Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atik Suhrowati
Abstrak :
ABSTRAK
Preparasi graphene dari limbah elektroda grafit terdiri dari tiga tahap, yaitu sintesis grafit oksida menggunakan metode Hummers termodifikasi, kemudian grafit oksida dikelupas menggunakan gelombang ultrasonik 54.000 Hz menjadi graphene oksida, dan graphene oksida yang dihasilkan direduksi menggunakan serbuk zink. Hasil karaktersasi XRD grafit oksida menunjukkan bahwa reaksi oksidasi tidak sempurna karena tidak terdapat difraksi pada posisi 2? = 10,5? yang merupakan peak dari grafit oksida. Hasil karakterisasi SEM-EDS graphene menunjukkan bahwa struktur morfologi dari graphene yang dihasilkan terdapat tumpukan lapisan yang berarti bahwa graphene tidak terbentuk. Ketidaksempurnaan reaksi oksidasi dan reduksi disebabkan oleh unsur-unsur pengotor yang ada didalam limbah elektroda grafit, karena grafit karbon merupakan unsur yang tidak reaktif dan sulit untuk bereaksi karena memiliki ikatan yang stabil, bila dibandingkan dengan pengotor yang terkandung. Sehingga unsur-unsur logam yang lebih reaktif bereaksi terlebih dahulu dengan pereaksi yang digunakan untuk oksidasi dan reduksi grafit menyebabkan proses oksidasi dan reduksi tidak sempurna.
ABSTRACT
Graphene preparation from electrode graphite waste consists of three stages, graphite oxide synthesis using modified Hummers method, then graphite oxide is exfoliated using 54,000 Hz ultrasonic waves into graphene oxide, and the resulting graphene oxide is reduced using zinc powder. The graphite oxide XRD characterization result show that oxidation reaction is not perfect because there is no diffraction at position 2 10,5 which is peak of graphite oxide. The graphene SEM EDS characterization results show that the morphological structure of the resulting graphene is a layer stack which means that graphene is not formed. The imperfections of the oxidation and reduction reactions are caused by impurity elements present in the electrode waste of graphite, because graphite carbon is an element that is not reactive and difficult to react because it has a stable bond, when compared with the impurity contained. Thus more reactive metal elements react first with reagents used for oxidation and graphite reduction causing oxidation and reduction processes to be inperfect.
2017
S67113
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Septia Yulianti
Abstrak :
Asam urat merupakan senyawa antioksidan alami yang diperoleh dari proses metabolisme purin. Kadar asam urat harus dikendalikan sesuai kadar normalnya (1,49-4,46 mM) untuk mencegah hiperurisemia yang dapat menyebabkan pembentukan kristal monosodium urat (MSU) hingga sindrom Lesch–Nyan. Pendeteksian berbasis enzimatik telah dilakukan dengan keterbatasan yaitu rentan terhadap denaturasi, stabilitas immobilisasi rendah dan umur simpan (shelf life) pendek. Tesis ini membahas tentang perancangan sensor elektrokimia secara non-enzimatik dengan molecularly imprinted polymer (MIP) pada elektroda grafit pensil (PGE) yang dimodifikasi dengan multi-walled carbon nanotubes (MWCNTs). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan performa PGE dengan melakukan optimasi pada parameter pembentukan MIP. Pyrrole digunakan sebagai senyawa monomer yang akan dipolimerisasi secara elektrokimia menjadi polypyrrole yang akan mencetak asam urat sehingga memiliki kavitas yang berbentuk seperti sisi aktif asam urat. Dari hasil optimasi, rasio konsentrasi antara molekul templat dan monomer adalah 1:10, jumlah siklus polimerisasi adalah 20 siklus, laju pemindaian adalah 100 mV/s, dan jumlah siklus penghilangan molekul templat adalah 30 siklus. Melalui pembacaan elektrokimia menggunakan differential pulse voltammetry (DPV), pada rentang deteksi 0,03-3 mM, diperoleh deteksi limit (LOD) 0,95 mM, sensitivitas 0,545 µA.µM.cm-2, dan stabilitas mencapai 63% setelah 10 hari pemakaian. Sensor ini juga memiliki selektivitas yang baik terhadap molekul asam urat ketika dideteksi bersama senyawa pengganggu. ......Uric acid is a natural antioxidant compound obtained from purine metabolism. Uric acid levels must be controlled according to normal levels (1.49 – 4.46 mM) to prevent hyperuricemia which can lead to the formation of monosodium urate (MSU) crystals to Lesch–Nyan syndrome. Enzymatic-based detection has been carried out with limitations in sensitivity to denaturation, low immobilization stability and short shelf life. This study discusses the non-enzymatic design of electrochemical sensors using molecularly imprinted polymer (MIP) on graphite pencil electrodes (PGE) modified with multi-walled carbon nanotubes (MWCNTs). The aim of this research is to improve PGE performance by optimizing the MIP formation parameters. Pyrrole, used as a monomer, was electrochemically polymerized to form polypyrrole which molded uric acid to create cavities shaped like the uric acid’s active side. The optimized MIP has been obtained with the concentration ratio between monomer template molecules is 1:10, the number of polymerization cycles is 20 cycles, the polymerization rate is 100 mV/s, and the number of template molecule removal cycles is 30 cycles. Through electrochemical readings using differential pulse voltammetry (DPV), in the detection range between 0,03-3 mM, this study has reached 0,95 mM limit of detection (LOD), 0,545 µA.µM.cm-2 of sensitivity, and 63% of stability after 10 days of use. This sensor also has good selectivity for uric acid molecules which are detected along with interfering compounds.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Tri. A, Author
Abstrak :
ABSTRAK
Lapisan tipis iridium oksida (IrOx) dapat dibentuk secara elektrokimia di atas permukaan glassy carbon dan grafit, dengan potential cycling dalam range 0,0 V ?V 1,0 V dari larutan iridium 1,0 mM dalam suasana alkali. Deposisi IrOx pada glassy carbon (GC/IrOx) dilakukan pada kondisi optimum yaitu waktu deposisi 120 detik, scan rate 60 mV/s, dan jumlah siklik 10 siklik. Sedangkan deposisi IrOx pada grafit (grafit/IrOx) diperlukan waktu deposisi 120 detik, scan rate 50 mV/s, dan jumlah siklik 20 siklik. Glassy carbon dan grafit yang telah dimodifikasi dengan iridium oksida menunjukkan aktivitas katalitik yang baik untuk sensor Hg(II). Hal ini dapat diamati dengan voltametri siklik dengan scan rate 20 mV/s, dan dengan buffer asetat pH 5,0 sebagai elektrolit pendukungnya. Batas deteksi pengukuran Hg(II) dengan glassy carbon/IrOx adalah 1,60 x 10-6 M, dan dengan grafit/IrOx adalah 1,88 x 10-6 M. Presisi untuk 5x replikasi pada penentuan 1,0 ??M Hg(II) dengan GC/IrOx adalah 0,65 % (RSD), dan dengan grafit/IrOx adalah 1,16 % (RSD). Presisi untuk 5x replikasi pada penentuan 7,0 ??M Hg(II) dengan GC/IrOx adalah 6,29 % (RSD), dan dengan grafit/IrOx adalah 2,62 % (RSD).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library