang sangat besar untuk ikut mendorong pembangunan di masa kini maupun masa depan. Namun di balik potensi tersebut, aktivitas-aktivitas pemanfaatan sumber daya tersebut sering kali menurunkan atau merusak potensi yang ada. Hal tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, mempengaruhi kehidupan organisme di wilayah pesisir, melalui perubahan lingkungan di wilayah tersebut. Pencemaran laut mengakibatkan terjadinya degradasi yang terus menerus yang ditandai dengan menurunnya daya dukung lingkungan, hilangnya jenis ikan dan berbagai kekerangan di estuari. Disinyalir bahwa kebanyakan organisme di estuari hidup di dekat batas-batas toleransinya, sehingga perubahan yang kecil sekalipun dari faktor-faktor lingkungan di perairan seperti perubahan panas, salinitas dan oksigen akan berpengaruh terhadap kehidupan organisme tersebut. Kerusakan ekosistem estuari seringkali disebabkan pula oleh perubahan yang terjadi di daerah hulu karena adanya erosi yang tinggi, perubahan pola aliran sungai, pencemaran dan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Sungai Dadap adalah salah satu sungai yang bermuara di Teluk Jakarta. Berdasarkan hasil pemantauan Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta tahun 2002 sungai ini termasuk dalam kategori buruk. Berbagai limbah dialirkan dari Sungai Dadap menuju perairan Teluk Jakarta, sehingga disinyalir memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kehidupan biota perairan di sekitarnya. Penelitian bertujuan untuk : (a) Menganalisis pola sebaran kelimpahan dan keragaman fitoplankton di lokasi penelitian; (b) Menganalisis pengaruh jarak perairan terhadap kelimpahan dan keanekaragaman fitoplankton; (c) Menganalisis kondisi dan pola sebaran beberapa parameter kualitas air di perairan pantai Dadap. Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen, menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan metode survei. Pengambilan sampel dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu dari bulan September sampai dengan Oktober 2003 di perairan pantai Dadap, Kecamatan Kosambi Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penentuan stasiun dilakukan secara purposive, terbagi dalam 6 stasiun, di mana jarak masing-masing stasiun adalah 0,5 mil. Posisi masing-masing stasiun terdistribusi tegak lurus dari muara Sungai Dadap menuju ke lepas pantai. Data primer dikumpulkan selama dua bulan dengan interval waktu 2 minggu sekali. Data kelimpahan fitoplankton yang diperoleh diuji homogenitas dan kenormalannya dengan uji Bartlett dan uji Chi-kuadrat, sedangkan untuk mengetahui pengaruh jarak terhadap kelimpahan dan keanekaragaman fitoplankton digunakan uji anova sampai dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Khusus untuk baku mutu kualitas air laut digunakan Kepmen KLH No. 02/MENKLH/1988 tentang baku mutu kualitas air laut untuk biota laut (budidaya perikanan). Kelimpahan fitoplankton di perairan Dadap pada saat pasang berkisar antara 92.768 ind/I sampai dengan 139.935 ind/I. Dengan demikian maka perairan pantai Dadap tergolong dalam perairan Eutropik yaitu perairan yang kaya dengan bahan organik (unsur hara). Jumlah taksa di setiap stasiun hampir seragam yaitu berkisar antara 10-12 taksa. Indek keanekaragaman berkisar antara 1,51-1,85. Hal ini menunjukkan bahwa komunitas fitoplankton berada pada kisaran moderat, yaitu mengalami tekanan ekologis sedang. Sementara itu indeks keseragaman dan dominasi di setiap stasiun berturut-turut adalah 0,62-0,75 dan 0,24-0,32. Indeks keseragaman di atas 0,6 mengindikasikan bahwa populasi species dalam komunitas fitoplankton di pantai Dadap memiliki keseragaman yang tinggi atau dapat dikatakan kondisi ekosistem serasi untuk semua species dan tidak terjadi tekanan ekologis pada ekosistem tersebut. Sedangkan indeks dominasi mendekati nol, mengindikasikan bahwa di dalam komunitas fitoplankton tidak ada species yang secara ekstrim mendominasi. Jumlah individu masing-masing species hampir merata atau dapat dikatakan komunitas dalam keadaan stabil dan tidak ada tekanan ekologis terhadap habitat komunitas fitoplankton. Pola sebaran kelimpahan dan keanekaragaman fitoplankton bervariasi, tidak terdistribusi secara linier mengikuti besarnya jarak perairan dari muara Sungai Dadap. Kelimpahan fitoplankton terendah terdapat pada stasiun 3 dan 4 yaitu pada jarak 1,5-2 mil dari pantai. Hal ini disebabkan oleh terkonsentrasinya tempat pemeliharaan kerang hijau di lokasi tersebut sehingga menurunkan kelimpahan fitoplankton karena sifat filter feedernya. Uji anova menunjukkan bahwa jarak perairan dari muara Sungai Dadap sangat mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman fitoplankton. Hal ini menunjukkan bahwa kelimpahan dan keanekaragaman fitoplankton sangat ditentukan oleh kondisi masing-masing stasiun yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah adanya aktivitas manusia, nutrient, tingkat asimilasi dan faktor-faktor oseanografi lainnya. Pola sebaran kualitas air laut di perairan pantai Dadap cenderung terdistribusi secara linier, berubah kualitasnya sesuai dengan besarnya jarak perairan dan muara Sungai Dadap. Parameter kualitas air laut perairan Dadap yang sudah melebihi baku mutu terdapat di muara Sungai Dadap (stasiun 1) yaitu TSS (Total Suspended Solid), Nitrit, Kekeruhan (Turbidity) dan TDS (Total Disolved Solid). Nilai rata-rata ketiga parameter tersebut berturut-turut adalah TSS = 81 mg/I, Nitrit = 0,002 mg/I, Kekeruhan = 32 NTU dan TDS = 34.923 mg/l. Sementara itu berdasarkan scoring sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 115 tahun 2003, mutu air laut perairan Dadap tergolong buruk (cemar berat). Saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil analisis di atas adalah : (a) Pemanfaatan kerang hijau sebagai biofilter alam perlu di atur sedemikian rupa, agar tidak mengandung kadar bahan pencemar yang melebihi ambang batas baku mutu dan dapat dikonsumsi secara aman; (b) Pemerintah daerah perlu melakukan pemantauan dan pengukuran kualitas lingkungan di muara-muara sungai yang rawan terhadap pencemaran secara berkala untuk mengamati perubahan-perubahan lingkungan; (c) Pengelolaan kawasan pesisir pantai Dadap perlu lebih dioptimalkan agar pencemaran lingkungan pantai dapat diminimisasi.
