Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Perdarahan perimenopause dan perdarahan menopause dapat disebabkan karena berbagai penyebab. Salah satu penyebab yang berbahaya adalah hiperplasia atipik dan karsinoma endometrium. Terdapat beberapa faktor risiko terhadap kemungkinan timbulnya karsinoma endometrium. Kelompok yang mempunyai risiko ini termasuk pada kelompok risiko tinggi. Pada kelompok risiko tinggi ini diperlukan suatu metode untuk mengetahui perubahan kelainan endometrium. Salah satu alternatifnya adalah pemeriksaan sitologi endometrium. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji sensitifitas, spesifitas serta uji kesesuaian antara sitologi endometrium dibandingkan dengan histologi endometrium. Penelitian merupakan penelitian uji diagnostik dengan membaningkan pemeriksaan sitologi endometrium dengan histologi endometrium. Sitologi endometrium dilakukan dengan modifikasi cytobrush dan selongsong IUD. Spesimen dilarutkan dalam NaCI, yang disentrifus, endapan diproses untuk pemeriksaan sitologi dengan pewarnaan Papanicolaou dan Giemsa. Setelah pengambilan sitologi, dilanjutkan dengan kuretase endometrium, spesimen diproses untuk pemeriksaan histologi. Keduanya diperiksa oleh spesialis patologi anatomi. Analisa statistik menggunakan uji diagnostik dengan baku emas pemeriksaan histologi spesimen kuretase. Dalam kurun waktu penelitian terkumpul 45 sampel penelitian, 12 (26.66%) adenokarsinoma endometrium, 6 (13.33%) dengan hiperplasia atipik, 11 (24.44%) hiperplasia nonatipik, 15 (33.33%) sampel tanpa kelainan dan 1 sampel dengan endometritis. Nilai kesesuaian nyata 57.8%, kesesuaian karena peluang 3.38%, kesesuaian bukan karena peluang 54.42%, potensi kesesuaian bukan karena peluang 96.62% dan Kappa 0.56. Disimpulkan bahwa pemeriksaan endometrial cytology dengan cytobrush dapat digunakan sebagai metoda screening pada kelainan ketebalan endometrium, dengan sensitivitas 62.5% dan spesivisitas 62.2%. (Med J Indones 2004; 14: 87-91)
Perimenopausal menopausal hemorrhage can be due to by a variety of causative factors. One of its dangerous causes is atypical hyperplasia and endometrial carcinoma. There are a number of risk factors for the occurrence of endometrial carcinoma. The group that has this risk belongs to high-risk group. In this high-risk group, it is necessary to have a method to identify the changes in endometrial abnormality. One of the alternatives is the examination of endometrial cytology. The objective of this study was to evaluate the sensitivity, specificity and correlation test between endometrial cytology and endometrial histology. This study was a diagnostic test of cytological examination of the endometrium as compared with endometrial histology. Endometrial cytology was performed with a modification of cytobrush and IUD shell. Specimen was dissolved into the centrifuged NaCl, and its deposits were then processed for cytological examination with Papanicolaou and Giemsa staining. After the taking of cytology, the process was continued with curettage of the endometrium, and the specimens were processed for cytological examination. Both of them were examined by anatomic pathologist. Statistical analysis used diagnostic test using histological examination of curettage specimens as gold standard. During the period of study 45 study samples were collected, among which 12 (26.66%) were endometrial adenocarcinoma, 6 (13.33%) with atypical hyperplasia, 11 (24.44%) with non-atypical hyperplasia, 15 (33.33%) were samples without abnormality, and one sample with endometritis. Actual correlation value was 57.8%, correlation because of possibility 3.38%, and correlation not because of possibility 54.42%, potential correlation not because of possibility 96.62%, and Kappa value 0.56. It was concluded that cytological examination of the endometrium with cytobrush could be employed as a screening method in the abnormalities of endometrial thickness, with sensitivity of 62.5% and specificity of 62.2%. (Med J Indones 2004; 14: 87-91)
Medical Journal of Indonesia, 14 (2) April June 2005: 87-91 , 2005
MJIN-14-2-AprJun2005-87
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: Wolters Kluwer, 2012
616.994 ADV
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Putra Julianno
Abstrak :
