Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yeva Rosana
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T6477
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esti Mumpuni
Abstrak :
The higher plants are hospes for one or more endophytic microbes.Microbes can make one or more biological compounds that predicted as aconsequence from coevolution or transferred genetic to microbes in themutualism simbiosis to parasitism. Microbes can also produce secondarymetabolites similar with their hospes.Endophytic microbes have been known to be potential as the sourcesof active compound for medicines by growing in Phoma media. In the future,prospectively the active compound for medicines not have to extract from thetree or chemical synthesis. Khamir isolated (Fn) from Cinchona pubsscens,Vahl had been identified as Sporidiobolus salmonlcolor will produce theactive compounds similar to their hospes.This study was aimed to isolate and elusidate the chemical stucture ofcinchona alkaloid from the fermentation product of endophytic microbes InPhoma media. The study has been carried out at Natural ProductLaboratory, Research Centre for Biotechnology, Indonesian Institute ofSciences, Ciblnong, Bogor from March - December 2002.The Isolated the khamir (Fn or Sporidiobolus salmonicolor ) wasIncubated In Phoma media for 14 days. The fermentation culture wasseparated between biomass and supematan and extracted with CHCI3 anddried. Purification carried out by column chromatography (Si02, CHCI3 -CH3OH), and the obtained chinchona alkaloid was identified by HPLC.Determination of chemical structure was based on Ultraviolet-visible (UV-VIS)spectra, Fourier transform Infra red spectrometry (FTIR), Gaschromatography-mass spectrometric (GC-MS) and data Nuclear magneticresonance spectra (^H and ^^C-NMR, DEPT, 'H-^H COSY ; COSY)The Fermentation results that production of cinchona alkaloids optimalat eighth days and yielded cinchona alkaloids 32,81 mg/L.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T39584
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meiyani Nurhayati
Abstrak :
ABSTRAK
Diabetes melitus merupakan salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia, oleh karena itu obat bagi terapi diabetes terus dikembangkan. Salah satunya adalah obatobatan dengan mekanisme penghambat α-glukosidase yang dinilai memiliki efek samping lebih kecil dibanding obat antidiabetes golongan lain. Hal ini menyebabkan pencarian senyawa penghambat α-glukosidase, termasuk dari bahan alam terus dilakukan, terutama senyawa yang berasal dari mikroorganisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi kapang endofit dari kulit batang randu (Ceiba pentandra L. Gaertn) dan memperoleh hasil uji aktivitas panghambatan α-glukosidase dari hasil fermentasi kapang endofit. Isolasi dilakukan dari bagian dalam kulit batang randu (Ceiba pentandra L. Gaertn) yang telah terbukti melalui penelitian in vivo maupun in vitro memiliki potensi sebagai pengontrol kadar gula darah. Enam koloni kapang endofit berhasil diisolasi dari kulit batang randu, dan setiap isolat difermentasi. Hasil fermentasi diekstraksi dengan pelarut etil asetat dan metanol. Dari penelitian ini diperoleh enam ekstrak dengan aktivitas penghambatan α-glukosidase lebih baik dari akarbose dengan nilai IC50 sebesar 118,603 μg/mL
ABSTRACT
