Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Seviyanawati
"Makalah ilmiah akhir ini membahas dilema etika moral yang saya alami sekaligus kritik sebagai pekerja magang perusahaan SuperHelper dengan melihat ketimpangan sudut pandang perusahaan, pekerja rumah tangga (PRT), dan klien dalam konteks gig economy dengan metode autoetnografi. Tulisan ini ditujukan sebagai bentuk kontribusi saya terhadap orang-orang yang mengalami hal serupa dan memungkinkan terjadi di perusahaan lain, serta pengaplikasian antropologi dalam menganalisis sistem kerja perusahaan. Temuan analisis memperlihatkan dilema etika moral terhadap bagaimana saya memposisikan diri atas konflik yang dialami para aktor berdasarkan pemahaman etis diri. Relasi kuasa struktur kepemimpinan perusahaan membuat saya mengalami keterbatasan peran dan tindakan dalam mengatasi permasalahan, namun sebagian hal yang masih dalam jangkauan kuasa saat bekerja mampu saya lakukan sehingga menjadi tanda ‘keberhasilan saya’ mengatasi situasi dilema. Hasil akhir menyebutkan pengeksploitasian kerja dilakukan perusahaan terhadap PRT sebagai mitra kerja untuk mencapai keuntungan. Egoisme klien karena orientasinya sebagai konsumen menghasilkan marginalisasi peran PRT. Akibatnya, PRT mengalami ketimpangan sosial akibat minim kuasa karena faktor internal dan eksternal yang menghambat mereka dalam bekerja, bagaimana meninggalkan situasi ini, dan berbagai kerugian yang diterimanya. Analisis dan kesimpulan yang dilampirkan tulisan ini berasal dari pengalaman pribadi dan perspektif saya, serta memungkinkan terjadinya keterbatasan data akibat metode yang tidak menggunakan etnografi khusus.
This final scientific paper discusses the moral ethical dilemma that i experienced as well as my criticism as an intern for a SuperHelper company by looking at the inequality of perspectives of companies, domestic workers (Pekerja Rumah Tangga), and clients in the context of the gig economy using autoethnography. This paper is intended as a form of my contribution to people who experience similar things and may occur in other companies, as well as the application of anthropology in analyzing company work systems. The findings of the analysis show a moral ethical dilemma on how i position myself on the conflicts experienced by actors based on self-ethical understanding. The power relations of the company's leadership structure made me experience limited roles and actions in overcoming problems, but i was able to do some things that were still within the reach of power at work so that it became a sign of 'my success' in overcoming dilemma situations. The final results state that the company exploits domestic workers as work partners to achieve profits. The client's egoism because of its orientation as a consumer results in the marginalization of the role of domestic workers. As a result, domestic workers experience social inequality due to a lack of power due to internal and external factors that hinder them from working, how to leave this situation, and the various losses they receive. The analysis and conclusions attached to this paper come from my personal experience and perspective, and allow for data limitations due to methods that do not use specific ethnography."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Alindra Syadza Fadiah
"Penelitian ini mengkaji transformasi dari hobi menjadi pekerjaan serta dampaknya terhadap identitas kerja para social media influencer dalam konteks ekonomi gig. Transformasi ini tidak hanya melibatkan aspek finansial atau pemasaran digital, tetapi juga memunculkan dinamika identitas yang kompleks. Para influencer menghadapi negosiasi berkelanjutan terhadap identitas kerja mereka di tengah tekanan komersialisasi dan kontrol platform digital. Dengan metode kualitatif, penelitian ini menganalisis bagaimana influencer di platform TikTok menyeimbangkan identitas pribadi dengan tuntutan pasar dalam lingkungan ekonomi yang terus berubah. Kerangka identitas kerja yang digunakan adalah elemen-elemen yang dijelaskan oleh Adamsen (2021), yang umumnya diterapkan pada pekerjaan konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen-elemen tersebut juga relevan dalam pekerjaan gig, seperti yang dialami para TikTok influencer. Namun, relevansi ini tidak sepenuhnya linier, karena terdapat ketegangan diantara keduanya. Ketegangan ini muncul akibat perbedaan karakteristik antara pekerjaan konvensional dan pekerjaan gig, seperti tekanan algoritma, ekspektasi pasar, dan kontrol platform digital. Elemen identitas kerja yang stabil dalam pekerjaan konvensional menjadi lebih cair dan terus dinegosiasikan dalam konteks pekerjaan gig. Penelitian ini menyoroti pentingnya memahami dinamika identitas kerja dalam menghadapi tekanan ekonomi dan teknologi yang terus berkembang.