Latar belakang: Saat ini prevalensi penyakit tidak menular, salah satunya obesitas, mengalami tren peningkatan. Obesitas dapat menimbulkan berbagai komplikasi dan dapat menjadi penyakit penyulit sehingga menjadi tantangan dalam menata laksana berbagai penyakit. Perubahan fisiologis yang dibawa oleh obesitas dapat menjadi faktor risiko perkembangan kanker endometrium. Obesitas dapat memicu paparan estrogen berlebih dari konversi androgen pada jaringan adiposa perifer. Selain itu, dengan perubahan hormonal akibat menopause, terjadi gangguan keseimbangan hormon yang dapat mencetuskan kanker endometrium. Saat ini masih sedikit sekali penelitian yang meneliti hubungan antara obesitas dan awitan kanker endometrium terutama yang merefleksikan populasi Indonesia. Studi ini bertujuan untuk mendalami topik tersebut berserta hubungannya dengan menopause pada pasien kanker endometrium di RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2019-2021.  Metode: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode potong lintang menggunakan rekam medis pasien yang terdiagnosis kanker endometrium di RSUPN Cipto Mangunkusumo pada tahun 2019-2021. Terdapat 54 subjek penelitian dari sampel tersedia yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.  Hasil: Terdapat 122 kasus kanker endometrium yang ditemukan di RSUPN Cipto Mangunkusumo pada tahun 2019-2021. Sebanyak 48,2% dari seluruh subjek tergolong mengalami obesitas berdasarkan kriteria APAC. Sebanyak 40,7% subjek yang mengalami awitan kanker endometrium sebelum menopause dan terdapat 59,3% dari seluruh subjek yang mengalami awitan kanker endometrium setelah menopause.  Kesimpulan: Walaupun tidak terdapat hubungan statistik bermakna antara obesitas dan awitan kanker endometrium terhadap menopause, namun perbandingan proporsi menunjukkan bahwa 50% subjek kelompok obesitas mengalami awitan sebelum menopause dibandingkan 32,1% subjek pada kelompok IMT normal. ......Introduction: Currently, prevalence of non-communicable diseases, including obesity, is increasing. Obesity can present numerous complications and may be comorbidity that can bring challenges in treatments. Physiological changes provoked by obesity can be a risk factor for precipitating endometrial cancer. Obesity can cause excessive estrogen exposure from androgen conversion conveyed in peripheral adipose tissue. In addition, with hormonal changes attributed to menopause, hormonal imbalance may occur and precipitate endometrial cancer. At present, the availability of study discussing obesity and onset of endometrial cancer is still limited. This study is conducted to delve this topic with respect to menopause in patients with endometrial cancer at RSUPN Cipto Mangunkusumo in 2019-2021.  Method: This study is based on cross-sectional design study using health record of patients diagnosed with endometrial cancer at RSUPN Cipto Mangunkusumo in 2019-2021. There are 54 subjects from available sample and complying with inclusion and exclusion criteria.  Result: This study found 122 cases of endometrial cancer diagnosed at RSUPN Cipto Mangunkusumo in 2019-2021. As many as 48,2% of all subjects classified as having obesity in reference to APAC criteria. Proportion of patients with onset before menopause is 40,7% of all subjects while patients with onset after menopause is 59,3% from all subjects.  Conclusion: While this study suggests that there are no significant statistic association between obesity and onset of endometrial cancer compared with menopause, comparison of proportion of endometrial cancer onset shows that 50% of subjects with obesity experience onset before menopause compared to 32,1% subjects with normal BMI.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brian Prima Artha
Abstrak :
Latar belakang: Kanker endometrium merupakan kasus kanker baru terbanyak ke dua pada organ ginekologi setelah kanker serviks. Kanker endometrium dikategorikan menjadi dua: tipe I (estrogen related) dan tipe II (nonestrogen related). Kanker endometrium tipe I merupakan kasus tersering dari kanker endometrium. Manajemen utama untuk kanker endometrium adalah operasi. Tindakan operasi dan terapi adjuvan kasus kanker endometrium tipe I dipengaruhi beberapa variabel yang dapat dinilai preoperasi. Invasi miometrium dan keterlibatan serviks merupakan variabel preoperasi yang penting pada kanker endometrium tipe I. Magnetic resonance diffusion weighted imaging merupakan metode yang menjanjikan dalam menilai invasi miometrium dan keterlibatan serviks. Metode: Penelitian