Alpha glucosidase inhibitor is one of therapeutic approaches for diabetes mellitus which is known for its safety compare to other oral anti diabetic drugs. Therefore searching of α-glucosidase inhibitor from natural compound was recently done by many researchers to find the new active compounds. Endophytic fungi have great potential as a source of α-glucosidase inhibitory compounds. This research aims to isolate the endophytic fungi from Silk cotton-tree Bark (Ceiba Pentandra (L.) Gaertn) and then to evaluate their α-glucosidase inhibitory activity. We successfully isolated five endophytic fungi colonies, and then each isolate was fermented and extracted with ethyl acetate and methanol. Each extract was assayed for its α-glucosidase inhibitory activity using spectrophotometry method. Six extracts showed better α- glucosidase inhibitory than acarbose with the lowest IC50 value was 118.603 ppm.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43816
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amarila Malik
Depok: UI-Press, 2014
PGB 0086
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Atiek Soemiati
Universitas Indonesia, 2009
PGB 0085
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetyawan Yunianto
Abstrak :
Sampai saat ini seperempat dari obat-obat modern yang beredar di dunia berasal dari bahan aktif yang diisolasi dan dikembangkan dari tanaman. Permasalahannya adalah menjaga tingkat produksi obat herbal dengan bahan baku yang terbatas. Mikroba endofit dapat menghasilkan senyawa yang hampir sama dengan inangnya. Annonase asetogenin dari Annona sp. dikenal sebagai obat anti kanker yang selektif dan aman, yang terus dikembangkan. Srikaya (Annona Squamosa L.) sangatlah potensial karena aktivitas bioinsektisidanya lebih tinggi dibandingkan keluarga Annnona yang lain. Perbedaan kondisi lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas mikroba endofit, oleh sebab itu sangatlah potensial untuk mengisolasi senyawa aktif sebagai anti kanker dan anti mikroba yang berasal dari endofit srikaya yang tumbuh di Indonesia. Pada penelitian ini telah diperoleh 7 (tujuh) jamur endofit dari batang tanaman srikaya (A. Squamosa L.) dan teridentifikasi baik secara mikroskopis maupun genetik 28S-rDNA. Penapisan terhadap jamur endofit aktif dilakukan dengan uji aktivitas secara in vitro menggunakan metode MTT terhadap sel kanker MCF-7 dan metode daya hambat terhadap mikroba uji dari ekstrak hasil fermentasi cair pada media Wickerham. Isolat jamur yang berpotensi sebagai anti kanker dan anti mikroba ada 5 yaitu : Fusarium sp NRRL 22354 NRRL223, Nectria rigidiuscula, Fusarium sp BOL35, Penicillium sp. dan Aspergilus sp. Hasil isolasi metabolit sekunder diperoleh 3 senyawa yang sudah diketahui dan dipublikasikan yaitu: meleagrin, chrysogin, fusarielin B dan 1 senyawa baru yaitu aspergilusitamida yang aktif sebagai indikasi khasiat anti kanker untuk sel MCF-7 dengan IC50 = 0,4498 µg/mL dan anti mikroba dengan konsentrasi daya hambat terhadap Bacillus subtilis pada 125 µg/mL Waktu inkubasi terbaik untuk produksi senyawa aspergilusitamida dari jamur endofit Aspergilus sp. pada fasa stationer, yaitu sekitar 21-25 hari yang dihasilkan secara ekstraselular. Tidak ada hubungan antara senyawa aspergilusitamida yang diproduksi secara fermentasi dari jamur endofit Aspergilus sp dengan tanaman inangnya, tetapi penggunaan substrat dari bagian inangnya berpengaruh terhadap produksinya, meskipun masih memerlukan glukosa untuk pertumbuhan dan produksinya. Kondisi fermentasi yang ekstrim dengan berkurangnya sumber nitrogen, mengakibatkan produksi senyawa aspergilusitamida semakin bertambah.
