Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danu Ariono
Abstrak :
ABSTRAK
Ekstraksi cair-cair adalah metode pemisahan dengan memanfaatkan perbedaan kelarutan komponen dari suatu larutan ke pelarut lain. Ekstraksi cair-cair diaplikasikan pada sistem kolom isian pada indistri kimia untuk menghilangkan sulfur, lilin, resin, serta senyawa aromatik pada pengolahan minyak, isolasi vitamin dalam indutri farmasi, pengambilan gliserida dari minyak nabati, pertambangan, dan pengolahan limbah. Pada aplikasi tersebut, kolom ekstraksi cair-cair dirancang menggunakan korelasi hidrodinamika yang mengasumsikan bahwa distribusi fasa dispersi di sepanjang kolom adalah seragam dan berperilaku sebagai gelembung tunggal. Studi ini dilakukan untuk mengembangkan suatu neraca populasi yang menyatakan perubahan dan distribusi gelembung dalam suatu ruang dan waktu. Aplikasi neraca populasi digunakan untuk memperoleh jumlah tahap (Number of Transfer Unit) dan tinggi tiap tahap (Height of Transfer Unit) dari suatu kolom isian. Hasil kajian menunjukkan bahwa neraca populasi dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena ketidakhomogenan ukuran (diameter) gelembung di sepanjang kolom isian pada ekstraksi cair-cair untuk mengevaluasi unjuk kerja (performance) kolom isian. Disamping itu, dapat digunakan sebagai model matematika dalam evaluasi unjuk kerja kolom isian sehingga estimasi nilai konsentrasi di setiap posisi dan waktu di sepanjang kolom isian lebih sesuai dengan fenomena sebenarnya.
Jakarta: Bidang Afiliasi dan Informasi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS", 2017
665 LPL 51:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santoso
Abstrak :
ABSTRAK
Kandungan sulfur yang tinggi di dalam minyak solar dapat mempengaruhi kualitas udara sekitar dan terjadinya hujan asam. Karena gas buang yang dihasilkan oleh minyak solar akan menghasilkan SO2 sebagai hasil oksidasi dari senyawa sulfur. Karena itu perlu dilakukan proses untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan sulfur didalam minyak solar.

Pada umumnya proses desulfurisasi pada skala industri dilakukan dengan cara hidrogenasi katalitik, sedangkan pada penelitian ini di lakukan proses desulfurisasi minyak solar dengan cara fotokimia dan ekstraksi cair-cair dengan menggunakan larutan NaOH. Ekstraksi ini terdiri dari dua fasa yaitu fasa minyak solar dan fasa NaOH. Dimana senyawa organik yang mengandung sulfiur di dalam minyak solar akan terdekomposisi disebabkan oleh energi cahaya dari lampu UV- merkuri. Kemudian senyawa organosulfur yang terdekomposisi tadi akan diekstrak dengan menggunakan larutan NaOH. Pada proses desulfurisasi ini tidak diperlukan katalis, mudah untuk mengoperasikan dan mengontrolnya. Serta reaksi berlangsung pada temperatur ruang dan tekanan 1 atmosfir, berbeda dengan proses hidrogenasi katalitik dimana berlangsung pada temperatur dan tekanan tinggi.

Penelitian ini menggunakan larutan umpan yaitu minyak solar yang telah dikotori dengan n-dodecyl mercaptan dan lampu UV-merkuri 60 wat. Pada penelitian ini juga dilakukan proses desulfurisasi tanpa reaksi fotokimia yaitu dengan mengekstraksi larutan umpan dengan larutan NaOH.

Pada proses desulfurisasi ini kandungan sulfur mula-mula yang terdapat pada umpan sebesar 1,66%, turun sebanyak 66,8% dengan adanya sinar UV-merkuri, hal ini berbeda dengan tanpa adanya reaksi fotokimia dimana turun sebanyak 64,2% untuk NaOH 1,00 M dengan lamanya proses desulfurisasi selama 9 jam. Sedangkan untuk NaOH 1,50 M dengan adanya sinar UV-merkuri turun sebanyak 56,6% dan tanpa adanya reaksi fotokimia turun sebanyak 333% pada proses desulfurisasi selama 9 jam. Hal ini menunjukan proses desulfurisasi minyak solar dipengaruhi oleh adanya reaksi fotokimia.
