Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amarila Malik
Depok: UI-Press, 2014
PGB 0086
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Yeva Rosana
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T6477
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiek Soemiati
Universitas Indonesia, 2009
PGB 0085
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Esti Mumpuni
"The higher plants are hospes for one or more endophytic microbes.Microbes can make one or more biological compounds that predicted as aconsequence from coevolution or transferred genetic to microbes in themutualism simbiosis to parasitism. Microbes can also produce secondarymetabolites similar with their hospes.Endophytic microbes have been known to be potential as the sourcesof active compound for medicines by growing in Phoma media. In the future,prospectively the active compound for medicines not have to extract from thetree or chemical synthesis. Khamir isolated (Fn) from Cinchona pubsscens,Vahl had been identified as Sporidiobolus salmonlcolor will produce theactive compounds similar to their hospes.This study was aimed to isolate and elusidate the chemical stucture ofcinchona alkaloid from the fermentation product of endophytic microbes InPhoma media. The study has been carried out at Natural ProductLaboratory, Research Centre for Biotechnology, Indonesian Institute ofSciences, Ciblnong, Bogor from March - December 2002.The Isolated the khamir (Fn or Sporidiobolus salmonicolor ) wasIncubated In Phoma media for 14 days. The fermentation culture wasseparated between biomass and supematan and extracted with CHCI3 anddried. Purification carried out by column chromatography (Si02, CHCI3 -CH3OH), and the obtained chinchona alkaloid was identified by HPLC.Determination of chemical structure was based on Ultraviolet-visible (UV-VIS)spectra, Fourier transform Infra red spectrometry (FTIR), Gaschromatography-mass spectrometric (GC-MS) and data Nuclear magneticresonance spectra (^H and ^^C-NMR, DEPT, 'H-^H COSY ; COSY)The Fermentation results that production of cinchona alkaloids optimalat eighth days and yielded cinchona alkaloids 32,81 mg/L."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T39584
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meiyani Nurhayati
"ABSTRAK
Diabetes melitus merupakan salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia, oleh
karena itu obat bagi terapi diabetes terus dikembangkan. Salah satunya adalah obatobatan
dengan mekanisme penghambat α-glukosidase yang dinilai memiliki efek
samping lebih kecil dibanding obat antidiabetes golongan lain. Hal ini menyebabkan
pencarian senyawa penghambat α-glukosidase, termasuk dari bahan alam terus
dilakukan, terutama senyawa yang berasal dari mikroorganisme. Penelitian ini
bertujuan untuk mengisolasi kapang endofit dari kulit batang randu (Ceiba pentandra
L. Gaertn) dan memperoleh hasil uji aktivitas panghambatan α-glukosidase dari hasil
fermentasi kapang endofit. Isolasi dilakukan dari bagian dalam kulit batang randu
(Ceiba pentandra L. Gaertn) yang telah terbukti melalui penelitian in vivo maupun in
vitro memiliki potensi sebagai pengontrol kadar gula darah. Enam koloni kapang
endofit berhasil diisolasi dari kulit batang randu, dan setiap isolat difermentasi. Hasil
fermentasi diekstraksi dengan pelarut etil asetat dan metanol. Dari penelitian ini
diperoleh enam ekstrak dengan aktivitas penghambatan α-glukosidase lebih baik dari
akarbose dengan nilai IC50 sebesar 118,603 μg/mL

ABSTRACT
Alpha glucosidase inhibitor is one of therapeutic approaches for diabetes mellitus
which is known for its safety compare to other oral anti diabetic drugs. Therefore
searching of α-glucosidase inhibitor from natural compound was recently done by
many researchers to find the new active compounds. Endophytic fungi have great
potential as a source of α-glucosidase inhibitory compounds. This research aims to
isolate the endophytic fungi from Silk cotton-tree Bark (Ceiba Pentandra (L.) Gaertn)
and then to evaluate their α-glucosidase inhibitory activity. We successfully isolated
five endophytic fungi colonies, and then each isolate was fermented and extracted
with ethyl acetate and methanol. Each extract was assayed for its α-glucosidase
inhibitory activity using spectrophotometry method. Six extracts showed better α-
glucosidase inhibitory than acarbose with the lowest IC50 value was 118.603 ppm.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43816
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Prasetyawan Yunianto
