Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Background: ln ASEAN, lndonesia is one ofthree countries with the highest malaria morbidy ln lndonesia 396 (80%) of the total 495 districts/municipalities year 2007 were malaria endemie areas. In malaria control program, the Ministry of Health decreed Number 293 year 2009 on Malaria Eliminanition. It aimed to assess the implementation Ministry of Health decreed Number 293 year 2009 on Malaria Eliminanition in Bali Province, with specific objectives to assess understanding, implementation, innovation, budgetting and roles of government to support malaria elimination in Province Bali. Methods:
It was observational study with cross sectional design, carried out in Bali Province and Karangasem District. Data were collected in September year 2011 by focus group discussion either in provincial and district level at Health Offices, District Planning Beureau, interrelated sectors (Department of Fisheries and Marine Resources, Department of Tourism, Department of Public Development, Department of Forestry, Department of Agriculture, Port Health Office, Department of Education, Department of Information and Communication, hospital), Health Centers (for district level) as well as document study Data were analyzed by content analysis. Data were validating by triangulation among provincial and district health office staffs, health policy expert and researchers. Results: The understanding of Ministry of Health decreed Number 293 year 2009 on Malaria Eliminanition in Bali at Provincial Health Office was good, but at interrelated sectors had not knew on the policy The policy implementation that the Governor issued Governor Regulation Number 10 year 2010 on activities in implementing malaria elimination in Bali Province and Karangasem District Regulation Number 2 year 2010 on malaria elimination in Karangasem District. The implementation of malaria elimination policy in Bali Provincial Health Office and Karangasem District Health Office were in accordance to Ministry of Health strategy Interrelated sectors activities were directly or indirectly in synergy with malaria elimination policy Innovation strategy activities in supporting the malaria elimination had be en developed in the district. The budgetting for malaria elimination policy in Bali Province and Karangasem District still depend local budget. The roles of local governments to support policies are by issueing policies/regulations, financing and socialization activities. Treatment should be based on new treatment strategies using artemisinin or ACT to prevent primary drug resistance of malaria. The budgetting for malaria program in Bali Province should be increased, either the total or the source. Then, it needs to develop Malaria Working Group both at the provincial and district levels so interrelated sector activities could be coordinated and integrated with the Health Offices activities to achieve malaria elimination by year 2012."
BULHSR 15:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"This research aims to explain the rites of death in kauman village Yogyakarta,as gathering place of Muhammadiyah....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Iwan Joko Sulistyo
"ABSTRAK
Nama : Iwan Joko SulistyoProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Evaluasi Pelaksanaan Eliminasi Malaria Tahun 2020kabupaten Musi Rawas tinjauan tahun 2018Eliminasi malaria suatu upaya untuk menghentikan penularan malariasetempat dalam satu wilayah geografis tertentu. Penanggulangan penyakit malariadipantau dengan menggunakan indikator Annual Parasite Incidence API , untukmengetahui suatu insidensi penyakit malaria pada suatu daerah tertentu selama satutahun. Penurunan API bermakna bila disertai peningkatan Annual BloodExamination Rate ABER . Oleh karena itu, penurunan API yang disertai penurunanABER belum dapat diartikan sebagai penurunan insiden malaria. Selain ABER untukmenilai API juga digunakan Slide Positivity Rate SPR untuk melihat besarantingkat infeksi pada kelompok populasi tertentu. Angka SPR bermakna bila ABERtinggi. Depkes membuat tahapan eleminasi malaria yaitu dari tahap pemberantasan,tahap pra eleminasi, tahap eleminasi dan tahap pemeliharaan. Tahap pra eleminasisalah satu syarat yang harus terpenuhi adalah Semua unit pelayanan kesehatanmampu memeriksa kasus secara laboratorium mikroskopis dan semua penderitamalaria klinis di unit pelayanan kesehatan sudah dilakukan pemeriksaan sediaandarah dan SPR mencapai

ABSTRACT