2001
S49252
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husnul Fajri
Abstrak :
Limbah katalis nikel setiap tahun dihasilkan sekitar 1000 ton dimana kandungan nikel yang terdapat di dalam katalis sebanyak 16% wt. Berdasarkan hal diatas dalam penelitian ini ditujukan untuk mengambil kembali logam nikel dari limbah katalis nikel agar dapat dimanfaatkan kembali oleh perusahaan untuk dijual ke industri material. Metode yang digunakan dalam pengambilan kembali logam nikel dari limbah katalis adalah dengan metode leaching, ekstraksi cair-cair menggunakan ekstraktan selektif CYANEX 272 dan stripping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses leaching limbah katalis nikel menggunakan H2SO4 mendapatkan nilai tertinggi pada konsentrasi 8 M dengan temperatur 85 oC dan waktu operasi sekitar 5 jam dengan persentase leaching nikel sebesar 97,23%. Pada proses ekstraksi dengan menggunakan Cyanex 272 dalam larutan kerosin, persentase ekstraksi yang optimum diperoleh sebesar 87,61% pada pH 7 dan konsentrasi Cyanex 0,6 M. ......Waste nickel catalyst produced each year around 1,000 tonnes with the nickel content present in the catalyst as much as 16% wt. Based on the above in this study is intended to retrieve a nickel of waste a nickel catalyst to be used again by the company to be sold to industrial materials. The method used in the recovery of nickel metal from the waste catalyst is the method of leaching, liquid-liquid extraction using a selective extractant CYANEX 272 and stripping. The results showed that the waste leaching process nickel catalyst using H2SO4 get the highest score at a concentration of 8 M with a temperature of 85 ° C and the operating time of about 5 hours with a percentage of 97.23% nickel leaching. In an extraction process using kerosene Cyanex 272 in solution, the optimum extraction percentage of 87.61% was obtained at pH 7 and Cyanex concentration of 0.6 M.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutasoit, Evania Surya Basaria
Abstrak :
ABSTRAK
Kebutuhan asam laktat di Indonesia selalu meningkat setiap tahunnya. Produksi asam laktat dengan proses fermentasi memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan produksi asam laktat dengan sintesis kimia, antara lain bersifat lebih ramah lingkungan sertadapat menghasilkan asam L-(+)- laktat murni yang banyak diaplikasikan dalam berbagai industri.Fermentasi asam laktat dilakukan dengan bantuan mikroorganisme yang menghasilkan asam laktat, salah satunya jamur Rhizopus oryzaeyang telah diketahui menghasilkan yield yang cukup tinggi dan dapat dipisahkan dengan mudah dari medium cair. Penelitian ini mengoptimasi purifikasi asam laktat dari campuran hasil fermentasi (fermentation broth) dengan metode ekstraksi cair-cair. Pada penelitian ini, digunakan ekstraktan tri-n-butylamine (TBA) dalam kloroform yang berfungsi sebagai modifier untuk memperoleh ekstrak 20mL asam laktat yang optimal.Analisis kandungan asam laktat akan dilakukan dengan metode titrasi dan HPLC. Variasi yang digunakan ialah komposisi ekstraktan dan juga suhu yang akan divariasikan pada kisaran 25 ? 50C. Hasil menunjukkan kesesuaian antara komposisi ekstraktan dan suhu optimum yang didapatkan pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang menggunakan campuran asam laktat dalam air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan rasio ekstraktan yang optimal untuk mengekstrak 20mL asam laktat hasil fermentasi ialah 18 mL TBA dalam 4 mL kloroform. Adapun suhu optimal yang digunakan dalam proses ekstraksi cair-cair ialah 25C.Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa proses pemisahan asam laktat yang diproduksi dari hasil fermentasi glukosa dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pada skala industri.