Most of the Indonesian territory is seawater. Indonesian waters have high potency not only for marine transportation but also have high potency of natural resources such as coral reef, mangrove and sea grass ecosystem. Beside that, oceans has also important rule for supporting some living organism i.e. human being, animal, plant, and other marine organisms. So that, marine ecosystem has high potency for supporting national development. On the other hand, some activities in utilizing marine resources have caused negative impact to the resources. The impact would affect coastal waters organism since the changing of coastal environment. Marine pollution causes the continuous degradation of environment indicated by decreasing carrying capacity, extinction of some fish species and bivalves in estuarine. It is supposed that most of the estuarine organism have low ability in facing environmental changing. So, the small change of environmental conditions, such as temperature, salinity, and dissolved oxygen, would influence living organism. The degradation of estuarine is often caused by the degradation of up stream area because of high level of erosion, changing of water catchments area, pollution as well as over exploitation of natural resources. Dadap River is one of the rivers, which flows to the Jakarta Bay. Based on the Report of the BLHD DKI Jakarta in 2002, shown that this river was classified as low category. Many kinds of pollutants are discharged to the river and finally came to the Jakarta Bay. The aims of the study were: (a) to analyze the affect of offshore distant to the density and diversity of phytoplankton; (b) to analyze the distribution pattern of density and diversity of phytoplankton; (c) to observe and analyze distribution pattern of some parameter of water quality of Dadap's coastal waters; (d) to analyze the water quality compared with the water quality standard. These study applied qualitative and quantitative method and was carried out for 2 months started from. September to Oktober 2003 in Dadap's coastal waters, Kosambi District, Tangerang Regency, Banten Province. Experimental design that was used in this study was Completely Randomized Design. There were 6 sampling station that had distant of 0,5 miles to each other station. Each station position was arranged straight line from the coastal line to the offshore. Therefore, the distance of each station from Dadap's river mouth were 05 mil for station 1, 1.0 mil for station 2, 1.5 mil for station 3, 2.0 mil for station 4, 2.5 mil for station 5, and 3.0 mil for the for station 6. Collecting data were performed frequently every 2 weeks for 2 month. Homogeneity and normality distribution of data of phytoplankton density was tested by using Bartlett test and Chi-square test, mean while the effect of offshore distant to the density and diversity of phytoplankton was analyzed by using one-way ANOVA. In term of water quality standard was compare to the Kepmen KLH No.02/ MENKLH/ 1988. Phytoplankton abundance in the Dadap's waters during high water was having range from 92,768-139,935 ind./l. So, Dadap's coastal waters were Eutrophic water that was indicated by high organic matter (nutrient) concentration. The total number of species in each sampling station was relatively similar of about 10-12 species. Based on the phytoplankton density, the diversity index was 1.51-1.85. It's mean that the water was ecologically moderate. Mean while, similarity and dominancy index of about 0,62-0,75, and 0.24-0.32, respectively. The similarity index of more than 0.6 indicated that the population of each phytoplankton species within community in Dadap coastal waters was similar. It's mean there was no ecological pressure. Furthermore, the dominancy index was very low, since there was no extremely species dominant in the ecosystem. The ecosystem was very stable and no ecological pressure. The distribution pattern of phytoplankton density and diversity vary, and had no correlation with distant from coastal line. The lowest phytoplankton abundant was found at the station 3 and 4. It was caused by green muscle culture. Green muscle is filter feeder organism that consumes huge number of phytoplankton. Based on the Anova test revealed that the density and diversity phytoplankton had highly significant different. It means that the distant of the sampling station from Dadap's river mouth strongly affected abundant and diversity of phytoplankton. The result showed that phytoplankton abundance and diversity were determined by some factors such as human activities, nutrient, assimilation level, and oceanography factors as well. Contrary, the distribution pattern of water quality tended to show liner distribution, which the water quality changes with the distant from the Dadap's river mouth. All stations had low water quality of which such parameters of total suspended solid (TSS), Nitrite, total dissolved solid (TDS), and turbidity. The average values of those parameters were 81 mg/I, 0.002 mg/I, 34,923 mg/I and 32 mg/I, respectively. Based on the results mentioned above, it can be suggested as follows: (a) utilization of green muscles as natural bio-filter need to be managed in order to keep the pollutant concentration is less than threshold value the standard and save to be consumed; (b) Local government needs monitoring environmental quality of around river mouth which is most sensitive area to the pollution; (c) Dadap coastal area management need to be optimized in order to minimize environmental pollution.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reysa Anggraini Vestiana Putri