This study examines the transformation of hobbies into work and its impact on the work identity of social media influencers in the context of the gig economy. This transformation not only involves financial or digital marketing aspects but also gives rise to complex identity dynamics. Influencers face continuous negotiations of their work identity amid the pressures of commercialization and platform control. Using a qualitative method, this research analyzes how TikTok influencers balance personal identity with market demands in an ever-changing economic environment. The work identity framework used is based on elements described by Adamsen (2021), which are typically applied to conventional jobs. The findings reveal that these elements are also relevant in gig work, as experienced by TikTok influencers. However, this relevance is not entirely linear, as tensions arise between the two. These tensions stem from differences in characteristics between conventional and gig work, such as algorithmic pressures, market expectations, and platform control. Work identity elements that are stable in conventional jobs become more fluid and continually negotiated in the context of gig work. This study highlights the importance of understanding the dynamics of work identity in navigating the evolving pressures of economics and technology."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Salma Muthia Juharina
"Penelitian ini membahas mengenai kerentanan dalam ekonomi gig dalam bentuk kerja lepas, lewat platform digital Upwork, di kalangan mahasiswa sarjana. Dalam penelitian ini, ekonomi gig bukan hanya dipandang sebagai pekerjaan yang mengedepankan fleksibilitas, melainkan juga sebuah kondisi kerja yang tidak pasti dan rentan. Studi-studi sebelumnya berargumen bahwa, ekonomi gig dapat menjadi solusi atas keterbatasan penyerapan angkatan kerja pada sektor pekerjaan formal, termasuk bagi mahasiswa yang ingin menyibukkan diri dalam dunia profesional di samping kegiatan akademik. Sementara itu, studi lainnya membongkar kerentanan kerja pada ekonomi gig. Namun, dari banyaknya penelitian, belum banyak yang fokus kepada analisis mengenai bagaimana pekerjaan lepas melalui platform digital tetap diminati oleh mahasiswa sarjana di tengah kerentanan kerja yang mereka hadapi. Penelitian ini berargumen bahwa neoliberal governmentality beroperasi melalui mekanisme kerja platform yang bersandar pada prinsip pasar bebas. Selain itu, studi ini mengambil perspektif neoliberal subjectivity dalam konteks mahasiswa sarjana dalam menginternalisasi dan mempraktikkan kerja lepas. Melalui pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam sebagai teknik pengumpulan data, penelitian ini menemukan bahwa subjektivitas dalam kerangka neoliberalisme mampu mengkondisikan normalisasi kerja rentan.
This research explores the precariousness within the gig economy in the form of freelance work on the digital platform Upwork among undergraduate students. In this study, the gig economy is not only viewed as a form of work that emphasizes flexibility, but also a condition of precarity and uncertainty. Previous studies have argued that the gig economy can be a solution to the limited absorption capacity of the formal labor sector, including for students who wish to engage in professional activities alongside their academic commitments. On the other hand, other studies have uncovered the precarious nature of work in the gig economy. However, despite the growing number of studies, there has been little focus on analysing why freelance work through digital platforms continues to appeal to undergraduate students despite the labor vulnerabilities they fave. This study argues that neoliberal governmentality operates throught platform labor mechanisms that rely on free market principles. Furthermore, it adopts the perspective of neoliberal subjectivity to understand how undergraduate students internalize and practice freelance work. Using a qualitative approach and in-depth interviews as the primary data collection method, this research finds that subjectivity within the neoliberal framework enables the normalization of precarious work."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library