Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jelly
"ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap salah satu wujud dari dualisme yang merupakan fakta dalam sistem sosial masyarakat Minangkabau. Dualisme yang mulanya diistilahkan Saanin pada 1989 sebagai gambaran upaya masyarakat Minangkabau untuk menyeimbangkan agama dan adat ternyata muncul dalam sikap dualitas masyarakat ketika menghadapi berbagai situasi dan kondisi. Pada tulisan ini, peneliti mencoba melihat sikap dualitas masyarakat Minangkabau melalui stigmatisasi terhadap janda. Pandangan dan sikap yang mendua ini nampak dari stigma-stigma yang dibangun terhadap janda. Contohnya, masyarakat menganggap bahwa janda indak pandai balaki, tetapi disisi lain ia dianggap kancang ka laki-laki. Alat yang digunakan untuk menganalisis data adalah konsep dualitas. Melalui analisis dualisme terhadap stigma mengenai janda, peneliti menemukan bahwa masyarakat Minangkabau menerapkan sistem dualitas dalam kehidupannya."
Kalimantan: Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat, 2018
900 HAN 2:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I. Indiarto
"Disertasi ini merupakan hasil penelitian mengenai pengorganisasian kegiatan reserse kriminal khusus Polri di lingkungan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya (Ditreskrimsus PMJ). Teori Giddens (1984) tentang STrukturasi dipakai sebagai pijakan awal (point of departure) untuk mengembangkan tema-tema pokok yang relevan dengan data. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami kompleksitas dialektika di antara struktur dan keagenan yang menempatkan agen sebagai individu yang kreatif dan memiliki kapasitas transformatif untuk memproduksi dan mereproduksi struktur yang di satu pihak berkecenderungan membatasi (limiting-disabling) dan di pihak lain memungkinkan (enabling tindakan.
Secara metodologis, disertasi ini mengaplikasikan dan sekaligus mengintegrasikan perspektif makro yang menekankan pentingnya peran struktur dan perspektif mikro yang memandang individu sebagai titik tolak untuk memahami sebuah tindakan sosial. Perspektif kualitatif yang dipakai dalam penelitian ini mengutamakan pada prinsip-prinsip berikut: pertama, informan diperlakukan sebagai individu yang berpartisipasi secara aktif dalam mengkontruksikan realitas. Kedua, data dipahami sebagai hasil sebuah realitas yang saling berhubungan, dan yang ditemukan dalam dan melalui tindakan sosial para agen. Ketiga, mengutamakan proses penelitian yang memberi tempat penting bagi dialektika di antara perspektif makro-mikro, objektif-subjektif, dan individual-kolektif. Keempat, perspektif informan adalah hal yang essensial dalam pengumpulan dan analisis data.
Sebanyak 31 personel polisi, mulai dari yang berpangkat bintara hingga perwira tinggi, dipilih secara purposif sebagai informan utama dalam penelitian ini. Selain melalui wawancara mendalam, penelitian ini menggunakan observasi dan penelusuran berkas perkara yang ditangani oleh berbagai satuan yang berbeda di lingkungan Ditreskrimsus PMJ dalam periode 2003-2004.
Secara mumum dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian institusi adalah hasil tindakan kolektif para agen atas berbagai pilihan strategis yang merupakan fungsi dari dialektika di antara struktur dan keagenan, dan di antara kedala dan peluang. Selai itu, kapasitas transformatif adalah sesuatu yang inheren dalam keagenan yang menyebabkan sebuah kemungkinan relatif tanpa batas akan potensi untuk menghasilkan tindakan. Dengan demikian, struktur bukan dan tidak pernah menjadi penentu (predictor) dari sebuah tindakan. Kompleksitas dualitas di antara kendala (constraints) dan peluang (opportunities)-dengan kata lain, di antara struktur dan keagenan-terletak pada kapasitas transformatif yang melekat pada agen yang akibat-akibatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya.
