Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bintang Y. Soepoetro
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S8273
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Peningkatan jumlah lembaga kursus yang berkembang dengan signifikan pada awal tahun 2000 dengan peserta didik yang berasal dari luar daerah penelitian mengakibatkan berkembangnya sektor ekonomi informal yang dilakukan oleh warga di daerah penelitian. Banyaknya sektor ekonomi informal berdampak terhadap pendapatan masyarakat. Dari hasil analisis yang disimpulkan dampak rendah memiliki sektor ekonomi yang rendah dan memiliki jarak lebih dari 3 km dengan lembaga kursus yang pertama kali berdiri tahun 1977 yaitu BEC, dampak sedang memiliki pola menyebar secara merata yang daerahnya memiliki sektor ekonomi informal yang sedang seperti rumah kontrakan, warung makan dan rental sepeda. Dampak tinggi memiliki pola terpusat dimana di daerah penelitian terdapat lembaga kursus, rumah kontrakan dan warung makan yang lokasinya berdekatan.
Universitas Indonesia, 2010
S34199
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Puti Seruni
Abstrak :
Penelitian ini berupaya menjelaskan relasi kekuasaan di antara aktor-aktor yang terlibat di dalam sistem lapak pemulung di perkotaan. Relasi tersebut terkait dengan proses produksi dan reproduksi praktik sosial di dalam sektor ekonomi informal. Kajian ini menggunakan perspektif dialektika dinamis antara agensi dan struktur yang selalu mengalir di dalam kerangka ruang dan waktu. Temuan penelitian menunjukkan bahwa agensi pemulung tidak hanya dipengaruhi oleh limitasi struktural, tetapi juga oleh pemantauan refleksif yang mereka lakukan. Ini menyebabkan terjadinya dua hal: Pertama, setiap relasi yang dibangun di dalam sistem lapak memiliki karakter yang berbeda-beda, sangat tergantung pada aspek spasial dan temporal; Kedua, sebagai implikasi, eksklusi sosial yang dialami pemulung terjadi secara dua arah, yaitu dari luar dan dari dalam dirinya sendiri. Untuk memahami proses yang demikian, penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik wawancara mendalam, diskusi terarah dan observasi, dengan disertai triangulasi data.
This research intends to explain the relations between actors involved in the system of waste picker shanties in the urban area. These relations are related to the process of production and reproduction of social practises in the informal economy. This study took the perspective of dynamic dialectics between agencies and structures, which always flow within the frame of space and time. Research findings show that waste-pickers agency is not only affected by structural limitations, but also by their reflexive monitoring. This leads to two things: first, each social relation built by waste-pickers has different characters, heavily dependent on spatial and temporal aspect; second, as an implication, the social exclusion experienced by waste-pickers happens in both ways, not only from the outside but also from within themselves. To understand the process, this research used qualitative method with exercising the technic of in-depth interview, directed discussion and observation, and by performing triangulation.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Basuki
Abstrak :
ABSTRAK
Seklor informal sebagai salah satu cara mencari nafkah di sebuah kota menjadi sebuah atau bahkan satu-satunya pilihan bagi kaum migran ataupun para pengangguran di Jakarta yang semakin bertambah.Kemudahan untuk memasuki, kecilnya modal yang diperiukan, serta rendahnya tingkat ketrampilan yang dibutuhkan 1,» it di sektor ini ngapjadikan sgktQr¢ini5sebpah¢ pIIihan yang menarik.

Keberadaan pedagang kaki lima, sebagai bagian dari sektor ekonomi informal semakin menjamurdi Jakarta. Hampir di setiap ruang publik yang diisi oleh pedagang kaki lima. Pertambahan ruang publik yang hampir tidak ada, serta semakin banyaknya pedagang kaki lima telah membuat Jakarta menjadi sebuah kota yang semrawut. Kinilah saatnya kita merenungkan kembali mengapa pedagang kaki lima timbul di sebuah kawasan ? Bagaimana keadaan sebuah ruang publik setelah kedatangan pedagang kaki lima ?
