Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adhy Kusmintyarso
Abstrak :
Penelitian mengenai Zona Ekonomi Khusus Shenzhen telah dilakukan dengan menggunakan cara kepustakaan dan penulisan ini sifatnya deskriptif analitis. Tuiuannya adalah untuk membahas apakah sosialisme di Cina masih ingin dipertahankan atau tidak, sehubungan dengan dilaksa_nakannya reformasi ekonomi yang bersifat kapitalistik di Shenzhen. Kemudian bagaimana dampaknya terhadap pem_bangunan sosialis Cina. Berdasarkan penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa reformasi ekonomi yang dilakukan di Cina adalah reformasi dengan Cara kapitalis dan dalam pelaksanaannya masih bersifat sebagian. La1u penggunaan istilah sosial_zsme berkarakteristik Cina hanya merupakan slogan untuk menutupi diri para pemimpin Cina yang telah melegalisir penerapan kapitalisme di Cina. Sedangkan penetapan Zona Ekonomi Khusus Shenzhen sebagai model reformasi ekonomi Cina adalah lebih untuk menunjukkan bahwa cara kapitalis yang diterapkan di sana adalah benar dan telah berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi Cina. Akibatnya timbul masalah polusi di bidang ideologi komunis, politik dan social. Sehingga dengan kemajuan-kemajuan di bidang ekono_mi yang didapat dari penggunaan cara kapitalis ini, memungkinkan Cina keluar dari tujuan semula mencapai masya_rakat komunis. Tujuan lainnya adalah upaya reunifikasi Hong Kong, Taiwan, Macao dengan Cina. Hal ini terlihat dari penetapan Zona-zona Ekonomi Khusus yang diikuti dengan pembukaan 14 kota pesisir yang letaknya berdekatan atau berhadapan dengan Hong Kong, Taiwan dan Macao.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S12817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S7502
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Beijing: New World Press, 1987
330.951 CHI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ikels, Charlotte
Stanford: Stanford University Press, 1996
330.951 IKE r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rifka Putrinda Hanim
Abstrak :
Sejak kebijakan Reformasi dan Keterbukaan Cina pada tahun 1978, Cina mulai membuka diri dengan dunia internasional. Hal tersebut membawa pengaruh yang besar terhadap ekonomi Cina dan menjadikan Cina sebagai negara dengan perekonomian yang maju. Peningkatan ekonomi Cina yang terus meningkat setiap tahunnya, ditandai dengan kenaikan dari angka GDP (Gross Domestic Product). Sebagai negara yang terpandang di dunia, Cina berupaya untuk menyebarkan pengaruhnya ke dunia internasional dengan cara mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mempromosikan bahasa dan budaya Cina yaitu Institut Konfusius. Sejak pertama kali Institut Konfusius didirikan pada tahun 2004, hingga kini jumlahnya mencapai angka 500. Program kegiatan Institut Konfusius sangat lah beragam, hal ini tentu memerlukan dana yang sangat besar. Dari latar belakang tersebut, hasil analisis dalam tugas akhir ini menyimpulkan bahwa seiring dengan perekonomian Cina yang terus berkembang, intensitas penyebaran budaya Cina melalui Institut Konfusius pun juga terus meningkat, hal tersebut ditandai dengan jumlah Institut Konfusius di dunia setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan dan program dari Institut Konfusius pun semakin beragam. ...... Since the China's Reform and Opening-Up policy in 1978, China began to open up to the international world. This has made a big influence on the China economy and made China a country with advanced economic growth. China's economic growth  continues to increase every year, marked by