Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Trusti Dian Susanti
"Pajanan partikulat dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada sistem pernapasan dan kardiovaskular serta kematian. Tujuan penelitian ini mengetahui konsentrasi pajanan partikulat di PKB Cilincing. Pengambilan data dilakukan dengan mengukur pajanan personal pada petugas uji mekanis dan area pada kantor dan pengujian. Rata-rata konsentrasi pajanan personal PM10, PM2.5, PM1, PM0.25 pada petugas uji mekanis : 342.26 g/m3; 232.23 g/m3; 190.58 g/m3; dan 140.10 g/m3, ruangan kantor : 208.05 g/m3; 168.87 g/m3; 149.18 g/m3; 110.42 g/m3, dan pengujian : 213,50 g/m3; 130.24 g/m3; 100,42 g/m3; 47,25 g/m3. Perbedaan konsentrasi pajanan partikulat dapat terjadi karena perbedaan ukuran dan jenis kendaraan, lokasi, serta jenis pengujian.

Exposure to vehicle emission particulates has been known to cause death and health effects on respiratory and cardiovascular systems. This study conducted to determine concentration of PM2.5 in Vehicle Emission Testing Centre, Cilincing unit, by collecting personal exposure on emission inspector, at office and testing area. Average personal exposure concentration of PM10, PM2.5, PM1, PM0.25 were 342.26 g m3 232.23 g m3 190.58 g m3 dan 140.10 g m3, office area 208.05 g m3 168.87 g m3 149.18 g m3 110.42 g m3 testing area 213,50 g m3 130.24 g m3 100,42 g m3 47,25 g m3. Concentration of particulate matter may different due to size and types of vehicles, location, and types of vehicle testing."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azmia Rizka Nafisah
"ABSTRAK
Gas emisi dari asap kendaraan bermotor merupakan contributor utama pada perubahan
iklim dengan menyumbang total 14% emisi tiap tahunnya. Asap buangan kendaraan
bermotor mengandung berbagai macam gas berbahaya, diantaranya adalah gas CO2 dan
CO. Potensi yang paling besar untuk mengurangi polusi adalah dengan adsorpsi. Salah
satu jenis adsorben yang menarik untuk dikembangkan adalah karbon aktif. Karbon aktif
memiliki luas permukaan yang tinggi dan daya serap yang baik. Penggunaan karbon aktif
komersial mulai ditinggalkan dan digantikan oleh karbon aktif berbahan baku biomassa.
Salah satu limbah biomassa yang jumlahnya berlimpah di Indonesia adalah cangkang
kelapa sawit. Dengan jumlah limbah sebanyak 4 ton pertahunnya, cangkang sawit dapat
menjadi bahan baku alternatif untuk pembuatan karbon aktif. Salah satu tantangan yang
dihadapi dalam pembuatan karbon aktif dari biomassa adalah struktur permukaannya
yang tidak baik sehingga menurunkan kemampuan adsorpsinya. Untuk meningkatkan
afinitas terhadap gas CO2 dan CO, dilakukan modifikasi menggunakan oksida logam
MgO. Struktur kristal menjadi salah satu faktor penting yang menentukan kapasitas
adsorpsi. Akan tetapi pengaruh perubahan struktur kristal karbon aktif modifikasi logam
yang diwakili oleh d002 (lapisan aromatis), Lc (tinggi kristalit), dan La (diameter kristalit)
terhadap adsorpsi emisi gas kendaraan bermotor belum banyak dikaji sehingga diperlukan
analisa lebih mendalam mengenai hal ini. Pembuatan karbon aktif dilakukan dengan dua
metode dan uij adsorpsi gas emisi dilakukan pada motor. Hasil penelitian menunjukkan
karbon aktif yang dibuat menggunakan metode two-step menghasilkan struktur
permukaan yang paling baik dengan nilai d002 sebesar 0.33 nm dan memiliki bilangan
iodin sebesar 1168 mg/g. Penambahan MgO pada karbon aktif juga meningkatkan
kemampuan penyerapan CO2 dan CO hingga 80%. Hasil karakterisasi menggunakan
SEM menunjukkan pembentukan pori yang baik pada permukaan sehingga meningkatkan
porositas dari karbon aktif. Kandungan utama dari karbon aktif adalah 80% karbon
dibuktikan dari pengujian menggunakan EDX.

