Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yoltuwu, Johozua M.
Abstrak :
Akibat krisis moneter dan ekonomi yang sedang terjadi di Indonesia maka jumlah rumah tangga miskin di kabupaten Belu mencapai 90% atau 39.914 KK dari 52.672 KK, sedangkan pertumbuhan ekonomi kabupaten Belu hanya mencapai -5,64%. Oleh karena itu, mengatasi persoalan kemiskinan bagi pemerintah kabupaten Belu merupakan masalah yang mengedepan untuk ditangani. Di sisi lain, kabupaten Belu mempunyai potensi dalam bidang pertanian atau agrobisnis khususnya usaha penanaman kacang tanah, kacang hijau dan bawang merah, namun nampaknya potensi ini belum dapat dikembangkan secara maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Lahirnya program PPK yang dirancang oleh pemerintah untuk diterapkan pada daerah-daerah miskin dengan cara pemberian bantuan modal usaha serta penyediaan sarana prasana penunjang kegiatan ekonomi melalui fasilitas pemerintahan kecamatan dianggap sebagai media belajar bagi masyarakat dan aparat ditingkat lokal. Untuk itu program seperti ini menjadi harapan baru bagi masyarakat kabupaten Belu untuk mengatasi kemiskinan penduduknya. Namun demikian, persoalannya adalah bagaimana program PPK yang mengandung unsur-unsur pemberdayaan tersebut diimplementasikan di kabupaten Belu dan bagaimana pula dampak program tersebut terhadap kesejahteraan masyarakat. Hal ini perlu diketahui dengan maksud untuk memahami peran serta masyarakat (kelompok sasaran) dalam mensukseskan program yang berada dalam ruang lingkup kaordinasi kecamatan serta dimaksudkan pula sebagai evaluasi untuk mengefektifkan pelaksanaan program. Tipe penelitian yang dipakai adalah diskriptif evaluatif, hal ini dipakai karena akan memaparkan efektifitas kegiatan program PPK Pendekatan penelitian yang digunakan logical framework yang dilihat dari segi input (masukan), output (hasil) effect (pengaruh langsung) dan impact (dampak) atau kenyataan yang sesungguhnya dihasilkan oieh kegiatan program diiapangan. Lokasi penelitian ini di kabupaten Belu Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan mengkonsentrasikan di kecamatan Lamaknen. Penelitian dilakukan dari bulan September sampai dengan Nopember 2000. Orang-orang yang diwawancarai ditelusuri dengan menggunakan teknik snowboll dan yang dijadikan informan adalah penerima program, tokoh masyarakat (tokoh informal) dan aparat pemerintah lokal (tokoh formal). Hasil penelitian lapangan menunjukkan bahwa kegiatan sosialisasi program dilaksanakan secara terbuka meialui lembaga-lembaga yang telah ada di masyarakat, serta lewat brosur dan papan informasi. Namun penerimaan terhadap informasi program kurang dapat diterima secara maksimal oleh kelompok sasaran, karena brosur-brosur program yang diberikan menggunakan bahasa Indonesia, sementara banyak diantara kelompok sasaran yang masih buta hurup dan tidak dapat berbahasa Indonesia. Informasi program PPK akhirnya menjadi terbatas dikalangan tertentu atau hanya diterima oleh mereka yang mempunyai pendidikan. Dalam perencanaan pelaksanaan, kelompok sasaran menentukan rencana program fisik dan non fisik. Dari segi sarana fisik yang direncanakan oleh kelompok sasaran adalah berupa pipanisasi air den irigasi serta pembuatan jalan, sedangkan dalam merencanaan kegiatan usaha ekonomi produktif adalah mengembangkan atau membudidayakan kacang tanah dan bawang merah. Pembangunan fisik ternyata lebih berhasil dari pada kegiatan usaha ekonomi produktif. Usaha ekonomi produktif gagal karena harga kacang tanah dan bawang merah sangat murah atau harga jualnya tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan oleh penerima program. Dengan murahnya harga komoditi kacang tanah yang modal awalnya dari dana PPK maka penerima program tidak mampu mengembalikan pinjaman dana perguliran secara