Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syamsu Rizal
"Sebagaimana diketahui bahwa peranan industri manufaktur sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi Indonesia,baru menunjukkan hasilnya menjelang berakhirnya PELITA III. Namun demikian, karena struktur produksi manufaktur saat itu sangat rentan terhadap external shock, maka kontribusinya bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi cenderung menurun. Kemudian pada saat memasuki PELITA IV, sejalan dengan diimplementasikannya kebijaksanaan deregulasi. (reformasi) ekonomi, laju pertumbuhan sektor industri manufaktur meningkat pesat dan share-nya dalam GDP juga semakin membesar. Menjelang berakhirnya PELITA V, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dibela ekspor sempat terganggu, dengan melemahnya ekspor komoditi non migas andalan.
Banyak faktor yang menyebabkan merosotnya ekspor komoditi tersebut, salah satunya adalah tingkat daya saing, yang dimanifestasikan dalam ukuran efisiensi produktif. Oleh karena itu, penyelidikan dalam thesis ini mencoba untuk menganalisis perubahan kinerja spesifik (efisiensi produktif) industri manufaktur sehubungan dengan diimplementasikannya kebijaksanaan deregulasi selama periode tahun 1984-94, dan agar dapat dibandingkan dengan keadaan selama periode pra deregulasi, maka rentang analisisnya dipilih dari tahun 1981-94.
Penelitian empiris yang khusus memfokuskan pengaruh deregulasi terhadap kinerja spesifik industri manufaktur Indonesia, belum banyak dilakukan, diantaranya yang paling menonjol adalah penelitian Miranda S. Goeltom (1992}. Salah satu hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa reformasi ekonomi berdampak positif terhadap kinerja spesifik perusahaan manufaktur, baik perusahaan kecil, konglomerat, maupun perusahaan berorientasi ekspor. Sementara penelitiannya Rinaldi (1994) mengungkapkan bahwa reformasi ekonomi berpengaruh terhadap kinerja spesifik industri manufaktur Indonesia. Sedangkan penelitian empiris lainnya hanya menganalisis hasil estimasi efisiensi teknis industri manufaktur Indonesia, sebagaimana dilakukan Pitt and Lee (1982} den Hill and Kalirajan (1991).
Meskipun beberapa penyelidikan terdahulu menunjukkan adanya pengaruh positif reformasi ekonomi terhadap perbaikan efisiensi teknis, tetapi belum diungkapkan pola perubahan efisiensi produktif industri manufaktur Indonesia selama diimplementasikannya kebijaksanaan dereguiasi. Untuk itu, penyelidikan dalam thesis ini akan menganalisis hal tersebut, dengan cara mendekomposisi efisiensi produktif menjasi efisiensi teknis, alokatif, dan skala, sebagaimana telah dilakukan Yong and Kalirajan (1995) dalam menyelidiki pola perubahan efisiensi produktif industri besi dan baja China, tetapi dalam thesis ini akan digunakan data panel.
Ada dua pendekatan untuk mengestimasi efisiensi produktif, pertama menggunakan panel data analysis dengan composed error model, dimana disturbance error didekomposisi menjadi tiga variat unobservable, sebagaimana dilakukan Miranda S. Goeltom (1992), Cornwell, Schmidt, and Sickles (1990), Hsiao (1986), Schmidt and Sickles (1984), dan Hausman and Taylor (1981). Kedua, menggunakan stochastic frontier model, dalam hal ini distrurbance error didekomposisi menjadi one-sided error yang menampung firm-specific effects dan two-sided error yang menampung random noise. Aplikasi model stochastic frontier tersebut dalam estimasi efisiensi produktif telah berkembang luas, sejak pertama kali Farrel (1957) mengusulkannya.
Dalam thesis ini, untuk mengestimasi efisiensi produktif diaplikasikan model stochastic frontier production function, dengan one-sided error diasumsikan berdistribusi half-normal (Aigner et al, 1977; Stevenson, 1980; Pitt and Lee, 1981, Jondrow et al, 1982, Kalirajan and Tse, 1989; Hill and Kalirajan, 1991; Yong and Kalirajan, 1995), dan berdistribusi eksponensial (Meeusen. and van den Smack, 1977; Aigner et al, 1977; Jondrow et al, 1982). Sedangfungsi praduksinya merupakan fungsi produksi translog dan Cobb-Douglas, dengan variabel tidak babas gross value added dan variabel bebas terdiri dari input modal kerja, modal investasi, dan jumlah tenaga kerja.