cross-sectional dilakukan untuk menganalisis hasil magnetic resonance diffusion weighted imaging dalam menilai invasi miometrium dan keterlibatan serviks. Penelitian ini melibatkan semua pasien kanker endometrium tipe I di RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo dari April 2016 hingga April 2019. Invasi miometrium dan keterlibatan serviks diperiksa menggunakan mesin MRI 1,5 T. Hasil pemeriksaan dibandingkan dengan histopatologi sebagai standar. Hasil: Sebanyak 34 pasien dilibatkan dalam penelitian ini. Rentang usia pasien berkisar dari 22 hingga 73 tahun. Hasil histopatologi semua pasien yang dimasukkan dalam penelitian ini adalah kanker endometrium tipe I. Pemeriksaaan menggunakan magnetic resonance diffusion weighted imaging memberiksan hasil 22 pasien (64,7%) dengan kedalaman invasi miometrium lebih dari 50% dan 12 pasien (35,3%) dengan kedalaman invasi miometrium kurang dari 50%; 6 pasien (17,6%) dengan keterlibatan serviks dan 28 pasien (82,4%) tidak ada keterlibatan serviks. Hasil histopatologi menunjukkan 17 pasien (50%) dengan kedalaman invasi miometrium lebih dari 50% maupun kurang dari 50%; 7 pasien (20,6%) dengan keterlibatan serviks dan 27 pasien (79,4%) tidak ada keterlibatan serviks. Sensitivitas dan spesifisitas magnetic resonance diffusion weighted imaging dalam menilai invasi miometrium pada kanker endometrium tipe I adalah 94,12% dan 64,71%, secara berurutan. Sensitivitas dan spesifisitas magnetic resonance diffusion weighted imaging dalam menilai keterlibatan serviks pada kanker endometrium tipe I adalah 57,14% dan 92,59%, secara berurutan. Simpulan: Magnetic resonance diffusion weighted imaging dapat memberikan informasi prognostik yang cukup baik mengenai invasi miometrium dan keterlibatan serviks pada pasien kanker endometrium. ......Background: Endometrial cancer is the second most common new case reproductive organ cancer in the world after cervical cancer. Two different clinicopathologic subtypes of endometrial cancer are categorized: estrogen related (type I) and nonestrogen related (type II). Type I endometrial cancer accounts for approximately 75 percent of all endometrial cancer cases. Primary management for endometrial cancer is surgery. Operation procedure and adjuvant treatment of type I endometrial cancer were affected by some variables assessed preoperatively. Myometrial invasion and cervical involvement are important prognostic variables in type I endometrial cancer. Magnetic resonance diffusion weighted imaging is promising in evaluation of myometrial invasion and cervical involvement. Methods: We conducted a cross-sectional study to analyze the result of magnetic resonance diffusion weighted imaging in evaluating myometrial invasion and cervical involvement. This study involved all type I endometrial cancer patients in Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital from April 2016 until April 2019. The depth of myometrial invasion and cervical involvement was examined using 1,5-T MR unit. The result was compared to the surgical pathologic findings as the reference standard. Result: 34 patients were enrolled in this study. Patient age was ranged from 22 until 73 years old. All of the patient pathologic findings were type I endometrial cancer. Evaluation using magnetic resonance diffusion weighted imaging showed 22 patients (64,7%) had ≥ 1/2 myometrial invasion and 12 patients (35,3%) had < 1/2 myometrial invasion; 6 patients (17,6%) had cervical involvement and 28 patients (82,4%) had not cervical involvement. Based on surgical pathologic findings, there were 17 patients (50%) had ≥ 1/2 myometrial invasion and also for the patient with < 1/2 myometrial invasion; 7 patients (20,6%) had cervical involvement and 27 patients (79,4%) had not cervical involvement. Sensitivity and specificity of magnetic resonance diffusion weighted imaging to evaluate myometrial invasion in type I endometrial cancer were 94,12% and 64,71%, respectively. Sensitivity and specificity of magnetic resonance diffusion weighted imaging to evaluate cervical involvement in type I endometrial cancer were 57,14% and 92,59%, respectively. Conclusion: Magnetic resonance diffusion weighted imaging can provide reliable prognostic variable information about myometrial invasion and cervical involvement in preoperative preparation of endometrial cancer patients.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library