ABSTRACT
Gas emissions from motor vehicle are a major contributor to climate change by
contributing a total of 14% of emissions annually. Motor vehicle exhaust contains various
kinds of dangerous gases, including CO2 and CO gases. The best potential option for
reducing pollution is using adsorption. One type of adsorbent that is interesting to be
developed is activated carbon. Activated carbon has a high surface area and good
adsorption capability. The use of commercial activated is replaced by activated carbon
made from biomass. One of the abundant biomass wastes in Indonesia is the palm shell.
With a total of 4 tons of waste per year, palm shells can be an alternative raw material for
activated carbon producstion. One of the challenges faced in the activated carbon
production from biomass is the ungood surface crystallite structure, thereby reducing the
adsorption capability. To increase the affinity of CO2 and CO gases, a modification was
carried out using a metal oxide, MgO. The crystallite structure is one important factor that
determines the adsorption capacity. However, deeper analysis is needed in the crystalline
structure modification represented by d002 (aromatic layer), Lc (crystallite height), and La
(crystallite diameter) on the adsorption of motor vehicle gas emissions. The production
activated carbon was carried out by two methods and the emission gas adsorption was
carried out on the motorcycle. The results showed that activated carbon made using the
two-step method produces the best surface structure with a d002 value of 0.33 nm and has
an iodine number of 1168 mg/g. The impregnation of MgO to activated carbon also
increases the ability to adsorb CO2 and CO up to 80%. The results of the characterization
using SEM showed pore formation on the surface which increases the porosity of
activated carbon. The main content of activated carbon is 80% carbon proven from EDX
characterization."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Aulia Hanifah
"Emisi gas buang dari kendaraan bermotor banyak mengandung senyawa yang berbahaya bagi kesehatan manusia maupun lingkungan. Karbon aktif dapat dikembangkan sebagai adsorben guna mendukung upaya penanggulangan pencemaran udara akibat emisi gas kendaraan bermotor. Karbon aktif diproduksi dengan bahan baku biomassa, salah satunya ialah cangkang kelapa sawit yang memiliki kandungan selulosa (6,92%), hemiselulosa (26,16%), dan lignin (53,85%). Karbon aktif berbahan baku limbah cangkang kelapa sawit diproses melalui proses dehidrasi, reduksi, dan diaktivasi kimia menggunakan larutan kalium karbonat (K2CO3) dengan rasio massa 1:1 dan konsentrasi K2CO3 sebesar 20%-w. Selanjutnya, sampel dikarbonisasi pada furnace dengan temperatur 500 ºC dan dilanjutkan dengan aktivasi kimia tahap dua dengan variasi perbandingan massa K2CO3 dan massa bahan baku yang digunakan sebesar 1:1 dan 3:2. Sampel yang telah teraktivasi kimia selanjutnya mengalami aktivasi fisika pada temperatur 750 ºC dan dialiri gas N2 dengan laju 200 ml/menit selama 90 menit. Karbon aktif yang telah disintesis memiliki luas permukaan terbaik pada variasi rasio massa 3:2 yaitu sebesar 1202 m2/g. Modifikasi dilakukan untuk meningkatkan kapasitas adsorpsi dari karbon aktif. Pada penelitian ini, modifikasi dilakukan dengan menyisipkan logam oksida berupa nikel oksida (NiO) ke dalam pori karbon aktif dengan variasi konsentrasi sebesar 0,5%, 1%, 2%. Penyisipan NiO mengurangi luas permukaan karbon aktif hingga 802 m2/g pada variasi konsentrasi 2%. Dari hasil penelitian diketahui bahwa media karbon aktif terimpegrasi NiO 1% yang dipasang pada tabung adsorpsi dapat memberikan hasil penurunan konsentrasi gas CO sebesar 61,95%, HC sebesar 37,96 %, dan CO2 sebesar 48,5 %.