ABSTRACT
The demand of lactic acid in Indonesia is increasing every year. Recent trends showed that lactic acid production through fermentation is advantageous over chemical process because it produces more L(+) lactic acidwhich is used in industrial applications and environmentally friendly. Lactic acid fermentation is done by the help of some microorganisms, one of them is Rhizopus oryzae. It is known that fermentation of glucose with Rhizopus oryzae obtains high yield of lactic acid which can be separated from the fermentation broth. This research is optimizing lactic acid purification from fermentation broth by using liquid-liquid extraction method. In this research, lactic acid is extracted by Tributylamine (TBA) and chloroform as the modifierto obtain 20 mL lactic acid with optimum purity in the extract. Lactic acid concentration is analyzed byHPLC and titration method. This research varies the temperature of the extraction in range 25-40Cand also the concentration ratio of the extractant. Results obtained from this research are corresponding with results from the prior research which used the mixture of lactic acid and glucose. The optimum extractant composition obtained from this research is 18 mL TBA in 4 mL chloroform, while the optimum temperature for the liquid-liquid extraction is 25C. This research also showed that purification process of lactic acid which produced from fermentation of glucose can be used for developments in industrial scale.
2016
S64681
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juherianto
Abstrak :
ABSTRAK
Asphaltene yang banyak digunakan sebagai inhibitor korosi, menurunkan wettability permukaan pipa dan karakterisasi reservoir masih diekstraksi dari minyak mentah. Indonesia masih mengimpor asphaltene setiap tahunnya karena rendahnya produksi asphaltene dari batuan asbuton. Indonesia memiliki deposit aspal alam yaitu asbuton yang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh asphaltene. Berbagai metode ekstraksi telah diterapkan untuk memisahkan asphaltene dari batuan asbuton. Metode yang dipakai umumnya berupa ekstraksi satu tahap menggunakan berbagai pelarut. Ekstraksi satu tahap ini hanya melarutkan sebagaian pengotor sehingga didapatkan asphaltene dengan konsentrasi yang rendah. Metode ekstraksi dua tahap asbuton dengan n-pentana dan etanol diterapkan untuk memperoleh asphaltene. Ekstraksi tahap pertama dengan pelarut n-pentana mengendapkan residu unpurified asphaltene. Tahap kedua dengan pelarut etanol bertujuan melarutkan kembali asphaltene dari residu untuk memisahkannya dari mineral asbuton. Filtrat yang diperoleh diuapkan sehingga diperoleh asphaltene. Kondisi maksimum untuk memperoleh asphaltene yaitu pada saat rasio etanol terhadap asbuton 20 : 1, waktu ekstraksi 40 menit dan yield sebesar 7,75%. Kemurnian asphaltene ditentukan dengan uji FTIR, TGA, massa jenis dan bobot molekul. Tingkat kemurnian relatif asphaltene yang diperoleh sebesar 72% dengan pengotor berupa resins dan aromatik.
