Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diego Jason Setianto
Abstrak :
ABSTRAK
Ekstensi merek vertikal adalah strategi dari perusahaan untuk mengekspansi merek mereka dengan cara membentuk sesuatu yang baru, termasuk merek maupun produk baru. Di dalam ekstensi merek vertikal, terdapat ektensi secara ke atas dan ke bawah. Ekstensi merek biasanya digunakan untuk menambah brand equity atau untuk masuk ke dalam pasar baru, dengan tetap memiliki konsumen yang sekarang dan mendapatkan konsumen baru. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengerti perbedaan pada segmenting, targeting and positioning yang digunakan oleh Lexus dan Toyota untuk menemukan kunci perbedaan di dalam komunikasi yang mereka gunakan. Data yang digunakan akan dikumpulkan melalui YouTube untuk mencari iklan dan kampanye dari Lexus-Toyota. Metode analisis konten akan digunakan untuk melihat bagaimana Toyota dan Lexus menerapkan segmenting, targeting and positioning merek mereka dan akan dibandingkan untuk melihat perbedaan antara komunikasinya. Penelitian ini menemukan dari iklan yang telah disusun dan dianalisis bahwa iklan dari Harrier lebih menuju kepada sisi buas dan petualangan, dibandingkan dengan RX yang lebih mewah, dengan teknologi yang paling top dan kekuatan mobil yang kuat. Terlebih lagi, perbedaan mendasarnya ialah bagaimana Toyota menggunakan differentiated marketing dan Lexus menggunakan concentrated (niche) marketing. Kesamaannya ialah bagaimana kejelasan dari ide- ide kedua merek tersebut telah direpresentasikan dengan sangat jelas dengan kekuatan dan konsistensi di dalam bagaimana ide tersebut diwujudkan.
ABSTRACT
Vertical Brand Extension is a strategy of a company to extend their brand by making a new line, including brand or products. In vertical brand extension, there are upward product line extension and downward product line extension. Line extensions usually are used by the company in order to enhance parent brand equity or to tap into a new market, retaining its current consumer and getting the new consumer. Having said that, this descriptive research would like to understand the difference between segmenting, targeting and positioning used by Lexus and Toyota in order to find the key difference in the communication that they use. The data will be collected through scraping the information on YouTube for advertising and campaign event for Lexus-Toyota. Content analysis method will be used for the data by seeing how both Toyota and Lexus segmenting, targeting, and positioning their brand and compare them to the outcome of their communication. The Research found that from the advertisement that has been compiled and analysed, it is generally seen that Harrier s advertisement is more about how it got a wild side and about adventure, while RX s is generally about being luxurious, state-ofart technology and also the powerful ability of the car. Moreover, the main difference is that Toyota uses differentiated marketing while Lexus uses concentrated (niche) marketing. The similarity is that the clarity of their idea is presented clearly with strength and the consistency in how the idea is portrayed.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Meyta Dwinarta
Abstrak :
ABSTRAK
Caring merupakan hal esensial dalam dunia keperawatan. Sebagai calon perawat, mahasiswa keperawatan perlu dibekali dengan konsep caring yang cukup. Mahasiswa FIK UI terdiri dari program reguler dan ekstensi yang memiliki perbedaan latar belakang pengalaman. Adanya perbedaan latar belakang pengalaman ini dapat menimbulkan perbedaan perilaku caring. Penelitian yang menggunakan desain cross sectional dengan teknik stratified random samplingini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan perilaku caring mahasiswa keperawatan reguler tingkat akhir dan mahasiswa ekstensi FIK UI. Sebanyak 122 mahasiswa yang terdiri dari 86 program reguler tingkat 4 dan 36 ekstensi tingkat 2 dilibatkan dalam penelitian. Perilaku caring diukur dengan instrumen Caring Behaviour Inventory ? cronbach= 0,947 . Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan perilaku caringmahasiswa keperawatan reguler tingkat akhir dan mahasiswa ekstensi FIK UI p value = 0,080 . Selain itu dilihat secara klinis,terdapat perbedaan karena mayoritas mahasiswa reguler tingkat 4 memiliki perilaku caring yang kurang baik 53,5 , sedangkan mahasiswa ekstensi tingkat 2 mayoritas memiliki perilaku caring yang baik 63,9 .Penelitian ini merekomendasikan agar perilaku caring responden ditingkatkan dengan cara penyegaran kembali mengenai konsep caring sebelum profesi dan meningkatkan bobot penilaian mengenai caring terhadap pasien.
