Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
POL 3(1-2) 2012 (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Denanda
Abstrak :
Pada keadaan lingkungan dunia yang terus berubah tidak menentu, manusia perlu waspada dengan isu global yang sedang terjadi karena hal tersebut berefek langsung pada pola hidup masyarakat sehari hari. Arsitek dan Desainer mencari solusi dalam konteks luas untuk berkontribusi dalam merespons keadaan lingkungan lokal dalam aspek pemeliharaan lingkungan, social dan ekonomi. Ide untuk memulai konsep “sustainability” dari hal tersimpel yang dekat dengan hidup sehari hari adalah konsep “Regenerative Apartment” sebagai bangunan campuran sebagai tempat tinggal dan edukasional. Dengan mengintegrasikan elemen natural dalam arsitektur, diharapkan bisa membuat bangunan tersebut karbon positif dan juga menginspirasi orang luas lewat keindahan alam untuk menjaga kelestariannya. Lewat analisis mendalam dari teori, holistic dan teknologi dari studi kasus, preseden dan observasi langsung, paparan ini akan dipresentasikan lewat diagram sketsa dan aplikasi langsung di tapak. ......In a constantly changing environment, people need to aware of current global issues as it affected on people’s life pattern. Architects and Designers keep looking for solutions in a broad sense on how to contribute a proper response to the local environment condition addressing to environmental, social and economic aspects of live. The idea of initiating sustainability from a living space created an attempt to create regenerative mixed-use building for living and educational purpose. Integrating natural elements in the architecture in such ways in purpose to have a carbon positive impact to the environment and inspire people to think and act green, seeing that water, fire, earth and earth are the means of the universe which is essential in life. Through thorough research of theoretical sustainability in architecture, holistic and technological approach from case studies, precedent and direct observation, the design report will be presented through diagrammatic sketches of various ideas and application on site.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arianto A. Paturum
Abstrak :
The key objective of this paper is to bring about the notion of "Marketable permits" into consideration in Indonesian academic and policy-level discourse on environmental issues. It shows how economics has cvolved in its mission to find a way around preserving the environment while ensuring economic activities. As an alternative to the more traditional yet widely adopted, "command-and-control" approach, economists have offered ti relatively new approach, namely "iradable marketable peemits". It is another from the "market approach, previously represented by the the "tax and/or subsidy" approach. This paper focuses on the marketable permits. In particular, it summarizes the recent development in the field with a hope to provide a fruitful alternative to help solve the problem in Indonesia. Nevertheless, some caveats are discussed.
2004
EFIN-52-3-Des2004-263
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arin Fithriana
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang keterkaitan antara perdagangan dan lingkungan hidup. Permasalahan ini menjadi penting dan mengemuka setelah dunia melihat bahwa proses produksi produk-produk perdagangan ternyata menimbulkan dampak bagi pelestarian dan kelangsungan lingkungan hidup. Terutama pada konferensi lingkungan hidup di Stockholm, Swedia yang terangkum dalam dokumen The Control of Industrial Pollution and International Trade. Dokumen ini secara langsung mendorong GATT sebagai regime perdagangan untuk meninjau kembali kebijakannya. Keterkaitan antara perdagangan dan lingkungan hidup disisi lain menyebabkan terjadinya distorsi perdagangan berupa hambatan, penolakan dan produk perdagangan yang dianggap tidak ramah lingkungan. Bahkan dijadikan alat untuk melegitimasi penekanan perdagangan satu negara atas negara lain. Dalam kajian ilmu hubungan internasional isu ini merupakan bagian dari isu non-konvensional. Hal ini berhubungan dengan adanya kesadaran bahwa isu ini telah menjadi ancaman tersendiri bagi kelangsungan hidup manusia, terutama negara. Negara sebagai aktor hubungan internasional sangat berkepentingan dalam perdagangan internasional. Karena selama ini perdagangan intemasional telah mampu memberikan masukan bagi devisa negara yang turut menyokong pembangunan ekonomi. Indonesia sebagai salah satu aktor dalam hubungan internasional selalu berupaya agar produk perdagangannya dapat diterima di pasaran internasional secara luas. Karena selama ini perdagangan inilah yang telah memberikan devisa negara cukup besar. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya Indonesia dalam menyikapi isu lingkungan hidup dalam perdagangan internasional GATT/WTO. Penelitian ini mengambil kurun waktu antara tahun 1992 sampai tahun 1999. Untuk menjawab permasalahan ini, penelitian ini menggunakan konsep Adjustment Strategy dengan model Domestic Offensive Adjustment Strategi sebagai alat analisa Pada strategi ini terjadi perubahan struktur domestik agar lebih kompetitif dalam persaingan global. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian yang bersifat deskriptif serta menggunakan data sekunder. Berdasarkan analisa dengan konsep tersebut bahwa Indonesia telah melakukan strategi domestic offensive adjustment untuk melindungi produk perdagangannya dari penolakan dan hambatan. Strategi ini merupakan upaya Indonesia dalam menyikapi isu lingkungan hidup dalam perdagangan intemasionalnya. Upaya tersebut antara lain dengan membentuk bad an standarisasi dan sertifikasi nasional, mengadopsi beberapa konvensi lingkungan hidup dari Multilateral Environment Agreements (MEAs), membuat kebijakan dan aturan yang berkaitan dengan lingkungan hidup bagi produsen dan konsumen serta melakukan kerjasama global. Meskipun upaya tersebut telah dilakukan Indonesia, bukan berarti tanpa hambatan. Karelia untuk melaksanakan strategi ini diperlukan persiapan baik dalam structural-nya maupun rasional-nya berupa biaya yang harus ditanggung bagi pelaksanaan, proses maupun hasil dari perubahan tersebut.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T1852
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiri Mulki
Abstrak :
Tesis ini menjelaskan mengenai implikasi reformasi kebijakan sektor kehutanan yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia karena adanya dorongan dari lembaga keuangan multilateral, IMF (International Monetary Fund) agar pemerintah Indonesia melakukan liberalisasi sektor kehutanan, terutama alur perdagangan kayu bulat produksi hutan Indonesia. Ruang lingkup pembahasan dari penelitian ini akan mencakup pembahasan mengenai kebijakan IMF dalam merumuskan program penyesuaian struktural (SAP, Structural Adjustment Programme) sektor kehutanan Indonesia. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implikasi apakah yang kemudian timbul dari reformasi kebijakan pengelolaan sektor kehutanan Indonesia tersebut. Tesis ini diawali dengan menjelaskan gambaran umum mengenai sejarah kebijakan pengelolaan hutan Indonesia sejak masa pemerintahan kolonial Belanda hingga masa pemerintahan Orde Baru. Tesis ini juga menjelaskan mengenai latar belakang keterlibatan IMF dalam isu lingkungan global hingga akhirnya merumuskan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan isu lingkungan sebagai prasayarat pencairan dana pinjaman bagi negara-negara debitor. Periodisasi penelitian ini dimulai pada tahun 1998 hingga tahun 2001, yakni pada saat sektor kehutanan Indonesia berada dalam program penyesuaian struktural IMF. Dalam menjelaskan implikasi kebijakan SAP IMF terhadap kerusakan hutan Indonesia, penulis menggunakan konsep Sustainable Development yang digagas oleh Komisi Bruntland sejak tahun 1983 dan konsep Aktor Organisasi Internasional yang dikemukakan oleh Gareth Porter dan Janet Welsh Brown. Kedua konsep ini menunjukkan bahwa terjadi pertentangan dalam memaknai pembangunan ekonomi di sebuah negara. Konsep sustainable development menempatkan pembangunan ekonomi sejajar dengan kelestarian lingkungan,sedangkan konsep aktor organisasi internasional memiliki power untuk memaksa suatu negara untuk menerapkan kebijakan pembangunan ekonomi yang dibuat aktor organisasi internasional tersebut, meskipun kebijakan tersebut berdampak negatif bagi sektor lingkungan di negara tersebut. Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif untuk menggambarkan implikasi kebijakan penyesuaian struktural IMF terhadap proses pengrusakan sektor kehutanan Indonesia. Data yang digunakan berupa data sekunder yang telah dipublikasikan, seperti buku, jurnal, dokumen, artikel, media cetak, dan juga laporan data statistik yang telah dikumpulkan dari penelitian terdahulu maupun laporan yang diberikan oleh instansi pemerintah atau organisasi resmi lainnya yang relevan dengan penelitian yang akan disusun. Data sekunder ini diperoleh baik melalui perpustakaan umum, instansi pemerintah, media cetak maupun elektronik, koleksi pribadi penulis, situs internet, dan sebagainya. Metode analisis data yang akan digunakan oleh peneliti adalah metode analisis data kuantitatif yang kemudian akan dianalisa lebih lanjut untuk melihat bagaimana hasil interpretasi pengolahan data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan program penyesuaian struktural sektor kehutanan Indonesia yang diusung oleh IMF, terutama liberalisasi perdagangan kayu bulat produksi hutan Indonesia, berimplikasi negatif bagi keberadaan hutan alam Indonesia. Asumsi awal IMF agar harga kayu Indonesia dapat bersaing di pasar internasional serta untuk mengefisienkan penggunaan bahan baku kayu tidak terbukti. Yang terjadi justru tingkat kerusakan hutan (deforestasi) yang meningkat secara siginifikan pada saat kebijakan tersebut dilaksanakan.