Exhaust emissions from motor vehicles contain many compounds that are harmful to human health and the environment. Activated carbon can be developed as an adsorbent to support efforts to combat air pollution due to motor vehicle gas emissions. Activated carbon is produced with biomass raw materials, one of which is a palm shell which contains cellulose (6.92%), hemicellulose (26.16%), and lignin (53.85%). Activated carbon made from palm shell waste is processed through the process of dehydration, reduction, and chemical activation using potassium carbonate (K2CO3) solution with a mass ratio of 1:1 and K2CO3 concentration of 20%-w. Furthermore, the sample was carbonized in the furnace at a temperature of 500 ºC and continued with second step chemical activation with a variation in the mass ratio of K2CO3 and the mass of the raw material used was 1:1 and 3:2. Samples that have been chemically activated then undergo physical activation at 750 ºC and flowed with N2 gas at a rate of 200 ml/min for 90 minutes. The synthesized activated carbon has the best surface area at a mass ratio of 3:2 which is 1202 m2/g. Modifications were made to increase the adsorption capacity of activated carbon synthesized. In this study, the modification was carried out by impregnating metal oxides in the form of nickel oxide (NiO) into pores of activated carbon with a concentration variation of 0.5%, 1%, 2%. NiO impregnation reduces the surface area of activated carbon up to 802 m2/g at 2% concentration variation. From the results of the study, the NiO 1% -activated carbon mounted on the adsorption tube can result in a decrease in CO gas concentration of 61.95%, HC of 37.96%, and CO2 of 48,5%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Shifra Izdihar
"Transportasi kendaraan pribadi lebih minati masyarakat Jakarta dalam mobilitas dan beraktivitas. Setiap kendaraan menghasilkan emisi. Salah satu emisi yang dihasilkan dan menjadi kontribusi terbesar pencemar adalah karbon monoksida. Jakarta Selatan menjadi bagian Jakarta yang mobilitas tidak hanya berasal dari dalam Jakarta tetapi dari daerah sekitar Jakarta Selatan. Tujuan penelitian adalah menganalisis volume kendaraan dan distribusi spasial dari polutan karbon monoksida di Jakarta Selatan. Penelitian menggunakan data jumlah kendaraan dan kolom kepadatan karbon monoksida untuk membuat pola distribusi spasial karbon monoksida.  Analisis data dengan uji rank-spearman dan uji regresi sederhana untuk memvalidasi data kolom kepadatan karbon monoksida dan emisi karbon monoksida dengan data dari stasiun pemantau kualitas udara. Berdasarkan uji analisis statitistik rank-spearman nilai emisi karbon monoksida menunjukan hubungan yang signifikant dengan nilai stasiun pemantau kualitas udara dibandingkan data dari sentinel-5p dan volume kendaraan mobil berkontribusi sebesar 1-3% terhadap karbon monoksida di udara. Lalu lintas yang ramai kendaraan dan mengalami perlambatan menghasilkan karbon monoksida yang tinggi.

