Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nayasari Aissa
Abstrak :
Energi merupakan salah satu sumber input produksi yang mendukung meningkatnya perekonomian Indonesia. Kebijakan yang diambil pemerintah membuat konsumsi batu bara menjadi sumber utama bauran energi pembangkit listrik. Tetapi penggunaan kedua jenis energi fosil tersebut memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan yaitu meningkatnya emisi karbondioksida. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kebijakan investasi untuk meningkatkan output produksi listrik panas bumi serta melakukan substitusi energi fosil ke energi panas bumi dengan menggunakan model Computable General Equilibirum. Hasilnya didapatkan bahwa pemberian investasi serta dilakukannya substitusi energi fosil ke energi terbarukan berdampak pada kenaikan pertumbuhan ekonomi, yaitu bertambahnya nominal PDB tahun 2008. Serta, substitusi dari energi fosil ke energi panas bumi memberikan dampak yang signifikan atas berkurangnya emisi karbondioksida di udara. ......Energy is one of main resources that can support the increasing of economics growth. Least-cost policy that government have taken, made consumption of coal becoming the main resources of electricity generation energy mix. But, the using of coal was giving bad effect for enviromental, such as increasing emission of carbondioxide. This research was done to investigate effect of investment policy for increasing output electricity production and energy substitution from fossil fuel to renewable energy that use Computable General Equilibrium model. The simulation get result that increasing on investment for power generation raise economics growth, household income, and sectoral output. But substitution scenario from fuel fossil to geothermal energy didn’t give significant effect to macroeconomics, besides reduction of carbondioxide emission on big number.
depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T45139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muwonge Martin
Abstrak :
Dengan perubahan iklim dan pemanasan global yang menyebabkan kerusakan parah pada lingkungan, transisi yang cepat dan terkelola dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan sedang meningkat. Panas Bumi Energi (GE) sebagai sumber energi terbarukan, telah membuktikan relevansinya di sektor energi dengan turbin uap dianggap sebagai penggerak utama di PLTP dan kinerjanya dianggap penting dalam fasilitas produksi tenaga panas bumi. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu rancangan awal alat untuk estimasi kerja aktual, daya yang disalurkan, efisiensi total-to-total suatu tahapan turbin, dan efisiensi isentropik suatu turbin uap. Dalam studi ini, analisis garis rata-rata dari turbin uap multitahap digunakan dengan berfokus terutama pada parameter termodinamika dan kinematik dari masing-masing tahapan turbin. Turbin uap yang diteliti terdiri dari 6 tahap tipe reaksi penuh, dengan pemodelan dilakukan dengan bantuan Engineering Equation Solver (EES) sebagai perangkat lunak yang digunakan, di mana uap dianggap sebagai fluida kerja nyata untuk simulasi proses termodinamika. di turbin uap dengan asumsi yang dinyatakan. Dengan menggunakan parameter desain dan koefisien kerugian pada setiap tahap turbin, parameter aerodinamis utama yang diperkirakan adalah kerja, daya, efisiensi total-to-total, dan efisiensi isentropik turbin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi tahapan berada pada kisaran 0,89 – 0,92, dengan efisiensi tahapan maksimum dicapai pada nilai rasio kecepatan mendekati 0,5. Efisiensi tahap rata-rata turbin diperkirakan sebesar 0,829, dan kerja aktual turbin secara keseluruhan, kerja isentropik, dan daya yang disalurkan masing-masing adalah 176,296 kJ/kg, 212,633 kJ/kg dan 1,344 MW. Untuk memperhitungkan ketidakefisienan proses ekspansi melalui tahapan turbin, faktor reheat digunakan untuk memperkirakan efisiensi isentropik turbin, yang hasilnya menunjukkan bahwa efisiensi ini berada pada 0,853 nilai yang sedikit lebih tinggi sebesar 6,63% dari turbin efisiensi desain. ......With climate changes and global warming causing severe damages to the environment, a rapid and managed transition from fossil fuels to renewable energy is on a rise. Geothermal Energy (GE) as a renewable energy resource, has proved its relevancy in the energy sector with steam turbines