tepat waktu, sehingga yang semula dana/modal dapat bergulir kepada masyarakat lainnya menjadi tidak berputar secara cepat atau mengalami kemacetan. Pemantauan dan evaluasi yang dilakukan oleh pelaksana program, pada akhirnya menjadi terfokus pada target pengembalian dana perguliran dari pada memfokuskan kepada kondisi keberdayaan masyarakat. Untuk itu, dalam program ekonomi produktif perlu dipertimbangkan pula keadaan penerimaan pasar dari produk yang dihasilkan oleh penerima program dan diperlukan pula kepastian harga dari pemerintah terhadap hasil produksi kelompok sasaran.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T10287
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismoyowati
Abstrak :
Malaria merupakan salah satu penyakit didunia yang mempunyai jangkauan penularan paling jauh. Lebih dari separuh populasi dunia tinggal di daerah-daerah dimana penyakit ini ditemukan. Di negara berkembang termasuk Indonesia terutama di kawasan timur khususnya propinsi Nusa Tenggara Timur penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Untuk menanggulangi masalah diatas tidak hanya dititik beratkan pada penggunaan insektisida saja namun sangat diperlukan peran aktif masyarakat. Peningkatan peran aktif masyarakat memerlukan penyuluhan kesehatan yang menyeluruh. Informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat sangat diperlukan untuk mengembangkan penyuluhan kesehatan yang berdaya guna dan berhasil guna. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam pemberantasan malaria di propinsi Nusa Tenggara Timur. Rancangan yang digunakan adalah cross sectional, dengan populasi rumah tangga dan pemilihan sampel (suami/isteri) secara acak sejumlah 400 responden. Lokasi penelitian dipilih secara purposive di daerah endemik malaria yaitu desa Batnun dan Linamnutu Kabupaten Timor Tengah Selatan serta desa Lewapaku dan Tanarara Kabupaten Sumba Timur. Responden diwawancarai langsung ke rumah dengan menggunakan kuesioner. Selain itu juga dilakukan wawancara mendalam terhadap 3 Petugas Puskesmas, 4 Kader Kesehatan dan 4 Tokoh Masyarakat untuk masing-masing Kabupaten. Data yang terkumpul diolah secara univariat, bivariat dan multivariat dengan menggunakan uji chi-square, label silang dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52 % responden berpengetahuan buruk sikap, 50,5 % mempunyai sikap buruk sedangkan 68 % responden masih berperilaku buruk dalam pemberantasan malaria. Lebih dari separuh responden (65,3 %) telah terpapar penyuluhan dan 84,75 % responden melaporkan didaerahnya pernah dilakukan penyemprotan. Hasil analisis bivariat, dari 11 variabel independen, ternyata hanya 3 variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku dalam pemberantasan malaria yaitu variabel status penduduk (p-value= 0,01), pengetahuan (p-value=1,007) dan keterpaparan penyuluhan (p-value 0,01). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa hanya pengetahuan (odd ratio 1,75 dan p-value 0,01), kemudahan upaya pemberantasan malaria (odd ratio 1,63 dan p-value 0,03), status penduduk (odd ratio 3,55 dan p-value 01,04) yang mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku masyarakat dalam pemberantasan malaria. Dari variabel yang paling mempunyai kontribusi terhadap perubahan perilaku masyarakat adalah pengetahuan dalam pemberantasan malaria. Penulis menyararikan agar peningkatan pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan kesehatan malaria dengan memaksimalkan peran kelompok potensial agama berikut memanfaatkan media komunikasi yang telah membudaya di masyarakat baik dalam kegiatan sosial dan keagamaan. Disamping itu perlu penggalangan kerja sama lintas sektor dengan kejelasan peran yang sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing sektor sehingga diperoleh hasil yang optimal.