Private vehicle transportation is more interested in the people of Jakarta in mobility and activities. Every vehicle produces emissions. One of the emissions produced and the most significant contributor to pollutants is carbon monoxide. South Jakarta is a part of Jakarta whose mobility comes from within Jakarta and the area around. The purpose of the study was to analyze the volume of vehicles and the spatial distribution of the carbon monoxide pollutant in South Jakarta. This study uses data on the number of vehicles and columns of carbon monoxide density to create a spatial distribution pattern of carbon monoxide. The analysis used rank-spearman and simple regression tests to validate the column data of carbon monoxide density and carbon monoxide emissions with data from air quality monitoring stations. Based on the rank-spearman statistical analysis test, the value of carbon monoxide emissions shows a significant relationship with the value of air quality monitoring stations compared to data from sentinel-5p, and the volume of automobiles contributes 1-3% to carbon monoxide in the air. Heavy traffic and slowing vehicles produce high levels of carbon monoxide. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Lalu lintas harian rata-rata (LHR) yang keluar masuk dari gerbang tol sekitar Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi (Purbaleunyi) pada Tahun 2012 mencapai sekitar 5000 s/d 20.000. sementara total volume lalu lintas yang keluar-masuk gerbang tol sekitar Tol Purbaleunyi antara 1,5 juta kendaraan sampai dengan Tahun 10,5 juta kendaraan. Jumlah kendaraan yang melalui tol dan sangat tinggi ini tentu saja akan berpengaruh terhadap kualitas udara disekitar gerbang tol akibat dari emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan. Salah satu parameter yang dihasilkan oleh emisi kendaraan yang bersifat toksin adalah senyawa timbal (Pb). Polutan ini dapat diserap oleh manusia salah satunya melalui pernapasan. Dalam rangka monitoring dan kegiatan pengelolaan lingkungan kualitas udara sekitar jalan tol, maka perlu dilakukan evaluasi kandungan Pb dalam darah pegawai gerbang tol dan melakukan survei terhadap kesehatan para pegawai dipinta gerbang tol. Evaluasi pengukuran kandungan Pb dilakukan terhadap kandungan darah dari pegawai tol Padaleunyi, terhadap 115 orang pegawai tol dan 4 orang bukan pegawai tol (blanko). Pengambilan darah dilakukan secara langsung terhadap pegawai tol sebanyak 10 cc, yang kemudian dianalisa kandungan Pb dari darah dengan menggunakan metode analisa Flame Atomic Absorbent Spektrofotometer dan NIOSH Analisis. Hasil pengukuran kandungan Pb dalam darah responden di sekitar Gerbang Tol Padalarang-Cileunyi (Padaleunyi) menunjukkan bahwa rata -rata kandungan Pb adalah 14,50 pg/lOOml dengan kisaran antara 7,49 dan 28,93 pg/100ml. Responden yang mempunyai kadar Pb darah kategori sedang (10 -25 pg/100ml) 88%, kadar Pb rendah (<10 pg/100ml) 11% dan kadar Pb tinggi (> 25 /100ml) 1%, hasil ini menunjukkan bahwa kadar Pb dalam darah masih dibawah nilai Biological Exposure Indeces (BEIs) yang diperkenankan yaitu 30ugf/100ml."
620 JTJ 1:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Yudo Swasono
"ABSTRAK
Hasil beberapa penelitian terhadap masalah pengendahan kualitas udara yang telah dilakukan sebelumnya oleh berbagai pihak yang terkait, menunjukkan kegiatan transportasi terutama transportasi darat menjadi peyumbang terbesar bagi penurunan kualitas udara di DKI Jakarta dan juga kota-lainnya, dibandingkan sumber-sumber pencemaran udara lainnya seperti industri dan rumah tangga. Hal tersebut diakibatkan oleh emisi buangan dari kendaraan bermotor yang melintasi ruas-ruas jalan di kota-kota tersebut, yang menyebabkan perubahan komposisi udara atmosfer normal dengan kehadiran zat-zat asing yang bersifat sebagai pencemar seperti NOx, SO2, CO dan Debu / TSP (Total Suspended Particulat) dari emisi kendaraan bermotor tersebut.
Untuk mengetahui besamya pembebanan pencemaran udara akibat emisi kendaraan bermotor pada ruas-ruas jalan di DKI Jakarta, dilakukan evaluasi terhadap data kualitas udara rata-rata harian dan data lalu lintas pada ruas jalan / road side yang bersangkutan, yang dalam hal ini diwakili oleh 3 lokasi ruas jalan / road side di DKI Jakarta yang mempunyai kepadatan lalu lintas tinggi, sehingga dapat dianggap mewakili kondisi sesungguhnya mengenai gambaran kualitas udara ruas jalan di DKI Jakarta. Ketiga lokasi yang dipilih tersebut adalah ruas jalan Moh.Husni Thamrin, Merdeka Barat dan Casablanca. Perhitungan dilakukan dengan memperhatikan faktor emisi masing-masing parameter pencemar yang berbeda-beda untuk setiap jenis kendaraan bermotor yang melintasi ruas tersebut. Dari perhitungan tersebut dapat diketahui hubungan keterkaitan antara kegiatan transportasi dengan kualitas udara pada masing-masing ruas jalan / road side tersebut.

