Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harjanti Rahmadhani
Abstrak :
Petroleum Base Oils tersusun dari minyak-minyak mentah dengan proses destilasi vakum untuk menghasilkan beberapa hasil destilat dan minyak residu yang selanjutnya akan dilakukan perolehan kembali. Rubber Processing Oil (Minarex) tergolong dalam produk hasil cracking minyak bumi sebagai long residu tergolong sebagai fraksi berat, yang didalamnya masih mengandung kandungan senyawa Poli Siklik Aromatik (PAC) yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan total PAC yang terdapat dalam Minarex, selanjutnya mencoba melakukan pengurangan kandungan senyawa poli siklik aromatik (PAC) dalam Minarex menggunakan metode ekstraksi dengan pelarut Dimetil Sulfoksida (DMSO), untuk mengurangi kandungan PAC nya dan memenuhi syarat ramah lingkungan. Oleh karena beberapa poli siklik aromatik ini bersifat toksik dan karsinogen yang tidak baik bagi lingkungan, maka kandungannya dalam rubber processing oil yang digunakan dalam industri harus dikurangi, terutama industri karet ban dimana kandungan poli siklik aromatiknya harus dikurangi hingga kandungan total poli siklik aromatik kurang dari 3%, mengacu pada European Union of Tyres. Pelarut DMSO dipilih dan digunakan untuk mengekstraksi senyawa PAC dalam Minarex karena berdasarkan hasil percobaan DMSO mempunyai koefisien distribusi 25,139, dan persen PAC yang terekstrak dalam DMSO sebagai fasa organik hasilnya cukup baik yaitu 0,868 atau 86,8%. Hasil isolasi dan penetuan total PAC sebelum Minarex diekstrak adalah 7,48% dan total PAC setelah Minarex diekstraksi dengan DMSO, sebesar 1,1042%, yang berarti kandungan PAC sudah turun dibawah 3% dan tidak tergolong sebagai karsinogenik. Dari hasil uji karakterisasi Minarex hasil ekstraksi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa produk Minarex hasil ekstraksi dengan pelarut DMSO telah memenuhi standar syarat spesifikasi sebagai processing oil yang non karsinogenik dan tergolong sebagai ramah lingkungan.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S30670
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Aisyah Razaanah
Abstrak :

Penelitian tentang pemanfaatan mikroalga sebagai sumber alami karotenoid sangat meningkat saat ini, berkat beragam aplikasi karotenoid dalam industri farmasi, kesehatan, dan makanan. Chlorella vulgaris digunakan sebagai sumber senyawa karotenoid karena memiliki kandungan total terbesar dibandingkan dengan mikroalga Chlorophyta lainnya. Agar berhasil dalam ekstraksi karotenoid, metode ekstraksi perlu dipertimbangkan, karena sifat karotenoid yang mudah rusak dan terdegradasi oleh paparan cahaya, panas, dan oksigen. Ultrasound assisted extraction dipilih sebagai metode ekstraksi karena metode non-termal dengan konsumsi energi dan kebutuhan pelarut yang rendah. Parameter yang diuji dalam penelitian ini terdiri dari: jenis pelarut, rasio volume pelarut terhadap berat biomassa, dan waktu ekstraksi. Senyawa karotenoid diidentifikasi dengan menggunakan spektroskopi UV-Vis. Produktivitas biomassa C. vulgaris yang diperoleh adalah sebesar 0,095 ± 0,014 g/L/hari. Karotenoid yang diidentifikasi dari C. vulgaris adalah lutein. Hasil karotenoid tertinggi yang diperoleh adalah sebesar 1,341 ± 0,119 mg/g dengan menggunakan etanol, rasio solid terhadap pelarut 1: 100 (g/mL), dan waktu ekstraksi 5 jam. Produktivitas volumetrik lutein dicapai pada 0,127 ± 0,011 mg/L/hari. Kondisi ekstraksi untuk peningkatan yield karotenoid secara signifikan adalah sebagai berikut: etanol sebagai pelarut ekstraksi, frekuensi ultrasonik 35 kHz, intensitas ultrasonik 0,4 W / cm2, waktu ekstraksi 2 jam, dan rasio biomassa terhadap pelarut 100 ml/g.