ABSTRAK
Caring is esenssial in the world of nursing. As a prospective nurse, nursing students need to be equipped with the concept of caring enough. FIK UI students consist of regular programs and extensions programs that have different background experiences. Any background difference in this experience can lead to differences in caring behavior. The research using cross sectional design with stratified random sampling technique to know whether or not there are differences in caring behavior of the senior regular undergraduate students and extension nursing students FIK UI. Total participantis 122 students consisting of 86 regular courses of level 4 and 36 level 2 extensions were included in the study. Caring behaviour measured by Caring Behavior Inventory instrument cronbach 0,947 .The results showed no difference in caring behavior of senior undergraduate students and extension nursing studentsFIK UI p value 0,080 . In addition, clinical result show the difference because the majority 53,5 of the senior regular undergraduate students have poor caring behaviour, while the senior extensions students have good caring behaviours 63,9 . This study recommends that caring behavior is enhanced by refreshing the concept of caring before the students begin the proffesional stage and increasing the presentase assessment of caring for the patient in the proffesional stage.
2017
S67056
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Permata Kurniasari
Abstrak :
Dengan segala keterbatasan ekonomi maupun lahan hunian, masyarakat berpenghasilan rendah melakukan strateginya masing-masing untuk dapat berkehidupan di kampung kota. Untuk merespon terhadap keterbatasan ekonomi dan hunian yang sedikit, banyak masyarakat berpenghasilan rendah yang akhirnya memilih untuk bertinggal bersama. Namun hal ini dapat memicu ketidakcocokan terhadap kondisi hunian dengan kebutuhan penghuninya, sehingga terjadilah ekstensi hunian. Ekstensi hunian yang dimaksud merupakan ekstensi secara fungsi ruang, bukan secara fisik bangunan. Ekstensi yang dapat terjadi di kampung kota misalnya memanfaatkan teras hunian maupun ranah umum seperti gang atau MCK umum untuk melakukan aktivitas seperti memasak, mencuci, dan sebagainya. Berdasarkan hasil tinjauan teori dan analisis studi kasus, berbagi termasuk bertinggal bersama dan ekstensi yang dilakukan sangat dipengaruhi oleh kondisi hunian serta neighborhood-nya. Neighborhood yang dimaksud diantaranya adalah hubungan dengan tetangga serta lingkungan fisiknya. Semakin dekat hubungan penghuni dengan tetangganya, jika didukung oleh lingkungan fisik, dapat memberi rasa kepemilikan yang kuat sehingga ekstensi ke ranah umum yang dilakukan dapat lebih leluasa.
With all the economic and residential constraints, low income people are doing their own strategy to be able to live in kampung kota. In respond to that, many low income people choose to live as a co residence. However, this may trigger mismatch between dwelling conditions and the inhabitant rsquo s needs. This mismatch can eventually leads to an extension in functional way. Extensions that can occur in kampung kota, for example, is to make use of the terrace or public areas such as alleys or MCK public toilets to perform activities such as cooking, washing clothes, and so forth. This paper will examine the case study in a qualitative method. The case study is taken in Gang Kingkit, Central Jakarta, as a dense kampung kota and the dwelling extension can be seen in every corner of the alleys. Based on the results of the theory review and case study analysis, sharing co residence included and extension is greatly influenced by the dwelling condition and its neighbourhood. Neighbourhood in this context is the relationship between neighbours and the physical environment. The closer the inhabitants rsquo relationship to their neighbours, if supported by the physical environment, can give a strong sense of belonging so that the extensions to public areas can be performed more freely.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Luqman Sugiyono
Abstrak :
