Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tissa Efiana Putri
"ABSTRAK
Film The Lorax (2012), yang menampilkan isu lingkungan, mempunyai beberapa tokoh penting yang memiliki perilaku berbeda dalam memperlakukan lingkungan. Oleh karena itu, artikel penelitian ini memilih dua karakter yaitu Ted Wiggins dan The Lorax dan menganalisis bagaimana kepribadian mereka memengaruhi cara mereka berperilaku terhadap lingkungan. Untuk menganalisa setiap karakter tersebut, penelitian ini akan menggunakan pendekatan psikoanalisis yang berfokus terhadap teori kepribadian dari Sigmund Freud. Menurut Sigmund Freud, unsur kepribadian ada tiga, yaitu Id, Ego, dan Super-ego. Hasil dari analisis ini mengungkap bahwa Ted memilki kepribadian dominan Ego dan the Lorax memiliki kepribadian dominan Super-ego. Oleh karena itu, perbedaan kepribadian mereka ini mengakibatkan cara dan hasil yang berbeda juga dalam memperlakukan alam.

ABSTRACT
The Lorax movie (2012), which talks about the environmental issue, has some significant characters that have different attitudes toward the environment. Thus, this research article selects two characters which are Ted Wiggins and the Lorax and it investigates how these two characters personalities affect the way they treat their environment. In order to analyze the personality of each character, this research uses psychoanalytic approach and focuses on the theory of personality by Sigmund Freud. According to Freud, the personality has three elements which are known as Id, Ego, and Super-ego. The result of this study shows that Ted has dominant Ego and The Lorax has dominant Super Ego. Thus, their dominant personalities affect differently the way they treat the environment."
2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Pricillia Hendra
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari kepribadian narsisme sebagai faktor penyebab flaming, dan ancaman ego sebagai variabel yang memoderasi tindak agresi Warga Negara Indonesia dalam ranah digital. Penelitian ini menggunakan paradigma positivistik dengan pendekatan kuantitatif melalui metode survei cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner tertutup secara daring dari tanggal 17 Mei 2023 sampai dengan tanggal 6 Juni 2023. Menggunakan teknik non-probability sampling, penelitian mengumpulkan 427 responden. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat korelasi antara narsisme, ancaman ego, dan flaming. Berdasarkan analisis model persamaan struktur PLS, pengaruh langsung narsisme terhadap flaming diketahui lebih besar dibanding ketika dimoderasi oleh ancaman ego. Selain itu, penelitian turut menemukan bahwa: (1) laki-laki diketahui memiliki tingkat narsisme, ancaman ego, dan kecenderungan flaming yang lebih tinggi dibanding perempuan; (2) penghasilan diketahui berkorelasi positif terhadap narsisme dan ancaman ego. Penjelasan lebih dalam mengenai implikasi telah dibahas dalam laporan penelitian.

This research aims to understand the influence of narcissistic personality as a causing factor of flaming, and ego threats as variables that moderate Indonesian citizens’ aggression online. This study uses a positivistic paradigm with a quantitative approach through a cross-sectional survey method. Data was collected by distributing closed questionnaires online from May 17th 2023 to June 6th 2023. Using a non-probability sampling technique the research gathered 427 respondents. The study revealed correlations between narcissism, ego threats, and flaming. Based on PLS structural equation model analysis, the direct effect of narcissism on flaming is found to be greater than when it is moderated by ego threats. In addition, the research has also found that: (1) men have higher levels of narcissism, ego threats, and flaming tendencies than women; (2) income is positively correlated with narcissism and ego threat. The thorough explanation of the implications has been discussed in the research report."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Alexander Antonius Wattimewa
"Tulisan ini hendak memahami hakekat dari kesadaran. Kesadaran bukan hanya milik manusia. Mahluk hidup lain, dan bahkan seluruh dalam semesta, memiliki sebentuk kesadaran tertentu."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2023
330 ASCSM 61 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Herman, Todd
"Apakah Anda kurang percaya diri? Gugup saat presentasi? Pikiran buntu saat ingin menulis? Atau apakah Anda berharap orang lain dapat mengambil alih pekerjaan yang Anda rasa berat? Jika Anda menjawab “ya”, ambil buku ini, baca, dan praktikkan segera.
Ingat saat kecil Anda pernah berpura-pura menjadi superhero yang tak terkalahkan? Todd Herman dalam buku ini akan memberi tahu Anda cara mengaktivasi kekuatan identitas rahasia tersebut. Alter ego bisa menjadi solusi untuk menaklukkan ketakutan dan kecemasan yang terpendam dalam diri Anda selamanya.