an increase in the GDP (Gross Domestic Product) number. As the most respected country in the world, China is trying to spread it’s influence to the international world by establishing educational institution that aims to promote Chinese language and culture, it’s called Confucius Institute. Since the first Confucius Institute was established in 2004, until now it has reached 500. The Confucius Institute has various programs and activities, so this certainly requires a huge amount of funds. From this background, the results of the analysis in this thesis concluded that along with the China’s economy continues to grow, the intensity of the spread of Chinese culture through the Confucius Institute also continued to increase, this was marked by the increasing number of Confucius Institutes in the world every year and the programs of the Confucius Institute are more varied.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Iman Sutan Baringin
Abstrak :
Setelah komunis Cina mengambil alih kekuasaan di daratan Cina tahun 1949, masalah utama yang mereka hadapi dalam bidang ekonomi adalah keharusan memperbaiki produksi pertanian dan menata kembali pabrik-pabrik industri. Pada saat yang sama kerangka kerja harus mulai diausun untuk membuat setiap sektor ekonomi berada di bawah pengawasan kekuasaan perancanaan. Lalu setelah pekerjaan-pekerjaan sulit pada persiapan-persiapan itu dilalui, penguasa komunia Cina mulai yakin bahwa mereka sudah siap untuk melakukan program pembangunan jangka panjang. Sejak berdirinya Republik Rakyat Cina (RRC), umumnya para pemimpin republik komunia tersebut menginginkan perubahan yang berlangsung cepat di bidang ekonomi, agar biaa mewujudkan suatu kemakmuran ekonomi RRC yang didasari pemahaman mereka atas Marxiame-Leniniame. Suatu perubahan dari bentuk ekonomi 'penghiaapan' dalam masyarakat 'feodal dan setengah kolonial' ke bentuk ekonomi industri sosialia moderen dalam masyarakat sosialis. Namun ternyata kemudian timbul masalah mengenai model kebijaksanaan ekonomi macam apa yang pantas dijalankan, yang biaa memberikan jalan bagi pencapaian keinginan mereka itu. Berbarengan dengan mulai berkuasanya komunia tahun 1949, tampillah para pemimpin komunia Cina dalam kekuasaan pemerintahan. Mereka ini adalah kelompok orang yang telah lama berperan dan bekerjasama dalam memimpin pergerakan Partai Komunia Cina (PKC) sebelum RRC berdiri. Mereka itu antara lain Mao Zedong, Ketua Komite Sentral PKC; Zhu De, pendiri Tentara Pembebasan Rakyat; Zhou Enlai, Perdana Menteri Pemerintahan Rakyat Pusat; Liu Shaoqi, organisator buruh didikan Moskow, merupakan orang kedua setelah Mao dalam kepemimpinan Partai. Ia juga salah satu teoritikus partai.pernyataan yang bersifat rencana-rencana. Tidak satupun dari semua itu yang bisa menyediakan landasan bagi pembuatan suatu kebijaksanaan yang rasional. (Eckstein, 1966, hal. 22). Lenin sendiri sepenuhnya menyadari kenyataan itu. Pada masanya, ia melihat bahwa meskipun pengetahuan tentang sosialisme telah dimiliki, namun pengetahuan tentang pengorganiaasian masyarakat dalam skala jutaan masih belum dimiliki. Untuk itu, Lenin dan juga Stalin, mengadakan penyesuaian terhadap kondisi nyata yang dihadapi dalam membuat kebijaksanaan. Hal yang sama dialami para pemimpin komunia Cina. Maka dalam usaha menjalankan kebijaksanaan ekonomi yang mejurus pada usaha menciptakan masyarakat sosialis, mereka berusaha mengadakan penyesuaian melalui pertimbangan keadaan nyata di Cina. Bagi Liu Shaoqi, di hadapannya terlihat jumlah penduduk RRC sangat besar. Tingkat pertambahan