considered as the prime movers in GPP and their performance considered paramount in geothermal power production facilities. This study aims to make a preliminary design tool for the estimation of actual work, power delivered, total-to-total efficiency of a turbine stage, and isentropic efficiency of a steam turbine. In this study, a mean line analysis of the multistage steam turbine is utilized by focusing mainly on the thermodynamic and kinematic parameters of each of the turbine stages. The steam turbine under study is of 6 stages fully reaction type, with the modelling done with the help of Engineering Equation Solver (EES) as a software tool used, in which steam is considered as the real working fluid for the simulation of the thermodynamic processes in the steam turbine under stated assumptions. Using design parameters and loss coefficients at every turbine stage, the main aerodynamic parameters estimated were delivered work, power, total-to-total efficiency, and the turbine isentropic efficiency. The results of the study suggest that the stage efficiencies lie in the range 0.89 – 0.92, with the maximum stage efficiency achieved at value of speed ratio λ close to 0.5. The mean stage efficiency of the turbine is estimated at 0.829 and the overall turbine actual work, isentropic work, and power delivered being 176.296 kJ/kg, 212.633 kJ/kg and 1.344 MW respectively. To account for the inefficiency of the expansion process through the turbine stages, a reheat factor was used to estimate the isentropic efficiency of the turbine, for which the results showed that this efficiency is at 0.853 a value slightly higher by 6.63% than the turbine design efficiency.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Abby Yoga
Abstrak :

Logam berat merupakan unsur-unsur logam yang terbentuk secara alami dan memiliki densitas yang relative lebih tinggi dari air (Fergusson, 1990). Kehadiran logam berat dapat berasal dari aktivitas hidrotermal pada daerah panas bumi (Welch dan Stollenwerk, 2003) dengan konsentrasi rendah atau disebut sebagai trace elements (Kabata, 2001 dalam Tchounwou dkk., 2012). Purnomo dan Pichler (2014) melakukan penelitian terdahulu mengenai kandungan unsur pada manifestasi di area panas bumi dan beberapa kawasan di luar area gunung api di Pulau Jawa. Dari penelitian di Pulau Jawa ditemukan bahwa pada manifestasi kompleks gunung api dan panas bumi aktif mengandung konsentrasi logam berat yang sangat tinggi, terutama pada daerah panas bumi Gunung Lawu dengan konsentrasi arsenik (9514.8 μg/L). Konsentrasi logam berat pada manifestasi panas bumi ini dapat menjadi potensi ancaman bagi lingkungan dan juga saat tahap eksploitasi panas bumi (Kristmannsdóttir dan �rmannsson, 2003 dalam Kaasalainen dkk., 2015). Berdasarkan hasil analisis geokimia dan geologi yang didapatkan terdapat 2 logam berat yang terdapat pada daerah panas bumi Gunung Lawu, yaitu arsenik (As) dengan konsentrasi tertinggi 0.2 ppm dan besi (Fe) dengan konsentrasi tertinggi 66.07 ppm. Kemunculan logam berat tersebut berkaitan erat dengan interaksi antara batuan dan fluida, topografi, tipe fluida, dan struktur geologi, hal ini pula mempengaruhi persebaran logam berat. Persebaran arsenik berdasarkan hasil analisa berarah selatan utara, sedangkan persebaran besi berarah timur-barat. Kedua logam berat tersebut melebih batas ambang konsentrasi masing-masing logam berat yang telah ditetapkan oleh WHO, dimana logam berat ini dapat mempengaruhi kesehatan ataupun proses produksi pembangkit panas bumi dikedepannya, sehingga diperlukan kesadaran dari pihak pengelola nantinya untuk mengolah limbah berupa air dengan logam berat tersebut agar tidak mencemari lingkungan

 


Heavy metals are elements that are formed naturally and have a relatively higher density than water (Fergusson, 1990). The presence of heavy metals can originate from hydrothermal activity in geothermal area especially in tectonically active regions around the world (Welch and Stollenwerk, 2003) with low concentrations or referred to as trace elements (Kabata, 2001 in Tchounwou et al., 2012). Purnomo and Pichler (2014) conducted previous geochemistry study of geothermal manifestations around potential geothermal areas in Java. It was found that the manifestations in active volcanoes and geothermal areas contain very high concentrations of heavy metals, especially