Up to now, a quarter of modern medicines marketed worldwide are developed from isolated plant?s active ingredients. The corresponding problem to this is how to maintain production level, taking account the availability of limited raw material. Endophytic microbes could produce compounds that similar to their host. Annonaceous acetogenin isolated from Annona sp. is known as a selective and safe anti-cancer drug, which is continued to be developed. Srikaya (Annona squamosa L.) is very potential as its bio-insecticide activity is higher compared to other Annona. The differences of environmental conditions significantly affect the activity of endophytic microbes, therefore it is considerable to isolate the active compounds of such endophyte from srikaya planted in Indonesia as anti-cancer and antimicrobial drugs. In this study, (7) seven endophytic fungus from srikaya (A. squamosa L.) stems were acquired and both microscopic and genetic 28SrDNA identified. Screening for endophytic fungi was performed by in vitro activity assay using MTT method against cancer cells MCF-7 and microbial inhibition test method performed on the extract of fermented liquid on Wickerham medium. Five fungus isolates show anti-cancer and anti-microbes potential: Fusarium sp NRRL 22354 NRRL223, Nectria rigidiuscula, Fusarium sp BOL35, Penicillium sp. and Aspergillus sp. Secondary metabolism isolation obtained 3 (three) already known compounds: meleagrin, chrysogin, fusarielin B, and 1 (one) new compound: aspergilusitamide. Aspergilusitamide actively indicated as anticancer benefit for MCF-7 cells by IC50 = 0.4498 mg / mL and anti-microbial benefit by inhibition concentration against Bacillus subtilis at 125 ug / mL. The optimum incubation time for producing aspergilusitamida compound generated from Aspergillus sp. endophyte is in the stationer phase which takes place about 21-25 days, extracellulary. There was no relationship between aspergilusitamida produced from fermentation of Aspergillus sp. with its host plant, however, the use of substrate from the host plant affects on production though it was still required glucose for growth and production. The extreme conditions of fermentation by reducing nitrogen source increase the production of aspergilusitamida.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
D1424
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dayu Swasti Kharisma
Abstrak :
ABSTRAK Infeksi oleh bakteri Staphylococcus aureus terutama Methicillin Resistant Staphylococcus aureus MRSA menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Antibiotik pilihan untuk pengobatan MRSA sangat terbatas, salah satunya adalah vankomisin yang hanya tersedia dalam bentuk sediaan injeksi. Pengunaan yang terbatas hanya untuk infeksi sistemik dengan berbagai efek samping yang ditimbulkannya, menyebabkan perlu dipikirkan mencari antibiotik baru yang dapat digunakan sebagai alternatif pilihan. Produk antibiotik dari tanaman seperti belimbing wuluh merupakan salah satu pilihan yang menjanjikan. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan fraksi jamur endofit yang paling berpotensi untuk dikembangkan sebagai antibiotik untuk infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus, termasuk MRSA. Jamur endofit diisolasi dari ranting belimbing wuluh yang diambil dari enam lokasi di Jabodetabek, menggunakan medium agar Sabouraud dengan kloramfenikol. Hasil uji dengan metode agar difusi didapatkan bahwa Aspergillus brunneoviolaceus merupakan isolat jamur endofit belimbing wuluh, yang paling berpotensi dikembangkan sebagai anti-stafilokokus Analisis selanjutnya dilakukan dengan metode ekstraksi dan fraksinasi. Crude ekstrak dan tiga fraksi dianalisis dengan Thin Layer Chromatography dan diuji kembali aktivitas anti-stafilokokus dengan metode agar difusi. Kandungan senyawa kimia dari crude extract dianalisis menggunakan uji Gas Chromatography Mass Spectrometry GC-MS . Hasil uji agar difusi memperlihatkan bahwa ketiga fraksi fraksi metanol, n-heksan dan etil asetat mempunyai daya hambat yang lebih baik dari crude extractnya terhadap Staphylococcus aureus, termasuk MRSA. Dibandingkan dengan vankomisin sebagai antibiotik pilihan MRSA, konsentrasi 5000 ppm ketiga fraksi memiliki aktivitas yang lebih baik, terutama fraksi n-heksan mempunyai daya hambat yang terbaik. Analisis senyawa kimia yang terkandung di dalam crude extract jamur Aspergillus brunneoviolaceus adalah asam lemak, yang beberapa dari senyawanya sudah pernah dilaporkan terbukti memiliki aktivitas antimikroba.
