Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996, 1991
R 025 UNI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S5010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wildawati
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pelaksanaan pendidikan dan latihan (diklat), pengembangan karir, dan implementasi diklat dalam rangka pengembangan karir Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Bappenas. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan fokus memperoleh gambaran apa adanya tentang permasalahan yang dibahas, yaitu implementasi diklat dalam rangka pengembangan karir PNS di lingkungan Bappenas. Populasi penelitian adalah PNS di lingkungan Bappenas yang telah mengikuti diklat ARUM dan Spama dan menduduki jabatan struktural yang berjumlah 213 orang. Sedangkan sampelnya adalah 60 orang PNS. Penarikan sampel dilakukan secara simple random sampling (acak sederhana). Pengumpulan data dilakukan inelalui penyebaran kuesioner dan wawancara. Sedangkan analisa data dilakukan secara deskriptif kuantitatif dengan cara mendeskripsikan atau menguraikan hasil jawaban responder yang diperoleh dari kuesioner dan wawancara apa adanya dengan mengacu pada nilai rata-rata, frekuensi dan prosentase jawaban responden. Hasil penelitian menunjukkan beberapa temuan panting sebagai berikut : Kondisi pelaksanaan diklat di Bappenas tergolong baik dalam aspek instruktur dan metode, namun kurang baik dalam aspek fasilitas dan kurikulum. Kondisi pengembangan karir pegawai di Bappenas tergolong baik jika dilihat dari aspek sistem merit dan sistem karir, namun masih diwarnai praktek patronage. Dengan kondisi diklat dan pengembangan karir seperti itu, diklat dipandang bermanfaat bagi pengembangan karir oleh sekelompok pegawai, namun tidak demikian halnya bagi kelompok pegawai lain. Ambiguitas pandangan tersebut disebabkan oleh materi diklat yang kurang mengakomodasi kepentingan pegawai untuk suatu promosi jabatan, tidak adanya ketentuan yang mengatur kenaikan pangkat kompensasi setelah pegawai mengikuti diklat dan adanya suatu fakta (sistem patronage). Dengan kesimpulan-kesimpulan tersebut disarankan : (1) pelaksanaan diklat di lingkungan Bappenas perlu penyempurnaan terutama content materi promosi jabatan, serta perbaikan fasilitas diklat khususnya laboratorium komputer, media intern, alat-alat praktek, laboratorium bahasa, ruang simulasi dan ruang tamu; (2) perlu reduksi sistem patronage yang masih mewarnai pola pengembangan karir di Bappenas melalui penerbitan peraturan tentang tindakan anti-patronage bagi pegawai di lingkungan Bappenas, atau melalui penciptaan budaya organisasi yang kedap dari praktek patronage; dan (3) dilakukan penelitian dengan pendekatan kuantitatif untuk melihat hubungan atau pengaruh diklat terhadap pengembangan karir pegawai di lingkungan Bappenas.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T9865
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Sabrina
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang pelaksanaan program pendidikan di ISCO Foundation yaitu program beasiswa pendidikan dan program sanggar kegiatan anak. Penelitian ini juga membahas program yang mendukung program pendidikan yaitu program nutrisi dan tambahan kesehatan dan program perlindungan dan advokasi hak anak. Program ini memberdayakan anak-anak dari kelompok marjinal dengan melakukan pemenuhan hak dasar anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan program dan menjelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan program pendidikan sebagai upaya pemenuhan hak anak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi deskriptif melalui studi literatur, observasi, dan wawancara yang dilakukan secara luring. Penelitian ini melibatkan 10 orang informan yang terdiri dari staf ISCO Foundation, anak dampingan ISCO Foundation, dan alumni anak dampingan ISCO Foundation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam program pendidikan, ISCO Foundation berhasil memenuhi hak anak atas pendidikan. Dalam program