Name Iwan Joko SulistyoStudy Program Public HealthTitle The Evaluation of Implementation of Malaria Elimination in2020 Musi Rawas Regency on Reviews in 2018Malaria Elimination is an effort to stop local malaria transmission in a certaingeographical area. The effort of malaria elimination can be monitored by usingAnnual Parasite Incidence API indicator. The usefulness of API is to recognize themalaria incidence in a certain area within one year. The decrease of API is morevaluable if it is followed by the increase of Annual Blood Examination Rate ABER .Thus the decrease of ABER does not mean the decrease of malaria incidence.Besides ABER, Slide Positivity Rate SPR is also used to see the magnitude ofinfection level on a certain population. The SPR digit is more valuable if ABER ishigh. The Department of Health has made stages in eliminating malaria. They are preelimination, elimination, and alimination and maintenance. In pre elimination stage,one of the conditions which has to be fullfiled is all health service units have beenable to examine a case microscopically and all clinical patients of malaria in a healthservice unit have sufficient blood and the SPR is 5 . The SPR target has to beaccoplished due to the function to see the magnitude of infection level in a certainpopulation.In Musi Rawas Regency from years API has a decrase 0.15 in 2016, but ifit is investigated per districts. SPR has a change fluctuativelly and ABER remainslow. This shows there is a problem which is not solved yet in order to eliminatemalaria in Musi Rawas Regency. In the implementation program of malariaelimination, evaluation is a must to implement the malaria elimination in MusiRawas Regency in 2020 so that the obstacles of human resource of theimplementation of malaria elimination in Musi Rawas Regency reviews can bedetected in 2018.Keyword evaluation,malaria elimination"
2018
T51403
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Lea Awoitauw
"Malaria masih menjadi ancaman kesehatan bagi setengah populasi dunia termasuk di Indonesia dimana pada tahun 2020 jumlah kasus malaria mencapai 226.364 kasus dan 96% kasus tersebut berasal dari Provinsi Papua. Kabupaten Jayapura sendiri menduduki peringkat ke empat penyumbang kasus malaria terbanyak di Provinsi Papua pada tahun 2016 sebanyak 29.044 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program eliminasi malaria di Kabupaten Jayapura pada tahun 2021. Penelitian menggunakan metode penelitian jenis kualitatif dengan pendekatan studi kasus, yang dilakukan pada informan terpilih meliputi kepala dinas kesehatan, kepala bidang P2P, kepala bidang SDMK, kepala sub bagian umum, program, dan informasi, pengelola program malaria di dinas kesehatan, kepala puskesmas dan pengelola program malaria puskesmas di wilayah Kabupaten Jayapura. Pengambilan data dilakukan pada Bulan Februari - Maret 2022 dengan menggunakan teknik wawancara mendalam sebagai sumber data primer dan telaah dokumen sebagai sumber data sekunder. Peneliti menggunakan pendekatan sistem dalam menilai input yang terdiri dari sumber daya manusia, dana, sarana, dan perundangan. Pada proses adalah bagaimana penemuan dan tatalaksana penderita, pencegahan dan penanggulangan faktor risiko, surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah, peningkatan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) dan peningkatan sumber daya manusia serta untuk output yaitu angka API, SPR, dan ABER di Kabupaten Jayapura. Ditemukan bahwa pelaksanaan program eliminasi malaria tidak berhasil mencapai target pada tahap Intensifikasi pengendalian yang telah ditetapkan didalam Pedoman Pengendalian Malaria Menuju Eliminasi Tahun 2030 di Kabupaten Jayapura yang tertuang dalam Peraturan Bupati Jayapura nomor 44 Tahun 2017 dengan angka API adalah 100‰, SPR 24% dan ABER dibawah 10%. Hal-hal yang menjadi hambatan adalah kompetensi SDM yang belum memenuhi standar, ketersediaan dana yang belum memadai, dan manajemen sarana yang belum optimal. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program eliminasi malaria di Kabupaten Jayapura telah dilaksanakan namun belum optimal. Disarankan agar pemerintah daerah Kabupaten Jayapura dapat menjadikan program eliminasi malaria sebagai prioritas anggaran dalam APBD Kabupaten Jayapura. Selain itu kerjasama lintas sektor yang tergabung dalam Malaria Center perlu digiatkan kembali dan merumuskan Rencana Aksi Daerah (RAD) serta bermitra dengan global fund, Unicef, LSM, TNI, Polri, Organisasi profesi dan tokoh masyarakat.