Disertasi ini juga menyimpulkan, para penyidik di lapangan mengoperasikan otonomi yang relatif besar dalam proses penyidikan. Kapasitas untuk mengoperasikan dan mempertahankan sejumlah otonomi itu didasarkan oleh beberapa faktor yang saling memperkuat eksistensi otonomi itu: kewenangan yang diberikan oleh undang-undang untuk menegakkan hukum, jabatan sebagai penyidik, proses penyidikan yang tidak bersifat linear, dan seluruh kompleksitas dualitas di antara struktur dan keagenan.
Di samping aturan dan sumber-sumber, skema interpretatif memberikan dasar yang penting terhadap mana sebuah tindakan sosial para agen diorientasikan pada tujuan yang relevan dalam kerangka makna yang khusus-yang relevan dengan berbagai standar nilai dan pengetahuan yang berkembang dalam kelompok. Dengan kata lain, skema interpretatif menyediakan sebuah landasan berikut parameternya yang dapat dipakai oleh agen sebagai dasar untuk melakukan penafsiran terhadap sebuah tindakan dan atau peristiwa secara bermakna."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
D635
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Hapsari Lavandya
"ABSTRAK
Dalam upaya merevitalisasi Kawasan Kota Tua DKI Jakarta agar layak menjadi kawasan wisata, tata ruang wilayah bekas VOC tinggal tersebut dirombak sesuai kebutuhan wisatawan masa kini. Terjadi banyak perubahan fungsi bangunan, fungsi lahan, hingga jalur transportasi yang melintas di dalamnya. Hal ini membuat banyak penduduk yang semula memiliki pekerjaan diharuskan berpidah menyesuaikan zonasi yang ditentukan, padahal tidak semua penduduk mampu untuk beradaptasi dalam perubahan. Di wilayah Kampung Tongkot, Jakarta Utara, terdapat banyak penduduk kelas bawah yang bahkan tidak memiliki tempat tinggal. Mereka mengandalkan puing-puing Bangunan Cagar Budaya Gudang Kasteel Batavia tempat tinggal mereka. Untuk mengatasi isu tersebut, tugas akhir ini dibuat dengan merevitasasi puing Kasteel Batavia yang dibuat demi mengatasi isu penggusuran masyarakat kelas bawah. Selain menindak lanjuti revitalisasi Kawasan Wisata Kota Tua, Gudang Kasteel Batavia dapat dimanfaatkan sebagai lapangan pekerjaan masyarakat tunakarya. Proyek tersebut bernama Tongkol Kasteel yang dibangun sebagai museum yang akan menjelaskan sejarah Kasteel Batavia, juga sebagai rumah workshop yang digunakan untuk menambah keterampilan pekerjanya.

ABSTRACT
In effort to revitalize the DKI Jakarta Old Town Area so that it is suitable for tourism, the zonation of the former VOC residency is overhauled to suit the needs of todays tourists. There will be many changes in the function of the building, the function of the land, and even the transportation lanes that pass through it. This makes many residents who originally had jobs required to move out to adjust the zoning specified, even though not all residents are able to adapt. In Kampung Tongkot area, North Jakarta, there are many lower class residents who dont even have a place to live. They relied on the ruins of the Kasteel Batavia Warehouse Cultural Heritage Building as their livinng space. To overcome this issue, this final project is made to revitalize the ruins of Kasteel Batavia which is made in order to overcome the issue of eviction of the lower class. In addition to following up on the revitalization of the Old Town Tourism Area, the Kasteel Batavia Warehouse can be used as an employment opportunity for the jobless people. The project named Tongkol Kasteel. It will be built as a museum to explain the history of Kasteel Batavia, as well as a workshop to train its workers.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hanita
"Kodomo hyakutouban no ie merupakan satu dari inovasi aktivitas sukarelawan di Jepang, yang mendorong pemanfaat
an rumah atau properti masyarakat awam sebagai tempat evakuasi para anak yang mengalami kesulitan di luar rumah. Lewat perspektif teori strukturasi, penelitian ini menjelaskan bagaimana regionalisasi kodomo hyakutouban no ie dan bagaimana aktivitas ini mendefinisikan kegiatan, lewat struktur spesifik dari sukarelawan kodomo hyakutouban no ie, yang mana dapat memberdayakan sekaligus menghambat para aktivis di dalam menjalankan peran masing-masing. Metode studi pustaka digunakan untuk mengkaji dualitas dari semua data yang dikumpulkan, kemudian menganalisis berbagai hambatan serta agensi terkait struktur dominasi, signifikasi dan legitimasi. Penemuan menunjukkan bahwa, meskipun para sukarelawan mengalami hambatan pada saat menjalankan aktivitas, pada akhirnya mereka mampu memberdayakan hambatan yang ada dan melakukan (re)produksi hal-hal tersebut lewat aksinya.