in the geothermal area of Gunung Lawu with arsenic concentrations reached up to 9514.8 μg/L. The concentration of heavy metals in this geothermal manifestation can be a potential threat to the environment and during the geothermal development stage (Kristmannsdóttir and �rmannsson, 2003 in Kaasalainen et al., 2015). Based on the results of geochemical and geological analysis, there are 2 heavy metals found in the geothermal area of Gunung Lawu, namely arsenic (As) with the highest concentration of 2 ppm and iron (Fe) with the highest concentration of 66.07 ppm. The emergence of heavy metals is closely related to interactions between rocks and fluids namely hydrothermal alteration, topography, fluid type, and geological structure, this also influences the distribution of heavy metals. The trend distribution of arsenic is north-south, while the distribution of iron is trending east-west. Both of these heavy metals exceed the threshold concentration of each heavy metal set by WHO, where these heavy metals can affect the health andproduction process of geothermal power plants in the future, so that management awareness is needed later to treat waste in the form of water with heavy metals, thus it will not pollute the environment nearby

 

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yodi Saputro
Abstrak :
Energi panas bumi memiliki peran penting dalam transisi penyediaan energi yang rendah karbon serta aman terhadap lingkungan. Energi panas bumi adalah sumber energi terbarukan yang dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan pasokan energi dalam negeri. Tetapi beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PLTP juga memiliki berbagai tantangan kehandalan berupa risiko kegagalan pada peralatannya, yang secara khusus disebabkan oleh kandungan fluida pada reservoir panas bumi. Berbagai metode untuk menghilangkan atau mengurangi risiko kegagalan mulai dipertimbangkan sebagai upaya membangun suatu program inspeksi. Inspeksi Berbasis Risiko memberikan hubungan antara mekanisme kerusakan dengan program inspeksi yang digunakan untuk menurunkan risiko. Penelitian ini, memanfaatkan program Inspeksi Berbasis Risiko sebagai teknik yang mudah digunakan untuk mengevaluasi tingkat probabilitas dan konsekuensu kegagalan sebagai upaya untuk membangun program inspeksi. Untuk menjaga tingkat akurasi dalam analisa penelitian, standar API 581 digunakan sebagai pedoman dalam penelitian kali ini agar dihasilakn kesesuaian antara level risiko dan program inspeksi yang di kembangkan untuk meningkatkan kehandalan. ......Geothermal energy has an important role in the transition toward a low carbon energy and environmentally safe. Geothermal energy is a renewable energy source that can be a solution to meet domestic energy supply. But, some Geothermal Power Plant GPPs also have various reliability challenges of failure of the equipment, which is specifically caused by the fluid content. Various methods for eliminating or reducing the risk of failure are consideration as an effort to build an inspection program. Risk Based Inspection provides a link between the damage mechanism and the inspection program used to reduce the risk. In this study, by utilizing the Risk Based Inspection program as an easy technique to use for evaluating probability levels and consequence of failure as an effort to build the inspection program. To maintain accuracy in this research analysis, standard of API 581 are used as guidance in this research to produced suitability between risk levels and inspection programs developed to improve reliability.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68053
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gde Iswantara
Abstrak :
ABSTRAK
Energi panas bumi dikenal sebagai sumber energi yang bersih, ramah lingkungan dan terharukan, namun perkembangannya di Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Keterbatasan pemanfaatan energi panas bumi yang saat ini hanya digunakan untuk pembangkitan listrik menyebabkan energi panas bumi sulit bersaing pada nilai ekonomisnya. Kebijakan Energi Indonesia, khususnya sektor kelistrikan hingga tahun 1998, belum adanya perundang-uridangan / regulasi yang jelas dan kondusif, serta berlanjutnya subsidi pemerintah terhadap Bahan Bakar Minyak menambah deretan faktor-faktor yang menyebabkan energi panas bumi kehilangan daya saing.