This thesis explains about the implication of reformation in forestry policy that implemented by Indonesian government under the conditions set by IMF to liberalize forestry sector in Indonesia, especially in log trading. Analysis in this study include the IMF's policy in formulating the Structural Adjustment Program (SAP) in forestry sector. The purpose of this thesis is to describe the implications from that policy reformation. The thesis beginning from the history of Indonesian forestry management policy since colonial government period until Orde Baru government. This thesis also explains the historical background of IMF concern on global environmental issues to formulate policies that related to environmental issues as conditions of loan disbursement to debtor countries. This study examines the forestry sector of Indonesia under the SAP during 1998-2001. Analysis in this study uses Sustainable Development concept that has been initiated by Bruntland Commission since 1983 and the concept of international organizations as actors developed by Gareth Porter and Janet Welsh Brown. Both concepts show that there is disagreement in defining the economic development in the country. Sustainable Development concept puts economic development equally environmental reservation, meanwhile in the second concept, the international organizations has power to encourage state to implement their economic development policy, even though their policy has negative impact to the environment. The study uses descriptive research method to describe the implications of IMF?s SAP to the deforestation in Indonesia. Analysis in this study based on published secondary data such as books, journals, documents, articles, news paper, and statistics data collected from previous study or official reports. This thesis uses quantitative data analysis approach in collecting, processing and interpreting the data. The result of this study shows that the IMF?s SAP in forestry sector, especially the liberalization of log trading in Indonesia, has increased deforestation level in this country. The objectives of that policy initially were to increase the price competitiveness of Indonesian log in international market and to reduce the uses of log. in fact, both objective were not achieved and on the contrary has caused the level of deforestation in Indonesia getting worse.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T22913
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Nadia Taufany
Abstrak :
Abstrak Berbahasa Indonesia/Berbahasa Lain (Selain Bahasa Inggris): Pertumbuhan konsumsi air minum dalam kemasan terus meningkat, meskipun banyak sekali laporan negatif terkait dengan industri tersebut. Media saat ini sedang menyorot kasus krisis lingkungan, dan perusahaan air minum dalam kemasan dianggap sebagai salah satu yang bertanggung jawab. Penggunaan botol plastik menerima paling banyak kritik di industri air minum dalam kemasan, terutama karena desain produk mereka yang dianggap berbahaya. Kepedulian konsumen mendorong permintaan untuk desain produk yang lebih aman, namun perusahaan masih memprioritaskan profitabilitas dalam menangani masalah ini. Konsep sustainability di dalam makalah ini diadopsi untuk menandakanpentingnya perusahaan air minum dalam kemasan untuk berkomitmen bersama menyelesaikan masalah lingkungan. Berikut adalah pertanyaan utama didalam makalah ini: Bagaimana konsep sustainability dalam desain produk dapat membantu mempertahankan competitive advantage dalam industri air minum dalam kemasan? Diakui sebagai teori terkenal tentang competitive advantage, kedua teori stakeholder dan resource-based view akan digunakan sebagai landasan teori untuk makalah ini. Makalah ini mengusulkan empat desain produk sustainable sebagai penemuan akhir. Desain produk tersebut bertujuan untuk menggantikan atau mengurangi aspek negatif botol-botol plastik. Desain produk upcycling, desain produk yang tahan lama secara emosional, desain produk bioplastic dan desain produk tanpa kemasan akan dibahas di bagian analisis. Semua temuan dalam makalah ini diharapkan untuk mempengaruhi secara positifperceived value produk air minum dalam kemasan. Dua desain produk yang dianggap paling penting akan dimasukkan dalam bagian kesimpulan, yaitu desain produk yang tahan lama secara emosional dan desain produk tanpa kemasan. ...... Consumption growth of bottled water continues to increase, despite the myriad adverse reports associated with the industry. The current heightening media spotlight amplifies the environmental crisis, and bottled water companies are presumed accountable. Plastic bottles receive the most criticism in the bottled water industry, mainly accusing their harmful product design. Consumer concerns drive the demands for greener product design while companies still prioritize profitability in addressing the issue. The concept of sustainability is adopted to dismiss the diverging interests and signify the importance of bottled water companies’ commitment to solve the environmental issue. This paper proposes the following as the main research question: How does sustainability in product design help sustain competitive advantage in the bottled water industry? Recognized as a well renowned theory of competitive advantage, stakeholder and resource-based view theory will be used as a theoretical foundation for this paper. The findings of this paper bring four sustainable product designs that aims to replace the negatively scrutinized plastic bottles. Upcycling product design, emotionally durable product design, bioplastic product design and zero-packaging design will be discussed in the analysis section. All of the suggestions are expected to positively affect perceived value of the product. Two of the most notable suggestions will be included in the conclusion, which are emotionally durable product design and zero-packaging design.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library