Pesawat dua-seater LAPAN Surveillance Aircraft (LSA) merupakan pesawat milik Pusat Teknologi Penerbangan BRIN yang termasuk kategori pesawat terbang ringan untuk misi surveillance berkaitan dengan pemetaan daerah, mitigasi bencana, monitoring, foto udara, dan sejenisnya. Dengan kemampuan ini, pesawat LSA akan banyak dibutuhkan pada misi pemantauan di pulau-pulau terpencil Indonesia. Pesawat LSA dilengkapi roda pendaratan yang dapat dilipat rapih ke dalam fuselage (retractable landing gear). Penelitian ini membahas mengenai evaluasi performa sistem mekanikal roda pendaratan utama, yang diawali dengan pemodelan 3D, kemudian dianalisis mekanisme gerak retraksi dan ekstensi roda pendaratan utama melalui pendekatan kinematika dan kinetika. Hasilnya menunjukkan bahwa kebutuhan aktuator hidrolik adalah 1.5 kN dan harus dilengkapi tekanan hidrolik cadangan berupa akumulator hidrolik. Hasil ini sesuai dengan hardware yang terpasang pada referensi pembanding. Validasi juga dilakukan pada Autodesk CFD dan Ansys Workbench, hasilnya menunjukkan bahwa hitungan analitik sudah mendekati hasil simulasi dengan persentase perbedaan 9.37%. Rancangan ukuran suspensi pesawat LSA dianalisis saat pembebanan statis sebesar 7122.06 N. Simulasi respon suspensi menunjukkan bahwa osilasi akibat pendaratan hanya sampai pada detik ketiga baik di landasan beraspal maupun tidak beraspal. Analisis flotasi menunjukkan bahwa pesawat LSA dapat dioperasikan pada landasan tak beraspal. ......The two-seater LAPAN Surveillance Aircraft (LSA) is an aircraft belonging to the Pusat Teknologi Penerbangan BRIN on category of light aircraft for surveillance missions. LSA aircraft are equipped with landing gear that can be folded neatly into the fuselage (retractable landing gear). This study discusses the evaluation of the main landing gear mechanical system performance, which begins with 3D modeling, then analyzes the mechanism of retraction and extension of the main landing gear through kinematics and kinetics approaches. The results show that the hydraulic actuator needs 1.5 kN and must be equipped with backup hydraulic pressure in the form of a hydraulic accumulator. These results are match with the hardware installed on the comparison reference. Validation was also carried out on Autodesk CFD and Ansys Workbench, the results showed that the analytical calculation was close to the simulation results with a percentage difference of 9.37%. The design of the suspension size of the LSA aircraft was analyzed when static loading was 7122.06 N. The suspension response simulation showed that the oscillation due to landing only reached the third second on both paved and unpaved runways. Flotation analysis shows that the LSA aircraft can be operated on unpaved runways
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Ismoyo
Abstrak :
Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang modern dan berbasis informasi, pemerintah bekerja sama dengan beberapa perusahaan telekomunikasi swasta menggelar mega-proyek pembangunan jaringan infrastruktur telekomunikasi berupa jaringan 'backbone' serat optik berkecepatan tinggi yang dinamakan Palapa Ring. Tujuan Palapa Ring antara lain untuk mengurangi kesenjangan digital antara Indonesia Bagian Barat dengan Indonesia Bagian Timur serta menyediakan akses telekomunikasi bagi masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan. Pulau Papua, sebagai salah satu wilayah di IBT yang mengalami ketertinggalan teknologi informasi, menjadi salah satu sasaran utama dalam pembangunan jaringan tahap pertama. Skripsi ini membahas tentang analisis dan perencanaan titik-titik labuh jaringan 'backbone' serat optik di Pulau Papua serta lebih lanjut interkoneksi jaringan backbone ke setiap kabupaten melalui jaringan ekstensi. Parameter-parameter yang menjadi pertimbangan dalam penentuan titik labuh antara lain lokasi, keadaan alam dan pantai, jumlah dan kepadatan penduduk, teledensitas masyarakat setempat, dan lain-lain. Dalam perancangan jaringan ekstensi, parameter diatas ditambah lagi dengan proyeksi kapasitas jaringan yang dibutuhkan untuk beberapa tahun ke depan. Perancangan ini merekomendasikan konfigurasi titik labuh pada 13 kota pantai beserta analisa penempatannya yang tidak semuanya sama dengan rekomendasi KMI. Untuk proyeksi kebutuhan kapasitas, didapatkan angka kebutuhan kapasitas untuk masing-masing titik labuh sampai tahun 2020.