2000
S48221
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhreti Cesta Wijayanti
Abstrak :
Kondisi ekonomi tertentu telah memicu orang-orang di kampung kota untuk melakukan inovasi pada huniannya hingga tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk bertinggal, tetapi juga sebagai tempat mencari nafkah. Pada skripsi ini rumah usaha merujuk pada hunian warga di Kampung Luar Batang 9, Jakarta Utara, yang mengalami penambahan fungsi sebagai tempat melakukan usaha skala kecil. Keberadaan rumah usaha dipicu, dipertahankan, dan kembali mempertahankan informalitas kampung kota. Rumah usaha merupakan bentuk adaptasi manusia untuk hidup dalam permukiman informal. Kajian rumah usaha untuk hadir dan bertahan ditinjau melalui terjadinya negosiasi-negosiasi oleh aktor ekonomi dalam ethical action. Dampak dari aksi ini ditelusuri dengan teori people as infrastructure yang mengaitkan aktor ke jaringan manusia yang semakin luas. Terpicunya keberadaan rumah usaha juga dikaitkan dengan konfigurasi spasial permukiman yang menentukan strategic value kawasan tersebut. Sebagai kelanjutannya, strategic value terhubung dengan persebaran rumah usaha melalui adanya multiplier effect hingga fenomena ini mempertahankan jaringan ekonomi informal masyarakat. Melalui kajian-kajian tersebut saya menemukan bahwa informalitas kampung kota merupakan hal yang menjadi pemicu keberadaan rumah usaha, untuk kemudian pada keberlangsungannya rumah usaha kembali mempertahankan informalitas kampung kota.
Certain economic conditions have prompted people in kampung kota to innovate their houses so that they are not only functioned as a place to dwell, but also a place to do income earning activities. Rumah usaha is a term I use in refering to those residence of Kampung Luar Batang 9, North Jakarta, which have additional function as a place to do small-scale enterprises. The existence of rumah usaha are triggered, sustained, and maintain urban kampung informality. Rumah usaha represents human adaptation in living on the informal settlement. The study about the existence and survival of rumah usaha are reviewed through the negotiations done by economic actors in running their ethical action. The impact of the actions is traced with the theory of people as infrastructure that relate the actors to wider human network. The existence of rumah usaha are also related to spatial configuration of the settlement that determines the strategic value of the area. As it goes the strategic value affects the spread of rumah usaha by multiplier effect, so that this phenomenon sustain the informal economy networks of the residents. Through these analysis I found that the informality of urban kampung has triggered the existence of rumah usaha, then by the on going process rumah usaha reciprocally sustain the urban kampung informality.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Friska Lirenzsa
Abstrak :
Menurut BPS 2017, Tambora merupakan salah satu area terpadat di Jakarta dengan jumlah penduduk 260.100 orang di dalam area seluas 5,4 km2. Salah satu hal yang menonjol di Tambora adalah keberadaan industri konfeksi berbasis hunian sebagai salah satu aktifitas ekonomi informal yang lazim ditemukan. Di dalam satu gang, kita dapat menemukan beberapa hunian yang melakukan kegiatan industri konfeksi di dalamnya. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana para aktor dalam industri konfeksi berbasis hunian menegosiasi ruang untuk memenuhi kegiatan bekerja dan bertinggal dalam ruang yang terbatas. Mereka menegosiasi ruang dengan cara melakukan satu kegiatan di area yang sama terus-menerus, membagi-bagi fungsi ruang, dan meletakan objek-objek tertentu yang mendefinisikan kegiatan. Para pemilik usaha membangun rumah bertingkat dan secara ukuran lebih besar untuk menginjeksi aktifitas bekerja tanpa mengganggu privasi yang dibutuhkan oleh tiap keluarga. Proses negosiasi diekspansi hingga ke ruang publik sebagai respon dan adaptasi terhadap kesesakan di dalam hunian. Studi dilakukan untuk menonjolkan hubungan antara proses interupsi domestik dengan industri konfeksi berbasis hunian hingga ke area publik yang membentuk respon serupa sebagai karakteristik satu permukiman. Karakteristik yang terbentuk dapat digunakan untuk mengidentifikasi pola permukiman dan memperbaikinya dengan menonjolkan industri konfeksi berbasis hunian sebagai salah satu kekhasan Tambora. ...... With the population is 260.100 (BPS 2017) and covers the area of 5.4 km2, Kampung Tambora was one of the highest density urban areas in Jakarta. This settlement is well known for its confection home-based industry that supports the livelihood of the community. In one alley, we can find several houses run the business of confection industry. Inside the house, women and men work and live together by means of negotiation with the limited space. This study aims to understand how all actors in confection home-based industry negotiate the space, as they have to fulfill both the domestic and working needs in a limited space. The study shows how they negotiate using spatial practice, placement of space function, and arrangement of objects to define the activities. They also create multi-stories house to inject working activities without interrupting the privacy of domestic needs. The negotiation process expanded into the communal alley as their way to adapt and cope with crowding. Therefore, this study also reveals how the domestic activities inside the house spatially interrupted the alley, which is considered as the public domain. As similar response done by other houses, this process of negotiation characterized the way of living at Kampung Tambora. The finding of this study in Kampung Tambora can be used to identify the pattern of home-base industry settlement and improve the living condition of similar type of settlements in other high dense kampungs in Jakarta.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library