Buku ini menawarkan strategi yang mudah dan praktis untuk meraih kesuksesan hidup menggunakan identitas lain Anda. Buku laris ini disertai dengan beragam kisah inspiratif dari orang-orang terkemuka yang sukses bersama alter egonya.
Buku Alter Ego telah terbukti membantu banyak orang untuk menghadapi beragam situasi sulit mereka. Jadi, sudah siap untuk mengaktivasi identitas rahasia dalam diri Anda? Selamat membaca dan menjalani hidup yang lebih luar biasa!"
Jakarta: Renebook, 2023
155.25 HER a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aisjah Sandjaja
1977
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronny Hanggoro
"Sebuah organisasi yang ingin tetap tampil dan dapat bertahan pada
millenium ketiga ini, harus melakukan banyak tindakan. Hal ini terutama karena semakin tipisnya batas antar negara dalam arti perdagangan,
pengaruh teknologi, informasi dan budaya, yang semua itu akan menciptakan sebuah dunia tanpa batas. Dalam persaingan bebas di alam globalisasi, tidak ada lagi proteksi dari negara. Persaingan dalam memperebutkan pasar di
suatu negara bukan hanya milik organisasi-organisasi negara tersebut, tetapi
juga organisasi-organisasi dari negara lain. Bila suatu organisasi tidak memiliki kemampuan bersaing secara internasional, sulitlah bagi organisasi tersebut untuk dapat bertahan. Dengan perkataan lain untuk dapat bertahan hidup dan berkembang di jaman ini, perusahaan harus menjadi Organisasi
Pembelajaran (Learning Organization) (Hartanto, 1995).
Salah satu tokoh organisasi pembelajaran, Peter M. Senge (1995)
mengatakan bahwa organisasi pembelajaran adalah suatu tempat yang
orang-orangnya secara terus-nnenerus memperluas kapasitas untuk
menciptakan hal-hal yang memang mereka inginkan. Di dalam organisasi
pembelajaran orang-orangnya juga mempunyai pola pikir baru dan ekspansif terpelihara, aspirasi bersama dibebaskan, dan orang-orangnya secara berkesinambungan belajar bagaimana belajar bersama. Di Indonesia ada perusahaan-perusahaan yang terguncang pada saat krisis, namun mampu bangkit kembali dan terus menjalankan bisnisnya. Namun ada pula yang
bangkrut. Bila diperhatikan lebih lanjut, kemampuan belajarlah yang
merupakan fasilitator utama yang membuat perusahaan-perusahaan dapat
mempelajari situasi sehingga mereka mampu bangkit dari kesulitannya.
(Hartanto, 1995; Prama, 2000).
Menurut Kline (1993), untuk dapat bangkit: dan menjadi suatu
organisasi pembelajaran, sebuah organisasi dapat menjalankan sepuluh
langkah menuju organisasi pernbelajaran. Dalam sepuluh langkah menuju
organisasi pembelajaran dikemukakan bahwa hal ini dimulai dari langkah
mengases budaya belajar yang ada di organisasi, dilanjutkan dengan
memajukan ha!-hal positif, membuat tempat kerja aman untuk berpikir,
memberi imbalan pada pengambilan risiko, membantu setiap orang untuk
saling menjadi sumber daya bagi orang lain, membuat kekuatan belajar
menjadi berfungsi, memetakan Visi, membawa visi ke kenyataan,
menghubung-hubungkan sistem-sistem yang ada, dan langkah yang terakhir
adalah menyatukan keseluruhan. Agar kesepuluh langkah langkah benjalan
dengan baik, peran pemimpin sangatlah penting (Klien, 1993).
Pentingnya peran pemimpin sejalan dengan pendapat Senge (1996)
yang menyatakan bahwa perubahan yang signifikan tidak akan terjadi kecuali dimotori dari atas, tidak ada gunanya memulai suatu proses perubahan tanpa
keikutsertaan CEO, dan tidak akan terjadl apa-apa bila manajemen puncak tidak menginginkannya. Namun dari hasil penelitiannya di berbagai organisasi
yang melakukan organisasi pembelajaran, kemauan dari CEO saja tidak cukup (Senge, 1999). Seluruh lapisan karyawan. mulai dari CEO sampai pemimpin lini, harus turut memiliki atau menghayati visi yang sama, bahwa organisasi mereka adalah organisasi pembelajaran. '
Karakteristik pemimpin dalam suatu organisasi sangat menentukan
keberhasilan suatu organisasi untuk menjadi organisasi yang belajar.
