Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khaesyar Nisfhan Akbar Rosadi
"

Artikel ini membahas tentang fasad dan elemen fasad gedung bioskop di Jakarta dan Bandung yang berdiri pada abad ke-20. Dalam ilmu arkeologi, fasad dan elemen fasad gedung bioskop yang didirikan oleh Belanda di Indonesia merupakan salah satu bukti arkeologi yang penting dalam mempelajari keunikan bentuk dan kekayaan nilai sejarahnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perubahan bentuk fasad dan bioskop di Jakarta dan Bandung abad ke-20 yang terbit dalam ruang dan waktu. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan tahapan mulai dari data, pengolahan data, dan interpretasi data. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah elemen fasad dan fasad pada setiap gedung bioskop di Jakarta dan Bandung dapat mengalami perubahan bentuk yang berbeda. Perbedaan bentuk sangat terlihat pada desain tata letak fasad, penampang jendela, ventilasi, dan ornamen yang juga dapat dilihat dari faktor ruang (geografi) dan waktu (periode pendirian).

 

Kata kunci: bentuk, fasad, elemen fasad, ruang, dan waktu

 


This article discusses the facades and elements of the facades of cinema buildings in Jakarta and Bandung that were founded in the 20th century. In archeology, the facades and elements of the facade of a cinema building that was erected by the Dutch in Indonesia are one of the important archaeological evidence in studying the uniqueness of its shape and its rich historical value. The purpose of this research is to see the changes in the form of facades and cinemas in Jakarta and Bandung in the 20th century which were published in time and space. This research uses descriptive analysis method with stages starting from data, data processing, and data interpretation. The results obtained from this study are the facades and facades elements in each cinema building in Jakarta and Bandung can experience different shape changes. The difference in shape is very visible in the design of the facade layout, window sections, ventilation, and ornamentation which can also be seen from the factors of space (geography) and time (period of establishment).

 

Keywords: shape, facade, facade elements, space, and time

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Muqbil Maulana
"Arsitektur Jengki adalah salah satu gaya arsitektur khas Indonesia yang berkembang pada era 1950-1960-an sebagai respons terhadap perubahan sosial dan budaya pasca-kemerdekaan. Gaya ini memadukan elemen modernisme dengan identitas lokal yang unik, mencerminkan semangat kebangsaan dan kreativitas masyarakat. Namun, dalam perkembangannya, terdapat perbedaan mendasar pada bangunan bergaya Jengki yang dirancang oleh arsitek profesional dengan pendidikan formal dan aannemer yang hanya mengandalkan pengalaman konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan bentuk elemen fasad pada kedua kategori bangunan Jengki, dengan fokus pada pengaruh prinsip fungsi dan estetika dalam desain. Studi ini bertujuan menjawab pertanyaan: bagaimana perbandingan bentuk elemen fasad antara kedua kategori ini, dan sejauh mana prinsip fungsi dan keindahan memengaruhi desainnya? Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dan analisis desain berdasarkan data visual dari bangunan Jengki di Kebayoran Baru dan Sumenep, Madura. Pendekatan ini melibatkan perbandingan elemen-elemen fasad seperti geometri, atap, roster, dan jendela. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih mendalam tentang karakteristik dan dinamika arsitektur Jengki sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia.

Jengki architecture is a distinctive Indonesian architectural style that emerged in the 1950s-1960s in response to the social and cultural changes following independence. This style combines modernist elements with a unique local identity, reflecting the nation's spirit and creative expression. However, significant differences exist between Jengki-style buildings designed by formally educated architects and those designed by aannemers relying solely on construction experience. This study aims to compare the facade elements of these two categories of Jengki buildings, focusing on the influence of functional and aesthetic principles in their designs. This study aims to answer the questions: how do the facade element designs compare between these two categories, and to what extent do functional and aesthetic principles influence their designs? The research method involves literature reviews and design analysis based on visual data from Jengki buildings in Kebayoran Baru and Sumenep, Madura. This approach compares facade elements such as geometry, roofs, ventilation blocks (rosters), and windows. The findings are expected to provide deeper insights into the characteristics and dynamics of Jengki architecture as part of Indonesia's cultural heritage. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahrul Safrizal
"Tulisan ini membahas mengenai bentuk fasad dan elemen-elemen fasad bangunan sekolah kolonial modern di Kota Yogyakarta tahun 1900 sampai 1940. Dalam kajian arkeologi, fasad bangunan merupakan salah satu bentuk peninggalan masa kolonial yang memiliki keistimewaan dan keunikan tersendiri yang mengandung nilai penting dan sejarah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk fasad dan elemen- elemen fasad bangunan-bangunan sekolah kolonial di kota Yogyakarta, serta faktor-faktor apa yang mempengaruhi suatu bentuk fasad bangunan sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dari bentuk dan gaya bangunan, dengan tahapan penelitian terdiri dari pengumpulan data, pengolahan data dan penafsiran data. Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa semua fasad bangunan-bangunan sekolah memiliki keunikan dengan adanya pengaruh dari perpaduan gaya Eropa dan gaya Lokal. Selain itu terdapat kesamaan pada semua bentuk fasad sekolah yaitu berbentuk persegi panjang, namun memiliki perbedaan pada detail dan elemen-elemen fasad ( atap, dinding, jendela, pintu, lubang- lubang angin atau ventilasi dan hiasan atau ornamen) bangunannya yang di pengaruhi oleh faktor waktu, keletakkan atau lokasi, dan historis.

This paper will discusses about the facades and element of the facades of modern colonial school buildings in Yogyakarta from 1900 to 1940. In archaeological studies, the facades are a form of heritage from the colonial period which has its own peculiarities and uniqueness which contains historical and important values. This study aims to determine the form of facades and facade elements of colonial school buildings in the city of Yogyakarta, as well as what factors influence a form of school building facades. The method used in this research is descriptive analysis of form and style, with the research stages consisting of data collection, data processing and interpretation. The results obtained from the study show that all school building facades are unique with a combination of European and local styles. In addition, there are similarities in the shape of the facade, which is rectangular, but has differences in the details and elements of the facade (roofs, walls, windows, doors, vents and ornament) of the building which is influenced by time, place or location, and historical factors."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library