Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Panggabean, Sahat Manaor
"ABSTRAK
Pembangunan di sektor industri selain memberikan dampak positif terhadap pembangunan bangsa Indonesia, ternyata juga menimbulkan dampak negatif berupa kemerosotan dan kerusakan lingkungan hidup. Kerusakan tersebut antara lain disebabkan adanya pencemaran yang semakin meningkat yang ditimbulkan oleh kegiatan industri.
Salah satu sektor industri yang menghasilkan limbah B3 di dalam kegiatannya adalah industri pelapisan logam. Limbah tersebut dapat mencemari air permukaan dan air tanah terutama dengan semakin meningkatnya penggunaan air tersebut.
Untuk mengatasi dampak limbah tersebut telah dilakukan berbagai upaya pengolahan limbah. Namum semuanya lebih ke arah mengolah limbah yang telah keluar dari proses atau dikenal dengan end of pipe treatment principle. Pada dasarnya hal ini tidak menyelesaikan masalah, namun hanya memindahkan pencemar dari satu media ke media lainnya. Untuk itu perlu adanya pergeseran paradigma pengelolaan limbah ke arah pollution prevention principle yang sering diartikan sebagai produksi bersih atau upaya minimisasi limbah. Upaya minimisasi limbah ini mencakup upaya pencegahan agar limbah yang menyebar di lingkungan seminimal mungkin. Secara garis besar minimisasi limbah mencakup dua hal yaitu reduksi pada sumbernya dan pemanfaatan limbah.
Upaya minimisasi Iimbah dapat diterapkan pada industri pelapisan logam baik dengan jalan reduksi pada sumbernya maupun pemanfaatan kembali limbah. Kegiatan ini bersifat proaktif sehingga yang sangat berperan adalah pihak perusahaan. Pengambilan kembali limbah (recovery) dapat dilakukan dengan bermacam cara tergantung jenis limbah yang ingin diambil.
Pada penelitian ini yang ingin dilihat adalah upaya minimisasi limbah yang mungkin dilakukan pada PT. Arbontek serta recovery logam seng dalam rangka kemungkinan penggunaan kembali. Dengan demikian penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui tindakan yang dilakukan dalam upaya minimisasi limbah, penghematan penggunaan air, dan kemungkinan pemanfaatan limbah melalui recovery Iogam Zn.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disusun hipotesis sebagai berikut; 1) penerapan upaya minimisasi limbah dapat mengurangi penggunaan sumberdaya air, 2) recovery logam Zn yang terdapat dalam air Iimbah dapat dilaksanakan dengan teknik presipitasi.
Penelitian recovery logam Zn dengan teknik presipitasi bertahap merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan di laboratorium Preparasi dan Analisis, Pusat Teknologi Pengolahan Limbah Radioaktif, Badan Tenaga Nuklir Nasional. Sampel limbah yang digunakan pada penelitian ini diambil dari bak pembilasan proses pelapisan logam seng PT. Arbontek, Cakung. Analisis parameter utama juga dilakukan pada masing-masing unit proses serta badan air penerima limbah.
Logam seng yang diperoleh pada pengerjaan di atas sebanyak 189,761 mg/L. Jika diasumsikan bahwa proses produksi konstan, maka selama satu bulan akan diperoleh kembali logam seng sebagai ZnO sebanyak 1,77 kg. Upaya recovery ternyata tidak layak secara ekonomis, karena hanya menghasilkan penghematan sebanyak Rp. 38.973,. Dari hasil analisis kualitas efluen diperoleh konsentrasi Zn sebesar 0,539 mg/L, dan ini telah memenuhi baku mutu berdasarkan SK Gubernur KDKI Jakarta Nomor 582 Tabun 1995 yang menetapkan konsentrasi Zn maksimal sebesar 2 mg/L.
Upaya minimisasi limbah melalui reduksi pada sumbernya yang telah dilakukan . Jika mengacu kepada WHO (1982), ternyata PT Arbontek telah berhasil menghemat pemakaian air sebesar 53,1%. Namun penghematan penggunaan air lainnya masih dapat dilakukan. Upaya penghematan pemakaian air tersebut antara lain melalui penggantian sistem pembilasan dan pemasangan tandon air beserta kran penutupnya. Penghematan lainnya yang mungkin dilakukan adalah, pengurangan volume drag-out untuk menghemat penggunaan bahan kimia, pengurangan volume, serta konsentrasi limbah B3, pemasangan alat pengontrol pH proses agar mengoptimalkan pemakaian NaOH, dan penambahan anoda Zn pada bak pelapisan untuk mengurangi jumlah limbah akibat kegagalan proses.
