Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ajeng Illastria Rosalina
Abstrak :
Ekstrak plasenta mengandung berbagai zat bioaktif dan terbukti memiliki beberapa efek farmakologi diantaranya sebagai penumbuh rambut. Ekstrak plasenta bersifat hidrofilik, sehingga memiliki kemampuan penetrasi melalui kulit yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efek penumbuhan rambut dari ekstrak plasenta sapi dengan yang dienkapsulasi ke dalam vesikel novasom. Dibuat 8 formula novasom, dilakukan evaluasi untuk memilih formula optimal, selanjutnya, formula optimal terpilih digunakan untuk uji in vivo. Untuk mendapatkan formula optimum dibuat delapan formula dengan memvariasikan jenis surfaktan yakni Span 60 dan Span 80, jenis asam lemak yakni asam oleat dan asam stearat, serta rasio surfaktan terhadap asam lemak. Variabel terikat yang diuji meliputi efisiensi penjerapan (%EE), ukuran partikel, indeks polidispersitas (IPD), dan potensial zeta. Formula yang terdiri dari Span 60, kolesterol dan asam oleat dengan perbandingan 10:10:3 menunjukkan karakteristik optimal dengan ukuran partikel 155,0 nm; IPD 0,139; potensial zeta -63,73mV dan Efisiensi penjerapan 79,68%. Hasil uji dengan mikroskop elektron transmisi (TEM) dari novasom optimal menunjukkan nanovesikel berbentuk sferis, oligolamelar non-agregat. Novasom menunjukkan sifat elastis dan stabil selama penyimpanan 90 hari pada suhu 4oC. Studi in vivo menunjukkan bahwa novasom yang mengandung ekstrak plasenta memberikan efek pertumbuhan rambut yang lebih baik dibandingkan dengan ekstrak plasenta dalam liposom dan larutan minoksidil 2%. ......Placenta extract contains numerous bioactive substances and has multiple pharmacological effects, including as a hair growth agent. Placenta extract is hydrophilic, so its ability to penetrate the epidermis is limited. This study aims to improve the hair-growing effect of bovine placenta extract (PE) by loading it into a novasome. Placental extract was formulated into eight novasome formulations, evaluated to determine the optimal formula, and then used for in vivotesting with the selected optimal formula. PE-loaded novasome was prepared by thin layer hydration method. By variying the type of surfactants, the type of free fatty acid (FFA), and the ratio of surfactants to FFA, eight novasome formulations were created. The resulting PE-loaded novasomes were characterized by entrapment efficiency, particle size, polydispersity index, and zeta potential. PE-loaded novasome composed of Span 60, cholesterol and oleic acid (10:10:3) demonstrated the most optimum characteristics with PS 155.0nm; PDI 0.139; ZP -63.73 and EE 79.68%. Transmission electron microscopy of the optimum novasome revealed non-aggregating oligo-lamellar nanovesicles. In addition, novasome showed ultra-deformable properties and good stability during 90 days storage at 4oC. A hair growth study in rats showed that the PE-loaded novasome demonstrated better hair-growing effect compared to PE-loaded liposome and minoxidil 2% solution.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Gabriella Putrijoys
Abstrak :
Ekstrak plasenta sapi mengandung banyak hormon pertumbuhan dan asam amino yang dapat merangsang perkembangan folikel rambut sehingga berpotensi untuk dijadikan sediaan yang memiliki efek sebagai penumbuh rambut. Tonik dan serum rambut merupakan dua bentuk sediaan kosmetik rambut yang umum di pasaran. Konsentrasi zat aktif yang tinggi dalam serum ditujukan untuk meningkatkan kadar obat yang dapat tersuplai ke kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sediaan mana yang memberikan hasil stabilitas fisik dan uji penetrasi paling optimum diantara bentuk sediaan tonik rambut dan serum rambut. Pada penelitian ini dibuat variasi konsentrasi ekstrak plasenta dalam tonik dan serum rambut yaitu F1 (tonik 5%), F2 (tonik 10%), F3 (serum 5%), dan F4 (serum 10%). Pengujian yang dilakukan meliputi uji organoleptis, pH, homogenitas, bobot jenis, daya sebar, viskositas, stabilitas fisik, dan kemampuan penetrasi menggunakan sel difusi Franz. Hasil penelitian menunjukkan keempat formula stabil secara fisik selama penyimpanan selama 8 minggu dan berdasarkan hasil uji penetrasi selama 6 jam, persentase protein yang terpenetrasi pada F1 sebesar 41,745±0,260%, F2 sebesar 52,263±8,131%, F3 sebesar 38,512±9,618%, dan F4 sebesar 30,557±0,040%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa profil penetrasi paling baik yaitu pada Formula 2 yang merupakan sediaan tonik rambut ekstrak plasenta sapi dengan konsentrasi ekstrak plasenta sebesar 10%. Secara keseluruhan, sediaan tonik rambut ekstrak plasenta sapi memiliki kemampuan terpenetrasi yang lebih baik dibandingkan sediaan serum rambut. ......Bovine placenta extract is rich in growth hormones and amino acids that can stimulate the development of hair follicles so that it has the potential to be formulated as a product that has the effect of hair growth. Hair tonic and hair serum are two common dosage forms of hair cosmetics on the market. The high concentration of active substances in serum is intended to increase the level of drugs that can be supplied to the skin. This study aims to determine which dosage form provides the most optimum