Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Wilson Bastian
Abstrak :
Kurkumin diketahui dapat menghambat drug efflux transporter, khususnya pada penelitian ini overekspresi multidrug resistance protein 1 MRP1 dan MRP2, yang berdasarkan penelitian terdahulu, diduga menyebabkan resistensi MCF-7 pada pemberian endoksifen dan estradiol berulang. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah kurkumin dapat menghambat ekspresi MRP1 dan MRP2 pada MCF-7 yang diberikan endoksifen dan estradiol berulang. Metode: Penelitian eksperimental ini menggunakan cDNA hasil sintesis isolasi RNA, dimana kelompok perlakuan dipaparkan pada MCF-7 3x per minggu, hingga 8 minggu. Perlakuan dibagi menjadi DMSO kontrol negatif , Endoksifen 1,000 nM/L ?-Estradiol 1 nM/L EB, kontrol positif , Endoksifen 1,000 nM/L ?-Estradiol 1 nM/L Kurkumin 8.5?M EBK8.5, dan Endoksifen 1,000 nM/L ?-Estradiol 1 nM/L Kurkumin 17?M EBK17 . Tingkat ekspresi mRNA relatif MRP1 dan MRP2 diukur dengan qRT-PCR dan dihitung dengan metode livak. Hasil: Terdapat peningkatan ekspresi mRNA pada perlakuan EB pada MRP1 dan MRP2, relatif terhadap DMSO. Peningkatan ekspresi mRNA meningkat pada EBK8.5, dan menurun pada EBK17 pada MRP1. Terjadi sebaliknya pada MRP2. Kesimpulan: Kurkumin dapat bekerja sebagai terapi pendamping pada terapi endoksifen dan estradiol untuk menurunkan resistensi dari MRP1 dan MRP2. ......Background: Curcumin is known to inhibit drug efflux transporter overexpression, such as multidrug resistance protein 1 MRP1 dan MRP2, which in previous experiment, suspected as a causal of MCF 7 cell resistancy given endoxifen and estradiol repeatedly. This study aims to prove whether curcumin can inhibit expression of MRP1 and MRP2 in MCF 7 given endoxifen and estradiol repeatedly. Method: This experimental design uses cDNA from RNA isolation synthesis, which treatment group given repeatedly on MCF 7 3x per week until 8th week. The treatment groups are DMSO negative control, Endoxifen 1,000 nM L Estradiol 1 nM L EB, positive control, Endoxifen 1,000 nM L Estradiol 1 nM L Curcumin 8.5 M EBK8.5, and Endoxifen 1,000 nM L Estradiol 1 nM L Curcumin 17 M EBK17. Relative mRNA expression in MRP1 and MRP2 is measured with qRT PCR and quantified with Livak method. Result: There is an increased mRNA expression in treatment of EB in MRP1 and MRP2, relative to DMSO. Increased mRNA expression is higher on EBK8.5, and lower on EBK17 in MRP1, and conversely in MRP2. Conclusion: Curcumin could work as adjuvant for Endoxifen and Estradiol therapy to decrease resistancy caused by mRNA expression of MRP1and MRP2.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asmiladita Pridilla
Abstrak :

Tamoksifen adalah Selective Estrogen Receptor Modulator (SERM) yang digunakan pasien kanker payudara ER+. Tamoksifen merupakan prodrug yang dimetabolisme menjadi N-desmetiltamoksifen, 4-hidroksitamoksifen, dan endoksifen. Pasien dengan kadar endoksifen pada sampel Dried Blood Spot (DBS) > 3,3 ng/mL memiliki risiko kekambuhan 30% lebih rendah. Salah satu teknik biosampling adalah Dried Blood Spot (DBS). Teknik ini sederhana, tidak terlalu invasif, membutuhkan volume lebih sedikit, dan tidak mahal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar tamoksifen dan metabolit aktifnya pada 35 sampel DBS pasien kanker payudara yang menerima tamoksifen sebagai terapi adjuvan dalam rangka pemantauan terapi obat. Ekstraksi dilakukan dengan metode ultrasound-assisted liquid extraction dan dianalisis menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Ultra Tinggi-Spektrometri Massa (KCKUT/SM-SM) dengan propranolol sebagai baku dalam. Metode analisis telah divalidasi parsial dengan rentang linearitas 2,5 – 200 ng/mL untuk tamoksifen; 2,5 – 40 ng/mL untuk endoksifen; 3 – 30 ng/mL untuk 4-hidroksitamoksifen; dan 2 – 600 ng/mL untuk N-desmetiltamoksifen. Dari hasil analisis terhadap 35 sampel tersebut, rentang kadar yang didapat sekitar 28,15 hingga 190,19 ng/mL untuk tamoksifen; 7,46 hingga 38,92 ng/mL untuk endoksifen; 2,87 hingga 23,48 ng/mL untuk 4-hidroksitamoksifen; dan 49,08 hingga 618,83 ng/mL untuk N-desmetiltamoksifen. Sampel DBS pasien tidak ada yang memiliki kadar endoksifen terukur di bawah 3,3 ng/mL sehingga terapi yang diterima sudah baik.


Tamoxifen is a Selective Estrogen Receptor Modulator (SERM) that is administered for ER-positive breast cancer patient treatment. Tamoxifen is a prodrug that is metabolized into N-desmethyltamoxifen, 4-hydroxytamoxifen, and endoxifen. Patients with endoxifen concentration in Dried Blood Spot (DBS) higher than 3.3 ng/mL had a 30% lower recurrence rate. One of biosampling technique is Dried Blood Spot (DBS). This technique is simple, less invasive, using smaller volume, and not expansive. This study aims to analyze tamoxifen and its active metabolites in DBS samples of 35 breast cancer patients who received tamoxifen as an adjuvant therapy in order to do therapeutic drug monitoring. DBS samples were extracted by ultrasound-assisted liquid extraction method and were analyzed by UPLC-MS/MS with propranolol as internal standard. The method has been partially validated with the linearity range of 2.5 – 200 ng/mL for tamoxifen; 2.5 – 40 ng/mL for endoxifen; 3 – 30 ng/mL for 4-hydroxytamoxifen; and 2 – 600 ng/mL for N-desmethyltamoxifen. The result on 35 samples showed that tamoxifen levels were in  range of 28.15 to 190.19 ng/mL; endoxifen 7.46 to 38.92 ng/mL; 4-hydroxytamoxifen 2.87 to 23.48 ng/mL; and N-desmethyltamoxifen 49.08 to 618.83 ng/mL. None of the samples had measured endoxifen levels in DBS below 3.3 ng/mL so the therapy received by patients was good.

Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library