"Sampai saat ini seperempat dari obat-obat modern yang beredar di dunia berasal dari bahan aktif yang diisolasi dan dikembangkan dari tanaman. Permasalahannya adalah menjaga tingkat produksi obat herbal dengan bahan baku yang terbatas. Mikroba endofit dapat menghasilkan senyawa yang hampir sama dengan inangnya. Annonase asetogenin dari Annona sp. dikenal sebagai obat anti kanker yang selektif dan aman, yang terus dikembangkan. Srikaya (Annona Squamosa L.) sangatlah potensial karena aktivitas bioinsektisidanya lebih tinggi dibandingkan keluarga Annnona yang lain. Perbedaan kondisi lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas mikroba endofit, oleh sebab itu sangatlah potensial untuk mengisolasi senyawa aktif sebagai anti kanker dan anti mikroba yang berasal dari endofit srikaya yang tumbuh di Indonesia. Pada penelitian ini telah diperoleh 7 (tujuh) jamur endofit dari batang tanaman srikaya (A. Squamosa L.) dan teridentifikasi baik secara mikroskopis maupun genetik 28S-rDNA. Penapisan terhadap jamur endofit aktif dilakukan dengan uji aktivitas secara in vitro menggunakan metode MTT terhadap sel kanker MCF-7 dan metode daya hambat terhadap mikroba uji dari ekstrak hasil fermentasi cair pada media Wickerham. Isolat jamur yang berpotensi sebagai anti kanker dan anti mikroba ada 5 yaitu : Fusarium sp NRRL 22354 NRRL223, Nectria rigidiuscula, Fusarium sp BOL35, Penicillium sp. dan Aspergilus sp. Hasil isolasi metabolit sekunder diperoleh 3 senyawa yang sudah diketahui dan dipublikasikan yaitu: meleagrin, chrysogin, fusarielin B dan 1 senyawa baru yaitu aspergilusitamida yang aktif sebagai indikasi khasiat anti kanker untuk sel MCF-7 dengan IC50 = 0,4498 µg/mL dan anti mikroba dengan konsentrasi daya hambat terhadap Bacillus subtilis pada 125 µg/mL Waktu inkubasi terbaik untuk produksi senyawa aspergilusitamida dari jamur endofit Aspergilus sp. pada fasa stationer, yaitu sekitar 21-25 hari yang dihasilkan secara ekstraselular. Tidak ada hubungan antara senyawa aspergilusitamida yang diproduksi secara fermentasi dari jamur endofit Aspergilus sp dengan tanaman inangnya, tetapi penggunaan substrat dari bagian inangnya berpengaruh terhadap produksinya, meskipun masih memerlukan glukosa untuk pertumbuhan dan produksinya. Kondisi fermentasi yang ekstrim dengan berkurangnya sumber nitrogen, mengakibatkan produksi senyawa aspergilusitamida semakin bertambah.

Up to now, a quarter of modern medicines marketed worldwide are developed from isolated plant?s active ingredients. The corresponding problem to this is how to maintain production level, taking account the availability of limited raw material. Endophytic microbes could produce compounds that similar to their host. Annonaceous acetogenin isolated from Annona sp. is known as a selective and safe anti-cancer drug, which is continued to be developed. Srikaya (Annona squamosa L.) is very potential as its bio-insecticide activity is higher compared to other Annona. The differences of environmental conditions significantly affect the activity of endophytic microbes, therefore it is considerable to isolate the active compounds of such endophyte from srikaya planted in Indonesia as anti-cancer and antimicrobial drugs. In this study, (7) seven endophytic fungus from srikaya (A. squamosa L.) stems were acquired and both microscopic and genetic 28SrDNA identified. Screening for endophytic fungi was performed by in vitro activity assay using MTT method against cancer cells MCF-7 and microbial inhibition test method performed on the extract of fermented liquid on Wickerham medium. Five fungus isolates show anti-cancer and anti-microbes potential: Fusarium sp NRRL 22354 NRRL223, Nectria rigidiuscula, Fusarium sp BOL35, Penicillium sp. and Aspergillus sp. Secondary metabolism isolation obtained 3 (three) already known compounds: meleagrin, chrysogin, fusarielin B, and 1 (one) new compound: aspergilusitamide. Aspergilusitamide actively indicated as anticancer benefit for MCF-7 cells by IC50 = 0.4498 mg / mL and anti-microbial benefit by inhibition concentration against Bacillus subtilis at 125 ug / mL. The optimum incubation time for producing aspergilusitamida compound generated from Aspergillus sp. endophyte is in the stationer phase which takes place about 21-25 days, extracellulary. There was no relationship between aspergilusitamida produced from fermentation of Aspergillus sp. with its host plant, however, the use of substrate from the host plant affects on production though it was still required glucose for growth and production. The extreme conditions of fermentation by reducing nitrogen source increase the production of aspergilusitamida."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
D1424
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Agusta
"The endophytic fungus diaporthe sp.E show a unique ability to biotransform leucocyanidin in a semisynthetic medium. Extension of the incubation time gave a major product dihydroquercetin which was identified by spectroscopic methods."
Bogor: Pusat Penelitian Biologi, 2009
BBIO 9:4 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aerma Hastuty
"Mikroba endofit adalah mikroorganisme yang hidup dalam jaringan tanaman tanpa merugikan inangnya. Mereka mampu menghasilkan berbagai enzim dan metabolit bioaktif, termasuk enzim fibrinolitik yang penting untuk terapi penyakit kardiovaskular seperti trombosis. Enzim ini bekerja dengan mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin atau langsung mendegradasi fibrin, sehingga dapat melarutkan gumpalan darah. Dibandingkan dengan sumber lain, mikroorganisme sebagai penghasil enzim fibrinolitik memiliki beberapa keunggulan seperti mudah untuk dikultivasi, produksi cepat, dan tidak tergantung musim.