Karena data yang dianalisis merupakan data panel, maka efisiensi teknis diestimasi dengan menggunakan formulasi sebagaimana diusulkan Battese and Coelli (1988), Kalirajan and Tse (1989), Hill and Kalirajan (1991) dan Yong and Kalirajan (1995), sedangkan estimasi efisiensi alokatif dan skala menggunakan formulasi yang diusulkan Khumbakar et al (1989) den Yong and Kalirajan (1995).
Proses estimasi diawali dengan analisis data panel untuk mengestimasi parameter fungsi produksi translog, yang menunjukkan bahwa fixed effect model signifikan. Karena nilai estimasi koefisien model empiris fungsi produksi tersebut hampir semuanya negatif, maka pengujian model estimasi selanjutnya gagal, sehingga model estimasi empiris fungsi produksi translog didrop. Kemudian analiais data panel dilanjutkan dengan mengestimasi parameter fungsi produksi Cobb-Douglas, yang hasilnya menunjukkan bahwa fixed effect model signifikan.
Melalui pengujian kesamaan elastisitas produksi dan restrikai CBTS, diperoleh hasil bahwa model empiric fungsi produksi Cobb-Douglas signifikan memiliki elastisitas sama dengan satu, dan nilai estimasi elastisitas pada periode pra deregulasi dan periode deregulasi berbeda signifikan. Sedangkan perubahan elastisitas produksi selama periode deregulasi, untuk input modal kerja dan modal investasi menunjukkan pola semakin meningkat, sedangkan input tenaga kerja semakin menurun.
Oleh karena asumsi elastisitas sama dengan satu terpenuhi, maka estimasi parameter model stochastic frontier fungsi produksi Cobb-Douglas dapat dilakukan. Dalam hal ini, motode MLE digunakan untuk mengestimasi parameter model stochastic frontier tersebut, yang nilai estimasinya merupakan hasil iterasi dari pendekatan Davidon-Fletcher-Powell dengan starting value ODS estimates bersangkutan.
Hasil estimasi parameter model stochastic frontier tersebut menunjukkan bahwa selama periode pra deregulasi, komponen error yang dipengaruhi faktor internal secara signifikan lebih besar daripada komponen error yang barsifat acak, sedangkan selama periode deregulasi secara tidak signifikan komponen error yang bersifat acak lebih basar daripada yang dipengaruhi faktor internal. Sehingga, variasi perbedaan gross value added aktual dengan potensialnya, selama periode pra deregulasi, dipengaruhi efisiensi produktif, sedangkan selama periode deregulasi tidak demikian. Dalam arti, kebijaksanaan deregulasi yang diimplementasikan dapat meningkatkan kinerja spesifik industri manufaktur dengan pola yang konsisten dan kontinu.
Berdasarkan hasil estimasi parameter model stochastic frontier tersebut, selanjutnya diestimasi ukuran efisiensi produktifnya. Selama periode pra deregulasi, rata-rata efisiensi teknis industri manufaktur berkisar antara 61.78% dan 63.72%, yang pada periode deregulasi meningkat menjadi berkisar antara 81.61% dan 83.02%. Rata-rata efisiensi alokatif untuk kedua periode tersebut, menunjukkan bahwa input modal kerja maupun investasi under-utilized dibandingkan input tenaga kerja. Namun demikian, selama periode deregulasi, rata-rata efisiensi alokatif tenaga kerja dan modal kerja meningkat sebesar 53%, dan rata-rata efisiensi alokatif tenaga kerja dan modal investasi meningkat sebesar 50% dibanding periode pra deregalasi. Sedangkan rata-rata efisiensi skala untuk kedua periode tersebut menunjukkan nilai negatif, yang berarti perusahaan (kelompok) industri dalam menetapkan harga outputnya cenderung melebihi biaya marjinalnya, sehingga cenderung berproduksi lebih rendah dari skala produksi optimumnya.