ABSTRACT
Infection caused by Staphylococcus aureus bacteria especially Methicillin Resistant Staphylococcus aureus MRSA become primary health concern around the world. Antibiotics option for MRSA treatment is very limited, one of it is Vancomycin which only available in injection form. Limited usage of systemic infection with a variety of side effects, causing a need to find a new alternative option of antibiotics. Antibiotic product extracted from plants such as star fruit become a promising choice. The purpose of this research is to obtain a fraction of endophytic fungi which has the best potential for antibiotics development to treat infection caused by Staphylococcus aureus, including MRSA. Endophytic fungi isolated from star fruit branch which was taken from six locations at Jabodetabek, using Sabouraud agar with chloramphenicol as a medium. Test result from agar diffusion method shown that Aspergillus brunneoviolaceus, endophytic fungi isolated from star fruit has the best potential to be developed as anti staphylococcus. Further analysis was done using extraction and fractionation method. Crude extract and three fractions were analyzed using Thin Layer Chromatography and then tested again for anti staphylococcus activities using agar diffusion method. Chemical compound content from crude extract was analyzed using Gas Chromatography Mass Spectrometry GC MS test. Agar diffusion test result shown that all three fractions methanol fraction, n hexane, and ethyl acetate have better resistance against Staphylococcus aureus, including MRSA, compared to its crude extract. Compared to Vancomycin as antibiotic for MRSA, 5000 ppm concentration of all three fractions have better activity, especially n hexane fraction has the best activity. Analysis of chemical compound from a crude extract of Aspergillus brunneoviolaceus fungi shown contains of fatty acid, which several of its compounds had reportedly proven to have antimicrobe activity.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shirly Kumala
Abstrak :
Mikroba endofit merupakan mikroba yang hidup bersimbiosis dengan tanaman inangnya dan dapat menghasilkan metabolit sekunder yang berpotensi seperti enzim, zat pengatur tumbuh, zat anti mikroba, anti fungi dan zat anti kanker. Metabolit ini bersifat bioaktif dan bermanfaat bagi tanaman inangnya dan juga bermanfaat bagi manusia. Di negara berkembang, kanker merupakan penyebab kematian utama disamping penyakit jantung dan serebrovaskular. Di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, kematian yang disebabkan penyakit kanker innempati urutan ke 6 dan jumlah penderita kanker akan meningkat setiap tahunnya. Keadaan ini mendorong pencarian dan pengembangan obat yang poten dan selektif terhadap sel kanker. Salah satunya dengan menggunakan bahan alam dari tanaman obat. Brucea javanica (L.) Merr dikenal oleh masyarakat dengan nama tanaman buah Makassar. Tanaman ini banyak digunakan oleh masyarakat untuk mengobati kanker leukemia, kanker servik, kanker kulit, kanker paru, disamping penggunaan sebagai obat malaria, dan disentri. Penelitian tentang bahan alam dari tanaman telah banyak dilakukan tetapi penelitian mengenai mikroba yang dapat menghasilkan suatu substansi zat anti kanker masih belum banyak dilakukan, oleh karena itu dilakukan penelitian mikroba endolit dari tanaman Bruceajavanica (L_) Merr. Sampel diambil dari 3 lokasi (Bogor, Cianjur dan Tawangmangu) Bagian tanaman yang digunakan adalah ranting, buah dan daun. Tujuan dari penelitian ini untuk mencari mikroba endoiit dari tanaman Brucea javanica (L) Men yang dapat menghasilkan metabolit sekunder yang berpotensi sebagai zat anti kanker. Metode yang digunakan untuk isolasi mikroba endofit adalah dengan sterilisasi. permukaan dan metode tanam langsung. Untuk mendapatkan metabolit sekunder diiakukan fermentasi cair menggunakan medium Potato Dextrose