Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Kezia Dara Euodia
Abstrak :
Indonesia memiliki potensi geotermal yang sangat besar, meliputi entalpi-tinggi dan entalpi-rendah. Geotermal entalpi-rendah dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk CCHP, merupakan alternatif untuk memebuhi kebutuhan energi gedung komersial yaitupendingin, listrik, dan pemanas. CCHP dapat diaplikasikan di bangunan hotel dalam rangka konservasi energy menjadi green building. Pada penelitian ini diasumsikan bangunan hotel bintang lima akan didirikan di Kota Baru Meikarta membutuhkan energi sebesar 7941,81 kW yang terdiri dari pendingin, pemanas, dan listrik. Analisis kinerja teknis sistem CCHP menggunakan piranti lunak Cycle Tempo dilakukan dengan dua skenario utilisasi fluida panas bumi. Hasil simulasi memperlihatkan bahwa dengan skenario fluida geotermal di bagi 15 menuju siklus pembangkit dan waste heat siklus tersebut digabungkan dengan 85 fluida geotermal menujusiklus pendingin dan sistem pemanas,. efisiensi sistem CCHP 36,34 dan penurunan emisi CO2 hingga 1,4459 tonCO2eq/tahun dapat dicapai. Simulasi borehole dengan kedalaman 400 m dan diameter 8 inci menggunakan piranti lunak COMSOL untuk mendapatkan profil temperatur dan kecepatan fluidageotermal. Analisis finansial dengan metode cash flow menggunakan Ms. Excel. Skema bisnis terbaik adalah Build, Own, Operate BOO dengan insentif fiskal, soft loan, dan grant sehingga biaya produksi energi adalah Rp1039/kWth, Rp1388/kWeh, dan Rp163.550/MMBtu secara berurutan untuk pendingin, listrik, dan pemanas. ......As Indonesia located on the ring of fire, it has a massive geothermal reserve for both hig enthalpy and low enthalpy. Low enthalpy geothermal that is utilized as CCHP rsquo s source is the solution to fulfil energy demand in three outputs, which are cooling, heating, and power. CCHP based on low enthalpy geothermal application in hotel building is a form of energy conservation, which is green building. A five star hotel was assumed to be built in Meikarta City with total energy demand of 7941,81 kW that consist of cooling, heating, and electricity. Technical analysis for CCHP system uses Cycle Tempo program to simulate two scenarios. The chosen scenario was scenario 2, which fresh geothermal was devided by 15 to power generation and the waste heat was merged with the other 85 of fresh geotermal to enter refrigeration and heating systems. The CCHP system efficiency was 36,34. The CO2 emission was decreased by 1,4459 tonCO2eq year from conventional source. Technical analysis for borehole uses COMSOL program, which depth of borehole is function of temperature and diameter is function of mass flow rate. The surface conditions of geothermal fluid were 149,5 oC and 1,2273 m s. Economics analysis uses Ms. Excel with cash flow method. The best business scheme is Build, Own, Operate with modifications of fiscal incentives, soft loan, dan grant. Therefore, the production prices are Rp1039 kWth, Rp1388 kWeh, and Rp163.550 MMBtu for cooling, electricity, and heating respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Brantyopati Bregas B.W.
Abstrak :
AC telah menjadi salah satu kebutuhan mendasar manusia terutama di Indonesia. Penggunaan AC tersebut difokuskan untuk kenyamanan pengguna nya. Dengan meningkatnya jumlah populasi masyarakat Indonesia, terjadi peningkatan pula pada penggunaan energi listrik. AC adalah salah satu alat yang digunakan pada rumah yang sangat konsumtif energi listrik. Permasalahan pemakaian energi yang meningkat ini adalah alasan pemerintah Indonesia mendorong untuk menggunakan teknologi yang efisien energi. Salah satu metode adalah pengujian AC dan pelabelan AC menggunakan energy efficiency ratio dengan menggunakan ruangan psikometrik. Salah satu syarat untuk perhitungan EER adalah temperatur udara yang akan digunakan untuk perhitungan kapasitas pendinginan AC. Alat ukur temperatur udara yang digunakan akan berfungsi untuk mengukur temperatur bola basah dan kering udara masuk serta keluar evaporator yang akan digunakan untuk mendapatkan perbedaan entalpi udara. Diperlukan perhitungan serta pertimbangan saat merancang dan mengkonstruksi alat ukur temperatur udara seperti ukuran fan, ukuran pipa, dan sensor yang digunakan. Selain perhitungan, harus dipastikan bahwa rancangan tersebut sesuai dengan standar yang sudah diterapkan pemerintah atau pun lembaga internasional. Secara keseluruhan, karya tulis ini akan membahas mengenai tahap perancangan serta perhitungan alat ukur temperatur udara untuk pengujian dan pelabelan energi AC.