Some Predisposing, Enabling and Reinforcing Factors Related Community Behavior in Malaria Control in The Province of East Nusa TenggaraMalaria is one of diseases which has the largest transmission inand spread out in almost all part of the world. There are about a half of world population live in where malaria is endemic. In the developing countries, the disease is one of public health problems. This is also true for Indonesia, especially in the eastern part of the country. Beside using insecticide, there are many ways to control the disease, most of them need the participation of community. To improve the community role in controlling the disease, a comprehensive health education is a necessary. Developing an effective and efficient health education strategy and methods suitable for the community should be based on information on the practice of community on this aspect and its related factors. The study was aimed at gathering information on community behavior on malaria control and its related factors in the province of East Nusa Tenggara. The study employed a cross sectional design considering all household of study side as population unit Number of sample taken randomly from the population were 400. The study was conducted purposively in malaria endemic villages of Batnun and Linamnutu, District of Timor Tengah Selatan and Lewapaku and Tanarara, District of Sumba Timur. The method of data collection was interview using questionnaire. Interviewers visited the houses of respondents to conduct interviews. Frequency distribution tables were used for univariate analysis, cross tabulation between dependent and each of selected independent variables were used for bivariate analysis using chi square for statistic testing, while logistic regression method were used for statistic testing of multivariate analysis. To gain more information, in depth interviews were also conducted with several informant namely three health centre' workersfor, 4 health cadres and 4 community leaders in one district. The result of the study showed that 52 % of the respondents have a low level of knowledge on malaria control, 50,5 % respondents tent to have apathetic attitude, while 68 % of the respondents do not have a behavior that support malaria control effort. More than half (65,3 %) of respondents felt up exposed to any health education session and 84,75 % reported that there were insecticide spray campaign in their community. Among 11 independent variables included in bivariate analysis, there only 3 variables were statistically significant to be related to the behavior, namely originality status of in habitant (native or non-native) (p value = 0,001), knowledge on malaria control (p-value=0,07) and exposure to health education activities (p value = 0,01). Multivariate analysis, however, showed that only the knowledge on malaria control (odd ratio 1,75 and p-value .01), perceived complexity of effort (odd ratio 1,63 and p-value .04), and the originality status of in habitant (odd ratio 3,55 and p-value .04) that confidentially related to behavior. The result of in-depth interviews showed that there are several community ceremony or activities could be used as a channel or media for health education session. Such opportunity includes weekly religious gathering. It is suggested that to improve the involvement and participation of community in malaria control activities, health education can play a significant contribution. This could be done through the use of specially trained caders and religious leaders optimally. Intersectoral collaboration -such as with agricultural sectors- could optimize the effort.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frans Ericson
Abstrak :
ABSTRAK
Rasio elektrifikasi merupakan salah satu indikator tingkat kemajuan suatu negara. Saat ini persentase rasio elektrifikasi Indonesia masih 92 persen, dimana sebagian besar wilayah Indonesia Timur masih menjadi daerah yang memiliki rasio elektrifikasi di bawah 80 persen termasuk Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 59,2 persen dan Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 78,45 persen. Dengan segala potensi yang dimiliki wilayahnya maka tingkat penjualan tenaga listrik menjadi tinggi dan diperkirakan akan terjadi kekurangan daya di masa mendatang. Untuk menanggulangi kondisi tersebut, berdasarkan RUPTL PLN tahun 2017 ndash; 2026 direncanakan untuk mengembangkan 7 tujuh pembangkit listrik berbahan bakar gas PLTMG dan MPP yang tersebar di wilayah Nusa Tenggara dengan memanfaatkan LNG/ Mini LNG dengan total kapasitas sebesar 260 MW dan diharapkan dapat terealisasi pada tahun 2020. LNG