Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pratisto Sumantri
Abstrak :
ABSTRAK
PT. Bayer Indonesia Tbk. (BYSB) merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri farmasi. Didirikan tahun 1967 dengan nama PT. Bayer Farma Indonesia, merupakan bagian dari kelompok usaha Bayer AG, Germany, sebuah perusahaan internasional yang didirikan untuk memenuhi dan memproduksi kebutuhan konsumen terhadap rangkaian produk dan jasa mulai dari kesehatan dan pertanian sampai dengan kimia dan teknologi penginderaan. Produk-produk yang dihasilkan dapat digolongkan atas 3 kelompok, yakni Farmasi, Proteksi Tanaman serta Alat-alat Rumah Tangga & Obat-obatan Tanpa Resep (OTC).

Dalam usahanya meningkatkan nilai penjualan PT. Bayer Indonesia, Tbk. terutama mengandalkan pendapatan dari produk-produk Farmasi berupa obat-obat ethical ( obat dengan resep ), produk Kesehatan Rumah Tangga serta produk Perlindungan Tanaman. Untuk kelompok usaha Alat Kesehatan Rumah Tangga, PT. Bayer Indonesia, Tbk. merupakan pemimpin pasar. Dengan kemampuannya yang ada PT. Bayer Indonesia, Tbk. sedang berusaha meningkatkan penjualannya baik dari penjualan lokal maupun ekspor. Untuk tujuan tersebut PT. Bayer Indonesia, Tbk. terus berusaha meluncurkan produk-produk baru, terutama mengandalkan lisensi yang diperoleh dari Bayer AG, Germany.

Selama tiga tahun terakhir pangsa pasar PT. Bayer Indonesia, Tbk. Terus mengalami penurunan. Pada tahun 2000, pangsa pasar PT. Bayer Indonesia mencapai angka terendah sejak tahun 1996 yaitu 6,87%. Penurunan yang terjadi pada tahun 2000 terutama disebabkan oleh nilai penjualan perusahaan yang negatif Penurunan nilai penjualan tersebut terjadi karena pada tahun 2000 perusahaan sedang melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja pabrik, sehingga kapasitas produksinya mengalami penurunan. Semua perbaikan tersebut diharapkan dapat selesai pada akhir tahun 2001. Meskipun nilai penjualan terus menurun tetapi kinerja keuangan PT. Bayer Indonesia, Tbk. justru meningkat pada tahun 1999 dan tahun 2000. Dari kondisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa PT. Bayer Indonesia, Tbk. Berhasil melakukan efisiensi dan efisiensi yang dilakukan cukup besar untuk dapat menutup penurunan nilai penjualan yang terjadi.

Masalah yang paling besar yang dihadapi oleh PT. Bayer Indonesia, Tbk. adalah tidak stabilnya kondisi ekonomi makro, terutama tidak stabilnya nilai tukar Rupiah serta laju inflasi yang masih tinggi. Keadaan ini terutama terkait dengan ketergantungan perusahaan yang amat tinggi pada bahan baku impor.

Nilai perusahaan PT. Bayer Indonesia, Tbk. berdasarkan analisa skenario dan perhitungan dengan probabilitas nilai tertimbang adalah Rp. 278.841 juta. Nilai tersebut didapat dari hasil perkalian probabilitas dan nilai perusahaan untuk masing-masing skenario. Probabilitas setiap skenario didapat dari hasil analisa industri dan asumsi makro ekonomi. Berdasarkan perhitungan tersebut, nilai perusahaan PT. Bayer Indonesia, Tbk. ternyata berada sedikit di atas nilai market capitalization saat ini, sehingga dapat dikatakan telah teijadi under-expected terhadap nilai perusahaan PT. Bayer Indonesia, Tbk.

Nilai perusahaan yang mendekati nilai market capitalization pemsahaan saat ini adalah pada kondisi skenario Base-Case, yaitu sebesar Rp. 236.692 juta. Dilihat dari hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa perkiraan investor untuk 4 tahun ke depan adalah mendekati skenario Base Case. Pada skenario ini diperkirakan bahwa peluncuran produk baru yang dilakukan oleh PT. Bayer Indonesia, Tbk. Akan berhasil. Dan dari sisi finansial perusahaan akan mampu mempertahankan efisiensi.

Bagi investor, dilihat dari hasil perhitungan nilai perusahaan berdasarkan skenario Base Case maka ekspektasi yang dilakukan oleh investor untuk saat ini adalah over-expected, sehingga untuk jangka pendek bila melakukan investasi tidak akan menguntungkan. Sedangkan untuk jangka panjang kondisi fundamental perusahaan saat ini yang cukup baik akan dapat menjadi landasan cukup kuat untuk meningkatkan nilai perusahaan di masa yang akan datang.
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Indriarsih
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dan karya akhir ini adalah untuk mengetahui miai intrinsik saham perusahaan yaitu PT Merck Indonesia Tbk. yang bergerak dalam industri farmasi dengan menggunakan dua metode penilaian perusahaan yaitu metode arus kas bebas (free cash flow model) dan economic profit model.

