Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ika Sri Nurtantri
"Latar belakang: Penelitian ini merupakan penelitian penentuan validitas dan realibilitas instrumen Family Questionnaire (FQ) agar dapat digunakan dalam menilai kualitas dan kuantitas ekspresi emosi pada keluarga penderita skizofrenia di Indonesia.
Tujuan: Untuk mendapatkan instrumen Family Questionnaire (FQ) dalam bahasa Indonesia yang sahib dan mengetahui apakah FQ tersebut stabil dan terpercaya untuk digunakan dalam penilaian ekspresi emosi yang dialami oleh keluarga yang merawat penderita skizofrenia di Indonesia.
Metode: Pengambilan sampel keluarga yang merawat penderita skizofrenia sejumlah 97 orang (N = 97) dan sampel pada keluarga yang merawat penderita reumatoid artritis sebagai kontrol sejumlah 94 orang (N = 94). Memenuhi kriteria inklusi dengan metode consecutive yang dilaksanakan di RS Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Pengisian kuesioner dilakukan secara self report. Hasil pengisian kuesioner dianalisis secara statistik dengan alat bantu SPSS versi 13, untuk mendapatkan validitas diskriminan, validitas konstruksi, reliabilitas test retest, reliabilitas interobserver, dan reliabilitas konsistensi internal dari instrumen FQ.
Hasil: Hasil analisis diskriminan menunjukkan kemampuan diskriminasi yang baik dari instrumen FQ. Dari pengujian didapatkan sensitivitas (95,5%), spesifisitas (93,8%) dan akurasi FQ (94,3%). Pada pengujian analisis faktor didapatkan koefisien korelasi antara butir dalam domain yang sama menunjukkan angka yang iebih tinggi dibanding domain yang berbeda. Hasil dari analisis faktor menunjukkan 2 underlying construct yaitu Emotional Over Involvement (EO1} dan komponen Critical Comments (CC). Hasil pengujian reliabilitas memperlihatkan skor Cronbach alpha sebesar 0,896, tidak terdapat perbedaan bermakna pada sebagian besar reliabilitas test-retest (p >0,05) dan reliabilitas interobserver (p >0,05).
Kesimpulan: Pada penelitian ini terbukti bahwa instrumen FQ versi bahasa Indonesia memiliki validitas dan reliabilitas yang baik dan dapat digunakan untuk menilai ekspresi emosi yang dialami oleh keluarga penderita skizofrenia, namun ada beberapa pertanyaan yang perlu diperbaiki, terutama pada tatabahasa agar mudah dipahami.

Background: This study is a research of validity and realibility of the Family Questionnaire (FQ) for evaluating quality and quantity of emotional expression of schizophrenia caregivers.
Objective: To obtain the Family Questionnaire (FQ) in Bahasa and to explore the stability and reliability of the FQ in Bahasa for evaluating emotional expression experienced by family members and relatives as caregivers of schizophrenia patients.
Method: Participants were caregiver of the schizophrenia patients (N = 97) and caregiver of arthritis rheumatoid patients (N = 94) and were recruited consecutively from Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta. The data was analyzed systematically with the SPSS 13 version instrument, to obtain discriminant validity, construct validity, test retest reliability, inter-observer reliability and internal consistency reliability of the family questionnaire.
Result: The FQ has good validity. The sensitivity is 95.5%, specificity is 93.8% and accuracy of the FQ is 94.3%. In the test of the analysis factor it was obtained correlation coefficient between items in the similar domain showed higher figures compared to the dfferent domain. The result of the analysis factor showed 2 underlying construct, (1) emotional over involvement (EOI) and (2) critical commence (CC). The reliability test produced score of the Cronbach 's alpha 0.896, there was no significant difference in most of the test retest reliability (p >0.05) and inter-observer (p >0.05).
