Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dinda Rimasandi
"Konseling dengan pendekatan gaya hidup untuk perubahan perilaku, salah satunya dengan diet penurunan kalori, telah terbukti dapat menangani gizi lebih. Akan tetapi, pemberian intervensi tatap muka memiliki beberapa keterbatasan, antara lain keterbatasan jangkauan intervensi, serta pemberian umpan balik yang tidak tepat waktu. Berbagai studi menunjukkan bahwa konseling gizi dengan menggunakan metode telehealth dapat berperan dalam penanganan gizi lebih. Saat ini penelitian mengenai telehealth dalam bidang gizi di Indonesia masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendampingan gizi yang meliputi pemberian konseling, edukasi, dan monitoring evaluasi berbasis telehealth terhadap pengetahuan gizi dan asupan zat gizi makro. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental dengan pemberian intervensi selama 3 minggu berupa pendampingan gizi pada 21 PNS wanita di Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Depok (perlakuan) dan edukasi gizi pada 15 PNS wanita Dinas Pendidikan Kota Depok (kontrol) yang mengalami gizi lebih. Penelitian ini menilai perubahan pengetahuan gizi dan asupan gizi makro setelah diberikan intervensi dengan menggunakan uji beda rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan (p value 0,010), penurunan asupan energi (p value 0,010), protein (p value 0,016), dan karbohidrat (p value 0,001) pada kelompok perlakuan dan adanya penurunan asupan protein (p value 0,012) pada kelompok kontrol setelah diberikan intervensi. Tidak terdapat perbedaan perubahan pengetahuan gizi dan asupan zat gizi makro antar kelompok.

Counseling with a lifestyle approach to behavior change, such as calorie-decreasing diet, has been shown to be able to handle overnutrition. However, giving face-to-face interventions has several limitations, including limited range of interventions, as well as providing timely feedback. Various studies show that nutritional counseling using the telehealth method can play a role in handling overnutrition. Current research on telehealth nutrition intervention in Indonesia is still limited. Therefore, this study aims to look at the effect of nutritional assistance which includes providing telehealth-based counseling, education, and monitoring evaluation of nutrition knowledge and macronutrient intake. The research design used was quasi-experimental with 3 weeks intervention of nutritional assistance at 21 female civil servants at the Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Depok (intervention) and nutrition education at 15 female civil servants in Dinas Pendidikan (control) who are overweight or obese. This study assessed changes in knowledge and macronutrient intake after intervention was given using the average difference test. The results showed an increase in knowledge (p value 0.010), decreased energy intake (p value 0.010), protein (p value 0.016), and carbohydrate (p value 0.001) in intervention group and a decrease in protein intake (p value 0.012) in the control group after intervention. There is no difference in changes in nutrition knowledge and macronutrient intake between groups"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yovita Agrippina Haryanto
"Perilaku makan kurang sehat banyak dijumpai pada remaja secara global maupun nasional. Perilaku makan yang kurang sehat dapat mempengaruhi asupan zat gizi dan kesehatan remaja dalam jangka panjang. Kurang konsumsi kelompok makan tertentu dapat menimbulkan defisiensi zat gizi. Sedangkan, konsumsi gula, garam, dan lemak berlebih dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti obesitas, penyakit kardiovaskular, diabetes, dan penyakit kronis lainnya. Di satu sisi, perkembangan penggunaan media sosial sangat pesat, khususnya TikTok yang merupakan media sosial berbasis short video. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh short video pada TikTok terhadap perilaku makan remaja. Penelitian dilakukan menggunakan desain kuasi eksperimen dengan satu kelompok perlakuan dan satu kelompok kontrol yang tidak dipilih secara acak. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 75 siswa/i SMAN 1 Tangerang. Hasil uji menggunakan Paired T Test menunjukan perubahan signifikan pada perilaku makan, pengetahuan gizi, dan sikap pada kelompok perlakuan antara sebelum dan sesudah intervensi. Lebih lanjut, berdasarkan Independent T Test terdapat perbedaan signifikan nilai perilaku makan dan pengetahuan gizi antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Namun, tidak terdapat perbedaan signifikan pada nilai sikap antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh paparan short video TikTok terhadap perubahan perilaku makan, pengetahuan gizi, dan sikap remaja pada kelompok perlakuan.