Air conditioner has been one of the main necessities for mankind, especially for people living in warm climate countries such as Indonesia. The need for air conditioner itself functions for the comfort of users and also operating functions of certain equipment. Due to global warming, increase in the temperature of the Earth forces greater energy consumption of air conditioner to reach the required room temperature requested by the user. This increase in energy consumption has been the main focus of the Indonesian government in finding solutions to help reduce energy consumption from non-renewable energy power plants while still fulfilling societies demand. One solution is applying energy labelling for air conditioners using Energy Efficiency Ratio (EER) as a parameter. In order to calculate the EER of air conditioners, a controlled room environment is needed, thus the reason of creating the Psychrometric Chamber. One of the required data to calculate EER is the temperature of air leaving the evaporator which will take part for the cooling capacity calculation, thus the reason for constructing the Air Sampling. The Air Sampling collects data of dry bulb temperature and wet bulb temperature of air exiting the evaporator and also the Psychrometric Chamber room. Certain calculations are needed in designing the Air Sampling which involves fan selection, pipe selections, and sensor selections. Besides calculation, the design of the Air Sampling needs to follow standards where applicable. Overall, this paper shows the design process and construction of the Air Sampling in the Psychrometric Chamber to calculate the EER for energy labelling.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Ariatmi N.
Abstrak :
Penggunaan persamaan keadaan kubik untuk memprediksi perilaku Kesetimbangan Fase Cair-Uap, saat ini sudah banyak dilakukan. Pengembangan aturan pencampuran untuk perhitungan kesetimbangan cair-uap yang antara lain diusulkan oleh Huron-Vidal, Michelsen, Heidemann-Kokal dan Wong-Sandler adalah dengan menggabungkan pendekatan Koefisien Aktivitas (y) dan Koefisien Fugasitas (co). Wong-Sandler mengaplikasikan perhitungan Kesetimbangan Uap-Cair tersebut dengan menggunakan pendekatan y-rp dan Persamaan Keadaan Peng-Robinson. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Aturan pencampuran Wong-Sandler dapat digunakan untuk memprediksi kesetimbangan fase cair-uap sistem tidak ideal pada rentang suhu dan tekanan yang luas (343-473 K dan tekanan rendah sampai dengan 40 bar). Aturan Pencampuran Wong-Sandler yang menghubungkan dengan persamaan NRTL 6 parameter (A12,A21,B12,B21,a12, dan k12) bersifat fleksibel dan memberikan hasil yang lebih akurat (PDAR P bervariasi dad 0.7 %- 16.0 %) dibandingkan dengan aturan pencampuran van der Waals (PDAR P bervariasi dari 2 %-39 %) dan aturan pencampuran Wong-Sandler 5 parameter (A12,A21,B12,B21, dan a12) . Sedangkan prediksi kesetimbangan fase sistem tidak ideal dengan Persamaan Vidal kedua korelasi NRTL (B-NRTL) memberikan hasil PDAR P yang baik yaitu bervariasi dari 0.5% - 2.9 % pada suhu rendah. Suatu metoda termodinamika diuji kemampuannya, disamping didalam memprediksi Kesetimbangan Cair-Uap juga didalam mengevaluasi sifat thermodinamika yang lain (entalpi, kapasitas panas, dan entropi). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa meskipun Aturan pencampuran Wong-Sandler memberikan hash yang balk di dalam memprediksi Kesetimbangan fase cair-uap sistem tidak ideal dibandingkan dengan aturan pencampuran van der Waals, tetapi masih harus dipertimbangkan jika akan digunakan untuk perhitungan entalpi ekses, hal ini disebabkan karena adanya ketergantungan yang kompleks dan implisit dad term a dan b persamaan keadaan terhadap suhu dan pada model ekses Gibbs yang digunakan, sehingga akan memberikan perilaku entalpi ekses yang tidak konsisten. Sedangkan dengan menggunakan persamaan keadaan virial kedua dengan korelasi NRTL (B-NRTL) memberikan hash yang baik pada suhu yang relatif rendah dengan penyimpangan bervariasi dari 4.3 J/mol- 934.3 J/mol.