physical stability and penetration test results among hair tonic and hair serum dosage forms. variations of placenta extract concentration in hair tonic and serum were made, namely F1 (5% tonic), F2 (10% tonic), F3 (5% serum), and F4 (10% serum). The tests for each formulation included organoleptic, pH, homogeneity, density, spreadability, viscosity, physical stability, and penetration ability using Franz diffusion cell. The results showed that the four formulas were physically stable during storage for 8 weeks and based on the penetration test results for 6 hours, the percentage of protein penetrated in F1 was 41.745 ± 0.260%, F2 was 52.263 ± 8.131%, F3 was 38.512 ± 9.618%, and F4 was 30.557 ± 0.040%. Based on these results, it can be concluded that the best penetration profile is in Formula 2, which is a bovine placenta extract hair tonic preparation with a placenta extract concentration of 10%. Overall, the bovine placenta extract hair tonic has a better penetrating ability than the hair serum.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Haerul Thamrin
Abstrak :
ABSTRAK
Ekstrak Plasenta Manusia (EPM) digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit kulit seperti acne vuL'ars seborrhea dan psorasts. Ekstrak plasenta juga dapat dipakai untuk perawatan kulit yang keriput akibat proses penuaan dan petnercepat penyeinbuhan kulit yang luka. Sebagai suatu sediaan untuk terapi diperlukan standarisasi dan EPH. Standarisasi secara konvensional dilakukan dengañ pemeniksaan ujud fisik, reaksi dengan ninhidrin dan penieniksaan serapan pada daerah ultra-ungu. Penelitian ini bertujuan mengembangkan inetoda standarisasi EPM, sebagai bahan baku untuk sediaan farmasi, dengan cara inenganalisis substansi polipeptida yangterdapat di dalam EFM. Analisis dilakukan dengan tehnik Kromatografi Filtrasi Gel dan Elektroforesis Poliakrilamida - Natrium Dodesilsulfonat (SDS-PAGE). Pada penelitian mi digunakan gel Sephadex G-25 halus sebagai fasa diam kromatografi filtrasi gel. Ukuran kolom 22 x 250 mm dan sebagai eluen digunakan larutan ammonium asetat 0,1 M pH 8,0. Kecepatan aliran optimum adalah 0,4 ml/menit dengan tinggi pelat teoritis (H) 0,83 mm. SDS-PAGE dilakukan dengan sistem diskontinyu dengan konsentrasi akrilamida pada gel pemisah sebanyak 10%. Dari hasil pénelitian diketahui bahwa kromatogram Yang dihasilkan oleh tujuh buah sampel EPM yang dianalisa mempunyai pola yang sama. Hasil analisis protein dengan SDS-PAGE dari beberapa sampel EPM juga mempunyai kemiripan. Oleh karena itu cara standarisasi yang dikembangkan dalam penelitian mi dapat dipakai sebagai suplemen pada standanisasi secara konvensional.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Zahra Nooraisha
Abstrak :
Ekstrak plasenta dapat digunakan sebagai pengobatan dan kosmetika, seperti produk perawatan kulit dan menghambat penuaan kulit. Ekstrak Plasenta mengandung komponenkomponen seperti asam amino yang dapat meningkatkan produksi kolagen pada fibroblast kulit. Vitamin C merupakan antioksidan yang paling sering dijumpai dan memiliki peran dalam biosintesis kolagen sehingga memiliki fungsi antiaging. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penetrasi serum ekstrak plasenta dengan keberadaaan Vitamin C. Ekstrak Plasenta diformulasikan ke dalam bentuk sediaan serum untuk kulit dikombinasikan dengan Vitamin C dengan kadar 5% dan 10% (Formula C2 dan C3) dan diamati kemampuan penetrasinya ke dalam kulit dibandingkan dengan serum ekstrak plasenta tanpa Vitamin C (Formula C1) menggunakan Sel Difusi Franz selama 6 (enam) jam. Diperoleh hasil uji penetrasi Serum C1 sebesar 113,69 mg/cm2 dengan fluks sebesar 15,7 mg/cm2.jam, Serum C2 sebesar 97,52 mg/cm2 dengan fluks sebesar 11,6 mg/cm2.jam, dan Serum C3 sebesar 80,26 mg/cm2 dengan fluks sebesar 9,5 mg/cm2.jam. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa keberadaan vitamin C pada formulasi serum ekstrak plasenta dapat menurunkan kemampuan penetrasinya, yang disebabkan oleh sifat hidrofilisitasnya. ......Placenta extract can be used as a treatment and cosmetics, such as skin care products, and inhibit skin aging. Placenta extract contains components such as amino acids that can increase collagen production in skin fibroblasts. Vitamin C is the most commonly found antioxidant and has a role in collagen biosynthesis so that it has an antiaging function. This study aims to determine the serum penetration profile of placental extract with the presence of Vitamin C. Placenta extract was formulated into serum dosage form for the skin combined with Vitamin C with levels of 5% and 10% (Formula C2 and C3) and observed its penetration ability into the skin compared to serum of placenta extract without Vitamin C (Formula C1) using Franz Diffusion Cells for 6 (six) hours. The results of penetration test for Serum were 113,69 mg/cm2 with a flux of 15,7 mg/cm2.hr for Serum C1, 97,52 mg/cm2 with a flux of 11,6 mg/cm2.hr for Serum C2, and 80,26 mg/cm2 with a flux of 9,5 mg/cm2.hr for Serum C3. This study concluded that the presence of Vitamin C in the serum formulation of placenta extract can reduce its penetration ability, which is due to its hydrophilicity properties.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library