Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luh Putu Sri Mahayani
Abstrak :
ABSTRAK
Masa remaja merupakan suatu masa yang penting dalam periode perkembangan manusia. Pada masa ini, remaja mengalami suatu periode peralihan {transition) dari masa kanak-kanak, yang ditandai dengan adanya kebutuhan untuk bergantung pada orang lain {dependent), menuju masa kedewasaan yang ditandai dengan adanya keinginan untuk bebas dari campur tangan orang lain {independent). Periode peralihan ini juga ditandai dengan adanya perubahan-perubahan baik secara fisik, kognitif, maupun psikologis. Perubahan psikologis yang paling menonjol ditandai dengan perubahan emosi, baik emosi positif maupun emosi negatif, ketika menghadapi berbagai persoalan baik yang datangnya dari lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, maupun lingkungan sekolah. Pada masa ini peran keluarga sangat penting, karena keluarga memiliki pengaruh terhadap pengalaman emosi remaja. Kesadaran emosi pada masa remaja membantu remaja untuk tumbuh dan berkembang menjadi individu yang sehat secara fisik dan psikologis. Keluarga harus bisa menyediakan lingkungan yang postif, yang baik bagi kesehatan mental remaja. Untuk itu keluarga harus bisa menciptakan keseimbangan dalam komunikasi, kohesivitas atau kedekatan dan fleksibilitas dalam keluarga. Dari fenomena diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui, apakah remaja yang keluarganya memiliki keseimbangan yang bagus dalam hal komunikasi, kohesivitas, dan fleksibilitas, memiliki pengalaman emosi positif. Sebaliknya, apakah remaja yang keluarganya tidak memiliki keseimbangan dalam tiga hal tersebut, memiliki pengalaman emosi negatif. Kemudian bagaimana perbandingan kesiapan aksi antara pengalaman emosi positif dan negatif, yang ditimbulkan oleh peristiwa-peristiwa dalam keluarga. Untuk mendukung penelitian ini, peneliti memilih murid SMU kelas 1 sebagai subjek penelitian. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling (bertujuan). Penelitian ini menggunakan empat buah alat pen^uran, yaitu Family Assessment dari Herbert Lingren untuk melihat gambaran sistem keluarga subjek. Alat kedua digunakan untuk memancing perasaan subjek berkaitan dengan hubungan dalam keluarganya. Pada alat ketiga, subjek diminta untuk menceritkan peristiwa keluarga, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Terakhir adalah kuesioner emosi untuk memperoleh gambaran tentang pengalaman emosi yang berkaitan dengan peristiwa keluarga dan kesiapan aksi. Basil yang didapat dari alat pertama adalah keadaan keluarga subjek sebagian besar dapat digolongkan sebagai keluarga yang memiliki komunikasi, kohesivitas dan fleksibilitas yang cukup baik, namun masih diperlukan usahausaha lebih lanjut untuk bisa mempertahankan kebersamaan dalam keluarga. Dari hasil perhitimgan korelasi, didapat bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara sistem keluarga (komunikasi, kohesivitas dan fleksibilitas) dengan pengalaman emosi baik yang positif maupun yang negatif. Tidak adanya hubungan antar keduanya kemungkinan disebabkan karena subjek memiliki kecenderungan untuk menampilkan apa yang seharusnya dimiliki oleh sebuah keluarga dan bukan berdasarkan apa yang sebenamya dimiliki oleh keluarga subjek. Selain itu kesulitan dalam memahami istilah-istilah emosi juga dapat mempersulit penelitian emosi. Dengan menggunakan perhitungan t-test, terlihat adanya perbedaan kesiapan aksi pengalaman emosi positif dan emosi negatif, yang dimunculkan oleh peristiwa dalam keluarga dalam hal: keinginan untuk menghindar, keinginan untuk menghapus atau menghilangkan peristiwa, keinginan untuk melakukan atau mengatakan sesuatu yang menyakitkan, keinginan untuk merusak sesuatu, keinginan untuk menangis, perasaan santai atau tenang, perasaan tak berdaya, keinginan untuk melawan, keinginan untuk dapat meluruskan masalah, keinginan untuk menghilang, keinginan melarutkan diri dalam kesedihan. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengalaman emosi, tetapi tentu saja dengan menggunakan alat yang lebih sederhana dan tidak ambigu agar dapat lebih mudah dipahamai dan dimengerti oleh subjek. Kemudian hasil dari penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan untuk memberdayakan para remaja, orang tua dengan anak remaja, dan juga dapat memberikan sumbangan bagi ilmu psikologi, terutama untuk memperbanyak konseling untuk remaja.
2001
S2857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Hediati Tri Charissa
Abstrak :
Kehadiran seorang anak dengan spektrum autisme dalam keluarga dapat menjadi sebuah tantangan bagi saudara kandung. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran keberfungsian keluarga terhadap well-being (emosi positif dan negatif, serta psychological flourishing) pada saudara dari anak dengan spektrum autisme. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, variabel keberfungsian keluarga diukur dengan Family Assessment Device (FAD), serta well-being diukur menggunakan Scale of Positive and Negative Emotion (SPANE) dan Flourishing Scale (FS). Penelitian ini melibatkan 136 partisipan dengan rentang usia 18 - 35 tahun. Hasil pada penelitian ini menunjukkan keberfungsian keluarga secara umum ditemukan dapat memprediksi well-being (emosi positif dan negatif) secara signifikan F(1,134) = 28.278, p < 0.001, R2 = 0.174, serta well -being (psychological flourishing) secara signifikan F(1,134) = 30.914, p < 0.001, R2 = 0.181). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat keberfungsian keluarga yang dimiliki individu, akan semakin tinggi pula kemungkinan individu tersebut memiliki well-being yang baik. ......The presence of a child with autism spectrum in the family may be a challenge for their siblings. This study aims to see how the role of family functions on the well- being (positive and negative emotions, and psychological flourishing) of children with autistic sibling. This study is a quantitative study, the function of family were measured using the Family Assessment Device (FAD), and well-being was measured using the Scale of Positive and Negative Emotion (SPANE) and Flourishing Scale (FS). This study involved 136 participants with an age range of 18-35 years. The results of this study indicate that the function of family in general is found to be able to significantly predict the well-being (positive and negative emotions) F F(1,134) = 28.278, p < 0.001, R2 = 0.174, and well-being (psychological flourishing) by F(1,134) = 30.914, p < 0.001, R2 = 0.181). From these results it can be said that a higher level of function in the family results in higher possibility of the individual having good welfare.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library