nutrisi dan tambahan kesehatan, program ini melakukan pemenuhan hak anak atas gizi. Dalam program perlindungan dan advokasi hak anak, ISCO Foundation berhasil melakukan pemenuhan hak atas perlindungan dan hak atas identitas. Faktor pendukung yang mempengaruhi pelaksanaan program adalah lokasi yang strategis, kedekatan dengan anak dampingan, adanya program pendukung dari donor, kesadaran orang tua yang tinggi, dan staf lapangan yang handal. Sedangkan, faktor penghambatnya adalah pergaulan bebas, lingkungan yang berpengaruh buruk, dan penolakan dari anak dampingan. ......This study discusses the implementation of educational programs at ISCO Foundation, namely educational scholarship programs and children's activity studio programs. This research also discusses programs that support educational programs, namely nutritional and supplementary health programs and programs for the protection and advocacy of children's rights. This program empowers children from marginalized groups by fulfilling children's basic rights. The purpose of this research is to describe the implementation of the program and explain what factors influence the implementation of educational programs as an effort to fulfill children's rights. This research is qualitative research with a descriptive study through literature studies, observations, and interviews conducted offline. This research involved 10 informants consisting of ISCO Foundation staff, ISCO Foundation assisted children, and ISCO Foundation assisted alumni. The results of the research show that in terms of educational programs, ISCO Foundation has succeeded in fulfilling children's right to education. In the nutritional and additional health program, this program fulfills children's right to nutrition. In the protection and advocacy program for children's rights, ISCO Foundation has succeeded in fulfilling the right to protection and the right to identity. Supporting factors that influence program implementation are strategic location, proximity to assisted children, existence of donor support programs, high parental awareness, and reliable field staff. Meanwhile, the inhibiting factors are promiscuity, an environment that has a bad influence, and rejection from assisted children.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beny Yanis
Abstrak :
Program Corporate Social Responsibility Kampoeng Pendidikan Lengkong Mandiri (KPLM) adalah wujud berupaya untuk peningkatan kecerdasan intelektual, kreativitas, spiritual, emosional dan sosial kultural sejak usia dini menghasilkan anak-¬anak cerdas mandiri dan berakhlak di seluruh pelosok tanah air. Tujuan mulia ini diwujudkan atas kepedulian minimnya SDM di Indonesia yang berkualitas. Saat ini banyak anak bangsa yang tidak mengenyam pendidikan tinggi, bahkan terancam putus sekolah. Pembuatan program CSR program KPLM ini terdiri dari beberapa program Pendirian Sekolah SMP Plus Berkualitas Lengkong Mandiri (inklusif), Pendirian Institut Lengkong Untuk Kajian Strategis (the Institute of Lengkong for Strategis Studies), Pendirian Perpustakaan Bumi, Pembuatan Rumah Sehat, Pembuatan Situs Sejarah Berupa Museum Sejarah Lengkong dan University of Lengkong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan dan operasionalisasi CSR dikaitkan dengan penerapan kegiatan filantropi sosial. Apakah pelaksanaan CSR tersebut berkaitan dengan konsep empowerment atau pemberdayaan dalam peningkatan kesejahteraan sosial? Apakah ada kepentingan-kepentingan lain dan bagaimana pelaksanaannya dikaitkan dengankonsep CSR sebenarnya? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian Deskriptif Data dan informasi diperoleh dari wawancara melalui wawancara tidak terstruktur atau indepth interview dengan sejurnlah informan yang dianggap cukup kompeten, yaitu Ketua Umum YBAI (Yayasan Bina Anak Indonesia), Direktur Eksekutif Yayasan Bina Anak Indonesia, Staf Pelaksana Program corporate social responsibility bidang Pendidikan YBAI (Yayasan Bina Anak Indonesia) dan Staf Penunjang atau Pendukung sebagai Kepala Bidang PerbukuanlPerpustakaan. Dari penelitian ini ditemukan bahwa konsep, tujuan, paradigma lembaga independen terhadap CSR masih kurang memadai. Alhasil sering terjadi kesalahan dalam implementasi CSR dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal yang sering terjadi adalah CSR dilakukan untuk keperluan penciptaan citra dan peran dari badan-badan usaha. Ketidakpedulian lembaga independen ini sering menyebabkan peran CSR di masyarakat akan menurun. Pandangan bahwa CSR hanya merupakan penggalangan dana dan mencari filantropi adalah kesalahan besar yang harus dihindari. Kesemua ini berangkat dari ketidakpahaman pimpinan lembaga independen terhadap kegunaan dan keberdayaan dari program CSR. Program CSR jangan dipandang dari sisi komunikasi pemasaran, karena program CSR merupakan bentuk empowerment masyarakat terhadap investasi kehidupan sosial. Oleh sebab itu adalah keliru bila melihat CSR dari sisi perolehan uang saja. CSR seharusnya dikembalikan kepada bentuk kegiatan public relations bukan dalam keperluan penciptaan brand. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukkan pada sisi akademis terutama kajian-kajian teori komunikasi organisasi, Public Relations, dan Corporate Social Responsibility dihubungkan dengan komunikasi antar pribadi. Dui sisi praktis jelas memberikan masukkan kepada lembaga independen, seperti Yayasan Bina Anak Indonesia untuk menyadari bahwa CSR sering digunakan oleh badan-badan usaha untuk keperluan penciptaan citra dan brand. Tugas mereka adalah mengembalikan fungsi CSR pada tugas Public Relations.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22448
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peranginangin, Yan A.
Abstrak :
Kesempatan untuk mendapatkan pendidikan merupakan hak semua orang, termasuk anak tunanetra. Sarana yang digunakan dalam pendidikan bagi anak tunanelra adalah huruf Braille. Diperlukan jari yang kuat dan fleksibel agar anak lebih mudah belajar huruf Braille. khususnya untuk menulis. Akan tetapi lanpa penglihatan. perkembangan motorik anak lunanctra cenderung mengalami keterlambaran. Mendorong anak tunanctra untuk terlibal aklif dalam kegiatan schari-hari dapat membantunya untuk mengcmbangkan kekuazan dan lieksibilitas tangan dan jarinya. Program pengajaran individual ini bertujuan meningkatkan kemampuan psikomotor untuk mendukung mcnulis lauruf Braille pada anak tunanctra total. Program pengajaran individual ini dirancang berdasarkan Model Rumah kemampuan mororik halus yang terbagi menjadi tiga tahap (Bruni. 2006). Tahap perlama adalah stabilitas, koordinasi bilateral, dan sensasi. Tahap kedua adalah keterampilan dalam menggunakan tangan. Tahap ketiga adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas sehri-hari, yaitu menggunakan riglet dan stilus untuk menulis. Penguatan yang diberikan adalah penguatan sosial dan penguatan yang data dikonsumsi. Program pengajaran individual dilakukan di rumah subyck setelah pulang sekolah, terdiri dari 10 sesi ditambah l sesi evaluasi. Scsi I - lll meliputi kemampuan di tahap pertama. scsi IV - Vll di tahap kedua, dan sesi Vlll - X di tahap ketiga. Sesi evaluasi diberikan untuk melihat seiauh mana subyck dapat menerapkan kcmampuan psikomotor dalam menulis huruf Braille. scrta melakukan pcnutupan dari program pengajaran individual. Hasilnya adalah terdapat peningkatan kemampuan psikomolor dan bertumbuhnya motivasi menulis dalam diri subyek. meskipun subyek belum mam pu mcnulis mandiri......The chance to get education is everybocly?s right, including blind children. Aids used for blind children education is Braille alphabet. Strong and flexibel fingers are needed to ease a child in learning Braille alphabet, especially for writing. However, without sights, blind children tend to have delayed motor development. Encouraging blind children to actively engaged in daily activities may help to develop strength and flexibility of their hands and fingers. The purpose of this individualized educational program is to improve