Unhealthy eating behaviours are common among adolescents globally and nationally. Unhealthy eating behaviours can affect nutrient intake and long-term health of adolescents. Under-consumption of certain food groups can lead to nutrient deficiencies. Meanwhile, excessive consumption of sugar, salt and fat can lead to health problems such as obesity, cardiovascular disease, diabetes and other chronic diseases. On the one hand, the development of social media use is very rapid, especially TikTok which is a short video-based social media. This study aims to determine the effect of short videos on TikTok on adolescent eating behaviour. The research was conducted using a quasi-experimental design with one treatment group and one control group that was not randomly selected. The samples used in the study were 75 students of SMAN 1 Tangerang. Paired T Test results showed significant changes in eating behaviour, nutritional knowledge, and attitudes in the treatment group between before and after the intervention. Furthermore, based on the Independent T Test, there was a significant difference in the value of eating behaviour and nutritional knowledge between the treatment group and the control group. However, there was no significant difference in attitude scores between the treatment and control groups. It can be concluded that there is an effect of short videos on TikTok on changes in eating behaviour, nutritional knowledge, and attitudes of adolescents in treatment group."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Ayu Dewi Sartika
"Sarapan pagi merupakan kegiatan makan yang paling penting dalam memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi dalam sehari. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) gizi terhadap perilaku sarapan pagi siswa sekolah dasar di Kabupaten Bogor. Desain studi penelitian ini adalah kuasi-eksperimental, pre-post intervention.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan kegiatan KIE gizi diperoleh peningkatan skor rata-rata pengetahuan dan perilaku siswa terhadap kebiasaan sarapan pagi (nilai p < 0,05). Media yang digunakan adalah kartu bergambar, kartu kuartet, ular tangga, tebak gambar, teka teki silang (TTS), leaflet, poster, dan lomba cerdas cermat. Peran ibu sebagai penyedia sarapan pagi bagi siswa sangat penting terutama dalam menghindari kebosanan siswa terhadap menu yang disediakan. Sebaiknya pihak sekolah bekerja sama dengan Persatuan Orang Tua Murid dan puskesmas untuk menggiatkan kembali Usaha Kesehatan Sekolah dengan melakukan kegiatan promosi kesehatan bagi ibu/pengasuh siswa, khususnya tentang bagaimana merencanakan menu sarapan pagi yang enak, praktis, dan sehat bagi siswa.

Breakfast as the most important meal of the day, contributing substantially to daily nutrient intake and energy needs. This study was conducted to determine the effect of communication, information, and education toward the breakfast behavior of primary school students in Bogor. The study design was quasi-experimental design with pre and post intervention.
The study results showed that there were increased knowledge and attitudes towards the habit of breakfast (p value < 0,05). The media used were picture card, quartet card, the ladder snake, guess the picture, crossword puzzle, leaflet, poster, and quizes. Mother?s role as a breakfast provider for students is important in avoiding students who are bored with menu provided. Collaboration needed between school unit, parents, and staff of public health center to revitalize the School Health Program with health promotion activities for mothers/caregivers of students, especially about how to plan and serve a delicious breakfast menu, easy making, and healthy for students.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mahsa Faraji
"Konsumsi harian minuman berpemanis gula di kalangan remaja perkotaan Indonesia telah ditingkatkan kekhawatiran untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan praktik mereka ke arah pilihan minuman yang lebih sehat. Studi ini bertujuan untuk menilai penerimaan modul pendidikan pada minuman berpemanis gula yang dikembangkan di kalangan remaja perkotaan di Jakarta. Penelitian ini dilakukan di 5 sekolah menengah atas terpilih pada bulan Januari hingga Mei 2024. Penelitian ini bersifat mixed-method, meliputi analisis kuantitatif skor pengetahuan, sikap, dan praktik terhadap minuman berpemanis gula dan analisis kualitatif untuk Diskusi kelompok terfokus dengan remaja yang memiliki skor pengetahuan, sikap, dan praktik berbeda. Data kualitatif ditriangulasi melalui wawancara mendalam dengan guru dan para ahli. Data kuantitatif menyoroti konten pendidikan yang diperlukan untuk modul pendidikan, sedangkan data kualitatif dikumpulkan dan diuraikan, diikuti dengan analisis tematik. 1, 2, dan 3 dari 10 remaja perkotaan yang mengikuti survei informatif memiliki sikap, pengetahuan, dan praktik pada minuman berpemanis gula yang baik. Modul pendidikan pada minuman berpemanis gula mencakup informasi mengenai contoh minuman berpemanis gula dan efek sampingnya, jenis gula, dan fakta nutrisi. Beragam media dikembangkan dari modul ini, termasuk satu poster elektronik, buku elektronik, serangkaian video berdurasi 30 detik di TikTok, video satu animasi untuk dibagikan di YouTube, PowerPoint, dan model-model makanan yang memfasilitasi kuliah interaktif untuk berlatih dan menemukan jumlahnya gula di minuman berpemanis gula favorit remaja perkotaan. Video pendidikan mendapat penerimaan tertinggi. Ajakan bertindak dalam buku elektronik ini ditambahkan pada diskusi langsung di kalangan remaja. Video yang diilustrasikan dengan narasi peneliti dan pribadi meningkatkan pemahaman. Bahasa, palet warna, dan alurnya disesuaikan agar lebih mudah dipahami oleh remaja. Penelitian ini menunjukkan bahwa modul pendidikan informatif pada minuman berpemanis gula dengan menggunakan video edukasi, dan media berbasis teks dengan ilustrasi warna-warni, serta kuliah interaktif menggunakan PowerPoint, permainan, dan pembelajaran berbasis masalah, diterima oleh remaja perkotaan.