Dalam hal ini, bisa disimpulkan bahwa. kebijaksanann deregulasi dapat meningkatkan efisiensi produktif secara teknis dan alokatif, tetapi tidak secara skala. Dengan kata lain, kebijaksanaan deregulasi yang telah diimplementasiken hanya berpengaruh terhadap mekanisme pasar faktor dan pasar uang semata-mata, tetapi tidak berpengaruh terhadap mekanisme pasar barang. Oleh karena itu, selama periode deregulasi, perubahan efisiensi teknis maupun alokatif menunjukkan pola yang semakin meningkat secara konsisten dan kontinu, sedangkan efisiensi skala menunjukkan pola yang menurun.
Kelemahan dari hasil penyelidikan dalam thesis ini terutama bersumber dari data yang dianalisis,karena data tersebut selain sangat agregatif (kelompok industri berkode ISIC tiga digit), juga mengandung random noise cukup besar yang mungkin bersumber dari kesalahan pengukurun, time-lag, peramalan, maupun konsepsualisasi, maka hasil estimasi efisiensi produktif tersebut akan berbias ke atas (up-ward bussed) juga presisinya kurang baik.
Agar diperoleh hasil estimasi yang memiliki presisi dan akurasi lebih baik, maka perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut dengan menggunakan data hingga firm-level, den juga agar diperoleh mutu hasil estimasi efisiensi alokatif dan skala yang lebih baik perlu digunakan shadow price untuk input faktor maupun output. Dalam hal ini, shadow price bisa diambil dari harga impor atau international price input faktor maupun output bersangkutan."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK RELIABILITAS SUATU SISTEM DENGAN ASUMSI WAKTU KEGAGALAN BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL Reliabilitas adalah suatu metode statistik dan merupakan bagian dari pengendalian kualitas produk. Reliabilitas digunakan untuk menghitung probabilitas usia suatu produk mencapai suatu waktu tertentu. Produk-produk manufaktur sebagian besar adalah sistem karena merupakan rangkaian dari komponen-komponen. Dalam skripsi ini akan diuraikan tentang bagaimana menentukan reliabilitas suatu sistem. Skripsi ini membahas fungsi reliabilitas, fungsi tingkat kegagalan, distribusi waktu kegagalan eksponensial dan reliabilitas pada beberapa jenis sistem rangkaian dengan waktu kegagalannya berdistribusikan eksponensial. Sebagai aplikasi mengenai penentuan reliabilitas pada beberapa jenis sistem dengan waktu kegagalannya berdistribusi eksponensial. Diberikan pula beberapa contoh masalah. Kata Kunci : Sistem Rangkaian, distribusi eksponensial, reliabilitas. iv + 46 (2001) Bibl. 4 (1982 - 1995)"
Universitas Indonesia, 2001
S27330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firly Tamara
"Pada sistem tenaga listrik memiliki bagian yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya yaitu sistem pembangkitan, sistem transmisi dan sistem distribusi. Untuk menyalurkan listrik ke konsumen dari sistem distribusi digunakan transformator. Apabila transformator terkena gangguan, maka konsumen dapat langsung merasakan dampaknya. Gangguan-gangguan ini dapat merusak transformator. Sehingga memprediksikan waktu kegagalan transformator sangat penting untuk dilakukan. Terdapat beberapa cara untuk memprediksikan waktu kegagalan transformator yaitu dengan menggunakan distribusi weibull dan distribusi eksponensial. Dengan membuat program aplikasi berbasis Microsoft Excel untuk kedua distribusi ini, dapat langsung memprediksikan waktu kegagalan transformator. Hasil dari program ini adalah kapan transformator akan mengalami waktu kegagalan. Apabila kedua distribusi ini dapat digunakan, program ini dapat menentukan distribusi yang paling akurat untuk digunakan. Sehingga waktu kegagalan yang didapat akan lebih akurat.

On an electric power system there are three parts interconnected between one and another and that is generation system, transmission system and distribution system. To distribute electricity to consumer from distribution system used transformer. When a transformer affected by disruption, the consumers can feel the impact. This disruption can damage the transformer. So, predicting the time of the failure of a transformer is very important to do. There are several ways to predict the time of the failure of a transformer is to use and distribution of the exponential and weibull distribution. By making an application program based on Microsoft excel for this distribution, a transformer failure can be directly predicted time. The result of this program will have the time when the transformer is going to failure. If both the distribution can be used, this program can determine the most accurate distribution to use. Therefore the time failure which were found would be more accurate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yessy Tapip Malaysiaty
"ABSTRAK
Skripsi ini adalah penelaahan struktural sajak The Waste Land lewat pendekatan Eksponensial untuk memperlihatkan susunan sajak.