Penelitian ini mengidentifikasi dua bakteri endofit dari daun pepaya (Carica papaya L.), yaitu Bacillus cereus strain BFP 1 dan B. subtilis strain BFP 2, melalui analisis molekuler berbasis 16S rRNA. Kedua strain bakteri tersebut memiliki aktivitas fibrinolitik optimal pada suhu 50–60 °C dan pH 7,0–9,0. Enzim fibrinolitik ini tergolong kedalam serine protease, yang aktivitasnya dihambat oleh inhibitor seperti PMSF dan TPCK, namun aktivitasnya dapat meningkat dengan adanya penambahan ion Cu2+. Berdasarkan analisis genom, kedua menunjukkan keberadaan gen pengkode protein fibrinolitik seperti vpr, aprN, wprA, dan bpr. Gen pengkode tersebut dapat dianalisis lebih lanjut mengenai struktur proteinnya melalui rekonstruksi struktur 3D.
Rekonstruksi struktur 3D gen pengkode protein memiliki resolusi belum cukup baik untuk menghasilkan model struktur yang detail, dikarenakan protein-protein tersebut belum termurnikan dengan baik, sehingga memerlukan proses pemurnian lebih lanjut. Penemuan yang didapat dari penelitian ini memberikan informasi baru tentang enzim fibrinolitik dari bakteri endofit tanaman pepaya, yang berpotensi dikembangkan sebagai agen trombolitik untuk terapi kardiovaskular.

Endophytic microbes live in plant tissues without harming their host. They are capable of producing various bioactive enzymes and metabolites, including fibrinolytic enzymes, which are important for the therapy of cardiovascular diseases such as thrombosis. These enzymes work by activating plasminogen into plasmin or directly degrading fibrin, thereby dissolving blood clots. Compared to other sources, microorganisms as producers of fibrinolytic enzymes have several advantages, such as being easy to cultivate, having fast production, and being independent of season.
This study identified two endophytic bacteria from papaya (Carica papaya L.) leaves, namely Bacillus cereus strain BFP 1 and B. subtilis strain BFP 2, through 16S rRNA-based molecular analysis. Both bacterial strains have optimal fibrinolytic activity at 50-60°C and pH 7.0-9.0. This fibrinolytic enzyme belongs to serine protease, whose activity is inhibited by inhibitors such as PMSF and TPCK, but its activity can be increased by the addition of Cu²⁺ ions. Based on genome analysis, both showed the presence of fibrinolytic protein-coding genes such as vpr, aprN, wprA, and bpr. These coding genes can be further analyzed regarding their protein structure through 3D structure reconstruction.
Reconstruction of the 3D structure of protein-coding genes has a resolution that is not good enough to produce a detailed structural model because these proteins have not been purified properly, so they require further purification processes. The findings obtained from this study provide new information about fibrinolytic enzymes from papaya plant endophytic bacteria, which have the potential to be developed as thrombolytic agents for cardiovascular therapy.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraini Puspitasari
"Kanker merupakan penyebab kematian utama di dunia. Bahkan di Indonesia kanker termasuk salah satu penyakit penyebab kematian utama, dimana kanker payudara menyebabkan kematian terbanyak di antara kanker lainnya. Berbagai pengobatan dilakukan untuk mengobati kanker, namun efek sampingnya besar dan harganya relatif mahal. Karena itu, dilakukan pengembangan obat baru untuk mengobati kanker, salah satunya adalah dengan menggunakan kapang endofit. Kapang endofit adalah kapang yang hidup di dalam jaringan tumbuhan lain yang lebih tinggi tanpa menimbulkan efek negatif pada tumbuhan inangnya. Beberapa kapang endofit menunjukkan aktivitas sitotoksik, untuk itu penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas sitotoksik isolat kapang endofit dari tumbuhan Garcinia forbesii King dan Garcinia porrecta Wall terhadap sel MCF-7. Empat isolat kapang endofit dari kedua tumbuhan ini masing-masing diekstraksi dengan pelarut air, metanol, n-butanol dan etil asetat, sehingga total ekstrak yang dihasilkan adalah 16. Hasil Brine Shrimp Lethality Test menunjukkan 7 ekstrak mempunyai aktivitas toksik terbaik terhadap Artemia salina. Selanjutnya, ketujuh ekstrak ini diuji aktivitas sitotoksiknya terhadap sel MCF-7 dengan metode merah netral. Hasil uji ini menunjukkan 6 dari 7 ekstrak mempunyai aktivitas sitotoksik karena memiliki LC50 kurang dari 100 μg/ml, yaitu 36,81; 42,27; 65,46; 86,7 μg/ml untuk ekstrak etil asetat dan 66,98 dan 83,56 μg/ml untuk ekstrak n-butanol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33118
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>