In order to establish a modern, information based society of Indonesia, the government, supported by several private telecommunication companies, is launching a mega-project of telecommunication infrastructure network construction in the form of high-speed optical fibre backbone network, named the Palapa Ring Project. It is aimed to eliminate ?digital divide? between Western and Eastern part of Indonesia through providing telecommunication access for the people. Such a community empowerment effort is expected to increase the people?s welfare and therefore to reduce poverty level. Papua island, as the largest island in western part of Indonesia with the most underdeveloped information technology will be primary selected for the first stage of construction. This thesis discusses about the analysis and design of the fiber optic backbone network landing points in Papua Island, as well as the interconnection of the backbone to each regencies through the extension networks. In determining the landing points, parameters to be put in consideration in are location, nature, population and density, teledensity, etc. In designing the extension networks the above mentioned parameters should be added with the projection of required capacity for several years to come. The design recommends landing point configuration on 13 cities, along with placement analysis which have several deviation compared to KMI recommendation.The required capacity projection recommends the number of required capacity for each landing point until the year 2020.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40451
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Yuni Syafa&
Abstrak :
Penelitian ini mengkaji pemanfaatan koleksi layanan ekstensi oleh warga binaan pemasyarakatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelayanan ekstensi di lembaga pemasyarakatan, mengetahui pengaruh ketentuan koleksi layanan ekstensi terhadap pemanfaatan, dan mengidentifikasi kendala yang dihadapi pustakawan dalam memberikan layanan ekstensi berdasarkan faktor pemanfaatannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pegumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan layanan ekstensi sudah dilakukan dengan baik melalui ketentuan koleksi yang diberikan, tetapi pemanfaatannya masih terdapat kendala dari faktor internal dan eksternal warga binaan pemasyarakatan. Hal yang menjadi kendala pemanfaatan yaitu berasal dari kebutuhan akan sumber edukatif kurang terpenuhi, minat terhalang oleh kurangnya kebiasaan membaca serta kegiatan lain, dan kelengkapan koleksi yang kurang beragam. Sementara faktor kebutuhan akan sumber rekreasi, motif memperbaiki diri, dan keterampilan pustakawan dalam mengatasi kendala, dapat mendorong pemanfaatan koleksi lebih maksimal. ......This study examines the use of collections of extension services by correctional inmates. This study aims to identify extension services in prisons, determine the effect of the provision of extension service collections on utilization, and identify obstacles faced by librarians in providing extension services based on utilization factors. This study uses a qualitative method with a case study approach. Data collection was done by interview, observation, and document analysis. The results of this study indicate that the implementation of extension services has been carried out well through the provisions of the collection provided. However, there are still obstacles in its utilization from internal and external factors of the inmates. Things that become obstacles to utilization are derived from the need for educational resources that is not fulfilled, interest is hindered by a lack of reading habits and other activities, and the completeness of the collection is less diverse. Meanwhile, the need for recreational resources, the motive for self-improvement, and the librarian's skills in overcoming obstacles can encourage maximum utilization of the collection.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Hervina
Abstrak :