Abstract
Asphaltene is used as a corrosion inhibitor, lowers wettability of metal surface and as reservoir characterization is extracted from crude oil. Indonesia still imports annually because of low asphaltene asphaltene production from crude oil. Indonesia has a deposit of natural asphalt that is asbuton that can be utilized to obtain asphaltene. Various extraction methods have been applied to separate asphaltene from asbuton. The method is used usually a one-stage extraction using various solvents. These methods only dissolves impurities partially and result a low asphaltene concentrations. Asbuton two-stage extraction method with n-pentane and ethanol is applied to obtain the asphaltene. The first stage is to precipitate unpurified asphaltene. The second stage aims to redissolve asphaltene into ethanol and separate it from mineral asbuton. The filtrate obtained was evaporated to obtain asphaltene. Maximum conditions to obtain asphaltene is the ratio of ethanol to asbuton 20 : 1, extraction time 40 min and the yield obtained is 7,75%. The purity of asphaltene was determined FTIR, TGA, density and molecular weight. Asphaltene purity levels obtained is 72% with resins and aromatics as impurities. ;
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43410
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Rahmawati
Abstrak :
Kurkumin merupakan senyawa polifenol yang umumnya terdapat pada rimpang kunyit (Curcuma longa L.). Setelah pemberian peroral, kurkumin dalam tubuh akan segera dimetabolisme melalui proses reduksi maupun konjugasi. Oleh karena itu, kadar kurkumin di dalam darah sangat kecil sehingga diperlukan metode bioanalisis yang selektif dan sensitif. Metode Kromatografi Cair Kinerja Ultra Tinggi ? Tandem Spektrometer Massa (KCKUT-SM/SM) yang spesifik dan cepat telah dikembangkan dan divalidasi untuk menetapkan kadar kurkumin dalam plasma manusia menggunkan diazepam sebagai baku dalam. Pemisahan dilakukan menggunakan kolom C18 Acquity® Waters, UPLC BEH 1,7 μm, 2,1 x 100 mm, fase gerak asam format 0,15% - Asetonitril (50:50), laju alir 0,5 mL/menit dengan metode preparasi sampel ekstraksi cair-cair menggunakan campuran larutan etil asetatmetanol (95:5). Mode ionisasi yang digunakan adalah multiple reaction monitoring (MRM) dengan mode Electrospray ionization positif dengan nilai m/z berturut-turut 369,05 > 176,95 dan m/z 284,95 > 193 untuk kurkumin dan diazepam. Metode bioanalisis menunjukkan presisi dan akurasi yang baik dengan nilai % KV dan % bias < 15% untuk semua konsentrasi (QCL, QCM dan QCH) dengan nilai kurva kalibrasi yang linear (r = 0,999) pada rentang 1 ? 100 ng/mL dan nilai LLOQ untuk senyawa kurkumin sebesar 1,0 ng/mL. Metode ini telah diaplikasikan untuk menentukkan kadar kurkumin dalam plasma 1 orang sehat yang telah diberi sediaan kurkumin 1800 mg. Dari penelitian diperoleh hasil tidak ditemukannya kurkumin dalam bentuk bebas, tetapi bentuk kurkumin terglukuronidasi dan tersulfatasi. Perbandingan antara jumlah terglukuronidasi dan tersulfatasi 4:1. Metode analisis yang diperoleh sudah memenuhi kriteria validitas menurut Guidance EMEA 2011 dengan sensitivitas yang tinggi sehingga dapat diaplikasikan untuk studi in-vivo. ...... Curcumin is a polyphenol, found in the spice turmeric from the rhizome of the herb Curcuma Longa. After oral administration, Curcumin undergoes rapid metabolism by conjugation and reduction. Curcumin levels are generally low so that the required bioanalytical method is selective and sensitive. A simple, specific and rapid UPLCMS/ MS method has been developed and validated for the estimation of curcumin in human plasma, using diazepam as internal standard (IS). The separation using UPLC BEH C18 column 1.7 μm, 2,1 x 100 mm Acquity® Waters; 0.15% formic acid - acetonitril (50:50, v/v) as mobile phase; flow rate 0.5 mL/min; using liquid-liquid extraction with the mixture of ethyl acetate-methanol (95:5) for the sample preparation. The ionization mode using electrospray ionization (ESI) detection in multiple reaction monitoring (MRM) in positive ionization mode. The MS/MS ion transitions monitored were m/z 369.05 >176.95 and 284.95 > 193 for curcumin and diazepam respectively. The method was proved to be precise and accurate (expressed as coefficient of variation, % CV and differentiation, % diif) was < 15% for all concentration (QCL, QCM and QCH) with a coefficient correlation ( r = 0.999) and linearity range of 1 ? 