"
2000
S35017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athaya Rajendra Aji Ramadhana
"Kepercayaan publik merupakan salah satu modal bagi pemerintah dalam membentuk kepatuhan serta dukungan dari masyarakat terhadap suatu kebijakan lingkungan. Salah satu kebijakan lingkungan dari Pemprov DKI Jakarta adalah pemberlakuan uji emisi kendaraan bermotor yang telah diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 66 tahun 2020. Dalam pelaksanaan uji emisi di Jakarta, terdapat beberapa permasalahan yang terjadi sehingga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan publik masyarakat terhadap Pemprov DKI Jakarta sebagai pelaksana kebijakan tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk dapat mengukur tingkat kepercayaan publik masyarakat terhadap Pemprov DKI Jakarta dalam melaksanakan pemberlakuan uji emisi kendaraan bermotor menggunakan teori public trust dari Grimmelikhuijsen & Knies. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode campuran. Peneliti akan menganalisis hasil dari penyebaran kuisioner kepada 100 responden yang telah melaksanakan uji emisi dengan data yang diperoleh peneliti dari wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kepercayaan publik dari masyarakat tinggi terhadap Pemprov DKI Jakarta dalam pemberlakuan uji emisi kendaraan bermotor. Tingginya tingkat kepercayaan publik tidak terlepas dari bagaimana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat memberikan imbauan atau teguran kepada masyarakat untuk melakukan uji emisi. Namun, terdapat beberapa catatan penting dari peneliti seperti minimmya sosialisasi yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta dan juga terdapat beberapa program pendukung yang belum berjalan optimal dalam pemberlakuan uji emisi. Oleh sebab itu, peneliti merekomendasikan Pemprov DKI Jakarta untuk melaksanakan sosialiasi yang masif dan merata kepada seluruh lapisan masyarakat serta menjakankan program tilang uji emisi dan disinsentif parkir kepada masyarakat yang belum melaksanakan uji emisi

Public trust is an essential asset for the government in fostering compliance and support from the society for an environmental policy. One of the environmental policies from the Provincial Government of DKI Jakarta is the implementation of vehicle emission testing, which is regulated in Governor Regulation Number 66 of 2020. In the implementation of emission testing in Jakarta, there are several issues that arise, which can affect the level of public trust in the DKI Jakarta Provincial Government as the policy executor. Therefore, this study aims to measure the level of public trust in the DKI Jakarta Provincial Government in implementing vehicle emission testing using the public trust theory by Grimmelikhuijsen & Knies. The research approach used is a quantitative approach with mixed methods for data collection. The researcher will analyze the results of the questionnaire distributed to 100 respondents who have conducted emission testing, with data obtained from in-depth interviews and literature studies. The results of this study indicate that the level of public trust in the DKI Jakarta Provincial Government in implementing vehicle emission testing is high. The high level of public trust is due in part to how the DKI Jakarta Provincial Government provides warnings or reminders to the society to conduct emission testing. However, there are some important notes from the researcher, such as the minimal socialization conducted by the DKI Jakarta Provincial Government and some supporting programs that have not been optimally implemented in the application of emission testing. Therefore, the researcher recommends that the DKI Jakarta Provincial Government conduct massive and widespread socialization to all levels of society and enforce emission test fines and parking disincentives for those who have not conducted emission testing."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Abdurahman Setiawan