 


The research around algae utilization as natural source of carotenoids has been intense in the 21st century given the wide applications of carotenoids in pharmaceutical, health, and food industry. Chlorella vulgaris is used as a source of carotenoid compounds because it has the largest total content compared to the other Chlorophyta microalgae. In order to be successful in extraction of carotenoids, extraction method needs to be considered, due to carotenoids properties that are easily damaged and degraded due to exposure to light, heat, and oxygen. Ultrasound assisted extraction was chosen because its a non-thermal method with low energy consumption and solvent requirement. The parameters tested in this study consists: extraction solvent, solid to solvent ratio, extraction duration. The extracted carotenoids were identified by using UV-Vis spectroscopy. Biomass productivity of C. vulgaris obtained was 0.095 ± 0,014 g/L/day. The identified carotenoids from C. vulgaris was lutein. The highest carotenoid yield was achieved at 1.341 ± 0.119 mg/g by using ethanol as extraction solvent, solid to solvent ratio at 1:100 (g/mL) and 5 hours extraction time. The volumetric lutein productivity was achieved at 0.127 ± 0.011 mg/L/day. The optimum extraction conditions to increase carotenoids yield was the following: ethanol as extraction solvent, ultrasound frequency 35 kHz, ultrasound intensity 0.4 W/cm2, extraction time 2 h, and solid to solvent ratio 100 ml/g.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milka Natalia
Abstrak :
Black garlic merupakan olahan bawang putih yang cukup popular. Bila dibandingkan dengan bawang putih segar, black garlic tidak mengeluarkan rasa dan bau yang kuat. Diallil disulfide DADS dan diallil trisulfide DATS merupakan senyawa organosulfur yang memberikan rasa dan bau yang tajam pada bawang putih saat bawang putih dihancurkan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pelarut terbaik untuk mengekstraksi senyawa diallil disulfida dan diallil trisulfida dari bawang putih, serta mengetahui pengaruh lamanya pemanasan terhadap kadar senyawa diallil disulfida dan diallil trisulfida dalam proses pembuatan black garlic dengan suhu 80 C dan kelembapan 75 dalam kurun waktu 0 bulan,1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan. Pelarut yang dibandingkan untuk ekstraksi senyawa DADS dan DATS adalah heksan dan etil asetat. Analisis dilakukan dengan menggunakan Kromatografi gas Shimadzu model GC-17A yang dilengkapi detektor ionisasi nyala, kolom kapiler dengan panjang 30 meter, diameter dalam 0,32 mm, film thickness 0,25 m dengan fase diam HP-1. Kondisi optimum untuk dilakukan analisis adalah pada suhu awal kolom 140 C dengan kenaikan suhu 1 C/menit hingga 180 C, suhu injector 200 C, suhu detektor 200 C dan laju alir gas pembawa diatur 0,80 mL/menit. Hasil validasi standar DADS dan DATS dengan konsentrasi 0,5-20 g/mL, diperoleh persamaan garis kurva kalibrasi untuk DADS adalah y = 13068,97x ndash; 3373,62 dengan koefisien korelasi r sebesar 0,9999 dan untuk DATS adalah y = 3194,39x ndash; 307,22 dengan koefisien korelasi r sebesar 0,9999. Nilai LOD dan LOQ senyawa DADS adalah 0,3063 g/mL dan 1,0210 g/mL, dan untuk senyawa DATS adalah 0,1986 g/mL dan 0,6621 g/mL. UPK dan KV yang didapat berturut-turut adalah 98,05-101,76 dan 0,58-1,50 . Hasil pembandingan pelarut menunjukkan bawa etil asetat memberikan hasil yang lebih baik daripada heksan. Rata-rata kadar senyawa DADS yang diperoleh dalam sampel ekstrak black garlic 0 bulan, 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan berturut-turut adalah 0,03058, 0,00213, 0,00196 dan 0,00140. Sedangkan rata-rata kadar senyawa DATS yang diperoleh dalam sampel ekstrak black garlic 0 bulan, 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan berturut-turut adalah 0,00812, 0,00443, 0,00268 dan 0,00196. Hasil ini menunjukkan bahwa kandungan senyawa DADS dan DATS akan mengalami penurunan yang signifikan selama proses pembentukan black