100 ng/mL, LLOQ for curcumin was 1 ng/mL. The Method was applicated to determine the level of curcumin in healthy subject after oral administration 1800 mg of curcumin dosage form. No Free curcumin was detected in plasma sample, but curcumin glucuronides and sulfates were detected in plasma subject. The ratio of glucuronide to sulfate was 4: 1. The analytical method fullfilthe criteria of validity by the EMEA Guidance 2011 with high sensitivity and it would be applicable to in-vivo study.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia
Abstrak :
Telepon selular telah banyak digunakan sebagai alat komunikasi dewasa ini. Baterai yang umumnya banyak digunakan untuk telepon selular adalah baterai Li-ion yang dapat diisi ulang, namun penggunaan baterai secara terus-menerus akan menurunkan kemampuannya. Dengan semakin banyaknya penggantian baterai akan menimbulkan banyaknya limbah baterai yang terbuang. Baterai Li-ion mengandung logam berharga yakni: kobalt dan nikel. Sehingga diperlukan pemanfaatan kembali untuk memperoleh logam berharga tersebut. Pada penelitian ini dilakukan perolehan kembali logam kobalt dan nikel dari limbah baterai Li-ion dengan metode leaching C6H8O7 asam sitrat dengan menvariasikan konsentrasi asam sitrat 0,5-2M, temperatur 50-80° dan dilakukan kajian kinetika reaksi leaching dengan menvariasikan temperatur, konsentrasi asam sitrat 0,5-1M dan waktu reaksi 10-120 menit. Hasil penelitian menunjukkan persentase leaching yang optimum pada konsentrasi 1 M, temperatur 80°, waktu 120 menit menghasilkan persentase leaching mencapai 100 dan hasil kajian kinetika variasi temperatur menunjukkan bahwa model kinetika reaksi logam Co dan Ni merupakan model kinetika reaksi pada permukaan material dengan energi aktivasi sebesar 67,12 kJ/mol dan 58,22 kJ/mol. Hasil kajian kinetika berdasarkan variasi konsentrasi asam sitrat menunjukkan bahwa reaksi leaching logam Co dan Ni termasuk reaksi orde pertama. Hasil optimum ekstraksi logam Co dan Ni menggunakan membran cair emulsi diperoleh pada pH 6 dengan logam Co dan Ni yang berhasil diekstraksi sebesar 1337 mg/L dan 445 mg/L. Sedangkan ekstraksi cair-cair menghasilkan ekstraksi yang optimum pada pH 4 dengan konsentrasi ekstraktan 0,6 M, menghasilkan logam Co yang terekstraksi sebesar 1933 mg/L dan logam Ni sebesar 328,21 mg/L. Ekstraksi cair-cair lebih menghasilkan pemisahan logam Co dan Ni yang lebih optimum dibandingkan dengan ekstraksi membran cair emulsi. ......Mobile phone has been widely used as a communication tool nowadays. The most commonly batteries for mobile phones are Li ion batteries but with continuous battery usage will degrade their capabilities. Battery replacements will cause a lot of waste of batteries wasted. Li ion batteries contain valuable metals, such as cobalt and nickel, recovery of this precious metals is needed. In this research, recovery of cobalt and nickel metals from spent Li ion batteries is using leaching C6H8O7 citric acid method by varying citric acid concentration 0,5 2M, temperature 50-80°, and study kinetics of leaching reaction by varying temperature, citric acid concentration 0,5 1M and reaction time 10 120 minutes. The results showed that the optimum leaching percentage at 1 M citric acid concentration, temperature 80°, reaction time 120 minutes resulted 100 leaching percentage and the result of kinetics study based on reaction temperature showed that the reaction kinetics model of Co and Ni metals were reaction kinetics model on the surface of material with activation energy were 67,12 kJ mol and 58,22 kJ mol. The results of kinetics studies based on citric acid concentrations indicated that the reactions of leaching Co and Ni metals were first order reactions. The optimum result of Co and Ni metals extraction using emulsion liquid membrane were obtained at pH 6 with Co and Ni metals extracted were 1337 mg L and 445 mg L. While liquid liquid extraction resulted the optimum extraction Co and Ni metals at pH 4 with extractant concentration was 0.6 and the result were 1933 mg L and 328.21 mg L. Liquid liquid extraction was more efficient method to separating Co and Ni metals than the emulsion liquid membrane extraction.