Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Medan: Koalisi Nasional Penghapusan ESKA, 2008
R 362.7 Ins
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Nurafni
"Eksploitasi seksual komersial anak merupakan masalah yang sangat serius dan bukan masalah yang baru muncul akhir-akhir ini. Pemerintah Indonesia telah lama berupaya untuk meminimalisir peningkatan jenis kejahatan yang menyerang masa depan anak, antara lain dengan mengeluarkan beberapa kebijakan. Akan tetapi, semakin hari kejahatan ini memakan korban semakin banyak. Hal ini dikarenakan pelaku kejahatan tidak secara gentayangan dalam mencari korban. Akan tetapi mereka melakukan aksinya dengan sebuah perencanaan dan berdasarkan pilihan rasional mereka. Teori pilihan rasional adalah salah satu teori kriminologi yang mengajak untuk mengkaji secara serius bagaimana pelaku pelanggaran berpikir, guna memprediksi kapan suatu kejahatan terjadi. Dengan demikian pilihan rasional menjadi acuan penting untuk dikaji dalam mencari cara dalam pencegahan ESKA lebih baik lagi. Penelitian ini merupakan penelitian interdisipliner dengan menggunakan data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier yang dikumpulkan melalui studi pustaka. Kemudian data dianalisis secara kualitatif dan disajikan secara deskriptif sehingga diperoleh gambaran secara rinci dan sistematis mengenai permasalahan dan pencegahan eksploitasi seksual komersial anak di era dari digital perspektif kriminologi dan yuridis. Kajian secara kriminologi dan yuridis sangat diperlukan sebab masalah kejahatan eksploitasi seksual komersial anak adalah masalah yang kompleks. Penelitian ini dapat memberikan gambaran re-konstruksi hukum dalam pencegahan dan penanganan ESKA di Indonesia khususnya pada era digital.

Commercial sexual exploitation of children is a very serious problem and is not a problem that has emerged recently. The Indonesian government has long tried to minimize the increase in the types of crimes that attack children's future, such as by issuing several policies. However, every day this crime takes more and more victims. This is because criminals do not wander around in search of victims. But they act with a plan and based on their rational choice. Rational choice theory is one of the criminological theories that invites to seriously examine how offenders think, in order to predict when a crime will occur. So that rational choice becomes an important reference to be studied in finding better ways to prevent CSEC. This research is an interdisciplinary research using secondary data consisting of primary, secondary and tertiary legal materials collected through library research. Then it was analyzed qualitatively and presented descriptively so as to obtain a detailed and systematic picture of the problem description and prevention of commercial sexual exploitation of children in the digital era from a criminological and juridical perspective. Criminological and juridical studies are very much needed because the problem of commercial sexual exploitation of children is a complex problem. This research can provide an overview of legal reconstruction in the prevention and handling of CSEC in Indonesia, especially in the digital era."
Lengkap +
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Yuliasri
"Penelitian ini mencoba mengevaluasi program pencegahan Anak yang Dilacurkan (AYLA) yang ada dengan menggunakan modifikasi teori Social Bonding oleh Hirschi dengan studi kasus Kecamatan Bongas Indramayu. Yang dimaksud dengan modifikasi adalah dengan menggunakan metode campuran, dimana bukan hanya kuantitatif saja tetapi juga diukur secara kualitatif. Hal ini dilakukan untuk dapat mengukur dengan lebih dalam pada konteks budaya Timur dan lingkungan yang permisif seperti di Bongas. Jika di dalam teori Social Bonding dikatakan bahwa semakin kuat ikatan sosial anak dengan keluarga dan lingkungan, maka semakin kecil kemungkinan anak melakukan tindakan yang tidak taat hukum atau menyimpang. Hasil temuan penelitian ini justru sebaliknya, anak-anak yang sudah mendapat program pencegahan maupun belum, memiliki ikatan sosial yang kuat dengan keluarga dan lingkungan. Tetapi mereka juga menyatakan kemauan untuk menjadi dilacurkan. Penelitian ini membuktikan bahwa teori Sosial Bonding tidak berlaku pada lingkungan yang permisif. Dari hasil penelitian ini, direkomendasikan bahwa untuk melakukan penelitian dengan menggunakan teori Social Bonding maka perlu ditambahkan variabel lingkungan seperti apa yang akan diteliti dan menggunakan