garlic, semakin lama waktu pembuatan black garlic maka kandungan DADS dan DATS akan semakin berkurang. ...... Black garlic is one of the popular product of garlic. Compared to the usual fresh garlic, black garlic doesnt produce a strong smell and taste. Diallyl disulfide DADS and Diallyl trisulfide DATS are organosulfur compounds, that originates the strong smell and taste when a garlic is crushed. This research conducted to know the best solvent to extract both Diallyl disulfide DADS and Diallyl trisulfide DATS compounds that exists in the garlic. This research also conducted to know the influence of heating time to the level of percentages of the Diallyl disulfide DADS and Diallyl trisulfide DATS compounds in the process of making black garlic with the temperature of 80 C and 75 humidity in 0 month, 1 month, 2 months, and 3 months. The solvents that were used to compare the extraction of DADS and DATS are hexane and ethyl acetate. The analysis was done with gas chromatography Shimadzu GC 17A thats equipped with a flame ionization detector, a 30 meter capillary column, with the inside diameter of 0,32 mm, film thickness of 0,25 m with the stationary phase HP 1. The optimum condition for the analysis is at the initial temperature of 140 C with the increase of 1 C minute until the temperature of 180 C, with the temperature of both the injector and detector at 200 C, and with the carrier gas rsquo s flow rate of 0,80 mL minute. Validation of DADS and DATS in the range of concentration 0,5 20 g mL, obtained linearity regression of DADS y 13068,97x ndash 3373,62 with coefficient of correlation r 0,9999 and linearity regression of DATS y 3194,39x ndash 307,22 with coefficient of correlation r 0,9999. The value of LOD and LOQ for DADS were 0,3063 g mL and 1,0210 g mL, and for DATS were 0,1986 g mL and 0,6621 g mL. The obtained result of recovery and CV were 98,05 101,76 and 0,58 1,50 respectively. Ethyl acetate gave a better result as a solvent than hexane. The average DADS rsquo level of percentage for 0 month, 1 month, 2 months, and 3 months from black garlic are 0,03058 , 0,00213 , 0,00196 and 0,00140. As for the average of DATS level of percentage for 0 month, 1 month, 2 months, and 3 months from black garlic are 0,00812, 0,00443, 0,00268 and 0,00196. This results showed that the level of percentage of both the DADS and DATS show a significant decrease in the process of making black garlic. The longer it takes to make the black garlic the lower both the DADS and DATS percentages will be.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tafdlilul Arfan
Abstrak :
ABSTRAK
Asam Alfa Linolenat (ALA) dan Asam dokosaheksaenoat (DHA) merupakan asam lemak tidak jenuh ganda yang diperoleh dari proses pemanjangan dan desaturasi omega-3. Kandungan omega-3 salah satunya terdapat pada ikan kembung (Rastrelliger kanagurta). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kadar ALA dan DHA dalam minyak ikan kembung melalui metode pengepresan dan ekstraksi dengan pelarut. Penentuan kondisi optimum dan validasi metode analisis campuran ALA dan DHA dilakukan untuk mendapatkan metode yang valid untuk penetapan kadar ALA dan DHA pada minyak ikan kembung. Derivatisasi asam lemak dilakukan dengan metode esterifikasi Lepage menggunakan metanol-toluen 4:1(v/v) dan asetil klorida sebagai katalis. Analisis dilakukan menggunakan kromatografi gas Shimadzu GC-17A dengan kolom DB-5 dan detektor ionisasi nyala pada suhu kolom 200°C dengan kenaikkan suhu 2°C/menit hingga 230°C (dipertahankan 20 menit). Suhu injektor 250°C, suhu detektor 250°C dan laju alir gas pembawa 1,00 mL/menit. Waktu retensi campuran ALA dan DHA berturut-turut sekitar 11,440 menit dan 22,337 menit dengan faktor ikutan 0,949 dan 1,006. Metode validasi campuran ALA dan DHA yang dilakukan memenuhi persyaratan dengan nilai r berturut-turut 0,99953 dan 0,99934. Kadar total ALA dan DHA pada minyak ikan kembung hasil pengepresan sebesar 0,39521% dan pada minyak hasil ekstraksi sebesar 0,33014%.