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51489
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatia Fitri
Abstrak :
ABSTRAK
Penggunaan minyak cengkeh sebagai antioksidan alami terbatas dalam makanan, karena baunya yang menyengat. Bau menyengat minyak cengkeh berasal dari senyawa fenolik eugenol yang jumlahnya cukup besar didalam minyak cengkeh. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, minyak atsiri yang tidak signifikan mengandung komponen fenolik telah diklaim memiliki aktivitas antioksidan yang relevan. Aktivitas antioksidan dari senyawa non-fenolik ini dapat dimanfaatkan sebagai studi perbandingan kekuatan antioksidannya dengan senyawa fenolik yang kadarnya sangat besar di dalam minyak cengkeh, sehingga dapat berkontribusi untuk memperpanjang umur simpan makanan mudah teroksidasi. Untuk menganalisis aktivitas antioksidan senyawa non-fenolik diperlukan pemisahan dengan metode ekstraksi cair-cair, ektraksi fase padat dan kromatografi kolom. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis senyawa volatil yang terdapat dalam minyak cengkeh Manado dan Toli-Toli, memisahkan senyawa fenolik dan non-fenolik serja uji aktivitas antioksidan. Hasil yang diperoleh yaitu pada analisis minyak cengkeh Manado dan Toli-Toli terdapat 36 senyawa. Pemisahan senyawa fenolik eugenol dengan ekstraksi cair-cair, diperoleh penurunan eugenol optimum dengan 87,5 mmol NaOH 4 . Metil salisilat dan kavikol tidak terdeteksi setelah ekstraksi. Dua senyawa yaitu ? -ylangen dan kavikol asetat berhasil diidentifikasi setelah ektraksi. Pemisahan dengan kolom kromatografi dan ekstraksi fase padat masing-masing menghasilkan 3 fraksi yang setelah diuji aktivitas antioksidannya ternyata fraksi yang hanya mengandung senyawa non-fenolik masih memiliki aktivitas antioksidan namun cukup rendah apabila dibandingkan dengan senyawa fenolik.
ABSTRACT
The use of clove oil as a natural antioxidant is limited in food, because of its stinging smell. The stinging smell of clove oil comes from the phenolic compound eugenol which is quite large in clove oil. However, in recent years, significant volatile essential oils containing phenolic components have been claimed to have antioxidant activity that is relevant. The antioxidant activity of this non phenolic compound can be utilized as a comparative study of its antioxidant strength with a very large amount of phenolic compounds in clove oil, thus contributing to prolong the storage life of food. To analyze the antioxidant activity of non phenolic compounds required separation by liquid liquid extraction method, solid phase extraction and column chromatography. This study aims to analyze the volatile compounds contained in Manado and Toli Toli clove oil, separating phenolic and non phenolic compounds as well as antioxidant activity test. The results obtained are the analysis of clove oil Manado and Toli Toli there are 36 compounds. Separation of phenolic eugenol compounds by liquid liquid extraction, obtained an optimum eugenol reduction with 87.5 mmol NaOH 4 . Methyl salicylate and chavicol are not detected after extraction. Two compounds were identified after extraction, ylangen and chavicol acetate. Separation with column chromatography and solid phase extraction each yielded 3 fractions which, after being tested for their antioxidant activity, found that the fraction containing only non phenolic compounds still had antioxidant activity but lower when compared to phenolic compounds.