pendekatan yang lebih dapat mengukur kedalaman hubungan anak dengan lingkungan dan keluarga. Penelitian ini mencoba mengevaluasi program pencegahan Anak yang Dilacurkan (AYLA) yang ada dengan menggunakan modifikasi teori Social Bonding oleh Hirschi dengan studi kasus Kecamatan Bonga Indramayu. Yang dimaksud dengan modifikasi adalah dengan menggunakan metode campuran, dimana bukan hanya kuantitatif saja tetapi juga diukur secara kualitatif. Hal ini dilakukan untuk dapat mengukur dengan lebih dalam pada konteks budaya Timur dan lingkungan yang permisif seperti di Bongas. Jika di dalam teori Social Bonding dikatakan bahwa semakin kuat ikatan sosial anak dengan keluarga dan lingkungan, maka semakin kecil kemungkinan anak melakukan tindakan yang tidak taat hukum atau menyimpang. Hasil temuan penelitian ini justru sebaliknya, anak-anak yang sudah mendapat program pencegahan maupun belum, memiliki ikatan sosial yang kuat dengan keluarga dan lingkungan. Tetapi mereka juga menyatakan kemauan untuk menjadi dilacurkan. Penelitian ini membuktikan bahwa teori Sosial Bonding tidak berlaku pada lingkungan yang permisif. Dari hasil penelitian ini, direkomendasikan bahwa untuk melakukan penelitian dengan menggunakan teori Social Bonding maka perlu ditambahkan variabel lingkungan seperti apa yang akan diteliti dan menggunakan pendekatan yang lebih dapat mengukur kedalaman hubungan anak dengan lingkungan dan keluarga.
The researh is trying to evaluate the prostituted child prevention program, by using the Hirschis Social Bonding theory with a modification. The case study is taken in Bongas, Indramayu, West Java. The modification in this research is refer to mixed method that is used by researcher. The qualitative study is filling the data gap from quantitative study. The aim of the mixed method here is to be able to capture the Eastern culture context in Bongas, as well as the permisive culture of prostitution here. Social Bonding assumes that the stronger bonds that children have with their families and communities, the less they commit to delinquent or illegal activities. The result of the research finds in contrary, the social bonding among respondents and communities and families are very strong, thus the willingness of them to be prostituted is also strong. The research finds that sosical bonding teori is not working in the permisive community. The research also recommends a new variable, which is the nature of the community where the research will be taken. Apart from that, there is a need of deeper measurement to measure the strength of relationship among children and families & communities, especially in Eastern culture."
Lengkap +
2017
T48164
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Gatarianto
"Karya Akhir ini membahas tentang tradisi-tradisi patriarkis dan misoginis yang mengkonstruksi anak perempuan berada di posisi rentan menjadi korban eksploitasi seksual komersial anak. Karya akhir ini ditulis menggunakan analisis perspektif feminisme radikal dengan metode penelusuran data sekunder yang memungkinkan penulis menggambarkan eksploitasi seksual komersial anak perempuan bukan hanya disebabkan oleh faktor supply and demand saja, namun terdapat faktor lain yaitu konstruksi dalam tradisi patriarkis dan misoginis yang menyebabkan anak perempuan rentan menjadi korban eksploitasi seksual komersial anak perempuan. Pada akhirnya, penulisan ini menunjukkan bahwa terdapat kesamaan pola pada tradisi tradisi patriarkis dan misoginis yang menyebabkan langgengnya eksploitasi seksual komersial anak perempuan.

This final assignment discusses the patriarchal and misogynist traditions which construct the children (female) in a vulnerable position to become the victims of commercial sexual exploitation of children (female). This final assignment was written using the analysis of radical feminism perspective with the research methods of secondary data that allows author to describe that the commercial sexual exploitation of children (female) is not only caused by factors of supply and demand, but there are also other factors such as patriarchal and misogynist traditions which constructed the children (female) became vulnerable and led them for being the victims of commercial sexual exploitation of children (female). In the end, this paper shows that there are similar patterns of traditions of patriarchal and misogynist which led to the interminable of commercial sexual exploitation of children (female).
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library