Abstrak :

Pembuatan detergen nanofluida biodegradable dari Palm Kernel Oil (PKO) telah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan bahwa PKO dapat dikonversi menjadi Metil Ester Sulfonat (MES) dan dijadikan sebagai bahan baku detergen nanofluida yang bersifat biodegradable. PKO merupakan bahan baku utama dalam produk makanan salah satunya creamer. Limbah Industri creamer mengandung PKO sebesar 40% sehingga pada penelitian ini PKO digunakan sebagai model lemak limbah industri creamer. Pertama-tama PKO diesterifikasi dengan katalis asam untuk menurunkan %FFA (Free Fatty Acid). Proses esterifikasi dapat mengubah %FFA dari 4,13% menjadi 0,54% dan menghasilkan produk berupa metil ester dan trigliserida. Selanjutnya produk esterifikasi ditransesterifikasi dengan katalis basa. Pada proses transesterifikasi, asam lemak PKO berhasil terkonversi menjadi metil ester sebesar 99,52%. Metil ester kemudian disulfonasi dengan variasi rasio mol metil ester:NaHSO3 sebesar 1:2-1:4 dengan variasi optimum yaitu pada rasio 1:4 dilihat dari nilai tegangan permukaannya sebesar 37,2 dyne/cm2. Selanjutnya dilakukan tahap sintesis detergen dengan variasi komposisi MES 1,0%; 1,3%; 1,4%; 1,5%; 2,0%; 3,0% dengan konsentrasi TiO2 tetap yaitu sebesar 0,1%. Tahap sintesis detergen dilanjutkan dengan pengujian detergen yang terdiri dari uji kestabilan, uji pengangkatan dan degradasi kotoran serta uji biodegradable. Hasil uji menunjukkan bahwa komposisi MES 3,0% pada detergen menunjukkan hasil yang optimum. Kestabilan detergen, kemampuan pengangkatan kotoran, degradasi kotoran masing-masing mencapai 99,8%; 71,02% dan 90,61%. Selanjutnya dilakukan analisis biodegradable yang menunjukkan bahwa MES dan detergen nanofluida berperan sebagai substrat (sumber nutrisi bakteri) dengan pertumbuhan bakteri selama 10 hari masing-masingĀ  mencapai 27,58% dan 57,9%.


Synthesis of biodegradable nanofluid detergent from Palm Kernel Oil (PKO) is done. The purpose of this study is to prove that PKO can be converted to Methyl Ester Sulfonate (MES) and used as a biodegradable nanofluid detergent raw material. PKO is the main raw material in food products, one of them is creamer. Solid waste creamer contains 40% fat so in this research PKO is used as a fat model for creamer industrial waste. First of all PKO is esterified with an acid catalyst to reduce %FFA (Free Fatty Acid). The esterification process can change the %FFA from 4.13% to 0.545% and produce a product in the form of methyl esters and triglycerides. Then the esterification product is transesterified with a base catalyst. During the transesterification process, PKO fatty acids were successfully converted to methyl ester by 99,52%. The methyl ester is then sulfonated with a variation of the mole ratio of methyl ester:NaHSO3 of 1:2-1:4 with optimum variation at a ratio of 1:4 seen from the value of surface tension of 37.2 dyne/cm2. The detergent synthesis stage is then carried out with variations in the composition of MES 1.0%; 1.3%; 1.4%; 1.5%; 2.0%; 3.0% with fixed TiO2 concentration of 0.1%. Detergent synthesis phase is continued with detergent testing which consists of stability test, stain removal and degradation test, and biodegradable test. The test results showed that the 3.0% MES composition in the detergent showed optimum results. The stability of the detergent, the ability to remove stain, the degradation ability is 99.80%; 71.02% and 90.61% respectively. Then a biodegradable analysis was carried out which showed that MES and detergent nanofluid acted as a substrate (bacterial nutrient source) with bacterial growth for 10 days reached 27.58% and 57.9% respectively.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Yudiana
Abstrak :
ABSTRACT
The objective of the research is to determine the correlation amongs knowledge of pollution, naturalis intelligence, and environmental protection participation. Research used survey method, with 101 respondents. Sampling was done by proportionatecluster/area random sampling. Data analysis used simple correlation and regression and also double correlation and multiple regression. The results yielded three conclusions; there are a significant positive relationship between knowledge of environmental protection participation and naturalist intelligence either individually or jointly with housewife's participation in environtmental protection.
Bogor: Program Pascasarjana Universitas Pakuan, 2018
370 JPLH 6:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>