Nilai intrinsik perusahaan diperoleh dari perhitungan nilai sekarang dari arus kas bebas dan economic profit perusahaan di masa depan dengan menggunakan weighted average cost of capital. Arus kas bebas dan economic profit perusahaan di masa depan diperoleh dengan terlebih dahulu membuat proyeksi laporan keuangan perusahaan yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi selama beberapa tahun ke depan.

Namun sebelum menyusun proyeksi laporan keuangan, terlebih dahulu diperlukan analisis industri farmasi serta analisis kinerja perusahaan yang diperoleh dari analisis rasio laporan keuangan perusahaan selama beberapa tahun yaitu dari tahun 1994?2000.

Analisis industri dan perusahaan pada dasarnya adalah untuk mengidentifikasi karakteristik ataupun potensi industri serta posisi perusahaan di dalam industri tersebut untuk memperoleh landasan dan asumsi yang memadai untuk menyusun proyeksi laporan keuangan.

Proyeksi laporan keuangan disusun dengan membuat tiga skenario yang menggambarkan skenario dalam keadaan normal, optimis, dan pesimis. Dari masing masing ketiga skenarto tersebut dihitung nilai intrinsik perusahaan dengan menggunakan dua metode yang telah disebutkan sebelumnya yaitu metode arus kas bebas (free cash flow model) dan economic profit model. Nilai intrinsik saham yang dihitung dengan kedua metode yang berbeda tersebut harus menghasilkan nilai yang sama.

Dengan adanya tiga skenario yang berbeda maka akan menghasilkan tiga nilai intrinsik yang berbeda pula. Dari ketiga nilai tersebut, bisa diperoleh satu nilai yang diharapkan per lembar saham (expected value per share) dengan memberikan probabilitas kejadian pada masing-masing skenario di atas.

Nilai intrinsik saham perusahaan ini kemudian dibandingkan dengan harga pasar saham perusahaan pada tanggal penilaian yaitu pada akhir tahun 2001 untuk mengetahul apakah saham perusahaan di pasar overvalued atau undervalued. Dan hasil perbandingan ternyata saham perusahaan di pasar Mengalami undervalued. Hal yang perlu diingat adalah dalaim proses penilaĆ­an perusahaan ini adalah asumsi yang digunakan adalah berdasarkan data sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di J3ursa Efek Jakarta. Pemilihan dan penggunaan asumsi yang berbeda dan karya akhir ini akan menghasilkan nilal intrinsik yang berbeda pula.
2002
T3096
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Buhori
Abstrak :
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui nilai ekonomi, sensitivitas, dan dampak dari skema manajemen kontrak yang berbeda terhadap nilai ekonomi lapangan kerja minyak dan gas. Oleh karena itu kami mencoba untuk membandingkan antara pemulihan biaya kontrak pembagian produksi dan skema gross split, dengan menggunakan teknik penganggaran modal konvensional dan metode penilaian 'real options' dalam kedua skema. Penelitian ini mengumpulkan data hanya dari satu lapangan kerja minyak dan gas yang sifat keunikannya mungkin berbeda dari lapangan kerja migas lainnya. Hasilnya menunjukkan bahwa skema 'PSC Gross Split' memiliki nilai ekonomi yang lebih rendah dibandingkan dengan 'PSC Cost Recovery'. Terlepas dari keterbatasan data, makalah ini akan menjadi panduan bagi praktisi, pengambil keputusan, peneliti, dan siapa saja yang tertarik pada industri minyak dan gas. Makalah ini adalah yang pertama yang membandingkan nilai ekonomi antara dua skema. Ini akan memungkinkan setiap pihak untuk lebih memahami industri minyak dan gas. ...... The purpose of the paper is to know the economic value, sensitivity, and impact of different contract management scheme to the economic value of oil and gas working field. Therefore we try to compare between production sharing contract cost recovery and gross split scheme, by using conventional capital budgeting technique and real option valuation method in both schemes. This research gathered data only from one oil and gas working field that its character of uniqueness may differ from other working fields. The result showed that PSC Gross Split scheme has lower economic value compared to PSC Cost Recovery. Despite of data limitation, this paper will become guidance to practitioners, decision maker, researcher, and anyone who interested in oil and gas industry. The paper is the first which compare economic value between the two schemes. This will enable any party to understand more in oil and gas industry.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library