Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Benny Lubiantara
Abstrak :
ABSTRAK
Klaim China atas Laut China Selatan hingga kini masih menimbulkan konflik dengan beberapa negara anggota ASEAN. Meskipun Indonesia tidak terlibat konflik, wilayah ZEE perairan Natuna yang dekat dengan klaim China harus dapat dikelola dan dimanfaatkan oleh Indonesia untuk meredam potensi konflik di perbatasan. Wilayah East Natuna memiliki potensi cadangan gas bumi yang cukup besar. Pengelolaan bersama (kerjasama) dengan negara lain dalam memanfaatkan potersi gas bumi di East natuna, selain berdampak pada perekonomian nasional, juga akan berpengaruh dalam penjagaan ketahanan nasional.
Jakarta: Biro Humas Settama Lemhannas RI, 2017
321 JKLHN 30 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Batubara, Marwan
Abstrak :
Terus meningkatnya kebutuhan gas bumi di Indonesia perlu dipenuhi dengan mengeksploitasi lapangan-lapangan gas bumi yang baru, termasuk lapangan Natuna Timur. Namun pemanfaatan lapangan gas ini menghadapi tantangan yang besar berupa kadar CO2 yang tinggi 71 dan lokasi lapangan lepas pantai yang jauh dari konsumen, sehingga menimbulkan kebutuhan biaya investasi yang besar, sekitar US 27 miliar. Agar pengembangan lapangan Natuna Timur layak secara ekonomi, penelitian ini antara lain fokus pada perlunya pemberian insentif bagi hasil dan insentif fiskal kepada kontraktor kontrak kerja sama KKKS. Selain itu, pengembangan lapangan perlu dilakukan sesuai prinsip pengelolaan sumber daya alam natural resources management, NRM yang berkelanjutan melalui penerapan skema dana migas petroleum fund, PF. Kelayakan penerapan skema dana migas, berupa alokasi persentasi tertentu dari bagian negara government take, GT, dievaluasi menggunakan metode multi-criteria decision analysis MCDA berdasarkan model Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation PROMETHEE. Untuk memperoleh nilai PF yang terbaik, keempat alternatif PF yakni Alternatif 1 0 GT, Alternatif 2 10 GT, Alternatif 3 15 GT dan Alternatif 4 25 GT dianalisis dan diperbandingkan berdasarkan empat kriteria utama berupa aspek-aspek teknis, ekonomi, lingkungan, dan sosial-politik. Hasil penelitian menunjukkan untuk mencapai nilai IRR proyek Natuna minimum 12, pemerintah perlu menawarkan pola bagi hasil 55 :45, tax holiday selama 10 tahun dan nilai first trench petoleum 10, serta toll-fee pipa gas Natuna-Cirebon sebesar US 2,3/MMBtu. Penerapan dana migas untuk pengembangan lapangan Natuna Timur yang berkelanjutan adalah relevan dan layak dilanjutkan, dimana Alternatif 4 25 GT merupakan pilihan yang paling baik. Pilihan tersebut memiliki dampak positif pada penciptaan lapangan kerja, pengurangan emisi gas rumah kaca, dan perolehan dukungan publik, serta pada peningkatan cadangan terbukti migas dan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi. Namun, kelemahan alternatif ini terletak pada aspek ekonomi, seperti pengurangan pendapatan pemerintah GT dan potensi kenaikan utang negara, serta pada aspek sosial-politik berupa potensi sikap keberatan pemerintah government resistance atas penerapan skema PF. Penelitian ini menawarkan solusi bagi para pembuat kebijakan, termasuk di negara lain, ketika dihadapkan dengan kompleksitas pengelolaan pendapatan migas, terutama berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan. ......The East Natuna gas field in Indonesia has reserves of 46 trillion cubic feet thus, it should be developed to meet the increasing natural gas demand of Indonesia. The high CO2 content and the offshore location of the gas reserves require development costs of around US 27 billion. This research investigates the techno ecnomic feasiblity of the gas field development by offering profit split dan fiscal incentives. It also studies the sustainable development of the field through the implementation of natural resource management, using a multi criteria decision analysis method, namely the preference ranking organisation method for enrichment of evaluations PROMETHEE. The concept of natural resource management