Application of cubic equation of state for predicting of vapor liquid equilibrium (VLE) behavior, have been used. Development of mixing rule for calculation of VLE proposed by Huron-Vidal, Michelsen, Heideman-Kokal and Wong-Sandler is combining activity coeffisient ()) and fugacity coeffisient (q) approach. Wong-Sandlerhas applied 7- p approach for VLE calculation dan used Peng-Robinson equation of state. The result of Wong-Sandler mixing rule has been shown to be suitable to predict VLE non-ideal system at high pressure and temperature. Wong-Sandler mixingrule correlated with NRTL model 6 parameters (A12,A21,B12,B21,a12, dan k12) flexible and to give result more accurate with average absolute pressure deviation (MPD) is 0.7 %-1 & 0 % than van der Waals mixing rule with AAPD is 2 %-39 % and Wong-Sandler mixing rule 5 parameters (A12,A21,B12,B21, dan a12). For prediction VLE of non-ideal system used second viral equation with NRTL correlation (B-NRTL) has good result, at low temperature with AAPD is 0.5% - 2.9 %. A thermodynamic method are tested with regard to their ability to predict VLE and for an evaluation of derived thermodynamic properties (enthalpies, heat capacities, and entropies) The result of excess enthalpies calculation has been shown, although the Wong-Sandler mixing rule to give better result than van der Waals mixing rule to predict VLE non-ideal system , but must be considered to excess enthalpies calculation. Because of the complex dependency of a and b term equation of state in temperature and the choise of Gibbs excess model being used, so give inconsistent excess enthalpies behavior. For using second virial equation with NRTL correlation (B-NRTL) give the good result at low temperature with deviation is 4.3 J/mol- 934.3 J/mol.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T531
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Riandika Nurfakhri
Abstrak :
Penggunaan perangkat elektronik pada sektor rumah tangga meningkat setiap tahunnya, serta berbanding lurus dengan laju pertumbuhan penduduk. Penggunaan pengkondisi udara merupakan yang tertinggi dalam memengaruhi konsumsi energy sektor rumah tangga. Pengukuran tingkat energi dalam perangkat AC berdasarkan Energy Efficiency Ratio (EER) merupakan nilai perbandingan antara beban pendinginan dengan kebutuhan listrik yang dibutuhkan. Pada Pengujian AC secara keseluruhan disebut kalorimeter merupakan pengukuran jumlah panas yang diserap untuk menentukan panas spesifik yang akan dikalkulasi menjadi besaran beban pendinginan. Pengujian AC metode entalpi udara, parameter utama yang dianalisa adalah sifat dari udara tersebut. Udara yang berasal dari unit uji akan disalurkan ke alat yang disebut receiving chamber atau psychometric measurement chamber. Pada receiving chamber terdapat air sampler yang berfungsi mengukur entalpi udara berdasarkan sifat udara. Sebelum dilakukan pengukuran entalpi udara untuk menentukan nilai EER dibutuhkan nozzle agar aliran udara saat pengukuran sesuai dengan standar yang dijadikan acuan. Berdasarkan standar acuan, udara ketika melewati nozzle harus memiliki kecepatan udara 15-35 m/s. Standar utama yang digunakan pada desain ini adalah SNI 19-6713-2002, dan SASO 2681 (2007), dan ASHRAE 37 (2005), dan ARI 340/360 (2000) sebagai acuan pendukung. Berdasarkan perancangan yang dilakukan dihasilkan ukuran nozzle sebanyak 4 tipe yaitu throat diameter 10 cm dan 15 cm pada indoor unit, serta pada outdoor unit 16 cm dan 22 cm. Sistem pengukuran menggunakan sensor perbedaan tekanan, dan suhu yang berupa sinyal analog, serta daya memiliki output digital. Agar dapat diolah datanya oleh komputer dibutuhkan DAQ untuk mengubah sinyal analog menjadi digital. ......Electricity utilization in household unit has increased every year and it has a direct proportional with population growth. The most contribution to the power consumption in house hold is spent by the usage of air conditionig. The measurement of energy in air conditioning depends on value of Energy efficiency ratio (EER) which is a comparation between cooling load AC and power electricity value of AC. AC measuring instrument which is called Calorimeter has a purpose to measure the quantity of absorbed or emitted heat or to determine