Indonesia memiliki hampir 40% dari total cadangan panas bumi dunia yang berpotensi memegang peranan penting sebagai sumber energi pilihan dalam keaneka ragaman energi untuk memberi nilai tambah dalam menunjang pembangunan Indonesia yang berkelanjutan. Potensi sebesar itu juga menjadi peluang untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat keutamaan dalam pengembangan industri panas bumi dunia.

Kebijakan Umum Bidang Energi Indonesia 1998, restrukturisasi pasar kelistrikan Indonesia dan kenyataan akan adanya ketidak seimbangan antara pasokan dan permintaan listrik dalam beberapa tahun mendatang yang harus segera diantisipasi, mendorong setup elemen yang terlibat dalam pengembangan Industri Kelistrikan Indonesia umumnya dan Industri Energi Panas Bumi pada khususnya untuk menciptakan nilai tambah, daya saing dan daya tarik dalam berkompetisi pada iklim usaha yang sangat dinamis.

Melalui Karya Akhir ini diharapkan dapat memberi masukan tentang Strategi Penciptaan Daya Saing dan Daya Tarik Energi Panas Bumi Indonesia, baik yang telah, sedang dan akan dilakukan serta peluang-peluang dan tantangan-tantangan yang senantiasa mempengaruhi pengembangan usaha ini di Indonesia. Keseluruhan strategi tersebut berfokus kepada peningkatan daya saing keekonomian Indonesia, pemanfaatan peluang restrukturisasi sektor kelistrikan, mengamankan ketersediaan energi Indonesia serta melmdungi lingkungan hidup demi kepentingan generasi mendatang.
2001
T3198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Al Faqih
Abstrak :
Sumber energi panas bumi terdiri dari beberapa jenis, salah satunya adalah sumber energi panas bumi temperatur rendah seperti hot spring. Pemanfaatan energi panas bumi dapat dilakukan dengan cara direct use tanpa memindahkan fluida menggunakan heat exchanger, yaitu Thermosyphon. Pemanfaatan sumber energi panas bumi temperatur rendah salah satunya adalah untuk pengeringan bahan pangan. Pengeringan bahan pangan saat ini masih menggunakan metode konvensional yaitu metode open sun drying yang bergantung pada kondisi cuaca, waktu pengeringan yang cukup lama dan terjadi kontaminasi silang antara produk yang dikeringkan dengan udara sekitar. Pada penelitian ini, dilakukan simulasi Computational Fluid Dynamics (CFD) dan eksperimental untuk mengetahui performa thermosyphon sebagai heat exchanger untuk proses pengeringan, serta untuk mengetahui sebaran distribusi temperatur pada area drying chamber dan pengaruh kecepatan udara terhadap distribusi temperatur pada area drying chamber. Simulasi dilakukan dengan asumsi thermosyphon pada bagian condenser sudah memiliki panas dengan temperatur 60, 70 dan 80 0C yang dihembuskan udara dengan kecepatan udara 0.2 m/s, 0.4 m/s dan 0.6 m/s. Sumber energi panas bumi disimulasikan menggunakan air panas dengan temperatur 60 0C yang dipanaskan oleh 9 kW heater. Eksperiment menggunakan thermosyphon heat exchanger yang terbuat dari pipa tembaga sebanyak 18 buah yang disusun staggered. Thermosyphon memiliki panjang 700 mm dan diameter 1 inchi serta menggunakan demineralize water sebagai fluida kerja dengan filling ratio 55%. Thermosyphon heat exchanger ditambahkan fin dengan material tembaga tebal 0.5 mm sebanyak 34 buah dan dimensi 360 x 140 mm. Temperatur drying chamber tertinggi sebesar 45 0C dari hasil simulasi dicapai ketika temperatur thermosyphon 80 0C dan kecepatan udara 0.2 m/s. Efektifitas tertinggi thermosyphon heat exchanger dari hasil pengujian adalah 0.29 pada pengujian temperatur air panas 70 0C dan kecepatan udara 0.2 m/s. Validasi telah dilaksanakan dengan tingkat error temperatur drying chamber hasil simulasi ± 1 – 2 0C. ......Geothermal energy sources consist of several types; one of them is a low-temperatur geothermal energy source such as a hot water source. The utilization of geothermal energy can be done by direct use without withdrawal of the fluid using a heat exchanger, namely Thermosyphon. The utilization of low-temperatur geothermal energy sources is for the Food drying process. The