Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pratiwi Dyah Kusumo
"Berdasarkan beberapa hasil penelitian di Jepang ' teh hijau diketahui mempunyai efek anti kanker, oleh karenanya potensi tersebut perlu dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak air teh hijau {Camelia sinensis . Kuntze terhadap proliferasi sel tumor kelenjar susu mencit {Mus musculus L.) galur C3H. Bubur tumor kelenjar susu mencit donor ditransplantasikan pada mencit resipien dan setelah masa laten, mencit resipien dicekok ekstrak air teh hijau dengan dosis 250 mg/kg berat badan mencit, 500 mg/kg berat badan mencit dan 1000 mg/kg berat badan mencit setiap hari selama tiga minggu. Sebagai kontrol pelarut digunakan akuades. Pengamatan dilakukan setiap hari, meliputi perubahan besar volume tumor dan berat akhir tumor. Hasil analisis secara statistik menunjukkan adanya pengaruh bermakna daya hambat ekstrak air teh hijau terhadap proliferasi sel tumor kelenjar susu mencit {Mus musculus L. ) galur C3H pada = 0,05. Daya hambat ini dapat disimpulkan dari perbedaan persentasi pertambahan volume antara mencit kontrol positif dan kontrol pelarut dibandingkan dengan mencit yang diberikan perlakuan dosis 500 mg/kg berat badan mencit dan dosis 1000 mg/kg berat badan mencit. Daya hambat terbesar didapat pada mencit yang diberi perlakuan dosis 500 mg/kg berat badan mencit."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Zaki Maulidzy
"Pegagan merupakan tanaman yang sudah banyak diolah menjadi produk jadi herbal. Banyak produsen produk jadi herbal mengklaim bahwa produknya memiliki efek antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh. Dari seluruh penelitian aktivitas antioksidan pada pegagan, belum ada penelitian yang membandingkan aktivitas antioksidan ekstrak pegagan dengan produk jadinya yang beredar di pasaran.
Tujuan penelitian ini adalah membandingkan aktivitas antioksidan dan kadar tanin dari ekstrak air dan etanol pegagan dengan 3 jenis produk jadi herbal pegagan. Ekstrak air pegagan dibuat dengan cara infusa sedangkan ekstrak etanol pegagan dibuat dengan cara maserasi. Tiga jenis produk jadi herbal pegagan yang dijual bebas diperoleh dari pasaran. Tingkat antioksidan diuji dengan metode DPPH secara duplo untuk mendapatkan nilai EC50. Kadar tanin diuji secara kualitatif dan semikuantitatif menggunakan reagen FeCl3. Aktivitas antioksidan ekstrak air dan etanol pegagan tidak berbeda bermakna (p = 0,513). Aktivitas antioksidan dari ekstrak air dan etanol pegagan lebih baik daripada produk A,B, dan C (p ≤ 0,05). Hasil uji kualitatif tanin menunjukkan semua larutan uji memiliki kandungan tanin. Berdasarkan uji semikuantitatif, kadar tanin dapat diabaikan karena jumlahnya yang sangat sedikit. Disimpulkan bahwa ekstrak air dan etanol pegagan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih baik daripada tiga produk jadi herbalnya.

Centella asiatica is a plant that has been processed into the herbal product. Many manufacturers of herbal products claim that their products have antioxidant effects that are beneficial to overcome free radicals in the body. From all studies on antioxidant activity of Centella asiatica, there has been no study comparing the antioxidant activity of extracts of Centella asiatica with its herbal products that are already on the market.