2018
T51448
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranti
Abstrak :
Penelitian ini meneliti kondisi optimum pengambilan kembali pelarut dengan evaporasi dari hasil ekstraksi cair-cair asam laktat. Hal yang diamati dalam penelitian ini meliputi koefisien pemisahan dan kadar asam laktat yang diperoleh sebagai hasil evaporasi. Variabel bebas yang digunakan adalah variasi suhu (110, 120, dan 130 oC) dan tekanan operasi (20, 30, dan 40 mbar). Analisis dilakukan dengan menggunakan neraca volume dan uji karakterisasi dengan metode HPLC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan tekanan meningkatkan tingkat pengembalian TBA, begitu juga dengan kenaikan suhu. Namun pada suhu di atas 120 oC terjadi degradasi asam laktat, sehingga jumlah TBA yang teruapkan lebih sedikit. Kondisi operasi optimum pada proses evaporasi TBA yaitu pada suhu 120 oC dan tekanan 20 mbar dengan koefisien pemisahannya 0,78. Perolehan kadar asam laktat sebagai hasilnya yaitu 76% (v/v). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa metode evaporasi vakum merupakan metode yang dapat digunakan dalam pengambilan kembali hasil ekstraksi cair-cair asam laktat. ...... This study evaluated the optimum condition of solvent recovery by evaporation method for the liquid-liquid extraction of lactic acid. The aspects observed in this study include the separation coefficient and the concentration of lactic acid obtained as the product of evaporation. Independent variables used are variations of temperature (110, 120 and 130 oC), and operating pressure (20, 30, and 40 mbar). Analyzes have been performed by using volume balance and characterization test using HPLC method. The result of this study indicate that the decerase of operating pressure, as well as temperature rises, can increase the performance of evaporation. However, at temperature above 120 oC, degradation of lactic acid happened, so that the amount of TBA that evaporated is lower. The optimum operating conditions at TBA recovery process is at temperature of 120 oC and pressure at 20 mbar, with separating coefficient is 0.78. Lactic acid concentration obtained at optimum conditions is 76% (v/v). This study prove that the vacuum evaporation method can be used in the solvent recovery process of liquid-liquid extraction of lactic acid
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64061
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maretha Putri Ayu
Abstrak :
Seiring dengan berkembangan teknologi di bidang automotif, penggunaan katalis logam merupakan salah satu hal yang penting karena dapat mempercepat reaksi dan dapat membantu memacu reaksi siklohidrogenasi serta reaksi lainnya seperti pembentukan aromatik. Akibat dari penggunaan katalis tersebut maka limbah katalis hasil proses Catalytic Continuous Reforming sangat banyak ditemukan. Salah satu logam yang banyak digunakan sebagai katalis dalam proses CCR adalah logam kobalt dengan penambahan logam palladium sebagai promotor. Logam kobalt sebagai bahan dasar utama yang terkandung dalam katalis CCR bila dibiarkan dibuang menjadi limbah akan sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Untuk meminimalisir bahaya tersebut maka diperlukan perolehan kembali logam kobalt dari limbah katalis CCR dengan metode leaching. Dalam penelitian ini digunakan asam sitrat 0,8 M dengan 2% H2O2 pada kondisi operasi 75oC selama 1,5 jam dapat menghasilkan logam Co 77,78%. Setelah proses leaching dilakukan, untuk mendapatkan logam kobalt dengan kemurnian yang lebih baik maka dilakukan proses ekstraksi cair-cair dengan pH 3,5 dan konsentrasi ekstraktan Cyanex 272 sebesar 0,1 M diperoleh logam Co sebesar 77,80% dari total kobalt hasil leaching. ......The usage of metal catalyst is important alongside with recent technology development on automotive sector. Metal catalyst is used to fasten any reaction, such as triggering cyclohydrigenation reaction and aromatics forming. These process, which known as catalytic continous reforming (CCR), produce a lot of catalysts waste. One of metal catalyst that used in large amount on CCR process is cobalt added by palladium as a promotor. Cobalt, which is used as the main component in CCR catalyst, will be dangerous for health and environment if directly thrown away as a waste. For reducing those danger, cobalt is reused by recovering it from CCR catalyst using leaching method. In this research, 0.8 M citric acid with 2% H2O2 is used at temperature 75°C within 1.5 hours. This methods could recover 77.78% cobalt from CCR. Purification process is done by liquid-liquid extraction with Cyanex 272 0,1 M at pH 3,5 to gain cobalt with higher purity up to 77.80% of total cobalt from leaching.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>