Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bhisma Gusti Anugra
Abstrak :
ABSTRACT
Taman Nasional Baluran merupakan taman nasional yang terletak di Kabupaten Situbondo Jawa Timur dan merupakan habitat alami dari Jalak putih-punggung abu. Jalak putih-punggung abu (Acridotheres tricolor Horsfield, 1821) merupakan burung berukuran sedang (23 cm) dari famili sturnidae. Populasi jalak putih umum dijumpai di savana, namun belum ada catatan mengenai populasi burung tersebut di habitat lain selain savana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan relatif dan penggunaan habitat dari populasi jalak putih-punggung abu pada beberapa habitat di Baluran. Kelimpahan relatif populasi jalak putih dihitung dengan menggunakan rumus encounter rates, sedangkan penggunaan habitat akan dianalisis dengan menggunakan PCA. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober hingga November 2018 di 6 habitat berbeda yaitu savana padang rumput, savana hutan, savana restorasi, hutan musim, hutan akasia, dan hutan pantai. Berdasarkan hasil perhitungan encounter rates habitat savana padang rumput memiliki nilai encounter rates tertinggi sebesar 11,16; sedangkan habitat hutan pantai menjadi habitat dengan nilai encounter rates terendah sebesar 0. Hasil analisis PCA menunjukkan bahwa penggunaan habitat jalak putih-punggung abu cenderung ditentukan berdasarkan oleh struktur habitat dengan banyak Brachiaria reptans Acacia nilotica, gebang, (Corypha utan), terdapat batang pohon mati, dan pohon berdiameter besar, serta keberadaan pohon asam (Tamarindus indica) dan serasah yang sedikit.
ABSTRACT
Baluran National Park (TNB) is a national park located in Situbondo Regency, East Java one of the natural habitats of the Grey-Backed Myna. Grey-backed myna (Acridotheres tricolor Horsfield, 1821) is a medium-sized bird (23 cm) from the family sturnidae. The population of grey-backed myna is common in savannahs, but there is no record of these bird populations in habitats other than savanna. This study aims to determine the relative abundance and habitat use of grey-backed myna populations in several habitats in Baluran. The relative abundance of the grey-backed myna population is calculated using the encounter rates, while the habitat use will be analyzed using PCA. The study was conducted in October to November 2018 in 6 different habitats: grassland savannah, woodland savannah, restoration savannah, dry minsoon forest, acacia forest, and beach forest. The results showed that grassland savannah had the highest encounter rates with score 11,16; and the beach forest is a habitat with the lowest encounter rates with score 0. The results of PCA analysis show that the habitat use of grey-backed myna tends to be determined by habitat structure with the abundant of Brachiaria reptans, Acacia nilotica, gebang (Corypha utan), dead tree stem, and trees with large diameter, also a habitat with fewer tamarind trees (Tamarindus indica) and detritus.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Nurfitriana
Abstrak :
Pulau Jawa merupakan habitat bagi 6 spesies primata. Lutung budeng (Trachypithecus auratus) merupakan salah satu primata endemik pulau Jawa yang memiliki ukuran tubuh sekitar 517 mm dengan panjang ekor rata-rata 742 mm. Persebaran lutung budeng di Jawa Barat tercatat di 12 lokasi, termasuk Taman Nasional Gunung Ciremai dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Namun, studi mengenai populasi lutung budeng di kedua taman nasional tersebut masih kurang. Berdasarkan hal tersebut, maka dirumuskan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui ukuran populasi, kepadatan populasi, dan laju perjumpaan lutung budeng di kedua kawasan taman nasional tersebut. Ukuran populasi lutung budeng yang teramati tidak memiliki perbedaan jumlah individu di dalam kelompoknya. Kepadatan populasi lutung budeng tertinggi berada di Gunung Putri, sedangkan yang terendah di Cilengkrang. Laju perjumpaan lutung budeng tertinggi terdapat di Palasari dan terendah di Cilengkrang. Kehadiran lutung budeng dipengaruhi oleh tingginya persentase tutupan kanopi dan tingkat aktivitas manusia di jalur pengamatan. Selain itu, faktor cuaca, jarak pandang pengamat, dan kemampuan pengamat dalam mendeteksi keberadaan lutung budeng juga memengaruhi data yang dihasilkan. ......Java Island is a habitat for 6 primate species. Ebony leaf monkey (Trachypithecus auratus) is one of the endemic primates in Java, which has a body size of about 517 mm with an average tail length of 742 mm. Distribution of ebony leaf monkey in West Java is recorded in 12 locations, including Mount Ciremai National Park and Mount Gede Pangrango National Park. However, there is a lack of studies of ebony leaf monkey population in those two national parks. Based on this, this study was formulated with the aim of knowing the population size, population density, and the encounter rates of ebony leaf monkey in those two national park areas. The observed population size of ebony leaf monkey did not differ in the number of individuals in the group. The highest population density of ebony leaf monkey is in the Gunung Putri, while the lowest is in the Cilengkrang. The highest rate of encounter with the lutung budeng was on the Palasari and the lowest was on the Cilengkrang. The presence of the ebony leaf monkey is influenced by the high percentage of canopy cover and the level of human activity in the observation path. In addition, weather factors, observer visibility, and observer ability to detect the presence of ebony leaf monkey also affect the resulting data.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library