Malaria is still a health threat to half the world's population, including in Indonesia where in 2020 the number of malaria cases reached 226,364 cases and 96% of these cases came from Papua Province. Jayapura Regency itself was ranked the fourth most malaria case in Papua Province in 2016 with 29,044 cases. This study aims to evaluate the implementation of the malaria elimination program in Jayapura Regency in 2021. The study used a qualitative type of research method with a study case approach, conducted on selected informants including the Head of the Health Office, Head of the P2P Division, Head of HHR Division, Head of the General, Program and Information Sub-Section, Program Manager of Malaria in Health Office, Head of Puskesmas and Program Manager of Malaria in Puskesmas in Jayapura Regency. Data collection was carried out in February - March 2022 using in-depth interviews as the primary data source and document study as a secondary data source. Researchers use a systems approach in assessing inputs consisting of human resources, funds, facilities, and legislation. The process is how to find and treat patients, prevention and control of risk factors, epidemiological surveillance and outbreak control, improving information and education communication (IEC) and increasing human resources as well as for output, namely the number of API, SPR, and ABER in Jayapura Regency. It was found that the implementation of the malaria elimination program did not succeed in achieving the target of the control intensification stage that had been set out in the Guidelines for Malaria Control towards Elimination in 2030 in Jayapura Regency in Jayapura Regency Regulation number 44 year 2017 with API number is 100‰, SPR 24% and ABER below 10%. The things that become obstacles are human resources competencies that do not meet the standards, inadequate funding availability, and non-optimal management of facilities. It can be concluded that the implementation of the malaria elimination program in Jayapura Regency has been implemented but has not been optimal. It is recommended that the regional government of Jayapura Regency can make the malaria elimination program a budget priority in the Jayapura Regency RREB. In addition, cross-sectoral collaboration that is incorporated in the Malaria Center needs to be reactivated and formulate Regional Action Plans (RAP) and and partnering with global funds, Unicef, NGOs, TNI, Polri, professional organizations and community leaders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayleen Alicia Kosasih
"ABSTRAK
Pemeriksaan mikroskopik rutin digunakan dalam program malaria. Namun keterbatasan pemeriksaan tersebut menyebabkan kurangnya informasi yang diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data molekular parasit malaria yang berkaitan dengan upaya eliminasi. Subjek penelitian adalah 585 anak sekolah dasar peserta kohort selama enam bulan di Kabupaten Pesawaran, Propinsi Lampung. Pemeriksaan mikroskopik dilakukan pada sediaan darah malaria semua peserta kohort. Pada 301 blot darah dilakukan deteksi real time PCR dengan 18S rRNA. Pada sebelas blot darah yang diperoleh dari subjek yang positif P falciparum secara mikroskopik dilakukan studi genotyping dengan MSP-1 dan MSP-2. Deteksi real time PCR menunjukkan sensitivitas empat kali lebih tinggi daripada pemeriksaan mikroskopik ( PCR: 1,3% vs. mikroskopik: 0,3%, OR:4 IK 95%: 0,396-196,990, p=0,18, tes McNemar). Genotyping dengan MSP-1 dan MSP-2 masing-masing mendapatkan lima dan tiga jenis alel berbeda. Berdasarkan MSP-1 didapatkan pengandung infeksi multiklonal sebesar 66,7% dengan rerata jumlah alel 2,1 per individu, sedangkan dengan MSP-2 hanya ditemukan infeksi monoklonal. Analisis sekuens menunjukkan kekerabatan dengan isolat dari Thailand dan Papua Nugini. PCR penting dilakukan dalam eliminasi malaria karena dapat mendeteksi infeksi sub-mikroskopik dan menentukan diversitas genetik parasit.