Pemimpin dari tingkat atas sampai satu tingkat diatas pelaksana harus
menjadi agen perubahan yang diinginkan. Kemampuan dan kematangan
dalam berkomunikasi sangat diperlukan seorang pemimpin yang efektif.
Seorang pemimpin harus mampu menggerakkan bawahannya dan mendorong
mencapai produktivitas dan semangat kerja yang optimal. Untuk dapat
melakukan hal tersebut seorang pemimpin harus mampu melihat situasi,
mendukung bawahannya dan penuh antusias dalam bekeija. Menurut Villere
(1981) pemimpin seperti ini disebut pemimpin yang efektif. Dalam
menggambarkan pemimpin yang efektif ini, Villere menggunakan konsep
Transaksional Analysis (Analisis Transaksional) yang ditemukan oleh Eric Berne. Menurut Villere (1981) kita dapat melihat kepribadian dan gaya kepemimpinan seseorang secara sekaligus dengan mengetahui ego state apa yang dominan pada diri seseorang. Pemimpin efektif menurut Villere dapat digambarkan sebagai seorang yang memiliki ego state Dewasa sebagai eksekutif dalam kepribadiannya dan didukung oleh ego state Nurturing Parent
(orang Tua Pengasuh) dan ego state Free Child (Anak Bebas). Dengan ego
state Dewasa sebagai eksekutif dalam kepribadiannya, ia dapat secara
rasional memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, merekam
kejadian-kejadlan untuk dipelajari dan selanjutnya dimanfaatkan. Dengan ego state Orang Tua Pengasuh, ia juga mampu mengembangkan bawahannya untuk menjadi Dewasa pula. Keantusiasannya dalam bekerja membawa suasana yang bersemangat dalam bekerja, yang merupakan ciri khas ego state Anak Bebas. Profil pemimpin seperti ini yang sudah diteliti dan dikembangkan melalui pelatihan di berbagai berusahaan oleh Villere dan teman-temannya.
Penelitian Vlllere dan Wagner (1981) menunjukkan banwa dengan
pendekatan analisis transaksional pemimpin di organisasi-organisasi yang diteliti dapat dikembangkan menjadi pemimpin yang efektif. Penelitian Kline tentang sepuluh langkah yang dapat digunakan untuk menjadikan organisasi
menjadi organisasi pembelajaran juga menunjukkan bahwa peran pemimpin
sangat pentlng. Pertanyaan yang muncul adalah apakah pemimpin efektif
seperti yang dikembangkan oleh Viliere dan Wagner ini dapat membawa
organisasinya menjadi organisasi pembelajaran? Oleh karena Itu peneliti tertarik untuk melihat apakah pemimpin yang memiliki profil ego state pemimpin efektif seperti yang dlkemukakan Wlere dan Wagner memiliki organisasi dengan ciri-ciri organisasi pembeiajaran sebagaimana dikemukakan Kline, pada beberapa perusahaan di Jakarta.
Melalui metode uji korelasi koefisien blserlal, dilakukan uji hipotesis mengenai hubungan antara ego state pemimpin dengan tingkat Organisasi pembelajaran dilaksanakan dalam unit kerjanya. Dari hasil penelitian ini dibuktikan ada hubungan antara ego state pemimpin dengan tingkat pembelajaran dalam organisasi yang dilaksanakan di unit kerjanya.
"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T37963
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heryanto Gunawan
"Doktrin Alter Ego dan Piercing the Corporate Veil merupakan satu doktrin yang berkembang di negara ? negara Common Law, Doktrin ini mengajarkan penembusan tabir istimewa perseroan yang menutupi pemegang saham dan organ ?organ perseroan lainnya yang mungkin pada kenyataannya telah memanfaatkan perseroan untuk kepentingan sendiri sehingga dengan menutupi dirinya dengan tabir istimewa tersebut, pemegang saham dapat bersembunyi dari tuntutan tanggung jawab melebihi saham yang dimiliki dan organ ? organ perseroan lainnya dapat bersembunyi di balik pemenuhan tugas tugas yang dipercayakan kepada mereka.