penduduk sangat tinggi, sedang tingkat pendapatan rata-rata sangat rendah. Rakyat berada pada tingkat kemiskinan yang tinggi. Salah satu jalan yang ditawarkannya untuk mengatasi kemiskinan itu dengan usahapeningkatan produksi melalui perbaikan 'insentip material'. Liu menginginkan terciptanya kemakmuran individu lewat usaha memperbaiki insentip material bagi tiap individu. Bagi Liu, produksi adalah tujuan utama. Dalam usaha meningkatkan produksi, jika diikuti dengan usaha menghindari peningkatan pendapatan perorangan bagi pekerja penghasil produksi, hanya akan melemahkan usaha peningkatan produktifitas para pekerja itu. Dalam proses produksi, manusia berperan sebagai penentu kekuatan produksi. Hal ini sangat berbeda dengan pandangan Mao Zedong. Mao memandang bahwa massa yang wiakin adalah mesin produksi itu sendiri. Tingkat produktifitas yang diharapkan dari massa harus didasarkan pada keadaan miskin dan sulit, yang akan berubah menjadi pendorong upaya berproduksi itu sendiri. Bila masing masing individu sudah dibiasakan bekerja demi insentip, maka akibatnya akan melemahkan proses produksi itu. Materi akan menjadi tempat individu menggantungkan diri. Mao yakin bahwa manusia secara alamiah dapat ditempa. Mobilisasi sosial bisa memotivasi untuk bekerja lebih baik dibandingkan dengan dorongan yang dihasilkan melalui pemberian insentip material. Liu dan Para pendukungnya cenderung untuk menempatkan masalah-masalah ekonomi lebih dulu untuk mengatasi masalah-masalah manusia. Mendorong peningkatan produksi tanpa harus melalui proses perjuangan kelas. Mendorong perkembangan teknologi dengan bersandar pada keahlian. Menempatkan masalah-masalah ekonomi dalam menentukan politik bagi pengembangan teknologi. Liu juga menghendaki perluasan modal-modal milik negara dalam membangun kekuatan ekonomi negaranya. Liu yakin bahwa sosialisme akan mempunyai kemampuan yang nyata dalam sejarah bilamana keberhasilan material dan sosial bisa dicapai melalui suatu pembangunan sepenuhnya kekuatan-kekuatan ekonomi moderen. Industrialisasi pun menjadi sangat menonjol dalam pandangan-pandangannya. Dalam kerangka usaha menciptakan 'perubahan' yang berlangsung secepat mungkin, model pembangunan apakah yang ditawarkan Liu? Liu memiliki kecenderungan untuk memilih model pembangunan seperti yang dilaksanakan di Uni Soviet, pada masa Stalin berkuasa. Suatu model pembangunan yang memberikan peran besar bagi sektor industri melalui peningkatan produksi sektor pertanian dan industri ringan, sebagai pendukung usaha akumulasi modal bagi sektor industri berat. Para pemimpin komunis Cina pada awal kekuasaan mereka memimpin RRC, mengambil banyak 'keiatimewaan' dari sistem dan berbagai institusi yang sudah 'siap pakai' yang diterapkan di Uni Soviet. Dan ini bagi mereka berarti menghemat waktu dan biaya bagi percobaannya. Namun dari pelaksanaan pembangunan ekonomi yang berlangsung sejak 1949 sampai setidak-tidaknya tahun 1959, terjadi ketidak seimbangan kebijaksanaan terhadap sektor-sektor pertanian dan industri. Sektor pertanian mengalami beban tuntutan berproduksi yang terlalu berat. Terjadi keadaan kekurangan produksi pertanian seperti terjadi pada tahun 1958 dan terlebih tahun 1960. Akibatnya kekurangan panganpun terjadi. Namun pada masa-masa itu Liu justru tampil sebagai orang yang menganjurkan cara penanganan pembangunan ekonomi dengan menggunakan semacam bentuk penanaman modal, pemberian insentip kepada perorangan, perencanaan terperinci dalam tiap rencana kerja, penyediaan teknik baru bagi teknologi industri. Ia sangat menyadari pentingnya