The aim of this study is to compare the antioxidant activity and tannin levels of water and ethanol extracts of Centella asiatica compared with 3 herbal products of Centella asiatica. Water extract is made by infusion while ethanol extract is made by maceration. Three types of Centella asiatica herbal products obtained from the market. Levels of antioxidants is tested by DPPH in duplo to acquire EC50 values. Tannin levels is tested with qualitative and semiquantitative test using FeCl3 reagent. The antioxidant activity of the water and ethanol extract of Centella asiatica is not significant (p = 0.513). The antioxidant activity of water and ethanol extract of Centella asiatica is better than product A, B, and C (p ≤ 0.05). Tannins qualitative test results showed all test solutions contain tannins. Based on semiquantitative test, tannin levels can be ignored because the amount of tannin is very low. It can be concluded that antioxidant activity of water and ethanol extracts of Centella asiatica are better than three herbal products"
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Nurlaela
"ABSTRAK
Latar belakang: Overtraining merupakan permasalahan bagi peningkatan prestasi olahraga karena dapat menurunkan performa seorang atlet. Penurunan performa diduga disebabkan adanya gangguan pembelajaran dan memori. Stres oksidatif pada overtraining berdampak pada penurunan protein CREB dan BDNF yang berperan dalam plastisitas sinaps dan pembentukan memori jangka panjang. Pemberian ekstrak air Hibiscus sabdariffa L. diharapkan dapat mengatasi stres oksidatif pada overtraining. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak air Hibiscus sabdariffa L. terhadap kadar CREB pada hipokampus tikus overtraining.
Metode: Penelitian ini merupakan eksperimental. Sampel menggunakan homogenat hipokampus tikus (n=24) yang dibagi menjadi empat kelompok. Terbagi atas kelompok kontrol (K), ekstrak air H. sabdariffa L. 400 mg/kgBB/hari (H), aerobik overtraining (AO), dan overtraining diberi ekstrak air H. sabdariffa L. 400 mg/kgBB/hari (OH).
Hasil: Hasil pengukuran ditemukan terdapat perbedaan bermakna antara kadar CREB pada kelompok aerobik overtraining dan overtraining diberi ekstrak air H. sabdariffa L. (p=0,007). Tidak terdapat korelasi antara kadar CREB dan kadar BDNF pada kelompok aerobik overtraining dan diberikan ekstrak air H. sabdariffa L. 400 mg/kgBB/hari (r=0,746, p=0,088).
Kesimpulan: Pemberian ekstrak air H. sabdariffa L. 400 mg/kgBB/hari meningkatkan kadar protein CREB pada hipokampus tikus overtraining. Tidak terdapat korelasi antara protein CREB dengan BDNF pada kelompok aerobik overtraining dan diberikan ekstrak air H. sabdariffa L. 400 mg/kgBB/hari.

ABSTRACT
Introduction: Overtraining is a problem in athlete cause it can decrease athlete?s performance. Performance decreases in athlete may caused by learning and memory impairment. Oxidative stress in overtraining may decreases CREB and BDNF levels which involved in synaptic plasticity and long term memory formation. Aqueous extract of Hibiscus sabdariffa L. administration can prevent oxidative stress in overtraining. The aim is to know the effect of aqueous extract of Hibiscus sabdariffa L. to CREB levels in hippocampus of overtraining rats.
Methods: This research was experimental. Sample used rats hippocampus homogenate (n=24) which were divided into four groups: control (K), aqueous extract of H. sabdariffa L. (H), aerobic exercise overtraining (AO), and overtraining given aqueous extract of H. sabdariffa L. (OH).
Results: Research found CREB levels increased significantly in the OH group than AO group (p=0,007). There was no correlation between CREB levels and BDNA levels in overtraining rats given aqueous extract of H. sabdariffa L. (r=0,746, p=0,088).
Conclusion: Aqueous extract of H. sabdariffa L. administration could increase CREB levels in hippocampus of overtraining rats. There was no correlation between CREB and BDNA proteins in overtraining rats given aqueous extract of H. sabdariffa L.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Rahmi
"ABSTRAK
Proses standardisasi dan kontrol sangat diperlukan untuk menjaga kualitas suatu obat herbal, khususnya analisis kandungan dan pengujian toksisitas dari bahan alam tersebut. Selain itu, kualitas ekstrak juga dapat dipengaruhi faktor lain, seperti waktu ekstraksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengaruh waktu ekstraksi terhadap besar kandungan total flavonoid dan sifat toksisitas ekstrak air daun belimbing manis (Averrhoa carambola L.). Pada metode uji I (AlCl3 tanpa penambahan NaNO2), didapatkan kandungan total flavonoid dari variasi waktu ekstraksi 30,45,60,75, dan 90 menit secara berurutan sebesar 0,1638%, 0,1716%, 0,1681%, 0,1642%, dan 0,1784%. Sedangkan, pada metode uji II (AlCl3 dengan penambahan NaNO2), didapatkan sebesar 0,1856%, 0,2113%, 0,2296%, 0,2097%, dan 0,2042%. Pada pengujian toksisitas dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), didapatkan nilai LC50 dari variasi waktu ekstraksi 30, 45, 60, 75, dan 90 menit secara berurutan sebesar 8232,46 μg/ml, 4175,42 μg/ml, 4885,27 μg/ml, 1056,99 μg/ml, dan 9908,32 μg/ml. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan total flavonoid dari ekstrak air daun belimbing manis bersifat relatif konstan dan mengalami perubahan yang tidak signifikan seiring bertambahnya waktu ekstraksi. Selain itu, nilai LC50 bersifat fluktuatif dan tidak memiliki aktivitas biologi sebagai toksik seiring bertambahnya waktu ekstraksi.