NRM is represented by the implementation of a petroleum fund. As such, four alternatives to petroleum funds are considered, based on the government rsquo s take GT associated with each, namely Alternative 1 0 GT, Alternative 2 10 GT, Alternative 3 15 GT dan Alternative 4 25 GT. Moreover, an assessment model to compare and appraise these alternatives against sustainable development criteria derived from technical, economic, environmental, and socio political aspects. The results show that to achieve minimum IRR value of 12, the government needs to offer incentives of 30 year contract period, profit sharing of 55 45, first tranche petroleum to 10, and tax holiday of 10 years. Toll fee for Natuna Cirebon pipeline is US 2.3 MMBTU at IRR of 12.6. Further, adopting a petroleum fund scheme to achieve sustainable development is both relevant and feasible. In addition, employing 25 of the government rsquo s revenue towards this fund is found to be the most preferable choice. Such an option would have positive impacts on the creation of jobs, reduction of greenhouse gas emissions, and gaining of public support, as well as on the increase of petroleum reserves and installed capacity of geothermal power plants. However, the downside of this alternative lies in the economic aspects, such as the reduction of government revenues and potential increase in government debt that lead to government resistance. This study could offer valuable insights to policymakers elsewhere, when confronted with the complexity of managing petroleum revenues, especially with regard to the sustainable use of natural resources.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
D1705
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Nicolas Immanuel
Abstrak :
Natuna Timur memiliki potensi gas alam sebesar 210 TCF. Akan tetapi, kandungan CO2 yang tinggi (71%) di dalamnya dapat mengakibatkan peningkatan suhu global. Teknologi Carbon Sequestration dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Gas CO2 ditangkap dan disimpan pada reservoir untuk dimanfaatkan salah satunya sebagai Enhancement Oil Recovery. Pada penelitian ini, dilakukan integrasi teknologi CS-EOR pada pembangkit listrik siklus kombinasi dengan metode penangkapan oxy-combustion dan dianalisis secara tekno ekonomi. Analisis teknis dilakukan dengan mensimulasikan model pengembangan menggunakan UniSim Design. Analisis ekonomi dilakukan dengan menghitung parameter kelayakan ekonomi melalui arus kas. Dari hasil simulasi, diperoleh efisiensi pembangkit pada pembangkit listrik 25 MW adalah 38,8% dengan emisi spesifik 0,026 ton/MWh. Selain itu, dihasilkan pula peningkatan komposisi CO2 mengakibatkan penurunan efisiensi pembangkit, tetapi meningkatkan efisiensi penangkapan emisi karbon. Demikian juga, diperoleh tambahan energi dari EOR sebesar 7870 MWh. Rencana pengembangan ini layak dilaksanakan secara ekonomi dengan IRR 15,24%, NPV 1,5 milyar US$, dan PP 3,3 tahun. ......East Natuna has 210 TCF natural gas potential. However, high CO2 content (71%) can cause global warming. Carbon Sequestration Technology is believed to solve this problem. CO2 is captured and stored into reservoir in order to utilize one of which is Enhancement Oil Recovery. In this paper, technology integration is made between CS-EOR and Natural Gas Combined Cycle to be analysed techno-economically. Technical analysis is done by simulating development model using UniSim Design, while economic analysis is done by calculating economic feasibility parameter from cashflow. Simulation done shows NGCC with 25 MW capacity has 38,8% electricity efficiency and 0,026 ton/MWh specific emission. Then, by increasing CO2 content in feed will affect to decreasing of electricity efficiency, but increasing capture efficiency. Moreover, it also gets additional energy from EOR for about 7870 MWh. This plan is economically feasible with IRR 15,2%. NPV US$ 1,5 billion,and PP 3,3 years.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54859
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library