pengetahuan teknologi, penerapan penelitian, peran keahlian bidang ilmiah, keorganiaasian, kunggulan kualitatif dan standarisasi barang-barang hasil industri sebagai persyaratan dasar bagi suatu produksi. Namun cara penanganan pembangunan ekonomi yang ditawarkan Liu bagi Mao dan pendukungnya dianggap sebagai cara 'kapitalis'. Pilihan permasalahannya akan menjadi jelas bila kita menempatkannya pada perkembangan hubungan antara sektor pertanian dan sektor industri, dalam kegiatan pembangunan RRC antara tahun 1949 sampai 1959. Dalam masa itu tercatat adanya beberapa program besar yang dilaksanakan oleh penguasa komunis Cina, yaknipelaksanaan Pengaturan Tanah, Rencana Lima Tahun Pertama dan Gerakan Lompatan Jauh Re Muka. Skripsi ini bermaksud menggali dan memaparkan kembali beberapa pandangan ekonomi Liu Shaoqi dengan tujuan agar dapat membantu kita memahami permasalahannya. Atas dasar pemahaman itu, diharapkan akan dapat membantu kita lebih jauh memahami perkembangan pola sejarah pembangunan ekonomi RRC pada masa Liu hidup. Skripsi ini lebih bersifat deskriptif eksplanatori, karena mencoba memaparkan dan menjelaskan pandangan ekonomi Liu itu. Pemaparan dan penjelasan tidak sampai memperhatikan masalah pelaksanaan pandangan Liu itu. Jenis penelitian yang kami tempuh adalah penelitian kepustakaan, karena obyek skripsi ini adalah gagasan seseorang yang terekam secara tertulis.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S12704
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Melly
Abstrak :
Skripsi ini membahas pembangunan ekonomi Republik Cina di Taiwan periode 1972 - 1985. Pembahasan terutama dikaitkan dengan usaha-usaha Taiwan untuk mempertahankan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi tinggi periode sebelumnya. Pada awal tahun 1970-an, struktur politik dan ekonomi internasional mengalami berbagai perubahan yang mempengaruhi kegiatan pembangunan ekonomi Taiwan. Tulisan ini melihat perubahan-perubahan yang mempengaruhi internal Taiwan dan dampaknya terhadap keberlanjutan pembangunan ekonomi pada masa kepemimpinan Chiang Ching-Kuo. Pembangunan ekonomi dalam tulisan ini dibahas dalam pengaruh tiga konsep teoritis yang saling berkaitan, yaitu kebijaksanaan product cycle Jepang, pengaruh sistem hegemoni terhadap Taiwan dan peran negara yang terbentuk dalam Bureaucratic-Autharitrian Industrial izing Countris. Ketiga konsep teoritis tersebut merupakan hasil sajian Bruce Cummings untuk membahas pembangunan ekonomi di negara-negara Asia Timur. Keberlanjutan pembangunan Taiwan cenderung sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem politik dan ekonomi internasional. Perbahan-perubahan dalam tulisan ini dikaitkan pada penurunan sistem hegemoni Amerika Serikat. Untuk itu, penulis telah mengunakan kerangka pemikiran Robert Gilpin. Dalam pembahasan keseluruhan masalah ini, tampak bahwa Taiwan pada periode 1972 1985 menetapkan serangkaian kebijaksanaan yang memungkinkannya tetap dapat mempertahankan laju pembangunan ekonominya. Kebijaksanaan tersebut berlaku baik ke dalam dan ke luar. Ke luar, kebijaksanan Taiwan termasuk menjalin hubungan ekonomi dengan negara-negara di dunia tanpa harus melakukan hubungan diplomatik formal. Ke dalam, kebijaksanaan Taiwan meliputi pelaksanaan kebijaksanaankebijaksanaan yang dipandang tepat bagi keberlanjutan industrialisasi Taiwan serta memperluas dukungan-dukungan politik domestik dan kesatuan masyarakat Taiwan untuk menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1990
S7860
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library