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Secara umum upaya minimisasi limbah pada industri kecil electroplating dapat dilaksanakan, tergantung komitmen perusahaan. Upaya recovery logam Zn juga dapat dilakukan, tetapi harus mempertimbangkan kelayakan ekonomisnya. Upaya pengelolaan limbah belum sepenuhnya dilakukan oleh PT. Arbontek, baik mencakup minimsasi limbah maupun pengolahan limbahnya.
Upaya minimisasi limbah yang telah dilakukan perusahaan adalah penggantian proses pelapisan tanpa sianida. Upaya lain yang masih dapat dilakukan adalah, pengurangan volume drag-ant, penghematan pemakaian air, pengaturan pH proses, dan penambahan anoda Zn pada bak pelapisan.
Upaya minimisasi sumberdaya air masih dapat dilakukan dengan penghematan sebanyak 17,85%.
Upaya recovery logam Zn dengan Cara presipitasi akan diperoleh pH pengendapan efektif untuk logam Fe dan Zn masing-masing 6 dan 10. Upaya recovery on-site akan diperoleh ZnO sebanyak 1,77 kg tiap bulan.

ABSTRACT
The development of industrial sector has not only produce positive effects, but also yield negative ones, namely, damages and declines of the environmental quality. The negative effects are caused by the increase of pollution due to industrial activities.
Electroplating industry is one of a few industries producing hazardous waste (B3). Beside polluting surface water, it also enters into the ground water especially when an increasing amount of water is used.
To overcome the waste effect, various efforts were undertaken. However, all are directed towards treating the effluent that is called "End of Pipe Treatment Principle". This principle has basically not solved the problem, but shifted the pollution from one media to another. For handling its ultimate, a new paradigm in waste management must be applied, that is the Pollution Prevention Principle called "Clean production" or "Waste Minimization". Waste minimization means to prevent the waste which will be released into the environment as low as possible. Generally, it covers two efforts, namely, source reduction and re-use the waste.
The waste minimization activities could be applied in electroplating industry. This concept is carried out in a proactive manner, and the main factor for getting success is the firm. Recovery could be done through several treatments, depending on the material which will be taken out.
This research was carried out in order to look for waste reduction method that could be carried out at PT. Arbontek, as well as, recovery of heavy metal for _ re-use in-site. Therefore, the aims of this research are to investigate the waste minimization efforts that could be applied in the factory, water use minimization, and the recovery of Zn metal using precipitation technique.
According to the information above, the hypothesis of this research are: 1) application of waste minimization technique could minimize the consumption of water, 2) recovery of heavy metal from wastewater could be carried out by precipitation technique based on the pH selectivity of the flock formation.
This experiment research was carried out at Laboratory for Preparation And Analysis, Center for Radioactive Waste Management Technology, National Nuclear Energy Agency (BATAN). Waste sample used in this research was taken out from a plating rinse bath of zinc plating process of PT. Arbontek, Cakung. The analysis of main parameter was done in every unit process and of Cakung Drain River.
The recovery of zinc metal in this research was 189.761 mgIL. If it is assumed that the capacity and production processes are constant, the recovery of zinc metal as ZnO was 1.77 kg per month. The recovery was not feasible because it only saved Rp. 38.973,-. From the analysis of the effluent, it is found that the concentration of Zn was 0.539 mg/L. If it refers to the effluent standard based on SK Gubernur KDKI Jakarta Nomor 582 Tahun 1995, the concentration of Zn was still lower than that of the standard, because the maximum concentration allowed was 2 mg/L.
Waste minimization effort through source reduction had been done by changing the plating process with non-cyanide plating bath. If it refers to WHO (1982), PT Arbontek had successfully minimized water used until 53.1%. But there were still a few effort could be done to minimize the water used. Those efforts could minimize water used of 17.85%. Others efforts that could be done are reducing of the drag-out volume in order to minimize raw materials used and hazardous waste concentration, minimizing of water used by changing of rinsing process and equipped with reservoir include the switch off, installing of the pH control process for optimalizing NaOH used, and adding Zn anode at plating bath for reducing of waste caused of the failure process.
