Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lenny Purwana Sary
Abstrak :
Pengaruh laporan keuangan terhadap saham perusahaan telah menjadi isu sentral dalam penelitian bidang akuntansi dan keuangan. Beberapa studi menemukan bahwa informasi keuangan sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan investasi. Informasi keuangan dapat digunakan untuk mengukur risiko. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur secara empiris kemampuan informasi fundamental perusahaan dan makro ekonomi dalam memprediksi risiko perusahaan yang didasari oleh penelitian B-K-S. Analisa dilakukan terhadap sembilan variabel fundamental dan makro ekonomi untuk melihat pengaruhnya masing-masing terhadap risiko sistimatis (beta). Penelitian dilakukan dengan menggunakan seluruh sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) untuk periode 1998 sampai dengan 2001. Untuk mengukur beta perusahaan digunakan model pasar dan regresi time series. Beta yang dipilih adalah beta yang positif dan signifikan sehingga dapat digunakan sebagai proksi untuk mengukur risiko sistimatis (beta). Beta diukur sebagai koefisien regresi, dimana variabel terikatnya adalah return saham sedangkan variabel bebasnya adalah return portfolio pasar. Selanjutnya dilakukan analisa dengan menggunakan regresi linier cross sectional. Di mana hasil yang diperoleh temyata liquidity pengaruhnya signifikan dan negatif terhadap beta sedangkan earning variability dan DER pengaruhnya signifikan dan positif terhadap beta. Untuk tingkat pertumbuhan aktiva, operating leverage, log ME, log ME/BE, cyclicality dan coefficient variation in operating income pengaruhnya tidak signifikan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T18813
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luh Dian Rahayu T.
Abstrak :
Penetapan besarnya penerimaan pemerintah daerah yang dipakai sebagai dasar dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bogor selama ini didasarkan pada incremental budgeting, sehingga menyebabkan perkiraaan penerimaan pemerintah daerah tidak sesuai dengan realisasinya. Paling tidak ada dua konsekuensi dari pendapatan pemerintah daerah yang tidak sesuai dengan realisasinya yaitu (1) ada anggaran pendapatan yang tidak teralokasikan karena perkiraan pendapatan daerah di awal tahun yang terlalu kecil dan (2) kegiatan atau program yang direncanakan di awal tahun anggaran tidak terdanai karena perkiraan pendapatan yang terlalu tinggi. sehingga dalam menentukan besarnya penerimaan pemerintah daerah sebaiknya memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian daerah tersebut. Penelitian ini difokuskan untuk: (1) menentukan variabel-variabel ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan penerimaan pemerintah daerah Kabupaten Bogor dan (2) melakukan proyeksi pertumbuhan ekonomi dan pendapatan daerah Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan data sekunder deret waktu selama tahun 1985-2004 dan dianalisis menggunakan pendapatan ekonometrika. Model terdiri dari empat persamaan identitas dan tujuh persamaan struktural selanjutnya pendugaan parameternya dilakukan dengan metode 2SLS (Two Stage Least Squares). Hasil pendugaan menunjukkan ada keterkaitan antara blok makro ekonomi daerah dan blok keuangan daerah Iewat produk domestik regional bruto dan penerimaan pemerintah daerah. Variabel-variabel ekonomi yang mempengaruhi output daerah (PDRB) adalah PDRB per kapita Kabupaten Bogor, PDRB per kapita DKI Jakarta, konsumsi rumah tangga tahun sebelumnya, output daerah tahun sebelumnya, tingkat suku bunga, total penerimaan pemerintah daerah, pengeluaran pemerintah tahun sebelumnya, dan nilai tukar. Sementara variabel-variabel ekonomi yang mempengaruhi besarnya penerimaan pemerintah daerah pada biok keuangan daerah yaitu: PDRB per kapita, jumlah penduduk, besarnya bagi hasil tahun sebelumnya, penerimaan asli daerah, dan produk domestik bruto (GDP). Hasil proyeksi pesimis menghasilkan pertumbuhan PDRB clan penerimaan pemerintah daerah selama periode 2005-2010 masing-masing berkisar 1,65% - 2,74% dan 4,43% - 4,55%. Sementara hasil proyeksi moderat menghasilkan pertumbuhan PDRB clan penerimaan pemerintah daerah masing-masing berkisar 2,79% - 3,47% dan 4,86% - 5,37%. Sedangkan hasil proyeksi optimis menghasilkan pertumbuhan PDRB dan penerimaan pemerintah daerah berturut-turut berkisar 3,46% - 5,84% dan 5,33% - 5,37%. Mengingat konsumsi rumah tangga dan net ekspor Kabupaten Bogor sangat dipengaruhi oieh pendapatan per kapita DKI Jakarta, maka sebaiknya Pemda Kabupaten Bogor membuat suatu kebijakan berupa penyediaan infrastruktur yang memadai agar penduduk DKI Jakarta lebih banyak melakukan kegiatan konsumsi di Kabupaten Bogor. Selain itu, Pemda Kabupaten Bogor juga harus mampu menciptakan iklim yang kondusif bagi para investor agar tertarik berinvestasi terutama untuk menyediakan hunian. Kebijakan tersebut tentunya harus tetap berpedoman pada Tata Ruang Kabupaten Bogor. Pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Bogor secara tidak langsung dipengaruhi penerimaan pajak. Salah satu langkah yang bisa dilakukan Pemda Kabupaten Bogor daiam meningkatkan penerimaan pajak yaitu mengurangi biaya daiam pengumpulan penerimaan pajak dengan memberikan reward dan punishment kepada aparatur pengumput pajak. Model makro ekonomi ini sebaiknya digunakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor daiam memproyeksi besarnya penerimaan pemerintah daerah, mengingat melalui penerapan model ini memperhitungkan kondisi makro ekonomi daerah dan nasional sehingga perencanan dari nisi penerimaan menjadi iebih balk jika dibandingkan dengan menggunakan incremental budgeting.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T20141