Penulisan ini berangkat dari pendapat bahwa dalam penciptaan suatu karya pengarang mempunyai ide yang ingin disampaikannya. Untuk itu ia memilih alat dan cara penyampaian tersebut. Pengetahuan pembaca akan cara-cara itu akan mempermudah mencapai pengertian atas karya.
Sementara itu dalam sajak-sajak Eliot saya melihat pengertian dan apresiasi sulit dicapai. Saya mengira ini disebabkan cara penyampaian yang khas dan susunan tersendiri pula. Maka di sini saya pilih sajak The Waste Land karena lewat tatap muka saja kerumitan sudah terlihat.
Saya menarik masalah bahwa yang harus dijelaskan adalah susunan sajak yang mengandung unsur-unsur yang tersusun secara relatif rumit. Masalah lain yang muncul apakah dengan susunan semacam itu masih terdapat keterkaitan antar unsur sehingga sajak merupakan kesatuan.
Untuk tujuan ini saya mencari pola-pola persajakan yang membentuk susunan sajak. Pola-pola ini terbangun dari unsur-unsur terpilih. Unsur-unsur inilah yang akan saya bahas dengan referensi bolak-balik dengan pola-pola tematis yang sudah terlebih dahulu diperkirakan. Cara ini disebut The Exponential Approach.
Ternyata tema sajak adalah sebuah paradoks mengenai kehidupan dan kematian: bahwa kehidupan tanpa makna sama dengan kematian, sedangkan kematian jika merupakan penyerahan diri dapat melahirkan hidup. Orang-orang The Waste Land adalah orang-orang yang mati dalam hidupnya. Penyebabnya adalah keringnya spirit manusia. Pencegahannya adalah dengan menyiram spirit itu dengan sikap memberi, simpati dan kontrol yang dicapai Iewat perenungan.
Konsep ini dijabarkan lewat fragmen-fragmen yang mengandung citraan visual dengan mengedepankan pola persilangan paralelisme dan kontras yang saling mengatasi sehingga menghasilakan ironi bertingkat. Dengan cara ini dapat dikatakan subyek lirik menunjukkan pikiran yang kacau dengan memperlihatkan pikiran itu sendiri. Dengan kerumitan yang meliputi hampir semua unsur persajakan terdapatlah kepaduan antara bentuk dan isi.

"
1989
S14203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widnayanto Agus S.
"Pandu gelombang berbentuk taper mempunyai ciri dasar berupa inti masukan yang lebih kecil dari keluarannya. Bentuk seperti ini sangat berguna pada proses gandengan antara dua lebar inti yang berbeda.
Karena perubahan bentuk pandu gelombang taper yang makin bertambah lebar, analisa dilakukan dengan membagi pandu gelombang dalam segmen segmen kecil. Perubahan dari lobar segmen meyebabkan timbulnya gandengan antara mode gelombang pada masing-masing segmen dan perbedaan nilal dari indeks bias ekivalen (n,) untuk masing-masing segmen. Rasio gandengan terhadap selisih faktor gelombang (C/Δβ) dari pandu gelombang taper merupakan parameter yang dianalisa pada skripsi ii. Gandengan terdefinisi sebagai rasio antara koefisien gandengan dengan perubahan lebar taper (δW). Sedangkan selisih faktor gelombang merapakan selisih antara indeks bias ekivalen dari mode-mode dominan pada segmen tertentu sepanjang pandu gelombang.
Analisa dilakukan terhadap jenis-jenis taper LINEAR, KUADRATIS, GAUSSIAN, dan EKSPONENSIAL, dengan lebar keluaran antara 5 hingga 105 µm.