akan didistribusikan dengan menggunakan kapal pengangkut LNG menuju terminal penerima yang melayani pembangkit listrik di wilayah Nusa Tenggara. Pada penelitian ini dilakukan perancangan distribusi LNG dari Kilang LNG dengan kapal pengangkut LNG menuju terminal penerima yang melayani pembangkit listrik di wilayah Nusa Tenggara. Untuk itu, optimasi penting dilakukan untuk mendapatkan biaya distribusi LNG yang minimum. Metode penelitian menggunakan model optimasi perangkat lunak solver Microsoft Excel dengan fungsi tujuan meminimalkan biaya transportasi. Hasil optimasi berdasarkan lima skenario transportasi dari Kilang Bontang dan Tangguh dalam periode satu tahun didapatkan bahwa model transportasi LNG yang menghasilkan biaya transportasi minimum adalah menggunakan skenario Milk Run dengan jumlah kapal yang digunakan adalah satu buah kapal pengangkut LNG kapasitas 19.500 m3 dan rata-rata biaya transportasi diperoleh sebesar 1,53 USD/MMBTU.ABSTRACT
Electrification ratio is one indicator of the progress level of a country. Currently, the percentage of electrification ratio in Indonesia is still 92 percent, whereas most of Eastern Indonesia is still a region with electrification ratio below 80 percent including East Nusa Tenggara Province of 59.2 percent and West Nusa Tenggara Province of 78.45 percent. With all the potential of its territory, the level of electricity sales to be high and is expected to occur shortage of power in the future. To overcome this condition, based on RUPTL PLN in 2017 2026 it is planned to develop 7 seven gas fired power plants PLTMG and MPP scattered in Nusa Tenggara region by utilizing LNG Mini LNG with total capacity of 260 MW and expected to be realized in 2020. LNG will be distributed by LNG carrier ship to the receiving terminal serving the power plant in the Nusa Tenggara region. In this research, the design of LNG distribution network from LNG Plant with LNG carrier to the receiving terminal serving the power plant in Nusa Tenggara region. The research method uses the optimization model of Microsoft Excel solver software with objective function to minimize transportation cost. The optimization result based on five transportation scenarios from Bontang and Tangguh Refinery in one year period found that LNG transportation model that produces minimum transportation cost is using Milk Run scenario with the number of vessels used is one LNG carrier vessel capacity 19,500 m3 and average transportation cost is obtained at 1.53 US MMBTU.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50353
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brian Santoso
Abstrak :
Latar Belakang: Indonesia bagian Timur memiliki beban ganda dalam infeksi parasit di negara tropis yaitu cacing usus dan malaria. Infeksi parasit tersebut secara tunggal maupun bersama-sama dapat menyebabkan kejadian anemia. Di Indonesia, kejadian anemia berhubungan dengan asupan nutrisi zat besi yang kurang dan infeksi parasit Belum diketahui bagaimana hubungan antara infeksi parasit dan anemia pada populasi anak sekolah di Kecamatan Nangapanda yang merupakan daerah ko-endemis malaria dan cacing usus. Tujuan: Mengetahui hubungan antara infeksi parasit dengan prevalensi anemia pada anak-anak sekolah dasar di Nangapanda Provinsi Nusa Tenggara Timur. Metode: Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh studi potong lintang dari tim peneliti Departemen Parasitologi FKUI. Populasi terjangkau adalah populasi anak sekolah di Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur berusia 6-10 tahun. Teknik pengambilan sampel menggunakan total population sampling. Penentuan status gizi menggunakan aplikasi WHO AnthroPlus untuk anak usia 5-18 tahun. Pemeriksaan infeksi cacing usus pada tinja menggunakan pemeriksaan Katokatz. Pemeriksaan malaria menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR). Data diuji menggunakan uji chisquare dengan alternatifnya uji Fisher. Hubungan bermakna bila nilai p < 0,05. Hasil: Didapatkan 240 subyek penelitian dengan rerata usia 8,21 tahun, rerata hemoglobin 11,92g/dL dengan proporsi anemia 53,3%. Proporsi infeksi cacing usus sebesar 24,2% dan infeksi malaria sebesar 6,7%. Hasil analisis didapatkan bemakna pada variabel jenis kelamin (p<0,001) sedangkan variabel infeksi cacing usus dan malaria didapatkan hasil tidak bermakna terhadap kadar hemoglobin dengan masing-masin nilai p=0,747 dan p=0,782. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara infeksi cacing usus dan malaria dengan tingkat keparahan anemia pada anak-anak sekolah dasar yang tinggal di daerah Nangapanda, Nusa Tenggara Timur. ......Background: East Region of Indonesia has double burden for parasitic infection endemic in tropical country such as soil transmitted helminths and malaria. These parasitic infections alone or together can cause anemia. In Indonesia, anemia was associated with low nutrition intake of iron and parasitic infection. However, this association was not known in the population of school children in Nangapanda Distric, Nusa Tenggara Timur Province which was ko-endemic between malaria and soil transmitted helminths. Aim: To find the association between parasitic infection and prevalence of anemia in children who attends primary school in Nangapanda, Nusa Tenggara Timur. Method: This research used secondary data from cross-sectional study conducted by FKUI Parasitology Team. Target population was children 6-10 year who attended primary school in Ende, Nusa Tenggara Timur. The sampling method was using total population sampling. The nutritional status was determined using the application of WHO AnthroPlus for children aged 5-18 years old. Soil-transmitted helminths infection was being detected by Katokatz method and malaria infection is using PCR method. Data was being analyzed with chi-square test and Fisher test as the alternative. Association is significant when p value is<0,05. Result: Total sample is 240 subjects with mean age 8,21 years old, mean hemoglobin is 11,92 g/dL and anemic proportion is 53,3%. Soil-transmitted helminths infection proportion is 24,2% and malaria infection is 6,7%. The analytical results is significant for gender(p<0,001) and not significant for Soil-transmitted helminths infection and malaria with p=0,747 and p=0,782, respectively versus hemoglobin concentration. Conclusion: There is no association between Soil-transmitted helmints infection and malaria with the severity of anemia in children who attends primary school and live in Nangapanda, Nusa Tenggara Timur.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Ratnawaty
Abstrak :
Indonesia memiliki banyak pulau (+ 17.500 pulau) dan sebagian besar adalah pulau-pulau kecil yang banyak mengandung kekayaan alam berupa tambang mineral, kekayaan laut, maupun keindahan alam yang sangat potensial untuk pembangunan ekonomi sehingga banyak pihak yang berkepentingan menginginkan pulau-pulau tersebut bahkan oleh pihak asing, beberapa pihak sangat mengkhawatirkan penguasaan pulau-pulau tersebut oleh pihak asing, karena dianggap akan membahayakan Integrasi dan Kedaulatan negara kesatuan Republik Indonesia. Kita masih trauma dengan direbutnya Pulau Simpadan dan Ligitan oleh Negara Malaysia. Pulau Bidadari yang merupakan salah satu dari 300 gugusan pulau yang ada di Nusa Tenggara Timur saat ini dikuasai Ernest Lewandowski warga negara Inggris, selaku kuasa dari PT. REEFSEEKERS KATHERNEST LESTARI telah memperoleh Hak Guna Bangunan dari Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Manggarai Barat sesuai surat Keputusannya tanggal 23 Mei 2005 Nomor 01/550.2/24.16/2005 dan telah diterbitkan sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 17 Labuan Bajo. Permasalahannya adalah apakaah penguasaan Pulau Bidadari oleh PT. REEFSEEKERS KATHERNEST LESTARI sah menurut hukum? Bagaimana proses pemberian Hak Guna Bangunan kepada PT. REEFSEEKERS KATHERNEST LESTARI; PT. REEFSEEKERS KATHERNEST LESTARI memasang rambu-rambu larangan bagi penduduk setempat memasuki Pulau Bidadari, apakah pemasangan ramburambu larangan tersebut diperkenankan. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif dan metode pengumpulan data studi dokumen dilengkapi wawancara dengan masyarakat dan pejabat pertanahan setempat diperoleh kesimpulan bahwa penguasaan Pulau Bidadari oleh PT. REEFSEEKERS KATHERNEST LESTARI adalah sah menurut hukum pertanahan karena subyeknya memenuhi syarat sebagai badan hukum Indonesia yang boleh mempunyai hak guna bangunan, dan tanahnya diperoleh secara sah berdasarkan penyerahan dari H. Yusuf yang selanjutnya telah diberikan Hak Guna Bangunan yang bukan merupakan keseluruhan pulau dan bukan sepadan pantai sehingga tidak melanggar ketentuan pasal 60 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 yis Surat Edaran Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional tanggal 3 Juni 1997 Nomor 500-1197 dan tanggal 14 Juli 1997 Nomor 500-1698. Proses pemberian haknya karena dilaksanakan oleh pejabat yang tidak berwenang menurut Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 tahun 1999 maka Surat Keputusan Pemberian Hak Guna Bangunan atas nama PT. REEFSEEKERS KATHERNEST LESTARI harus dibatalkan. Pemasangan rambu-rambu larangan masuk bagi penduduk setempat adalah melanggar hukum sehingga pemasangan rambu-ramhu tersebut hares dilarang.