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amru Yusron
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas pengaruh indikator makro ekonomi SBI, inflasi, depresiasi nilai tukar rupiah terhadap US dollar terhadap kinerja bank syariah di Indonesia, baik bank umum syariah devisa maupun non devisa. Dengan menggunakan metode analisis data panel didapat basil penetitian sebagai berikut: indeks kinerja bank yang merupakan kuantifikasi pembobotan rasio keuangan yang termasuk dalam konsep CAMEL tidak terpengaruh oleh ketiga indikator makro tersebut Secara statistik SBI berhubungan positif dengan indeks kinerja namun hal tersebut hanya sebagai pemicu. Rasio CAR berhubungan negatif dengan SBI empat bulan yang lalu, rasio KAP berhubungan positif oleh SBI dua bulan yang lalu, rasio ROA berhubungan negatif dengan SBI dua bulan yang lalu, rasio BOPO berhubungan positif dengan SBI dua bulan yang lalu dan rasio FDR berhubungan negatif dengan SBI dan inflasi dua bulan yang lalu
ABSTRACT
This study examine the economic macro indicator influence of SBI, inflation, depreciation of exchange rate of rupees to US dollar to performance of Islamic bank in Indonesia. By using analyses the panel data method, the result are index as a represent of bank performance is not affected by third the macro indicator. Statistically SBI correlate positive with the index but its means as a stimulate. CAR correlate the negatively with SBI four months ago, KAP correlate positively by SBI two months ago, ROA correlate the negatively by SBI two months ago BOPO correlate positively by SBI two months ago and FDR correlate negatively by SBI and inflation of two months ago.
2007
T20673
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Santi Noviastuti
Abstrak :
Perumusan masalah dalam penulisan tesis ini adalah apakah variabel-variabel makro ekonomi (variabel independent) yaitu perubahan tingkat inflasi, tingkat bunga rill, dan nilai tukar RpIUSS mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return IHSG ( Indeks Harga Sahara Gabungan ) dan return tujuh portofolio saham sector industri ( variabel dependen) di BET (Bursa Efek Jakarta ) pada periode Juli 1997 s.d. Desember 2003 baik secara partial maupun bersama-lama. Untuk menganalisis permasalahan dan menguji hipotesa penelitian digunakan model multi factor melalui pendekatan Arbitrage Pricing Theory (APT) sebagaimana yang digunakan Roll dan Ross (1986) dengan memakai model regresi multi variate. Dari basil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa perubahan tingkat inflasi, tingkat bunga riil, dan nilai tukar RpIUSS mempengaruhi return IHSG dan tujuh portofolio saham sector industri. Kesimpulan secara garis besar adalah sebagai berikut : perubahan tingkat inflasi, tingkat bunga riil, dan nilai tukar RpIUSS mempengaruhi secara negative dan signifikan pada beberapa time lag terhadap return IHSG, Return Portofolio II ( aneka industri), Return Portofolio IV ( property, real estat, dan konstruksi), Return Portofolio V ( infrastruktur, utility, dan transportasi), dan Return Portofolio VII ( perdagangan, jasa, dan investasi). Sedangkan Return Portofolio I ( Industri Dasar dan Kimia), Return Portofolio III ( Industri Barang Konsumsi), dan Return Portofolio VI ( Keuangan) hanya dipengaruhi secara negative dan signifikan pada beberapa time lag oleh perubahan tingkat bunga rid dan nilai tukar RpIUS$. Namun Return Portofolio I, Return Portofolio III, dan Return Portofolio VI dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh perubahan tingkat inflasi. Oleh karena itu Return Portofolio I, Return Portofolio III, dan Return Portofolio VI mempunyai korelasi positif dengan perubahan tingkat inflasi karena pada saat inflasi naik maka Return Portofolio I, Return Portofolio III, dan Return Portofolio VI juga naik.
Problem formulation of thesis is what macroeconomic variables ( exchanges of inflation rate , real interest rate, and RpIUS$ rate) are have significant influence toward Jakarta Stock Exchange Index (JSX Index) return and seven stock portfolios of industry sector return at Jakarta Stock Exchange (JSX) during July 1997 until December 2003 either partial or together. The research uses multi factors model based on Arbitrage Pricing Theory Approach with multivariate regression model as used by Roll and Ross (1986), Based on the analysis and investigation, we get some conclusions. First, the changes of inflation rate, real interest rate, and RpIUS$ exchange rate influence JSX index return and seven portfolio industry sector return in different directions depend on time Iag and each dependent variable. More specific, the changes of inflation rate, real interest rate, and Rp1US$ exchange rate have negative direction and significant influence in some time lag toward JSX index , Return of Portfolio II ( aneka industri), Return of Portfolio IV ( property, real estat, dan konstruksi), Return of Portfolio V ( infrastruktur, utility, transportasi), Return of Portfolio VII ( perdagangan, jasa, dan investasi). Return of Portfolio I ( industri dasar dan kimia), Return of Portfolio III (industri barang konsumsi), and Return of Portfolio VI (keuangan) are only influenced negatively and significantly by the changes of real interest rate and RpIUS$ exchange rate in some time lag. Nevertheless, Return of Portfolio I, Return of Portfolio III, and Return of Portfolio IV are influenced positively and significantly by the changes of inflation rate. Because of that, Return of Portfolio I, Return of Portfolio III, and Return of Portfolio IV have positive correlation toward the change of inflation rate because when inflation rate goes up, the RPF1, RPF3, and RPF6 also go up.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library