drying process currently still using conventional methods, namely the open sun drying method, which, regardless of the weather, has longer drying time and causes cross-contamination between products and the air itself. In this study were conducting Fluid Dynamics Computing (CFD) simulation and experimental to determine the thermosyphon performance as a heat exchanger for the drying process, determine the temperatur distribution in the drying chamber and discover an effect of air velocity to the temperatur of drying chamber. The simulation assumes that the thermosyphon on the condenser section has already heated at temperaturs of 60, 70, and 80 0C, which is blown by air with an air velocity of 0.2 m/s, 0.4 m/s and 0.6 m/s. The source of geothermal energy was simulated by 60 0C water that was heated by a 9-kW heater and flowed by a pump. The Experiment using a thermosyphon heat exchanger made from 18 copper pipes in a staggered arrangement. The thermosyphon has 700 mm length and 1-inch diameter, which uses demineralized water as a working fluid with a filling ratio of 55%. Thermosyphon heat exchangers added 34 pcs fins, made from 0,5 mm thick copper plate with 360 ​​x 140 mm dimensions. The maximum drying chamber temperatur that occurs from simulations is 45 0C at thermosyphon temperatur 80 0C and an air velocity of 0.2 m/s. The highest effectiveness of Thermosyphon heat exchanger is 0.29 from experimental with hot water temperatur 70 0C and air velocity 0.2 m/s. Validation has been carried out that the temperatur drying chamber of simulation case error is ± 1 – 2 0C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Nurachman
Abstrak :
Sebagai negara dengan sumber daya energi panas bumi yang melimpah, Indonesia memiliki peluang untuk mengalokasikan energi panas bumi sebagai energi terbarukan terdepan untuk menggantikan ketergantungan pada energi minyak dan gas. Namun, ada beberapa tantangan yang dihadapi pengembang, yaitu tantangan teknologi, finansial dan kebijakan. Dengan demikian, membuat proyek panas bumi kurang menarik bagi investor untuk berinvestasi di sektor energi ini. Khususnya, tantangan finansial yang akan menjadi perhatian besar bagi pengembang untuk diatasi. Analisis kelayakan investasi diperlukan untuk mengatasi masalah ini untuk menarik lebih banyak investor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan investasi proyek panas bumi di PLTP Lumut Balai dengan merumuskan pemodelan pembiayaan yang optimal dan efisien dan melakukan pendekatan probabilistik dengan simulasi Monte Carlo. Dalam hal ini, dampak feed-in-tariff dan tahun COD akan dinilai melalui enam skenario yang akan disimulasikan dalam model. Hasil menunjukkan bahwa feed in tarif dan tahun COD memainkan peran penting dalam menentukan daya tarik kelayakan proyek panas bumi di Indonesia. ......As the country with abundant resource of geothermal energy, Indonesia has the opportunity to allocate the geothermal energy as the leading renewable energy to substitute dependency on oil and gas energy. However, there are some challenges that developers faced, which are technology, financial, and policy challenges. Thus, making the geothermal project less attractive for investors to invest in this energy sector. Notably, the financial challenge that will be close attention for private sectors to tackle. Feasible financing is needed to tackle this issue to attract more investors. This paper aims to analyze the feasibility investment of a geothermal project in Lumut Balai geothermal power plant with formulating the optimal and efficient financial modeling and performing a probabilistic approach with Monte Carlo simulation. In this regard, the impact of feed-in-tariff and year of COD will be assessed through six scenarios that will be simulated in the model. The results indicate that feed-in-tariff and year of COD plays a significant role in determining the attractiveness of a geothermal project in Indonesia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library