the specific heat which will be converted to cooling load calculation. Those electrical instrument consist of two method, namely air enthalpy and refrigerant measurement. In air enthalpy method, the principal parameter depends on characteristic of air to be analyzed. Air from measuring instrument will distribute to the equipment called receiving chamber or psychometric measurement chamber. Receiving chamber has an air sampler which has a function to measure air enthalpy which depends on characteristic of air. Before measuring the air enthalpy to determine EER value, it needs a nozzle as a component to reach the standar air velocity when it comes out to the nozzle. Based on the standard, the velocity of air when it discharges through the nozzle is between 15-35 m/s. The standards usage in these design are SNI 19-6713-2002, and SASO 2681 (2007) as a primary standard, and it has a ASHRAE 37 (2005), and ARI 340/360 (2000) as a support standard. Based on result, there are several size of nozzle in 4 types. For indoor unit measurement has using 10 cm and 15 cm of throat diameter. For outdoor unit has using 16 cm and 22 cm of throat diameter. For measurement system has need temperature, differential, and power sensor. Temperature and differential pressure has output analog sensor, so on those system must use DAQ to convert analog to digital signal.;
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65491
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meidiono Untoro
Abstrak :
Peningkatan taraf hidup dan temperatur rata-rata yang tinggi di Indonesia membuat penggunaan elektronik pengkondisi udara meningkat. Hal tersebut akan bertolak belakang dengan usaha mewujudkan Indonesia hemat energi. Pemerintah mengeluarkan peraturan menteri ESDM nomor 7 tahun 2015 tentang penerapan standar kinerja energi minimum dan pencantuman label tanda hemat energi untuk AC dengan ruang lingkup maksimal 27.000 Btu/h jenis single split wall mounted. Prosedur mendapatkan label tanda hemat energi dengan persyaratan pengujian kinerja piranti pengkondisi udara yang mengacu kepada SNI 19-6713-2002 diadaptasi dari ISO 5151. Metode pengujian kinerja dapat dilakukan menggunakan metode entalpi udara. Rangkaian metode entalpi udara yang digunakan adalah tunnel. Rangkaian tunnel dengan udara dari piranti pengkondisi udara yang diuji dimasukan ke alat pengukur beban pendinginan kemudian udara dilepaskan ke ruang pengkondisian. Ruang pengkondisian merupakan ruang terisolasi dengan alat pengkondisi udara untuk mencapai kondisi standar pengujian. Kondisi standar pengujian untuk ruang pengkondisian piranti pengkondisi udara unit dalam 27°C dan RH 47% dan untuk unit luar 35°C dan RH tidak dipersyaratkan. Ruang pengkondisian dicapai kondisinya menggunakan alat pengkondisi ruangan yang dilengkapi coil pendingin, coil pemanas, dan penambah kelembaban hanya pada ruang unit dalam. Sistem refrigerasi dari alat pengkondisi ruangan pengkondisian menggunakan air cooled chiller dengan sistem heat recovery. Sistem heat recovery sebagai suplai untuk air panas yang digunakan coil pemanas. Sistem kontrol alat pengkondisi udara ruang pengkondisian menggunakan laju aliran air dingin coil pendingin, air panas coil pemanas, dan mist air alat penambah kelembaban sebagai variabel kapasitas pendinginan, pemanasan dan penambah kelembaban. ......Lifestyle and the high average temperature in Indonesia makes use of air conditioning increases. It would be contrary to the energi saving effort towards Indonesia. The government released rules of minister ESDM number 7 2015 about implementation standard of energi efficiency and energi labelling for AC unit with maximum capacity 27.000 Btu/h single split wall mounted type. The procedure to get a label and requirement of testing AC has refer to SNI 19-6713-2002 which adopted from ISO 5151. Method of testing AC can be done using air enthalpy method. Using tunnel air enthalpy test method arrangement. In tunnel air ethalpy, air from testing unit entered to the cooling load measuring instruments and then released into the climatic chamber. Climatic chamber is a insulated chamber with air conditioning apparatus to reach standard test condition. Standard testing condition for climatic chamber for indoor unit in 27 °C with RH 47% and for the outdoor unit 35 °C with RH not required. The condition is achived using a air conditioning apparatus that is equipped with cooling coil, heating coil, and humidifer only for indoor unit testing. Refrigeration system for using air cooled chiller with heat recovery system. Heat recovery system as a supply of hot water used for heating coil. The control system of room air conditining apparatus using a flow rate of chilled water cooling coil, hot water heating coil, and air mist moisture as a variable capacity cooling, heating, and humidification.