Indonesia is the home of vast archipelago consisting of many islands (approximately 17,500 islands), the most of which are minor islands containing vast amount of natural resources and beauty, which are potential particularly for the economic development. Despite the positive side, it nevertheless also brings about other less desirable consequence such as the intention of many parties to possess them privately for the sake of their own interest, some of which are even the foreigners. There are people who worried about this condition, especially recalling what just happened between Indonesia and Malaysia regarding the Sipadan-Ligitan dispute, one of the cases of which considered as threat to our sovereignty. Pulau Bidadari, one of three hundred islands stretched in the region of East Nusa Tenggara, currently is under the possession of an Englishman named Ernest Lewandowski, as the representative of PT REEFSEEKERS KATHERNEST LESTARI who has attained the concession right from the Chief of Land Office of the Western Manggarai District, referring to the Decision dated at May 23`d 2005 No.01/550.2/24.16/2005, and the follow up of which is the issuing of the Certificate of Structure Concession No.17 from Labuan Baja. This research is conducted to find out whether the concession is legally appropriate, particularly with respect to the Land Law? How was the process that eventually Ieads to the issuing of the certificate, and whether the act to put the signs prohibiting the native people to cross is appropriate through the legal point-of-view? Based on the physical research and written data gathered by the writer, within this research will be analyzed several matters as follow: the concession right owner, the possession, the process of the issuing of the concession right, related to the local official who granted it as well as the implementation of the law concerning the transfer of possession right of a land which is part of the whole area on the coast-bordered land (Article 60 of the Government Law No.40 Year 1996 elaborated in the Circular Letter of the State Minister of Agrarian Affairs/ the Chief of National land Bureau dated at June 3rd 1997 No.500-1197 and July 14th 1997 No. 500-1698. In this thesis it is also elaborated the matters concerning the prohibition signs for the native people to cross into the Pulau Bidadari area, with respect to the applicable law.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T19580
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aemilianus Mau
Abstrak :
Latar Belakang: Perilaku caring perawat merupakan salah satu faktor penentu kepuasan pasien di RS. Tujuan: mengeksplorasi perilaku caring untuk mengembangkan model perilaku caring perawat berbasis budaya NTT, menguji pengaruh model terhadap perilaku caring perawat dan kepuasan pasien. Metode: Mixed Metode, terdiri dari tahap I eksplatory design dan tahap II quasy experiment pretest-posttest control group design. Partisipan penelitian tahap I terdiri dari 14 tokoh masyarakat, 11 orang pimpinan RS, 10 orang pasien, dan 5 orang perawat pelaksana. Pemilihan partisipan secara purposive. Pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara mendalam dan FGD. Analisis data menggunakan pendekatan Colaizzi. Sampel penelitian tahap II adalah perawat dan pasien yang dipilih secara purposive. Penentuan besar sampel menggunakan rumus beda proporsi pada dua kelompok. Besar sampel perawat 120 orang dan pasien 360 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data menggunakan uji independent sampel t- test dan General Linear Model Repeated Measure (GLM-RM). Hasil: Penelitian tahap I menghasilkan 3-4 tema untuk setiap kelompok partisipan dan menghasilkan Model Floramora Berbasis Budaya NTT. Flora singkatan dari Flores, Sumba, Timor, dan Alor, yang merupakan empat suku besar di NTT. Mora merupakan sejenis bunga yang melambangkan caring adalah kasih dan kebaikan yang diwujudkan melalui budaya 3H: Hase, Hakneter, Haktaek (Menyapa, Menghargai, Menghormati) pasien dan keluarganya, budaya 4N: Nawas, Nopil, Nezel, Nimil (Nalar, Nafsu/semangat, Naluri, Nurani), budaya Karawa ya ole atamu gai’mu kada manuwara gu ole atamu (melayani pasien seperti perawat ingin dilayani), budaya su’u papa suru, sa’a papa laka (berbagi kasih dan tanggung jawab), budaya Halon No Viar (Berharap dan Percaya). Hasil penelitian tahap II menunjukkan implementasi model Floramora berpengaruh signifikan terhadap peningkatan perilaku caring perawat dan kepuasan pasien (p 0,001<0,05). Kesimpulan: Model ini berpengaruh signifikan terhadap peningkatan perilaku caring perawat dan kepuasan pasien. Saran: Model ini dapat diterapkan di RS guna meningkatkan perilaku caring perawat dan kepuasan pasien.