Conclusion: The Family Questionnaire in Bahasa has good validity and reliability and can be used to evaluate emotional expression experienced by the relatives/Family members of schizophrenia patients, there are several items have to be reviewed to make the questions more comprehensible for Indonesians.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Taufikurrahman Badruzzaman
"Pada studi terdahulu, ekspresi emosi pelapor ditemukan berperan dalam mempengaruhi persepsi kredibilitas laporan kasus kekerasan seksual. Meskipun ekspresi emosi pelapor tidak berkaitan dengan kejujuran dan kebenaran laporan, laporan yang menunjukkan pelapor dengan ekspresi emosi negatif ditemukan lebih dipersepsikan kredibel dibanding laporan dari pelapor dengan ekspresi emosi netral atau disebut juga sebagai Emotional Victim Effect (EVE). Untuk lebih jauh memahami pengaruh EVE pada persepsi kredibilitas laporan kasus kekerasan seksual, peneliti melakukan penelitian eksperimen dengan melibatkan petugas kepolisian Indonesia (N=140) yang direkrut melalui Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian dan Unit Pengaduan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Metro Jaya. Partisipan polisi mendapatkan video stimulus yang berisikan tayangan seorang perempuan dewasa muda melaporkan kekerasan seksual yang dialaminya. Peneliti melakukan manipulasi variabel ekspresi emosi yang mempresentasikan pelapor dengan ekspresi emosi negatif dan ekspresi emosi netral. Temuan utama menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dari ekspresi emosi negatif pelapor terhadap persepsi petugas polisi terkait kredibilitas laporan kekerasan seksual. Namun, temuan eksploratif menunjukkan adanya kehadiran EVE pada dua aspek persepsi kredibilitas laporan dari pelapor dengan ekspresi emosi negatif. Temuan penelitian ini menyarankan adanya peningkatan kapasitas bagi petugas polisi terkait isu korban kekerasan seksual dan juga pengembangan metode dalam investigasi kredibilitas yang lebih objektif dan akurat.

Previous studies shown that the emotional expression of complainant was found to play a role in influencing the credibility of sexual violence allegation report cases. Although complainant's emotional expression is not related to the honesty and veracity of the complainant's statement, reports from complainant with negative emotional expressions were found to be perceived as more credible than reports from complainant with neutral emotional expressions or also known as the Emotional Victim Effect (EVE). To further understand the effect of EVE on perceived credibility of sexual violence case reports, researcher conducted an experimental study involving Indonesian police officers (N=140) who were recruited from Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian and Special Unit for Women and Children Case or Unit Pengaduan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Metro Jaya. Police participants received a stimulus video containing footage of a young adult woman reporting sexual violence she had experienced. Present study manipulated the emotional expression variable which presented the complainant with negative emotional expressions and neutral emotional expressions. The main finding show that there is no significant effect of complainant's negative emotional expressions on police officer perceptions regarding the credibility of the sexual assault report. However, exploratory findings indicate the presence of EVE on two aspects of the perceived credibility of report from complainant with negative emotional expressions. The findings of this study suggest capacity building for police officers regarding the issue of victims of sexual assault and also the development of methods in investigating credibility that are more objective and accurate."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Mulya Fadli
"Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang bersifat kronis dan selalu
mengalami kekambuhan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
hubungan faktor keluarga dan kepatuhan minum obat dengan kekambuhan
penderita skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau tahun
2012. Desain penelitian ini adalah cross sectional study dengan ukuran
sampel adalah 50 responden dari keluarga penderita skizofrenia yang
berkunjung di poliklinik rawat jalan Rumah Sakit Jiwa Tampan. Analisis data
dilakukan secara univariat, bivariat dengan korelasi, regresi linier
sederhana, dan uji t independen, multivariat dengan uji regresi linier gan-
da. Variabel yang berhubungan dengan frekuensi kekambuhan penderita
skizofrenia adalah pengetahuan keluarga dan ekspresi emosi keluarga.
Pengetahuan keluarga berpengaruh paling besar dengan koefisien beta
sebesar -0,461. Variabel confounding adalah sikap keluarga, dukungan
keluarga dan kepatuhan minum obat. Nilai R2 diketahui sekitar 68,7%.
Keluarga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dengan mengikuti
penyuluhan dan mengikuti proses keperawatan ketika penderita di rumah
sakit jiwa sehingga keluarga memperoleh informasi dalam menangani
pasien skizofrenia. Dengan menjaga ekspresi emosi keluarga yang tidak
berlebihan, frekuensi kekambuhan pada penderita skizofrenia berkurang.
Schizophrenia is a psychotic disorder that is chronic and always had a
relapse. This study aims to determine the factors associated with the
frequency of relapse in patients with schizophrenia in Mental Hospital
Tampan, Riau Province 2012. The research design was cross sectional
study, with 50 samples of Schizophrenia patient?s family who visited in
Polyclinic of Mental Hospital Tampan. Data analysis was performed by uni-
variate, bivariate with correlation, simple linear regression, and t-test, multi-
variate by multiple linear regression tests. The results obtained that the
Pengetahuan dan Ekspresi Emosi Keluarga serta
Frekuensi Kekambuhan Penderita Skizofrenia
Knowledge and Family Expressed Emotion and Schizophrenic Patients
Relapse Frequency
Surya Mulya Fadli, Mitra
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru
variables associated to the frequency of relapse in patients with schizo-
phrenia are family?s knowledge, family?s emotional expression. Family?s
knowledge has the biggest effect with beta coefficient is -0.461.