ABSTRACT
Proses standardisasi dan kontrol sangat diperlukan untuk menjaga kualitas suatu obat herbal, khususnya analisis kandungan dan pengujian toksisitas dari bahan alam tersebut. Selain itu, kualitas ekstrak juga dapat dipengaruhi faktor lain, seperti waktu ekstraksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengaruh waktu ekstraksi terhadap besar kandungan total flavonoid dan sifat toksisitas ekstrak air daun belimbing manis (Averrhoa carambola L.). Pada metode uji I (AlCl3 tanpa penambahan NaNO2), didapatkan kandungan total flavonoid dari variasi waktu ekstraksi 30,45,60,75, dan 90 menit secara berurutan sebesar 0,1638%, 0,1716%, 0,1681%, 0,1642%, dan 0,1784%. Sedangkan, pada metode uji II (AlCl3 dengan penambahan NaNO2), didapatkan sebesar 0,1856%, 0,2113%, 0,2296%, 0,2097%, dan 0,2042%. Pada pengujian toksisitas dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), didapatkan nilai LC50 dari variasi waktu ekstraksi 30, 45, 60, 75, dan 90 menit secara berurutan sebesar 8232,46 μg/ml, 4175,42 μg/ml, 4885,27 μg/ml, 1056,99 μg/ml, dan 9908,32 μg/ml. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan total flavonoid dari ekstrak air daun belimbing manis bersifat relatif konstan dan mengalami perubahan yang tidak signifikan seiring bertambahnya waktu ekstraksi. Selain itu, nilai LC50 bersifat fluktuatif dan tidak memiliki aktivitas biologi sebagai toksik seiring bertambahnya waktu ekstraksi."
2016
S64277
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sobri Maulana
"Pendahuluan: Radikal bebas menjadi masalah yang serius karena dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Radikal bebas dapat merusak sel melewati efek oksidan terutama pada sel hati yang berfungsi sebagai organ detoksifikasi dan plasma darah. Salah satu indikator kerusakan akibat radikal bebas adalah dengan mengukur aktivitas senyawa GSH. Cengkeh Syzygium aromaticum merupakan rempah yang dipercaya memiliki efek antioksidan yang kuat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efek antioksidan dari ekstrak air cengkeh terhadap paparan CCl4 pada Tikus Wistar dengan perbedaan jangka waktu dan perbandingan kadar dalam hati dan plasma darah.
Metode: Desain penelitian berupa studi eksperimental in vivo pada 24 tikus Wistar dibagi ke dalam 5 kelompok secara acak, yaitu 1 Kontrol Normal tanpa diberikan perlakuan, 2 Kontrol Positif induksi CCl4 diikuti alfa-tokoferol, 3 Kontrol Negatif hanya induksi CCl4, 4 CCl4 Cengkeh 1 induksi CCl4 diikuti ekstrak air cengkeh selama 1 hari, dan 5 CCl4 Cengkeh 3 induksi CCl4 diikuti ekstrak air cengkeh selama 3 hari . Dosis ekstrak air cengkeh yang diberikan yaitu 200 mg/kgBB.
Hasil: Pada hati, kadar GSH lebih tinggi pada kelompok CCl4 Cengkeh 3 daripada kontrol positif dan negatif p=0,008 sedangkan pada plasma darah, kadar GSH lebih tinggi pada hari ke-3 daripada kelompok positif dan negatif p=0,001.