Background: Nurse caring behavior is a significant variable in the establishment of patient contentment within a hospital setting. Objective: To explore caring behavior, to develop a Model of nurse caring behavior based on NTT culture, to examine the effect of the Model on nurse caring behavior and patient satisfaction. Method: Mixed Method, consisting of stage I exploratory design and stage II quasy experiment pretest-posttest control group design. Phase I research participants consisted of 14 community leaders, 11 hospital leaders, 10 patients, and five nurses. Selection of participants purposively. Data collection used in- depth interviews and FGD guidelines. Data analysis used the Colaizzi approach. Phase II research samples were nurses and patients who were selected purposively. Determination of sample size using the formula of different proportions in the two groups. The sample size is 120 nurses and 360 patients. Data collection used a questionnaire that has been tested for validity and reliability. Data analysis used independent sample t-test and General Linear Model Repeated Measure (GLM-RM). Results: Phase I research produced 3-4 themes for each participant group and produced the Floramora Model Based on NTT Culture. Flora stands for Flores, Sumba, Timor and Alor, which are the four major tribes in NTT. Mora is a type of flower that symbolizes caring, namely love and kindness which is manifested through 3H culture: Hase, Hakneter, Haktaek (Greeting, Appreciating, Respecting) patients and their families, 4N culture: Nawas, Nopil, Nezel, Nimil (Reason, Lust or passion, instinct, conscience), culture of Karawa ya ole atamu gai'mu kada manuwara gu ole atamu (serving patients like a nurse wants to be served), culture of su'u papa suru, sa'a papa laka (sharing love and responsibility), culture of Halon No Viar (Hope and Believe). The results of the second phase of the study showed that the implementation of the Floramora model had a significant effect on increasing nurse caring behavior and patient satisfaction (p 0.001 <0.05). Conclusion: This model has a significant effect on improving nurse caring behavior and patient satisfaction. Suggestion: This model can be applied in hospitals to improve nurse caring behavior and patient satisfaction.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Electrification ratio of NTT is 28.7 % in 2008. Technical and economical assessments to investigate the possibilities to implement wind farm in East Nusa Tenggara (NTT) province is directed to contribute in the effort to raise the electricity ratio in this province. Some areas are having yearly average wind speed greater than 5 m/sec and the wind power density greater than 300 Watt/m2 . Wind farm is proposed to reduce local dependency to Diesel Power Plant (DPP) and to exerting an effort to reduce CO2 emission. The result of survey, Wind Energy Conversion (WEC) selection and simulation to get wind farm configuration for Oelbubuk, in South Central Timor (TTS) Regency in NTT is described. The evaluation of three different WEC having capacity greater than 250kW per unit and its formation are described. The assessment of electricity facilities of DPP in SOE city, its load profile in 2008 and the possible of interconnection to wind farm are described.
600 JITE 1:12 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Domingus Elcid Li
Abstrak :
The analytical view exploers in this paper represent the perspective of subsistent farmers in NTT Province when integrated with market economy. It tries to explain why the subsistent community are so vulnerable to become migrant workers and uprooted from their land; it is also attempt to investigate the relation between economic policy on free labour market with death and torture received by migrant workers. While the victims, especially women and children, are publicized and attracted attention from mass media and also social media. However, the publication over the suffering of migrant workers from the margin of Indonesia such as NTT Province, does not get direct impact over the policy makers with the willingness to renew regulation to protect migrant workers. This paper focuses on investigating why the poor migrant women and children are being neglected by policy makers under the neoliberal order. It also tries to explain why the subsistent members are easily uprooted from their land and become migrant workers during modernization. It also tries to answer why the are often in position as the losers or victims during globalization. The hope that the State is able to protect the vulnerables is fading away under the domination of pro market policy. Children and women as the silent victims are the evidence of absolute surrender of the subsistent community. State incapacity to protect the most vulnerable citizens is the evidence of the coming of new wave of neocolonialism. This is also a proof the modernization is also part of conquering when halfhearted modernization has placed them at the bottom of the pyramid of modernity which is vulnerable to be exploited without the ability to speak and to be listened.