psychomotor skills to support writing ability in totally blind children. This individualized educational program is designed based on House Model of fine motor skills, that is divided in three stages {Bruni, 2006). First stage is stability, bilateral coordination, and sensation. Second stage is dexterity. Third stage is the ability to do daily activities, which is to use riglet and stylus to write. Reinforcement given are social reinforcement and consumable reinforcement. Individualized educational program held on subject?s home after school, consist of 10 sessions plus l evaluation session. Session I- III consist of ability in first stage, session IV - VII on second stage, and session VIII - X on the third stage. Evaluation session given to ses how far subject has implemented psychomotor skills in Braille alphabet writing, also to close the individualized education program. Result shows improvement in psychomotor skills and developing self-motivation in writing, although subject hasn't been able to write independently.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkifli Usman
Abstrak :
Studi kasus terhadap strategi komunikasi pemasaran program pendidikan dan pelatihan dalam menghadapi struktur pasar yang berubah dilakukan pada Bidang Pendidikan dan Pelatihan RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, yang rutin menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan di lingkungan sendiri. Status RSCM dari rumah sakit vertikal Departemen Kesehatan menjadi Perusahaan Jawatan mendorong perubahan orientasi Bidang Diklat dari cost center unit menjadi revenue center Witt. Upaya menyelenggarakan diktat swadana memerlukan strategi pemasaran yang tepat agar dapat mencapai target sasaran. Masalah yang timbul adalah bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang harus dilaksanakan dalam menghadapi struktur pasar yang berubah, apalagi dengan munculnya pesaing di pasar sasaran yang sama. Kajian terutama diarahkan pada evaluasi proses perencanaan dan pelaksanaan komunikasi pemasaran program diktat swadana oleh Bidang Diktat RSCM, antara lain seperti diuraikan oleh Fill (1999 ; 510) apakah tujuannya memenuhi unsur-unsur mudah dipahami dan jelas (Specific), bisa diukur (Measurable), dapat dicapai (Achievable), wajar (Realistic), dan target sasaran serta waktu pencapaiannya (Targeted and Timed). Selain itu diteliti juga media komunikasi yang digunakan dan bagaimana isi pesan yang disebarluaskan. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi kelayakan bauran promosi yang digunakan oleh Bidang Diktat dalam memasarkan program-programnya ke rumah sakit-rumah sakit maupun klinik spesialis di seluruh Indonesia. Dan mendeskripsikan strategi komunikasi pemasaran jasa pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dalam menghadapi struktur pasar yang berubah. Pengumpulan data melalui studi dokumen dalam bentuk laporan, peraturan, hasil studi maupun buku pedoman yang berhubungan dengan kegiatan diklat. Selain itu diupayakan wawancara mendalam tidak berstruktur kepada narasumber yang terkait dengan penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan. Dari hasil pengumpulan data yang kemudian dianalisa dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi pemasaran yang telah dijalankan baru sebatas memanfaatkan salah satu elemen bauran promosi, yaitu direct marketing. Dalam menghadapi persaingan di pasar terbuka perlu upaya peningkatan promosi agar mampu menjangkau sasaran yang lebih luas. Keberhasilan mempengaruhi para calon konsumen atau pelanggan untuk mengikuti kegiatan diktat melalui telepemasaran amat ditentukan oleh keterampilan berkomunikasi petugas pemasaran yang ditunjuk, sebab promosi yang dilakukan menuntut kemampuan berkomunikasi dua arah. Implikasi evaluasi komunikasi pemasaran program diktat adalah untuk mengetahui kelayakan strategi yang telah dilaksanakan dalam menghadapi struktur pasar yang berubah. Perubahan struktur pasar ke arah kompetisi terbuka dibuktikan dengan keberadaan rumah sakit swasta disekitar