Yeast extract (PDY) dengan melode goyang selama 14 hari. Untuk uji sitotoksik digunakan sel Leukemia L1210, sel Raji, NS-l, sel HeLa serta sel Vero. Sebagai kontrol positif digunakan Doxoruhisin. Pengamatan dilakukan selama 24 jam dan 48 jam dengan menghitung sel hidup menggunakan metode tripan biru. Penghitungan IC5g dilakukan secara aritmatikal dengan rumus Reed and Muench. Untuk melihat mekanisme kerja pada proses sitotoksik dilakukan teknik pengecatan DNA menggunakan etidium bromida dan acridine orange. Dari penelitian ini diperoleh 46 bakteri endolil dan 45 kapang endofit. Dapat diidentifikasi 13 spesies bakteri endofit. Isolat kapang endolit 1.2.1.1 adalah kapang Fusarium chlamydosporum dan isolat kapang 1.2.2 adalah Glomereila sp. Hasil uji sitotoksik dari 18 kapang endotit terhadap sel Leukemia L1210,mempunyai IC 50 berkisar antara 3,29 - 15,90 ug/ml. Hasil uji sitotoksik isolat 1.2.1.1 diperoleh nilai IC50 tcrhadap sel Raji 58,35ug/ml, 88,39 ug/ml; IC50 sel NS-1 162,09 pg/ml, 66,24 pg/ml; IC;-3 sel HeLa 361,21 pg/ml, 219,97 ug/ml. IC50 Doxorubisin terhadap sel HeLa 79,14 dan 14,23. Nilai 1C50 terhadap sel Vero 1075,18 ug/ml, dan 656,82 pg,/ml. [C50 Doxorubisin terhadap sel Vero 290,77 dan 89,43 ug/ml. Data tersebut masing masing untuk pengamatan 24 jam dan 48 jam. Hasil uji Sitotoksik Fraksi akhir (F4) terhadap sel Leukemia diperoleh nilai IC5g 4,29 ug/ml. Hasil LC-MS puncak 3 dan 5 diperoleh senyawa senyawa yang mempunyai M (Berat molekul] 487 dan M 252 dalton yang mungkin merupakan derivat (turunan) Bruceosin dan turunan Canthin-6-onc. Bruceosin dan Canthin-6-one adalah metabolit sekunder dari tanaman Brucea javanica (L.) Merr. Diduga puncak 3 dan S kemungkinan merupakan senyawa derivat dari Bruceosin dan Canthine-6-one yang mempunyai efek sitotoksik. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan kapang dan bakteri endotit dapat diisolasi dari tanaman Brucea javantca (L) Merr Bogor, Cianjur dan Tawangmangu. Isolat kode 1. 2.11 memiliki efek sitotoksik yang selektif terhadap sel kanker. Ada kecenderungan isolat 1.2.11 mempunyai efek sitotoksik terhadap sel NS-1 melalui mekanisme apoptosis.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
D706
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraini Puspitasari
Abstrak :
Kanker merupakan penyebab kematian utama di dunia. Bahkan di Indonesia kanker termasuk salah satu penyakit penyebab kematian utama, dimana kanker payudara menyebabkan kematian terbanyak di antara kanker lainnya. Berbagai pengobatan dilakukan untuk mengobati kanker, namun efek sampingnya besar dan harganya relatif mahal. Karena itu, dilakukan pengembangan obat baru untuk mengobati kanker, salah satunya adalah dengan menggunakan kapang endofit. Kapang endofit adalah kapang yang hidup di dalam jaringan tumbuhan lain yang lebih tinggi tanpa menimbulkan efek negatif pada tumbuhan inangnya. Beberapa kapang endofit menunjukkan aktivitas sitotoksik, untuk itu penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas sitotoksik isolat kapang endofit dari tumbuhan Garcinia forbesii King dan Garcinia porrecta Wall terhadap sel MCF-7. Empat isolat kapang endofit dari kedua tumbuhan ini masing-masing diekstraksi dengan pelarut air, metanol, n-butanol dan etil asetat, sehingga total ekstrak yang dihasilkan adalah 16. Hasil Brine Shrimp Lethality Test menunjukkan 7 ekstrak mempunyai aktivitas toksik terbaik terhadap Artemia salina. Selanjutnya, ketujuh ekstrak ini diuji aktivitas sitotoksiknya terhadap sel MCF-7 dengan metode merah netral. Hasil uji ini menunjukkan 6 dari 7 ekstrak mempunyai aktivitas sitotoksik karena memiliki LC50 kurang dari 100 μg/ml, yaitu 36,81; 42,27; 65,46; 86,7 μg/ml untuk ekstrak etil asetat dan 66,98 dan 83,56 μg/ml untuk ekstrak n-butanol.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33118
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>