Perseroan selaku badan hukum sekalipun mempunyai kedudukan mandiri dan pemegang saham mempunyai pertanggung jawaban secara terbatas, namun bila pemegang saham menyalahgunakan / memanfaatkan perseroan dengan misalnya memanfaatkan jabatan anggota Direksi dan/atau dewan Komisaris untuk memanfaatkan Corporate Opportunity melakukan perbuatan hukum yang dapat menimbulkan conflict of interest atau dengan maksud melakukan self dealing untuk kepentingan pribadinya, maka tabir yang melindungi keterbatasan tanggung jawab tersebut dapat ditembus atau dikoyak untuk mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi dan siapa tang telah terlibat dalam peristiwa atau perbuatan tersebut dengan maksud bilamana perlu menuntut pemenuhan tanggung jawab baik pemegang saham, anggota Direksi dan dewan Komisaris secara melebihi dari pada apa yang telah digariskan dalam anggaran dasar perseroan maupaun undang-undang termasuk tuntutan pertanggung jawaban sampai kekayaan pribadi.
Penyalahgunaan kewenangan (detournement de pouvoir / misbruik van macht) baik secara langsung maupun tidak langsung sudah pasti dilakukan dengan itikad tidak baik dan tidak bertanggung jawab memanfaatkan untuk memanfaatkan perseroan semata-mata untuk kepentingan pribadi. Terhadap tindakan pemegang saham, anggota Direksi dan dewan Komisaris yang merugikan pihak lain, Undang-Undang mengatur perlindungan hukum bagi pihak pihak tersebut dan mewajibkan Pengadilan menetapkan Doktrin Piercing the Corporate Veil dalam memeriksa perkara gugatan perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh perseroan sebagaimana diamanatkan oleh pasal 3 ayat 2 UUPT. Berdasarkan pasal 1365 KUHPerdata penerapan Doktrin ?Alter Ego and Piercing the corporate veil? tidak hanya terbatas pada tindakan ? tindakan yang disebut UUPT pasal 3 ayat 2 semata, akan tetapi terhadap berbagai aspek perbuatan hukum yang tidak selaras dengan hukum serta bertentangan dengan maksud dan tujuan perseroan.

The Doctrine Alter Ego and Piercing the Corporate Veil is one of the doctrines that develop in the Common Law jurisdictions. The doctrine allow Judges to pierces the company veil of that cover the shareholders and other corporate organs from exposing themselves to public knowledge that they may have used the company for their own respective benefits, so that by covering themselves with the corporate veil, they would not theoretically be held responsible for more than the shares they hold, in case the shareholders or for more than the fulfillment of their fiduciary duties of Directors and Commissioners.
Being a legal entity, a limited liability company enjoys its independent status and, as such the shareholders and each Director and/or commissioners possesses limited responsibility within the limits of their respective duties or obligation. But if a shareholders abuses or misuses the company by utilizing the Board of Director and Board of Commissioners to seize corporate opportunities to take any action which result in conflict of interest or with a view to creating self dealing for his own benefit, then the corporate veil that cover the shareholder can be pierced in order to find out what has actually been going on and whoever are involve in such event or action, be they the shareholders, members of the Board of Director and Board of Commissioners with a view to whenever necessary, demanding or claiming the shareholders, member Board of Director and member Board of Commissioners involved in the action that has been found as being detrimental to the company to be held responsible for more than that mandated by the articles of association of the company or even exceeding the law, including against their personal asset.