RSCM yang memiliki pusat pendidikan formal telah mulai memasuki pasar sasaran yang sama dengan pasar Bidang Diktat RSCM. Sebagai pesaing baru perlu diantisipasi dengan upaya menonjolkan kelebihan-kelebihan yang sudah melekat sebagai rumah sakit pendidikan maupun pusat rujukan nasional. Selain pesaing baru terdapat pesaing utama yang harus dicerrnati karena sesama rumah sakit pernerintah yang juga mempunyai predikat rumah sakit pendidikan dengan kelebihan sebagai pusat pelayanan kesehatan khusus, seperti RS. Kanker Dharmais, dan yang lainnya. Pemikiran ke arah spesialistik diktat sesuai dengan predikat yang dimiliki oleh masing-masing rumah sakit pendidikan sebagai pusat pelayanan kesehatan dibidangnya sebaiknya bisa direalisasikan. Unit hubungan Masyarakat di RSCM apabila bisa diberdayakan menjadi mitra kerja Bidang Diktat merupakan salah satu unsur bauran promosi yang juga potensial. Berbagai fasilitas penunjang perlu mendapat perhatian serius dari Kepala Bidang Diktat RSCM maupun Direktur RSCM, mulai dari pintu kedatangan peserta, tempat parkir kendaraan, rambu-rambu yang seyogyanya menjadi petunjuk bagi peserta untuk mencapai lokasi kegiatan diktat, keamanan dan kenyamanan berada di lingkungan RSCM. Dapat merupakan nilai tambah jika Bidang Diktat RSCM memiliki fasilitas penginapan yang akan sangat membantu peserta terutama yang berasal dari luar DKI Jakarta, dan sekaligus bisa dimanfaatkan oleh Direksi RSCM sebagai pemondokan bagi keluarga pasien rujukan dari daerah yang tidak mempunyai keluarga di Jakarta.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T12099
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elgetrisna
Abstrak :
Tesis ini berjudul Manajemen Pelatihan dan Pengembangan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri dan Perdagangan. Rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut : (a) apakah perencanaan pelatihan sudah berdasarkan kebutuhan pelatihan? (b) apakah pelaksanaan pelatihan sudah sesuai dengan rencana? (c) mengetahui pelatihan yang dibutuhkan oleh pegawai Departemen Perindustrian dan Perdagangan serta dunia usaha; (d) mengetahui bentuk peningkatan efektivitas dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan, dapat dijadikan bahan masukan bagi para pengambil kebijakan di lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang berkaitan dengan tugas peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan serta mampu mencipta dan memanfaatkan setiap peluang yang ada. Sehingga dapat menciptakan aparatur yang memiliki kemampuan dan wawasan yang luas khususnya mengenai substantif industri dan perdagangan; menyiapkan tenaga kerja baru serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia pelaku usaha disektor industri dan perdagangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Korelasi dengan menggunakan Skala Likert. Dari populasi sejumlah 46 responden diambil secara purposive. Metode pengumpulan data dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa (a) perencanaan program diktat berhubungan langsung terhadap kesesuaian (efektivitas) atau keberhasilan diktat, artinya keberhasilan penyelenggaraan diktat sangat dipengaruhi oleh perencanaan terutama analisis kebutuhan pelatihan. Selanjutnya terdapat signifikan antara program pelaksanaan diktat dengan kesesuaian (efektivitas). Kedua faktor tersebut ternyata sangat berpengaruh terhadap kesesuaian (efektivitas)nya suatu diktat. Untuk meningkatkan efektivitas diktat, maka disarankan kepada pihak Pusdiklat Indag, dalam menyusun perencanaan dan melaksanakan program pelatihan dan pengembangan memperhatikan kebutuhan pelatihan seperti yang telah disebutkan di atas. Juga dilakukan evaluasi terhadap kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan program Diktat Indag selalu dilakukan setiap selesai penyelenggaraan kegiatan tersebut sehingga untuk kegiatan berikutnya ada peningkatan mutu dan kualitas lulusannya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12301
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library