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2020
305 JP 23:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Lita Renata
Abstrak :
Gizi kurang merupakan keadaan yang sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia. Kekurangan gizi terutama pada anak mempengaruhi resiko kematian, kesakitan, pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan kecerdasan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran status gizi anak balita berdasarkan klasifikasi kurang energi protein (KEP) menurut WHO-NCHS dan mendapat informasi hubungan KEP dengan faktor anak (konsumsi makanan, frekuensi makan, umur balita, jenis kelamin, mendapat vitadele, status kesehatan), faktor keluarga (status pekerjaan orang tua, jumlah balita, jumlah anggota keluarga, bantuan uang, lama tinggal dipengungsian) dan faktor lingkungan (sumber air bersih, ketersediaan air bersih, air minum dan kondisi jamban). Daerah survei merupakan kamp pengungsi Timor-timur yang berada di daerah Kabupaten Belu Propinsi NTT Data diambil dari keluarga yang mempunyai anak balita. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional study (potong lintang), dimana data yang digunakan adalah data sekunder dari rapid Nutritional Assessment tahun 1999. Dari 258 anak balita yang menjadi sampel didapatkan proporsi KEP 26,4% menurut BBITB dan 41,1% menurut BBIU. Dari hasil bivariat diperoleh faktor yang berhubungan dengan KEP adalah Konsumsi makan (OR=2,82 pada 95% CI :1,44-5,51), Frekuensi makan gula (OR=1,75 pada 95% CI :1,62-6,00) mendapat vitadele (OR=5,31 pada 95% CI :2,49-11,32) dan status pekerjaan ibu (OR=0,38 pada 95% CI :0,19-0,77) sedangkan hasil analisis muitivariat diperoleh faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi KEP, yaitu konsumsi makan (OR=3,03 pada 95%CI:1,46-6,29), frekuensi makan gula (OR=2,30 pada 95%CI:1,09-4,84), umur (OR=0,43 pada 95%Cl:0,20-0,91), mendapat vitadele (OR=2,68 pada 95%Cl:1,09-6,53) dan status pekerjaan ibu (OR=0,34 pada 95%CI:0,15-0,74) dan terdapat interaksi antara frekuensi makan nasi dengan vitadele dalam kaitannya dengan status gizi KEP. Dari hasil penelitian disarankan perlunya surveilans gizi dalam rangka penanggulangan KEP, pemberian bahan makanan beras, pemberian makanan tambahan (PMT) seperti vitadele atau sejenisnya dan penyuluhan bagi ibu-ibu untuk meningkatkan pengetahuan gizi dan cara pemberian makanan tambahan pada balita baik melalui kader (posyandu) maupun tenaga kesehatan, serta diperlukan bantuan-bantuan dibidang sanitasi (lingkungan) mengingat terbatasnya sumber dan ketersediaan air bersih serta jamban yang baik. Daftar Pustaka : 73 (1971 - 2000)
The Factors Related with Protein Energy Malnutrition on the Refugees whose Age Underfive in District Belu Province East Nusa Tenggara (NTT) (Rapid Nutritional Assessment, 1999)Malnutrition extremely influences the quality of human life. Malnutrition, especially on children, influences the risk of death, sickness, the physical growth, the mental development and the intelligence. This study aims to find out the description of the nutrition status of the children underfive based on WHO-NCHS and the relationship between Protein Energy Malnutrition (PEM) and the children factor (food intake, frequency of feeding the age of children under five, the sex, the providing of vitadele, health status); family factor (the parent's occupation, the number of children underfive, the number of family member, the duration in the place of refugees, financial support) and environmental factor (the source of clean water, the availability of clean water, potable water and toilet condition). The survey areas were the Timor Timur's refugee camps in Belu District, the province of East Nusa Tenggara (NTT). Data were collected from the family who had a child underfive. The design of this study is Cross Sectional study. This study used secondary data, the rapid Nutritional Assessment in 1999. Among 258 children underfive who became samples, the proportion of PEM was 26.4% for Weight/Height and 41.1% for Weight/Age. Bivariate analysis showed that the related factors were food intake OR-2.82 (95% CI :I.44-5.51), frequency of the eating of sugar OR=1.75 (95% CI :1.62-6.00), providing of vitadele 0R=5.3 (95% CI :2.49-11.32) and mother's occupation OR=0.38 (95% CI :0.19-0.77)_ Analysis with logistic regression method showed that the related factors were food intake OR=3.03 (95% CI:1.46-6.29), frequency of the eating of sugar OR=2.30 (95% C1:1.09-4.84), the age OR=0.43 (95% CI:0.20-0.91), providing of vitadele OR=2.68 (95% C1:1.09-6.53) and motheras occupation OR=0.34 (95% CI:0.15-0.74) and there was a modifier effects between frequency of the eating of rice and providing of vitadele on the PEM. Thefore this study suggest to hold a nutritional surveillance provide the rice, provide the supplementary feeding, like vitadele and intensify the motivation of the increase in the nutritional knowledge and the knowledge about the procedure of the providing of supplementary feeding to children underfive for mothers. Considering the lack of the sources and the availability of clean water and good toilet condition. References : 73 (1971- 2000)
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8270
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library