"Dengan berbagai kemajuan teknologi, transportasi tetap bertanggung jawab sebagai penyumbang polusi udara terbesar khususnya emisi CO2. Dampak emisi CO2 ini sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Sudah ada beberapa cara yang dilakukan untuk mengurangi dampak yang dihasilkan emisi CO2 pada kendaraan roda empat. Salah satunya dengan melakukan tes emisi. Prosedur tes emisi ini dilakukan dengan perilaku berkendara tetap yang menyebabkan tes ini tidak representative terhadap keadaan nyata di jalan, oleh karena itu dibutuhkan monitoring langsung pada perilaku berkendara yang berbeda-beda. Dengan memanfaatkan teknologi OBD II dan konsep IoT (Internet of Things), peneliti dapat melakukan pengembangan ke arah monitoring. Pengembangan dilakukan dengan cara menghubungkan OBD II dan Raspberry Pi ke kendaraan roda empat. Perhitungan emisi CO2 dilakukan dengan memanfaatkan data MAF yang diperoleh dari OBD II. Hasil perhitugan tersebut dikirim ke aplikasi Android melalui Cloud Server agar dapat dibaca oleh pengguna aplikasi Android tersebut. Untuk memverifikasi model perhitungan, pengetesan dilakukan pada Nissan Juke tahun 2015 dengan melakukan uji jalan sejauh 300km pada tiga perilaku berkendara yang berbeda. Emisi CO2 yang dihasilkan diukur menggunakan Portable CO2 Meters Detector Tvoc Hcho AQI Monitor dan dibandingkan dengan hasil uji pada aplikasi. Nilai error verifikasi pengukuran pada masing-masing perilaku berkendara yaitu 11,65 % untuk eco, 7,38% untuk Normal, dan 49,56% untuk Sport. pengetesan yang dilakukan juga menunjukkan bahwa model perilaku berkendara Eco memiliki tingkat emisi terendah dibanding dua perilaku berkendara lainnya dengan jumlah emisi CO2 yang dihasilkan sebesar 33.401,25 g sedangkan untuk Normal dan Sport masing-masing secara berurutan menghasilkan emisi CO2 sebesar 56.250,26 g dan 123.122,99 g. Kemudian apabila dihubungkan dengan parameter perilaku berkendara, perilaku berkendara Eco dengan interval nilai Accelerator Position 4,63% – 10,99% menghasilkan CO2 per detiknya sebesar 0,57 g/s – 1,93 g/s, perilaku berkendara Normal dengan interval nilai Accelerator Position 16,23% – 24,15% menghasilkan CO2 per detiknya sebesar 3,37 g/s – 5,09 g/s, dan perilaku berkendara Sport dengan interval nilai Accelerator Position 71,89% – 78,39% menghasilkan CO2 per detiknya sebesar 13,00 g/s – 14,24 g/s.

With various technological advances, transportation remains responsible as the biggest contributor to air pollution, especially CO2 emissions. The impact of CO2 emissions is very dangerous for health and the environment. There have been several ways to reduce the impact of CO2 emissions on four-wheeled vehicles. One of them is by conducting emission tests. This emission test procedure is carried out with a fixed driving behavior which causes this test not to be representative of the actual situation on the road, because of that we require direct monitoring of different driving behaviors. By utilizing OBD II technology and collaborating with the concept of IoT (Internet of Things) Researchers can make development towards monitoring. Development is carried out by connecting the OBD II and Raspberry Pi that has been programmed to calculate CO2 emissions. The calculation of CO2 emissions is done by calculating the MAF data that can be obtained from OBD II. The results of these calculations are sent to the Android application via Cloud Server so that they can be read by the application's users. To verify the calculation model, testing was done on the 2015 Nissan Juke by conducting a road test on three different driving behaviors. The resulting CO2 emissions are measured using Portable CO2 Meters Detector Tvoc Hcho AQI Monitor and compared with test results on the application. The verification error measurement value on each driving behavior is 11,65% for Eco, 7,38% for Normal, and 49,56% for Sport. The testing also shows that the Eco-driving behavior model has the lowest emission level compared to the other two driving behaviors with the amount of CO2 emissions produced of 33.401,25 g while for Normal and sport respectively produced CO2 emissions of 56.250,26 g and 123.122,99 g. Then when connected with driving behavior parameters, Eco-driving behavior with an interval value of Accelerator Position 4.63% - 10.99% produces CO2 per second of 0.57 g/s - 1.93 g/s, Normal driving behavior with an interval value Accelerator Position 16.23% - 24.15% produces CO2 per second of 3.37 g/s - 5.09 g/s and Sport driving behavior with an interval of Accelerator Position 71.89% - 78.39% produces CO2 per second of 13.00 g/s - 14.24 g/s."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library