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64984
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi Hanif Yuditama
Abstrak :

AC telah menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia terutama di Indonesia. Penggunaan AC difokuskan untuk kenyamanan penggunanya. Dengan meningkatnya jumlah populasi masyarakat Indonesia, terjadi peningkatan pula pada penggunaan energi listrik. Penggunaan energi listrik yang konsumtif salah satunya adalah penggunaan AC. Peningkatan energi listrik ini mendorong pemerintah untuk menggunakan teknologi yang efisien energi. Salah satu metode adalah pengujian AC dan pelabelan AC menggunakan Energy Efficiency Ratio (EER) dengan menggunakan ruangan psikometrik. Salah satu syarat untuk perhitungan EER adalah temperatur udara yang akan digunakan untuk perhitungan kapasitas pendinginan AC. Alat ukur temperatur udara yang digunakan akan berfungsi untuk mengukur temperatur bola basah dan kering udara masuk serta keluar evaporator yang akan digunakan untuk mendapatkan perbedaan entalpi udara. Diperlukan perhitungan serta pertimbangan saat merancang dan mengkonstruksi alat ukur temperatur udara seperti ukuran fan, ukuran pipa, dan sensor yang digunakan. Selain perhitungan, harus dipastikan bahwa rancangan tersebut sesuai dengan standar yang sudah diterapkan pemerintah atau pun lembaga internasional. Hasil akhir dari penilitian ini adalah penentuan data collector yang digunakan untuk pengukuran temperature dan hasil verifikasi thermocouple yang digunakan pada alat pengukur temperature terhadap thermometer yang sudah di standarisasi. Yakni menggunakan Arduino sebagai data collector, dan verifikasi empat thermocouple yang masing masing memiliki nilai berbeda terhadap thermometer yang sudah di standarisasi. 


Air Condition has become one of the basic human needs, especially in Indonesia. The function of air conditioners is focused on the comfort of its users. Due to the increase in Indonesias population, there is also an increase in electricity usage. One use of consumptive electrical energy is the use of AC. This increase energy consumption is encouraging the government to use energy saving technologies. One solution is applying energy labelling for air conditioners using Energy Efficiency Ratio (EER) as a parameter. In order to calculate the EER of air conditioners, a controlled room environment is needed, thus the reason of creating the Psychrometric Chamber. One of the required data to calculated EER is the temperature difference of air entering and leaving the evaporator which will take part for the cooling capacity calculation, thus the reason for constructing the air temperature measurement device. The air temperature measurement device collects data of dry bulb temperature and wet bulb temperature of air exiting the evaporator and also the Psychrometric Chamber room which will then be used to calculate the enthalpy difference. Certain calculations are needed in designing the air temperature measurement device which involves fan selection, pipe selections, and sensor selections. Besides calculation, the design of the air temperature measurement device needs to follow standards where applicable. The final result of this research is the determination of the data collector used to measure temperature and the results of verification of the thermocouple used on a temperature measuring device against a standardized thermometer. Namely using Arduino as a data collector, and verification of four thermocouples, each of which has a different value to the thermometer that has been standardized. 

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library