Dari hasil analisa didapat bahwa parameter (C/Δβ) sangat menentukan besarnya amplitudo mode ke 3 yang muncul. Dari semua jenis taper yang diuji ternyata tipe taper linear dan gaussian mempunyai keunggulan dibandingkan tipe yang lain, dalam mempertahankan stabilitas mode tunggal pada lebar keluaran pandu gelombang antara 5 hingga 55 µm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Triyono
"Tesis ini membahas metode pengukuran untuk mengetahui jumlah besaran nilai klaim sebagai pencadangan biaya klaim kecelakaan pada perusahaan asuransi PT Jasa Raharja (Persero). Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa distribusi frekuensi mengikuti pola distribusi Poisson dengan perhitungan Chi Square baik pada tingkat keyakinan 95 % maupun 99 %. Sementara distribusi severitas menghasilkan bahwa distribusi severitas mengikuti pola distribusi Eksponensial melalui pendekatan Chi Square pada tingkat keyakinan 95 % dan 99 %. Dalam pengukuran OpVaR menggunakan metode Loss Distribution Approach-Actuarial Model pada tingkat keyakinan 95 % dan pada tingkat keyakinan 99 %. Uji validitas yang menggunakan Kupiec Test untuk tingkat keyakinan 95 % dan 99 % yang menunjukkan metode Loss Distribution Approach-Actuarial Model valid digunakan dalam pengukuran OpVaR pada klaim kecelakaan PT Jasa Raharja (Persero).

Increasing society in their activity and to be easier for transportation access can appear accident risk. In regional, it will impact to accident claim proposal. From Operational Value at Risk Measurement notice that the frequency of loss distribution follows a Poisson distribution. It has a significant at confidence level in 95 % and also 99 %. Distribution of loss severity follows the exponential distribution with confidence level of 95 % and 99 %. Operational Value at Risk measurement by LDA-Actuarial method are IDR 223.023.374.267,- in confidence level of 95 % and IDR 295.023.374.267,- in confidence level of 99 %. Back testing with Kupiec Test is used for validity model to find out the accuracy of potential loss in confidence level of 95 % and 99 % that showed Loss Distributioan approach-Actuarial Method is valid to calculate Operational Value at Risk on Accident Claim in Jasa Raharja Company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29953
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Larassati
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai pengaturan inventori packaging materials
pada perusahaan kimia. Permasalahan yang terjadi pada perusahaan kimia tersebut
yaitu diterapkannya periodic review model (model P) yang mengakibatkan
rendahnya tingkat persediaan barang dan tingginya biaya inventori karena data
permintaan material yang tidak seluruhnya berdistribusi normal. Perusahaan
kemudian ingin mengganti sistem pengelolaan inventori menjadi sistem
continuous review model. Penelitian ini dilakukan untuk mencari keputusan
inventori yang tepat dari masing-masing packaging materials sebagai salah satu
syarat diterapkannya continuous review model. Penelitian ini dilengkapi pula
dengan analisis perbandingan biaya total inventori diantara dua jenis continuous
review model, yaitu model probabilistik sederhana dan model Q yang
mempertimbangkan data permintaan berdistribusi normal, eksponensial, dan
uniform. Metode iterasi Hadley Within digunakan untuk mencari titik optimum
keputusan inventori model Q karena secara analitis sulit untuk dipecahkan.
Setelah dilakukan pengolahan data, maka disimpulkan bahwa model Q dapat
menggantikan model P yang selama ini digunakan oleh perusahaan karena
menghasilkan biaya total inventori hingga 25.77% lebih kecil daripada model
probabilistik sederhana.

ABSTRACT
This study discusses about inventory management of packaging materials in
chemical company. The company used periodic review model (P model) which
cause low level of inventory and high inventory cost due to the not normally
distributed demand data. Recently, the company decided to change the inventory
control system to be a continuous review model. This study is conducted to
determine the right reorder point and quantity order for each of the packaging
materials as one of the requirement for continuous review model. This study also
equipped with the analysis of total inventory cost between two types of
continuous review models which are simple probabilistic model and Q model that
consider three kinds of demand data distribution; normal, uniform, and
exponential. Hadley Within iteration method is used to obtain the optimal
inventory since the analytical method is hard to solve. After processing the data, it
can be concluded that Q model can substitute the P model because it results in
lower total inventory cost as much as 25.77% than the simple probabilistic model."