Confounding variable are family?s attitude, family?s support, and the obedi-
ence of taking medicine. R2 score is 68.7%. The family was suggested to
increase the knowledge by following the counseling and follow the caring
process while the patient in mental hospital, so that families get information
in dealing skizophrenia patient. Family emotional expression that is not
excessive, so the frequency of relapse in patients with schizophrenia was
decreased."
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fiona Puspa Wijaya
"Penelitian ini bertujuan melihat kontribusi ekspresi emosi ibu dan respon ibu menghadapi emosi negatif anak secara bersama-sama terhadap pemahaman emosi anak usia 4-6 tahun. Pemahaman emosi anak diukur dengan Test Emotion Comprehension kepada 200 partisipan anak usia 4-6 tahun. Ekspresi emosi diukur dengan Self Expressiveness Within the Family Questionnaire dan respon ibu menghadapi emosi negatif anak dengan Children's Coping with Negative Emotion Scale kepada 200 partispan ibu. Penelitian ini menemukan bahwa respon supportive ibu menghadapi emosi negatif anak berkontribusi terhadap pemahaman emosi anak usia 4-6 tahun (β= 0,540, t = 8,504, p = 0,0001). Hal tersebut diduga berkaitan dengan usia anak 4-6 tahun yang masih terbatas dalam membedakan emosi.

This study examines the contribution of maternal emotional expression and maternal response to negative emotion toward emotional understanding of children aged 4-6 years. Children's emotional understanding is measured by the 200 participants who were children aged 4-6 years. The expression of emotion is measured by Self Expressiveness Within the Family Questionnaire and maternal response to children?s negative emotion is measured by Children's Coping with Negative Emotion Scale to 200 mother participant. This study found that maternal supportive response to negative emotion towards children is contributed the emotional understanding of children aged 4-6 years tahun (β= 0,540, t = 8,504, p = 0,0001). This may be related to the fact that children aged 4-6 years are still limited in differentiating emotion."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T47018
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Blanca Ayesha Rachman
"Emotional Victim Effect (EVE) menjelaskan bagaimana ekspresi emosi pada korban berdampak pada persepsi kredibilitas laporannya. EVE ditemukan dalam berbagai penelitian terhadap korban kekerasan seksual perempuan. Namun, EVE masih belum banyak dieksplorasi untuk korban laki-laki. Pada penelitian ini, peneliti melakukan eksperimen untuk mengetahui apakah EVE ditemukan pada laki-laki korban kekerasan seksual. Partisipan penelitian ini merupakan mahasiswa Ilmu Hukum yang telah lulus mata kuliah hukum acara pidana (N=138) yang direkrut menggunakan teknik pengambilan sampel convenience sampling. Partisipan menyaksikan video tentang seorang laki-laki yang melaporkan kejadian kasus kekerasan seksual yang dialaminya. Kelompok eksperimen menyaksikan video korban dengan ekspresi emosi negatif yang kuat sedangkan kelompok kontrol menyaksikan video korban dengan ekspresi emosi netral. Hasil utama penelitian ini adalah EVE tidak ditemukan pada laki-laki korban kekerasan seksual karena tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari ekspresi emosi negatif korban terhadap persepsi kredibilitas laporannya. Selanjutnya, penelitian ini juga menemukan bahwa semakin tinggi penerimaan mitos pemerkosaan laki-laki berhubungan dengan semakin rendahnya persepsi kredibilitas terhadap korban. Temuan pada penelitian ini menyoroti pentingnya upaya peningkatan pemahaman dan sensitivitas oleh masyarakat terutama aparat penegak hukum terhadap laporan kekerasan seksual laki-laki.

Emotional Victim Effect (EVE) explains how a victim's expression of emotion impacts the perceived credibility of their report. EVE was found in various studies of female victims of sexual assault. However, EVE has still not been explored much for male victims. In this study, researcher conducted an experiment to find out whether EVE was found in male victims of sexual assault. The participants in this research were law students who had passed the criminal procedural law course (N=138) who were recruited using convenience sampling techniques. Participants watched a video of a man reporting a case of sexual assault he had experienced. The experimental group watched a video of a victim with strong negative emotional expressions while the control group watched a video of a victim with neutral emotional expressions. The main result of this research is that EVE was not found in male victims of sexual assault because there was no significant effect of the victim's negative emotional expression on the perceived credibility of his report. Furthermore, this research also found that higher acceptance of male rape myths was associated with lower perceived credibility towards the victim. The findings of this research highlight the importance of efforts to increase understanding and sensitivity by the community, especially law enforcement officers, towards reports of male sexual assault."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library