ABSTRACT
Microscopic examination has been being used in malaria program on regular basis. However, its limitations prevent it from obtaining information needed sufficiently. This study aims to obtain molecular data on malaria parasites in relation with elimination effort. Study subjects are 585 school children enrolled in the cohort study conducted for six month in Kabupaten Pesawaran, Lampung province. Microscopic examination has been performed to all cohort participants. Total of 301 blood spots underwent real time PCR detection using 18S rRNA. Genotyping study using MSP-1 and MSP-2 was performed to 11 blood spots taken from subjects positive for P falciparum by microscopy. Real time PCR detected malaria four times higher than microscopy (PCR: 1.3% vs. microscopy: 0.3%, OR:4, 95% CI: 0.396-196.990, p=0,18, McNemar test). Genotyping with MSP-1 and MSP-2 identified five and three distinct allele, respectively. A proportion of 66.7% was found to have multiclonal infection with average allele number of 2.1 based on MSP-1. To the contrary, MSP-2 found no infection containing more than one allele. Sequence analysis found relatedness between Lampung isolates with those from Thailand and Papua New Guinea. PCR is an important tool in malaria elimination as it can detect submicroscopic infection and determine genetic diversity of the parasites."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T59117
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindu Alriavindra Funny
"ABSTRAK
Calculator Gauss-Jordan adalah semacam program komputer yang dapat menyelesaikan suatu permasalahan sistem persamaan linear dengan menggunakan Metode Eliminasi Gauss Jordan. Banyak sekali variasi calculator seperti itu di dunia maya. Saat ini siswa dapat dengan mudah menggunakan calculator tersebut untuk menyelesaikan sistem persamaan linear. Tetapi semua variasi calculator ini hanya langsung menunjukkan hasil akhirnya. Tidak ada calculator Gauss-Jordan yang menunjukkan langkah-langkah mendapatkan solusinya atau bisa dikenal dengan operasi baris elementer. Hal ini mengakibatkan siswa tidak dapat memahami bagaimana cara kerja metode Gauss-Jordan. Salah satu program computer yang dapat digunakan untuk membuat Gauss-Jordan calculator matlab. Penelitian ini akan menggunakan program computer matlab untuk membuat calculator Gauss-Jordan yang selain menyelesaikan sistem persamaan linear, juga dapat menunjukkan operasi baris elementer yang dilakukan sehingga mendapatkan baris eselon tereduksi. Calculator Gauss-Jordan pada penelitian ini masih harus dibuka dalam program matlab, sehingga kedepannya diharapkan program ini dapat digunakan tanpa harus membuka matlab. "
Yogyakarta: pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) STTA, 2017
519 JIA 9:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Natalina
"Multiple lapisan bawah air merusak refleksi primer dan membuangnya dari data seismik seismogram telah menjadi permasalahan sejak dulu bagi ahli geofisika, pengolahan data seismik. Jika multiple ini tidak dibuang, kehadirannya dapat membuat interpretasi data seismik menjadi sulit dan menghasilkan analisa yang salah. Tesis ini bertujuan untuk mempelajari konsep dan teori dibalik metode Surface Relative Multiple Elimination (SRME), serta kekuatan dan kelemahan dalam aplikasinya dengan menggunakan data sintetis dan rill. Data sintetik dibangun menggunakan software TESSERAL 2D dan data riil yang dipilih adalah survei North West Shelf Regional (NWSR). Hasil dari skema aliran kerja dan parameter test yang terbaik untuk data sintetik dapat digunakan sebagai acuan pada proses data lapangan survei NWSR. Analisa menunjukkan bahwa ada hubungan yang konsisten antara keberhasilan hasil data sintetik dengan data lapangan. Hasil dari seluruh penelitian tesis ini menyimpulkan bahwa metode SRME sangat efektif membuang multiple lapisan bawah air pada near offset tetapi masih menyisakan mutiple pada far offset.
Water bottom multiples destructively interfere with primary reflections and their removal from reflection seismograms has been a longstanding problem to seismic processing geophysicists. If not eliminated, their presence could make seismic data interpretation difficult and lead to erroneous results. This thesis is aimed to study concept and theory behind the Surface Relative Multiple Elimination (SRME), as well as the strengths and weaknesses in application by using synthetic and field data. Synthetic data was created by using TESSERAL 2D software and field data that was chosen in this research was seismic data from North West Shelf Regional (NWSR) survey. The work flows scheme and the best parameter of the tests for the synthetic data were used as a guide in processing of NWSR. It showed that there was a consistent result between the synthetic and field data. The results of this study had conclusion that SRME method was effective in near offset but there was still remaining multiple at far offset."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Gani Jaya