2014
S53683
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemodelan deret berkala (time series) kecelakaan lalu lintas jalan di Indonesia dapat membantu pengamatan variasi data, proyeksi ke depan, maupun evaluasi target penurunan kecelakaan. Dari pengamatan data kecelakaan selama 20 tahun antara tahun 1992 sampai dengan tahun 2011, diperoleh model peramalan dengan suai terbaik (best fitted model). Dalam penelitian ini dikaji 5 (lima) kelompok data, meliputi: jumlah kejadian kecelakaan, jumlah korban meninggal, jumlah korban luka berat, jumlah korban luka ringan, dan jumlah kerugian material akibat kecelakaan. Data deret berkala diolah dengan menggunakan piranti lunak SPSS 19.0. Dengan mempertimbangkan pola data pada tiap kelompok, maka metode pemutusan (smoothing) eksponensial digunakan, baik tunggal (Simple) maupun ganda (Brown)). Melalui model uji, dihasilkan nilai parameter a = 0,998, 0,434, 1,000, 0,405, dan 0,656 untuk proyeksi atas jumlah kejadian kecelakaan, korban meninggal, korban luka berat, korban luka ringan, dan kerugian material akibat kecelakaan. Model eksponensial ganda diterapkan untuk proyeksi jumlah korban meninggal, korban luka ringan, dan nilai kerugian material, sedangkan model eksponensial tunggal diterapkan untuk sisanya. Uji kesesuaian model dan perbandingan dengan model ARIMA (1,1,0) dan ARIMA (1,1,1) dengan menggunakan MAPE memperlihatkan model eksponensial adalah yang terbaik diterapkan. Dengan mengkaji indeks fatalitas kecelakaan pada tahun dengan data terbaru yang tersedia dengan data dasar dalam Rencana Umum Nasional Keselamatan Jalan (RUNK), model mengindikasikan diperlukannya upaya pengelolaan keselamatan jalan yang mampu menurunkan fatalitas kecelakaan secara signifikan."
620 JTJ 1:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ainil Syafitri
"Penggunaan motor induksi linier untuk kereta magnet memiliki tantangan dalam menjaga kestabilan dan keamanannya karena gaya yang timbul akibat adanya interaksi fluks magnetik antara magnet permanen dan inti besi, yang menyebabkan timbulnya getaran dan kebisingan yang disebut dengan gaya deten. Salah satu sumber timbulnya gaya deten adalah efek ujung akhir yang timbul karena terputusnya lintasan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dilakukan perancangan dan perhitungan bentuk gigi diujung akhir menjadi bentuk melengkung cekung dimana berdasarkan penelitian sebelumnya dengan bentuk melengkung cembung di gigi akhir pada motor sinkron linier berhasil menurunkan sebagian dari efek karena ujung akhir. Pada penelitian ini perancangan dan perhitungan bentuk melengkung dari gigi diujung lintasan dilakukan dengan membuat model menggunakan pendekatan persamaan parabola, hiperbola dan eksponensial dengan dimensi bidang X, Y, Z sebesar 660mm x 360mmx 360 mm. Pengambilan data untuk kerapatan magnet dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Ansis dengan meshing 10 mm sedangkan perhitungan besarnya gaya deten berdasarkan persamaan matematis dilakukan menggunakan perangkat lunak MatLab. Perhitungan besarnya gaya deten dengan menggunakan MatLab menghasilkan nilai tertinggi untuk pendekatan parabola sebesar 0,07882 N dan nilai terendah 0.00579 N, dengan pendekatan hiperbola menghasilkan nilai tertinggi 0,303 N untuk nilai k besar dan 0,00645 N untuk nilai k kecil dan pada pendekatan eksponensial nilai tertinggi 0,00045N dan nilai terendahnya 0,00034N.