Based on the research, it could be concluded as follows:
Generally, waste management efforts could be applied at small electroplating industries, depend on the commitment of the company. The recovery of Zn metal could be carried out, but it must analyze the economic feasibility.
PT. Arbontek did not fully apply the waste management efforts, namely waste minimization and treating the waste.
Waste minimization effort that had been done was changing the plating process with non-cyanide plating bath. Other efforts that could be done are by reducing of the drag-out volume, minimizing of water used, installing of the pH control unit, and adding Zn anode at the plating bath.
Water used minimization that could be done will save 17.85% of water.
The precipitation technique for recovering Zn yielded the effective pH for separation Fe and Zn was 6 and 10, respectively. This technique will produce 1.77 kg ZnO per month.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Pudji Rahayu
"Kebijakan baku mutu limbah cair industri dimaksudkan untuk mengendalikan beban pencemaran yang berasal dari sumbernya yaitu industri. Walaupun kebijakan tersebut sudah diimplementasikan melalui program Prokasih, tetapi pencemaran masih tetap tinggi dan banyak industri yang tidak memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Oleh karena itu, ingin diteliti bagaimana implementasi kebijakan baku mutu limbah cair tersebut khususnya pada industri pelapisan logam. Dalam penelitian ini hanya difokuskan evatuasi implementasi kebijakan baku mutu limbah cair terhadap industri pelapisan Iogam yang ada di Jakarta Timur.
Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan metode deskriptif analitis dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan pengumpulan data primer melalui survei menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada industri pelapisan logam sebagai sasaran kebijakan. Selain itu juga informasi didapat dari wawancara mendalam terhadap informan yang sengaja dipilih yaitu yang mengetahui dengan baik kebijakan tersebut dan implementasinya serta kelompok yang terkena kebijakan maupun masyarakat yang terkena dampak. Data sekunder diperoleh dari kepustakaan dan telaah dokumen atau laporan tentang implementasi kebijakan tersebut Populasi dari penelitian ini adalah seluruh industri pelapisan logam yang berada di Jakarta Timur, dan metode pengambilan contohnya adalah census. Pengolahan data dilakukan dengan mengkoding data yang terkumpul, ditabulasi, dikonversikan kedalam angka menurut Skala Liked sehingga selanjutnya dapat diolah dengan bantuan perangkat Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 12. Setelah itu dilakukan analisis data, dimulai dengan uji vafiditas, uji reliabilitas, distribusi frekuensi dan korelasi rank's Spearman untuk mengetahui hubungan variabel terhadap implementasi kebijakan. Selanjutnya dianalisis lebih mendalam dengan hasil wawancara untuk mendapatkan pemahaman yang sempuma.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan baku mutu Iimbah cair secara umum dikatakan ?baik?, yaitu efektif, cukup dapat memecahkan masaiah, adil terhadap semua pihak dan berguna bagi masyarakat namun belum dapat mencapai tujuan seperti yang diharapkan yaitu mengendalikan beban pencemaran karena ada pengecualian terhadap parameter debit dan beban limbah cair yang tidak dapat dipenuhi vleh industri dan tidak dilakukan penindakan terhadap pelanggaran tersebut. Dari analisa korelasi rank's Spearman diketahui bahwa variabel/faktor struktur birokrasi/organisasi, komunikasi dan kepatuhan berpengaruh secara sangat signillkan terhadap implementasi kebijakan baku mutu Iimbah cair tersebut. Sementara variabel dana dan sarana berpengaruh secara signitikan terhadap implementasi, sedangkan variabel pelaksana dan kondisi lingkungan tidak berpengaruh terhadap implementasi kebijakan.
Dalam implementasi kebijakan baku mutu limbah cair tersebut, struktur organisasi yang meliputi pembagian tugas, pelaksanaan tugas sesuai prosedur yang ditetapkan dan koordinasi sangat berpengaruh dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan implementasi. Kurangnya koordinasi, pembagian tugas yang masih turnpang tindih menyebabkan implementasi kurang berhasil. Walaupun pelaksanaan tugas sudah sesuai prosedur, tetapi karena ada diskresilpengecualian terhadap parameter yang tidak dapat dipenuhi sasaran menyebabkan implementasi tidak dapat mencapai tujuan. Di samping itu dengan kurangnya jumlah personil pelaksana dan dukungan dana dan sarana maka pengawasan dan pemantauaan sebagai kunci keberhasilan implementasi tidak dapat dijalankan dengan baik. Disamping itu dengan faktor kepatuhan yang masih sangat rendah dari kelompok sasaran dan pengawasan yang kurang maka implementasi tidak dapat mencapai tujuan seperti yang diharapkan. Komunikasi dalam implementasi kebijakan ini dapat berjalan dengan baik, lancar dan pelaksana dapat menjelaskan dengan baik kebijakan yang diberlakukan.