Abused of power (detournement de pouvoir / misbruik van macht) either directly or indirectly is always committed not in good faith and constitutes irresponsible in utilizing the limited liability company only for their personal advantages the law protect those who suffer from damages caused by misuse of the company by the shareholders, member Board of Director and member Board of Commissioners and obliges the court rely on Doctrine Alter Ego and Piercing the Corporate Veil in examining a case brought before it claiming the company for an alleged unlawful act committed thereby in pursuance of Company Law Article 3 paragraph 2. Under Article 1365 of Indonesian Civil Code, the Doctrine Alter Ego and Piercing the Corporate Veil can be interpreted so widely that is does not cover only acts mentioned in Company Law Article 3 paragraph 2, but to be applied to all acts which are contrary the law and are not il line with the purposes and objectives of the company.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
T25986
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rochmani Sofion
"ABSTRAK
Filsafat dan pemikiren Igbal dimaksudkan untuk tujuan membangun kembali pemikiran dalam Islam (reconstruction of religious thought in Islam). Sebab Igbal merasa bahwa umat Islam mengislami kemunduran dalam pemikiran, yang berakibat mundurnya sosial budayanya dan dalam kemajuan-kemajuan f isik tertinggal jauh oleh budaya Barat, Filsafat Igbal dijabarkan dalam konsepnya tentang manusia utama (insanu_l-_kamil). Ia berusaha manyadarken umat Islam bahwa mereka ha-rus lebih giat barkarya dan lebih kreatif kerena mengemban tugas suci sebagai wakil Tuhan di bumi ini. Konsep tentang hakekat ego atau individualitas meru_pakan konsep dasar dari filsafat Igbal, serta menjadi alas penopang keseluruhan struktur pemikirannya. Dasar filsafat Iqbal adalah tauhid atau keyakinan yang teguh dan mendalam terhadap ke-Esa-an Ilahi, bersamaan dengan itu tumbuh keya_kinan akan keabadien oints, hasrat dan upaya (gairah) dan gerak (dinamisme). Kemudian pemikirannya dibimbing oleh konsep tentang ego (khudi ) yang dianggap sebagai pusat di_namisme dari hasrat, daya upaya, aspirasi,keputusan, kekuatan dan aksi. Ego tidak maujud (eksis) dalam waktu, mela_inkan waktulah yang merupakan dinamisme dari pribadi (ego). Jadi Iqbal menganggap ruang dan waktu menjadi realitas su_byektif, tegasnya tidak mempunysi eksistensi lepas dari subyek. Selain itu Igbal juga tidak ingin membatasi pengetahu_an pada kanyataan emperik saja, yang hakekat kebenarannya dapat ditangkap dengan daya nalar. Ia percaya bahwa manusia dapat mencapai _realitas absolut_ tanpa malalui daya nalar dan panca indranya, akan tetapi dengan minta bantuan pangalaman yang unik yang ia namakan _intuisi_. Intuisi adalah alat untuk menangkap hakekat pengetahuan serta hakekat ke_benaran yang bersifat super-natural. Dengan demikian ia menggabungkan antara akal dan intuisi secara erat dan membuat keduanyo saling melengkapi satu lama lain. Demikian pula disebutkan oleh Igbal, bahwa pribadi manusia dapat bergerak menuju ke kesempurnaan dengan menangkap sifat-sifat Tuhan, sehingga menjadi manusia utama atau insanu_1-kamil, yang menemukan tujuan dan kekuatannya dalam cinta dan toleransi, karena manusia adalah sama di hadapan Tuhan. Dengan demikian Igbal memuliakan dan meluhurkan ma_nusia, tanpa merusak sesuatu di hadapannya. Igbal peraaya kepada kemampuan manusia dan meyakini bahwa dengan.usaha, keuletan dan ketekunannya, keabadian insan itu mungkin, ka_rena kemajuan manusia mangikuti garis menanjak dan tanpa batas. Ini tidak berarti adanya peniadaan diri dan penyerapan dalam Tuhan. Individu dihadapan Tuhan lokasana besi merah kepanasan api. Api tetap api, dan besi tetap besi dalam saat yang satu dan sama. Dengan fileafatnya Iqbal ingin membangun pribadi manusia yang bersifat dinamis dan tegar, yang depat menciptakan suatu masyarakat atom sendi-sendi moral yang kokoh. Dengan filsafatnya Igbal ingin menegaskan bahwa ego manusia itu kreatif dan mempunyai tujuan. Baginya filsafat tanpa nilai praktis tidaklah ada gunanya; sebab yang penting bagaimana manusia itu dengan amal dan perbua_tannya dapat meningkatkan kwalitas hidupnya sehingga pantas disebut insanufl-kamil atau manuaia utama. Manusia yang dengan berlandaskan moral dan tanggung jawabnya, secara nyata berbuat memperindah dunia sehingga pantas disebut khalifah atau wakil Tuhan di bumi ini. Kesimpulan yang didapat dari hasil kajian filsafat dan pemikiran Igbal ini adalah,bahwa filsafat dan pamikiran Igbal perlu disebar luaskan di Indonesia; karena konsepnya tentang manusia utama atau insanu_l-kamil relevan untuk di_renungkan dan diamalkan . Ia menginginkan timbulnya umat yang aktiv, dinamis, berwatak merdeka; manusia yang ber_martabat bercita-cita luhur dan selalu berkarya demi untuk kesejahteraan umat manusia itu sendiri."
1989
S16098
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milka Tivani
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3564
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1990
S2475
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>