The use of linear induction motors for magnetic trains deals with challenges in maintaining stability and safety because of the forces that arise due to the interaction of magnetic fluxs between the permanent magnets and the iron core, which causes vibrations and noise called detent forces. One of the detent force sources is the end effect that occurs due to limitations in the track. To solve this problem, designing and calculating the tooth shape at the end into a concave curved shape based on previous research with a convex curved shape for in the last tooth on a linear synchronous motor succeeded in reducing some of the effects due to the end teeth. In this study, the design and calculation of the tooth's curved shape at the end of the track was conducted by making a model using the parabolic, hyperbole, and exponential equation approach. The dimensions X Y Z planes of 660mm x 360mmx 360 mm. Data collection for magnetic density was carried out with the help of Ansis software with a meshing of 10 mm. In contrast, the amount of detent force based on mathematical equations was carried out using MatLab software. The detent force calculation using MatLab produces the highest value for the parabolic approach of 0.07882 N. The lowest value is 0.00579 N. With the hyperbolic approach, it reaches the highest value, 0.303 N for large k values and 0.00645 N for small k values . In the exponential value approach, the highest value is 0.00045N, and the lowest value is 0.00034N%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steven Tjayadi
"Hidup dipenuhi dengan ketidakpastian dan risiko. Diperlukan analisis dari lifetime data untuk menjadi alat yang dapat mengelola ketidakpastian. Lifetime data didefinisikan sebagai suatu data yang berisikan waktu hingga terjadinya suatu kejadian. Berdasarkan definisinya, lifetime data serupa dengan data hazard rate atau data mortalitas karena data mortalitas dapat didefinisikan sebagai suatu data yang berisikan probabilitas benda dapat bertahan sehingga suatu waktu tertentu dengan satuan interval waktu. Analisis dari data mortalitas bertujuan untuk memodelkan distribusi waktu terhadap suatu peristiwa dan/atau faktor penentu waktu terhadap peristiwa. Salah satu model distribusi yang dapat digunakan untuk menganalisis data mortalitas adalah distribusi Weibull. Akan tetapi, distribusi Weibull tidak telalu cocok dalam memodelkan data yang kompleks. Oleh karena itu, digunakan pengembangan dari distribusi Weibull yang lebih fleksibel dan efisien dalam memodelkan data, yaitu distribusi Extended Exponential Weibull (ExEW). Distribusi ExEW memiliki empat parameter yang penaksirannya dapat dihitung dengan menggunakan metode maximum likelihood estimation (MLE). Akan tetapi, parameter yang diestimasikan dengan MLE seringkali terlalu sulit untuk dihitung secara analitik, maka dari itu digunakan metode optimasi. Salah satu metode optimasi yang dapat digunakan untuk menentukan penaksiran parameter distribusi ExEW adalah metode konjugat gradien. Seiring waktu berjalan, banyak metode konjugat gradien yang telah dikembangkan, diantaranya adalah metode konjugat gradien spektral Liu-Feng-Zou (LFZ) dan metode konjugat gradien spektral Jian-Yang-Jiang-Liu-Liu (JYJLL). Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa metode konjugat gradien spektral JYJLL mempunyai performa komputasi yang lebih efisien dibandingkan dengan metode konjugat gradien spektral LFZ. Melalui simulasi data, penelitian ini memberikan hasil bahwa metode konjugat gradien spektral JYJLL memiliki akurasi yang lebih baik dibandingkan dengan metode konjugat gradien spektral LFZ dalam estimasi parameter distribusi ExEW. Selain itu, distribusi ExEW merupakan distrubusi yang paling cocok dalam memodelkan beragam bentuk data hazard rate dibandingkan dengan distribusi Weibull dan eksponensial.

Life is filled with uncertainty and risk. The analysis of lifetime data is needed to be a tool that can manage uncertainty. Lifetime data is defined as data that contains the time until the occurrence of an event. Based on its definition, lifetime data is similar to hazard rate data or mortality data because mortality data can be defined as data that contains the probability of an object surviving until that moment per unit time interval. The analysis of mortality data aims to model the distribution of time to event and/or the determinants of time to event. One of the distribution models that can be used to analyze mortality data is the Weibull distribution. However, the Weibull distribution is not very suitable in modeling the more complex versions of data. Therefore, an extension of the Weibull distribution that is more flexible in modeling data is used, namely the Extended Exponential Weibull (ExEW) distribution. The ExEW distribution has four parameters whose estimation can be calculated using the maximum likelihood estimation (MLE) method. However, parameters estimated with MLE are often too difficult to calculate analytically, hence the use of optimization methods. One of the optimization methods that can be used to determine the estimated parameters of the ExEW distribution is the conjugate gradient method. To date, many conjugate gradient methods have been developed, including the Liu-Feng-Zou (LFZ) spectral conjugate gradient method and the Jian-Yang-JiangLiu-Liu (JYJLL) spectral conjugate gradient method. Previous research suggests that the JYJLL spectral conjugate gradient method has more efficient computational performance than the LFZ spectral conjugate gradient method. Through data simulation, this study provides results that the JYJLL spectral conjugate gradient conjugate method has better accuracy than the LFZ spectral conjugate gradient method in parameter estimation of the ExEW distribution. In addition, the ExEW distribution is the most suitable distribution in modeling various forms of hazard rate data compared to the Weibull and exponential distributions."
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>