The daily consumption of sugar-sweetened beverages (SSBs) among Indonesian urban adolescents has raised concerns about changing their knowledge, attitude, and practice (KAP) towards healthier beverage choices. This study aimed to assess the acceptance of the developed education module on SSBs among urban adolescents in Jakarta. The study was conducted in 5 selected senior high schools from January to May 2024. This study was a mixed method, including quantitative analysis for KAP scores towards SSBs and qualitative analysis for focus group discussion with adolescents with different KAP scores. Qualitative data were triangulated by in-depth interviews with teachers and experts. Quantitative data highlighted the necessary education content for the education module, meanwhile, qualitative data was collected and decoded, followed by thematic analysis. 1, 2, and 3 out of 10 urban adolescents who joined the informative survey had good SSBs’ attitudes, knowledge, and practice. The education module on SSBs includes information regarding SSBs examples and side effects, sugar types, and nutrition facts. Diverse media were developed from the module, including e-poster, e-booklets, a series of 30-second videos on TikTok, an animation video to share on YouTube, PowerPoint, and food models facilitating the interactive lecture to practice and find the amount of sugar in the urban adolescents’ favourite SSBs. The educational videos received the highest acceptance. A call to action in the e-booklet is added to direct discussion among adolescents. Videos illustrated by the researcher and personal narrations enhanced the comprehension. The language, colour palette, and flow were adjusted to make it easier for adolescents to understand. This study indicated that the informative educational modules on SSBs using educational videos, and text-based media with colourful illustrations, alongside the interactive lecture using PowerPoint, games, and problem-based learning, were accepted by urban adolescents. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Florence Low
"Defisiensi zat besi pada anak dan remaja dapat mengakibatkan penuruanan fungsi kognitive dan psikomotor. Salah satu cara yang efektif untuk mencegah terjadinya defisiensi zat besi adalah dengan memberikan edukasi gizi terutama pada anak usia sekolah. Tujuan dari studi ini adalah mengevaluasi efek dari edukasi gizi terhadap peningkatan pengetahuan tentang zat besi pada siswa-siswi di Pesantren Tapak Sunan. Studi ini menggunakan desain pre-experimental dengan intervensi pre-post. Data dikumpulkan dari hasil penilaian kuesioner pre dan post-test. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20.0.
Hasil studi menunjukkan bahwa setelah pemberian edukasi, terdapat peningkatan bermakna pada pengetahuan siswa-siswa secara menyeluruh (uji t berpasangan, p<0.001). Akan tetapi, berdasarkan jenis kelamin, tidak ada perbedaan bermakna pada peningkatan pengetahuan (uji t tidak berpasangan, p>0.05). Uji one-way ANOVA juga menunjukkan perbedaan tidak bermakna pada peningkatan pengetahuan berdasarkan jenjang sekolah. Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa pemberian edukasi gizi bermanfaat meningkatkan pengetahuan tentang zat besi pada siswa-siswi di Pesantren Tapak Sunan.

Iron deficiency in children and adolescent could cause deficit in cognitive performance and lower psychomotor function. Nutritional education about dietary iron targeted at school-age children is one of the effective approaches to prevent iron deficiency. The aim of this study is to evaluate the effect of nutritional education on the improvement of knowledge about dietary iron among students in Pesantren Tapak Sunan. This study used pre-experimental design with pre-post intervention. Data was collected from scoring result of pre and post-test questionnaire. Analysis of data was conducted using SPSS ver 20.0 programme.
Result of the study showed that after receiving education, there was significant improvement of knowledge among all students by 21 points (paired sample t-test, p<0.001). Meanwhile, there was no significant difference in the improvement of knowledge between each gender (independent t-test, p> 0.05). One-way ANOVA analysis also showed insignificant difference in the improvement of knowledge among three different levels of grades (p> 0.05). In conclusion, nutritional education is effective in improving the knowledge about health aspects of dietary iron on students in Pesantren Tapak Sunan.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library