Dari penelitian tersebut beberapa implikasi dan saran diusutkan adalah (1) kebijakan baku mutu limbah cair terhadap industri pelapisan logam tetap diperlukan untuk mengendalikan beban pencemaran dan melindungi lingkungan, akan tetapi perlu dikaji Mang terhadap parameter yang bermasalah, sehingga kebijakan dapat diimplementasikan dengan baik dan dapat mencapai tujuan seperti yang diharapkan, (2) perlu penambahan jumlah personil pelaksana disamping peningkatan kemampuan pelaksana melatui training dan pendrdikan, (3) pengawasan aktif perlu dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan dari sasaran karena kebijakan tersebut wajib dilakukan dan wajib ditaati, selain ifu (4) koordinasi balk internal dan eksternal periu ditingkatkan sehingga tidak terjadi tumpang tindih tugas. (5) Untuk membantu pengawasan aktif, maka masyarakat perlu dilibatkan dan diberdayakan karena masyarakat yang merasakan dampaknya secara langsung jika terjadi pencemaran.

The main goal of policy of effluent standard on industrial waste water is to control industrial pollution load at its source. Although the policy has been implemented through dean river program (Prokasih) but the pollution load is still high. This was due to most of industries did not do well, or industries could not meet effluent standard. Thus, study on how the policy of effluent standard of industrial waste water implemented, especially on electroplating industry, is very urgent. Research focused on evaluation of policy implementation on effluent standard of electroplating waste water at East Jakarta
The research methodology was based on analytical description conducted by survey, and quantitative analyzes. Primary data were collected by conducting survey to electroplating industries, by interview to policy implementers who are appointed because of their capacity, position, ability and experience on policy implementation, and community resident near factory. While secondary data were collected from literature reviews, documents analyzes and reports of policy implementation. Analyzes were conducted in electroplating industries at East Jakarta, and sampling was conducted by taking all of the populations or usually called census. Collected data then processed by coding, tabulating, converted into scale number using Likert scale, and statically analyses was conducted by Statistical Package for Social Sciences (SPSS) for Window version 12. Data analysis includes validity, reliability, frequency distribution and correlation of ranks Spearman to test correlation of variables to implementation. Depth interview were conducted to get a comprehensive understanding about the policy implementation of effluent standard on electroplating waste water.
The result showed that the implementation of effluent standard on electroplating industrial waste water generally was good, effective, moderate to solve the problems, fair to stakeholder, and useful to society, however, it could not achieve the expected goal, because of exception on pollution load and maximum debit that can not fulfilled by industries but no penalty for this fault. From rank's Spearman correlation analysis, organization structure, communication and obedience gave very significant result to policy implementation, while financial resources and facilities influenced the implementation significantly, however, other variables, such as implementer and environmental condition did not give significant effect to .the policy implementation.
Organization structure in the policy implementation of effluent standard includes task distribution, realization task as standard operating procedure (SOP) and coordination gave significant result to stipulate success or failure of the policy implementation. Lack of coordination and overlap in task distribution caused implementation failure, although realization of task conducted following SOP. This was because of discretion for pollution load that lead to fail on goal achievement, Number of personnel and financial support are important key of policy implementation. These were mainly caused controlling and monitoring system could not run well. Moreover, low obedience of the policy target and lack of control also caused the implementation could not succeed to achieve the expected goal. It was observed communication in this implementation running well, due implementer could explain policy to target well.
The followings are policy recommendation of our studies (1) the policy of effluent standard on industrial waste water especially electroplating industry is important and still required to control industrial pollution load and to protect environment and human being from industrial activities. It is important to pay critical attention on defining pollution load, and maximum water debit, and carried out impact assessment in order to policy implemented correctly, and goal achieved as it is expected. (2) More policy implementers are required, and their skill and competency advancement by pursuing training or education are necessary. (3) Active controlling is required to improve the obedience of policy target, and to impress that policy is obligation. (4) Internal and external coordination should be improved, and (5) community participation is important and must be improved to help active control on the policy implementation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library