ABSTRACT
Alpha-linolenic acid (ALA) and Docosahexaenoic acid (DHA) is a polyunsaturated fatty acid formed by the elongation and desaturation of omega-3. The content of omega-3 were founded in mackerel fish (Rastrelliger kanagurta). This study aimed to obtain the levels of ALA and DHA in mackerel fish oil by pressing and extraction with solvents methods. Determining the optimum conditions and validation methods for a mixture of ALA and DHA were performed to obtain a valid method for determination of levels of ALA and DHA in mackerel fish oil. Derivatization were perfomed by esterification Lepage method using methanol-toluene 4:1(v/v) and acetyl chloride catalyst. The analysis using gas chromatography Shimadzu GC-17A with DB-5 column and flame ionization detector at the column temperature of 200°C with increase of 2°C/min up to 230°C (maintained for 20 minutes). Injector and detector temperature of 250°C with flow rate 1,00 mL/min. Retention time of ALA and DHA is 11,440 minutes and 22,337 minutes with Tf 0,949 and 1,006 respectively. The results of validation fulfilled acceptance criteria with r value of 0,99953 and 0,99934 respectively. Total levels of ALA and DHA on mackerel fish oil by pressing is 0,39521% and by extraction with solvents is 0,33014%.
2017
S65970
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Rahma Tifani
Abstrak :
Konsumsi baterai litium-ion di seluruh dunia meningkat secara drastis dari tahun 2010 hingga tahun 2015 yaitu dari 4,6 milyar hingga 7 milyar. Tentunya, peningkatan ini disertai dengan peningkatan jumlah limbahnya. Dalam setiap unit baterai li-ion bekas terkandung beberapa bahan beracun elektrolit yang mudah terbakar yang berbahaya bagi lingkungan. Dalam limbah tersebut juga terkandung logam kobalt yang mencapai 5–20%, sebagai komposisi logam terbesar dalam baterai litium ion bekas. Daur ulang baterai litium ion bekas diperlukan untuk pengurangan penipisan sumber daya logam sekaligus mengurangi dampak kontaminasi lingkungan. Proses daur ulang yang sering digunakan adalah proses hidrometalurgi leaching. Pelarut yang digunakan biasanya berupa asam kuat, seperti asam sulfat dan agen pereduksi digunakan untuk mengurangi jumlah leaching agent yang digunakan. Untuk meningkatkan kemurnian logam kobalt, proses dilanjutkan dengan proses ekstraksi. Dalam penelitian ini, digunakan 2 M H2SO4, 0,25 M C6H8O6 pada kondisi operasi 80OC selama 100 menit, menghasilkan logam Co ter-leaching sebesar 96,22%. Larutan hasil leaching yang didapat kemudian dilakukan proses ekstraksi cair-cair menggunakan Cyanex 272 dan TBP sebagai ekstraktan. Hasil dari proses ekstraksi cair-cair dengan kondisi operasi konsentrasi ekstraktan Cyanex 272 sebesar 0,5 M + TBP 5% v/v, pH fasa akuatik sebesar 4,5 selama 30 menit ekstraksi, menghasilkan logam Co terekstraksi sebesar 95,93%. ......The consumption of lithium-ion batteries worldwide increased in 2015, from 4.6 billion to 7 billion. Of course, this increase is accompanied by an increase in the amount of waste. In each used li-ion battery unit contains several toxic electrolytes that are flammable which are harmful to the environment. The waste also contains cobalt metal which reaches 5–20%, as the largest metal composition in used lithium-ion batteries. The recycling of used lithium-ion batteries is necessary to reduce the depletion of metal resources while reducing the impact of environmental contamination. The recycling process that is often used is the hydrometallurgical leaching process. The solvent used is usually a strong acid, such as sulfuric acid and the reducing agent used is ascorbic acid. To increase the purity of cobalt metal, the process is followed by an extraction process. This research is using 2 M of H2SO4 and 0,25 M of C6H8O6, with the operating condition 80oC in 100 minutes leaching process resulting 96,22 % Co extracted. The solvent extraction is using Cyanex 272 and TBP as the extractant. The result from solvent extraction with 0,5 M of Cyanex 272 + 5% v/v TBP, pH aquatic phase 4,5 in 30 minutes extraction process is 95,93% Co being extracted.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library