Tesis ini menganalisa ekstensi merek dengan menguji pengaruh dari empat variabel yaitu Persepsi Kesamaan, Reputasi Merek, Persepsi Resiko dan Tingkat Inovasi Konsumen, terhadap Keseluruhan Evaluasi Ekstensi Merek produk Deodorant dari Adidas. Adidas sebagai merek yang sudah terkenal untuk produk pakaian, sepatu dan aksesoris olahraga (sportswear) dengan berani mengeluarkan ekstensi merek berupa produk Deodorant Adidas. Metode riset dari penelitian ini adalah deskriptif riset dengan teknik sample non-probability. Berdasarkan dari 195 orang pelanggan sportswear Adidas, didapat bahwa Persepsi Kesamaan, Reputasi Merek, Persepsi Resiko dan Tingkat Inovasi Konsumen memiliki pengaruh terhadap keberhasilan atau keseluruhan evaluasi pelanggan terhadap ekstensi merek produk Deodorant dari Adidas. ......This thesis analyzes brand extension to test the influence of four variables: Perceived Similarity, Brand Reputation, Perceived Risk and Consumer Innovativeness, for Overall Brand Extension Evaluation of Adidas Deodorant products. Adidas as a brand that is famous for products clothing, shoes and accessories for sports (sportswear) boldly issued in the form of brand extension Adidas Deodorant products. Research method of this research is descriptive research with non-probability sample technique. Based on 195 customer of Adidas sportswear, found that the Perceived Similarity, Brand Reputation, Perceived Risk and Consumer Innovativeness has an influence on the success or the overall evaluation of brand extension of Adidas Deodorant products.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melly Lorianti
Abstrak :
Penggunaari desain sirkumferensial pada kasus kehilangan gigi 8765/5678 sering menimbulkan gaya ungkit yang menyebabkan gerak gigi penjangkaran ke distal, dan kemudian diikuti oleh goyangnya gigj tersebut. Masalah ini terjadi karena dukungan gigi tiruan terdiri dari dua jenis jaringan, yaitu jaringan keras berupa gigi dengan jaringan periodontalnya, dan jaring lunak yaitu mukosa yang menutupi daerah tak bergigj, dengan derajat kekenyalan yang berbeda. Untuk mencegah hal ini, perlu diperhatikan agar tekanan yang disalurkan ke gigi penjangkaran sekecil mungkin, sehingga tidak dapat rnerusak gigi penjangkaran. Cengkeram dengan desain sirkumferensial dapat dibuat dari logam cor keseluruhannya, atau dapat dikombinasi dengan kawat di bagian lengan bukal. Dalam penelitian ini ingin diketahui cengkeraman mana dan dua cengkeram tersebut yang rnenyebabkan gerak distal gigi penjangkaran yang lebih kecil. Untuk itu dilakukan penelitian laboratorik mengenai pengaruh cengkeram kombinasi dan cengkeram cor sirkumferensial terhadap gerak distal gigi penjangkaran. penelitian dilakukan dengan mengukur gerak distal gigi penjangkaran dengan dial gauge, bila beban seberat 2,5 kg dijatuhkan pada sadel di regio molar pertama, pada gigi tiruan sebagian lepas ekstensi distal yang memakai cengkeram kombinasi dan cengkeram cor sirkumferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cengkeram kombinasi menyebabkan gerak fistal gigi penjangkaran yang lebih kecil dibandingkan dengan cengkeram cor sirkumferensial
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1989
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febian Sandra
Abstrak :
Latar belakang: Karsinoma papiler tiroid merupakan kanker endokrin tersering dengan angka kejadian yang terus meningkat. Agresivitas dari karsinoma papiler tiroid salah satunya dipengaruhi oleh adanya ekstensi ekstratiroid yang dapat meningkatkan risiko rekurensi, metastasis kelenjar limfe dan metastasis jauh, sehingga memerlukan tatalaksana yang lebih agresif. Ultrasonografi (USG) merupakan modalitas pilihan dalam mendeteksi ekstensi ekstratiroid karena resolusi serta ketersediaan yang luas, tetapi USG memiliki operator-dependent dengan hasil false positive dan false negative yang cukup tinggi. Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan modalitas yang penggunaannya semakin meningkat dalam mengevaluasi kelenjar tiroid dengan keunggulan memiliki kontras jaringan lunak yang baik serta memiliki kemampuan multiplanar. Telaah sistematis dan meta-analisis ini dibuat dnegan tujuan untuk membandingkan akurasi diagnostik USG dan MRI dalam menentukan ekstensi ekstratiroid pada karsinoma papiler tiroid. Metode: Pencarian sistematis dilakukan untuk mengidentifikasi studi yang membandingkan akurasi diagnostik USG dan MRI dalam menentukan ekstensi ekstratiroid dengan referensi baku pemeriksaan histopatologi melalui basis data PubMed, Scopus, Neliti dan Sinta serta grey literature menggunakan kata kunci yang telah ditentukan. Temuan yang diektraksi dari setiap studi terpilih adalah positif benar, positif palsu, negatif benar dan negatif palsu untuk menentukan nilai sensitivitas, spesifisitas, likelihood ratio (LR), dan diagnostic odds ratio (DOR) masing-masing uji indeks. Penilaian kualitas metodologi studi dilakukan dengan metode QUADAS-2, sedangkan penilaian kualitas bukti dilakukan menggunakan GRADE. Hasil: Pencarian sistematis mengindentifikasi 8 studi. Tiga studi diantaranya memiliki risiko bias yang tinggi dan studi lain setidaknya memiliki satu risiko bias yang tidak jelas pada salah satu domain. Sensitivitas, spesifisitas, LR+, LR- dan DOR USG secara berurutan adalah 85% (95% CI, 63-95%), 80% (95% CI, 73-86%), 4,3 (95% CI 3,3-5,7), 0,19 (95% CI 0,07-0,49) dan 23 (95% CI 8-65). Sensitivitas, spesifisitas, LR+, LR- dan DOR MRI secara berurutan adalah 84% (95% CI, 77-89%), 92% (95% CI, 86-96%), 10,9 (95% CI 6,1-19,7), 0,17 (95% CI 0,12-0,25) dan 64 (95% CI 31-132). Kualitas bukti rendah. Kesimpulan: MRI dan USG memiliki performa diagnostik yang hampir sebanding dalam menentukan ekstensi ekstratiroid. USG memiliki sensitivitas yang lebih tinggi, sedangkan MRI memiliki spesifisitas yang lebih tinggi. Secara keseluruhan, USG tetap disarankan menjadi modalitas awal, sedangkan MRI disarankan menjadi modalitas selanjutnya apabila temuan pada USG inkonklusif. Akan tetapi, penerapan temuan telaah sistematis dan meta-analisis ini terbatas karena keterbatasan pada kualitas metodologi dan kualitas bukti. ......Background: Papillary thyroid carcinoma is one of the most endocrine cancer with increasing cases over three decades. Aggressive behaviour of papillary thyroid cancer is affected by extrathyroidal extension which could increase reccurency, lymph node metastases and distant metastases, hence need more aggressive treatment. Ultrasonography (USG) has good resolution for superficial organs and are modality of choice to evaluate extrathyroidal extension, but it is operator-dependent with high false positive dan false negative value. The use of Magnetic Resonance Imaging (MRI) to evaluate thyroid gland has increase. MRI provides superior soft tissue resolution with multiplanar view. This systematic review and meta-analysis are written to compare diagnostic accuracy of USG and MRI to determine extrathyroidal extension in papillary thyroid carcinoma. Methods: Studies which compared diagnostic accuracy of USG and MRI to determine extrathyroidal extension in papillary thyroid carcinoma with histopathological examination as reference standard were identified through PubMed, Scopus, Neliti dan Sinta and other grey literature using pre-determined keywords. Findings extracted from each eligible study included true positive, true negative, false positive and false negative to obtain sensitivity, specificity, likelihood ratio (LR) and diagnostic odds ratio (DOR). Methodological quality assessed using QUADAS-2 and evidence quality decided by GRADE. Results: Systematic search identified 8 studies. Three studies indicated high risks of bias and other studies at least have one unclear risk of bias in one domain. Sensitivity, specificity, LR+, LR- and DOR of USG were 85% (95% CI, 63-95%), 80% (95% CI, 73-86%), 4,3 (95% CI 3,3-5,7), 0,19 (95% CI 0,07-0,49) and 23 (95% CI 8-65). Sensitivity, specificity, LR+, LR- and DOR of MRI were 84% (95% CI, 77-89%), 92% (95% CI, 86-96%), 10,9 (95% CI 6,1-19,7), 0,17 (95% CI 0,12-0,25) and 64 (95% CI 31-132). The quality of evidence was low. Conclusion: MRI and USG has comparable diagnostic performance. USG has higher sensitivity, while MRI has higher specificity. USG still recommended as first modality, and MRI suggested when USG are inconclusive. However, application of this systematic review and meta-analysis are limited since methodological and evidence quality are also limited.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nikki Krisadtyo
Abstrak :
Skripsi ini pertama menjelaskan perkembangan dan pengaturan rezim Landas Kontinen Ekstensi ("LKE") yang mencakupi syarat-syaratnya, hak negara pantai diatasnya, peran CLCS, dan lain-lain. Skripsi ini kemudian menganalisa rezim LKE di Indonesia. Indonesia tidak memiliki dasar hukum yang kuat untuk menerapkan rezim LKE dan tidak memiliki rencana utilisasi LKE. Rezim tersebut dapat diterapkan di barat laut Sumatera, selatan Nusa Tenggara, dan utara Papua. Indonesia telah membuat submisi untuk LKE di barat laut Sumatera dan telah diterima. Penulis menawarkan saran sebaiknya Indonesia memiliki dasar hukum lebih lanjut untuk penerapan rezim LKE dan melakukan studi manfaat untuk utilisasi LKE di Indonesia. ...... This research explains the development and regulation of the Extended Continental Shelf ("ECS") regime which include its requirements, sovereign rights over it, the role of CLCS, et cetera. This research then analyzes the ECS regime in Indonesia. Indonesia does not have a strong legal basis to apply the ECS regime nor a utilization plan for its ECS. This regime can be applied in north-west of Sumatera, south of Nusa Tenggara, and north of Papua. Indonesia has made a submission for the ECS in north-west Sumatera which has been accepted. The writer offers some advice: Indonesia should have further legal basis to apply the ECS regime and a utilization plan for its ECS.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
S55127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>