"Kejahatan kerah putih (white color crime), layaknya dunia bisnis, sudah tidak lagi mengenal batas negara. Bahkan uang hasil kejahatan dari sebuah negara dapat ditransfer ke negara lain dan diinvestasikan ke dalam berbagai bisnis yang sah. Kegiatan ini disebut sebagai praktik pencucian uang (money laundering). Dengan dimungkinkannya praktik pencucian uang maka memberi peluang bagi pelaku kejahatan untuk terus melakukan tindakan kejahatannya. Untuk mencegah ini maka setiap negara diharapkan mempunyai aturan yang melarang uang hasil kejahatan untuk ditanamkan di berbagai bidang usaha yang sah. Indonesia menjadi salah satu negara yang dari para pelaku kejahatan kerah putih untuk melakukan pencucian uang. Hal ini disebabkari karena pertama, Indonesia selama ini belum memiliki ketentuan yang mengatur larangan bank atau pelaku bisnis untuk menerima uang hasil kejahatan. Tidak ada ketentuan yang membolehkan pelacakan dari mana uang tersebut diperoleh tetapi justru memiliki sistem kerahasiaan perbankan yang ketat, dan kedua, para pelaku kejahatan melihat banyaknya peluang bisnis yang sah yang mereka dapat masuki. Apalagi dengan keterpurukan perekonornian Indonesia belakangan ini dan kebutuhan Indonesia untuk mendatangkan investor asing yang telah menjadikan Indonesia sebagai negara yang menarik untuk dimasuki. Praktik kejahatan pencucian uang selalu dikaitkan atau dihubungkan dengan institusi perbankan dan proses pencucian uang ini dilakukan melalui tiga fase, yaitu: placement, layering, dan integration. Fase pertama, placement, dimana pemilik uang tersebut menempatkan dana haramnya ke dalam sistem keuangan (financial system), melalui bank. Dan satu bank kemudian dipindahkan ke bank yang lain (acount to acount}, dan dari satu negara ke negara yang lain (state to state) maka uang haram tersebut telah menjadi bagian dalam satu jaringan keuangan global (global finance). Dengan demikian bank merupakan pintu utama dari fase pertama tindak kejahatan money laundering. Fase kedua, layering, dimana pemilik dana telah memecah uang haramnya ke dalam beberapa rekening dan antar negara. Hal dilakukan untuk menghindari kecurigaan otoritas moneter mengenai jumlah uang yang demikian besar menjadi beberapa rekening dengan nilai nominal yang relatif, tidak mencurigakan juga diatasnamakan beberapa nasabah yang tidak saling mengenal satu sama lain. Pemecahan ke dalam beberapa lapis nasabah melalui beberapa lapis rekening antarbank antarnegara maka tindakan ini disebut pelapisan dengan maksud menyamarkan atau menyembunyikan asal-usul dana tersebut. Fase ketiga integration, dilakukan setelah proses layering berhasil mencuci uang haram tersebut menjadi uang bersih (clean money), untuk selanjutnya dapat digunakan dalam kegiatan bisnis atau kegiatan membiayai organisasi kejahatan (crime organization) yang mengendalikan uang tersebut."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2002
T17285
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Deasy
"Filariasis limfatik disebabkan cacing nematoda dari superfamili Filarioidea dan ditularkan nyamuk. WHO mencanangkan program eliminasi filariasis di negara endemis dengan strategi pengobatan tahunan berbasis komunitas pada populasi yang berisiko menggunakan DEC 6mg/kg berat badan dan albendazol 400 mg. Penelitian dilakukan untuk mengetahui keberhasilan program pengobatan masal selama 5 tahun dalam menurunkan prevalensi hingga kurang dari 1% di Pulau Alor, NTT, sebagai daerah endemis filariasis Brugia timori. Peneliti menggunakan data sekunder dari desain studi eksperimental berupa prevalensi penderita filariasis sebelum dan setelah masa pengobatan. Hasil yang diperoleh menunjukkan pengobatan selama 5 tahun berhasil menurunkan prevalensi infeksi filaria. Disimpulkan bahwa metode pengobatan filariasis dengan kombinasi DEC dan albendazol terbukti mampu memenuhi target eliminasi filariasis WHO.

Lymphatic filariasis is caused by nematodes from superfamily of Filaroidea, with mosquito as its vector. Yearly medication based on the community treatment of risked population using DEC 6mg/kg and albendazol 400 mg is the strategy set by WHO. This research is proposed to know the success of 5 years mass treatment run in Alor Island, NTT, an endemic area for filariasis Brugia timori, to decrease the prevalency of filariasis until less than 1%. This research uses secondary data from the experimental study design in form of prevalency of people with filariasis before and after the medication. The result shows the five-year-medication with DEC and albendazol succeeds in decreasing the prevalence of filarial infection. The medication method of filariasis using the combination of DEC and albendazol is proved to fulfill the target set by WHO to eliminate filariasis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S09047fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>