Kesimpulan: Ekstrak air cengkeh memiliki aktivitas antioksidan yang mampu mengatasi kerusakan hati dan plasma darah akibat induksi CCl4 dalam waktu pemberian 3 hari p=0,001 .Waktu tersebut dibutuhkan ekstrak air cengkeh untuk menunjukkan efek yang signifikan terhadap kadar GSH dalam hati dan plasma darah.

Introduction: Free radicals is a serious problem because it can cause various diseases. Free radicals can damage cell throught its oxidant effect, especially in the liver and blood plasms. One indicator of the damage caused by free radicals are Glutation GSH compounds. Cloves Syzygium aromaticum is believed to have strong antioxidant. This research to investigate the antioxidant effects of water extracts of cloves on CCl4 exposure on Wistar Rats with difference in duration and ratio between GSH levels in liver and blood plasm.
Methode: The study design was experimental research in vivo on 24 Wistar rats were liver and plasma are each divided into 5 groups, which 1 normal control without being offered treatment, 2 positive control induced by CCl4 and followed by alpha tocopherol, 3 negative control only induced By CCl4, 4 CCl4 cloves 1 induced by CCl4 and followed by water extracts for 1 day, and 5 CCl4 cloves 3 induced by CCl4 and followed water extracts of cloves for 3 days. The dose of clove water extract given are 200 mg kgBB.
Result: In the liver, GSH level in Cloves CCl4 1 higher than positive control, negative control and cloves 1 p 0,008 while in the blood plasm, GSH level in Cloves CCl4 3 higher than positive control and negative control p 0,001.
Conclusion: Clove water extract has antioxidant effects that can overcome the liver and blood plasm damage caused by CCl4 induction within 3 days p 0,001. These times it takes clove water extract to show significant effect on GSH levels in liver and blood plasm.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donna Novina Kahanjak
"Sindroma overtraining dapat disebabkan oleh stres oksidatif akibat peningkatan produksi ROS. Penelitian ini bertujuan mengetahui pemberian H. sabdariffa L. dapat mencegah sindroma overtraining berdasarkan penurunan kadar MDA dan peningkatan aktivitas GPx plasma. Penanda sindroma overtraining adalah parameter fisiologis berat badan dan penanda biologis kadar IL-6 plasma. Metode penelitian eksperimental pada 20 ekor tikus jantan galur Wistar usia 8-10 minggu, berat badan 200-250 gram. Hewan coba secara acak terbagi atas kelompok kontrol (K), ekstrak air H. sabdariffa L. 400 mg/kgBB/hari (KH), overtraining (O), dan overtraining diberi ekstrak air H. sabdariffa L. 400 mg/kgBB/hari (OH). Hasil penelitian ditemukan berat badan pada kelompok O menurun dibanding K, namun tidak signifikan secara statistik. Kadar IL-6 pada kelompok O meningkat secara signifikan dibanding K. Kadar MDA pada kelompok OH menurun secara signifikan dibanding O. Aktivitas GPx pada kelompok OH meningkat dibanding O, namun tidak signifikan secara statistik. Hasil mengindikasikan bahwa ekstrak air H. sabdariffa L. dapat mencegah sindroma overtraining berdasarkan penurunan kadar MDA dan peningkatan aktivitas GPx.

Overtraining syndrome can be caused by oxidative stress due to increased production of ROS. The aim of the study was to determine the administration of H. sabdariffa L. can prevent overtraining syndrome by decreased levels of MDA and increase in GPx activity of plasma. The marker of overtraining syndrome are physiological parameters weight and biological marker levels of IL-6 plasma. Experimental research methods in 20 of male Wistar strain rat aged 8-10 weeks, weight 200-250 g. Experimental animals were radomly divided into groups of a control (K), aqueous extract of H. sabdariffa L. (KH), overtraining (O), and overtraining with aqueous extract of H. sabdariffa L. (OH). Research found weight decreased in group O than K, but not statistically significant. Levels of IL-6 increased significantly compared to the group O than K. MDA levels in the OH group decreased significantly compared to O. Activity of GPx increased compared to the OH group than O, but not statistically significant. Results indicates that aqueous extract of H. sabdariffa L. can prevent overtraining syndrome by decreasing levels of MDA and increasing in GPx activity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library