Kodomo hyakutouban no ie is one of the innovations of volunteer activity in Japan, that encourages the utilization of civils’ houses or property as an evacuation site for children in trouble outside their homes. Through the perspective of structuration theory, this study explains how kodomo hyakutouban no ie regionalized and define themselves through the ways that specific structures of volunteer of the kodomo hyakutouban no ie, that might enable and constrain activists in doing their roles. Using the literature review, the authors employed a duality analysis on a variety of data collected from the discoveries and analyzed the barriers and agencies regarding the domination, signification, and legitimation of the structure. Findings indicate that even though the volunteer experienced barriers throughout their activities, they are eventually able to empower these barriers and (re)create them through their actions."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nuril Rinahayu
"Konsep diaspora telah mengalami perkembangan, terutama jika berkaitan dengan agama yang turut mempengaruhi negosiasi identitas. Karena banyaknya diaspora di dunia modern, John Hinnells (1997a, hal. 686, dalam Vertovec, 2004, hal. 279-280) mendefinisikan agama dalam konteks masyarakat diaspora sebagai traveling religion atau diaspora religion yang bermakna agama bagi setiap orang yang memiliki perasaan jauh dari tanah agama, atau jauh dari ‘negara lama’; bahkan istilah tersebut mencakup situasi untuk mewakili ‘fenomena minoritas’. Penelitian ini berfokus pada novel Homeland Elegies (2020) karya Ayad Akhtar. Novel ini adalah novel autofiction yang menunjukkan upaya kelompok Muslim Pakistan untuk membentuk identitas mereka di tengah masyarakat Amerika. Penelitian ini menggunakan metode analisis struktural dengan teori naratologi Franz K. Stanzel, serta didukung oleh konsep identitas dan belonging Stuart Hall sebagai konsep kunci. Hal ini bertujuan untuk menemukan bagaimana konstruksi identitas kelompok Muslim Pakistan Amerika menghadirkan negosiasi melalui identitas ke-Amerika-an (Americanness) dan belonging terhadap Amerika dalam novel autobiografi fiksi. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa konstruksi dualitas identitas yang dihadirkan merupakan negosiasi yang tarik-menarik antara negara lama dan negara baru. Dualitas identitas tersebut hadir sebagai kritik terhadap identitas ke- Amerika-an (Americanness). Negosiasi identitas dan belonging kelompok Muslim Pakistan juga terbentuk karena adanya perasaan terhubung dengan negara Amerika dan homogenisasi budaya diaspora ke dalam budaya mayoritas Barat.

The concept of diaspora has developed especially in the religion aspect which influences the identity negotiation of individuals or communities. Due to the large number of diasporas in the modern world, John Hinnells (1997, p. 686, in Vertovec, 2004, p. 279- 280) defines the religion in the context of a community of diaspora and religion as ‘traveling religion’ or ‘diaspora religion’ which means the religion of everyone who feels that they have been separated away from the religion of their homeland, living far from the ‘old country’; it includes a situation that represents the ‘minority phenomenon’. This research focuses on Homeland Elegies (2020) written by Ayad Akhtar. Homeland Elegies is an autofiction novel that shows the struggles of the Pakistani Muslim community to construct their identity in America. This study uses a structural analysis method with the narratological theory of Franz K. Stanzel and is supported by Stuart Hall’s theoretical formulation of identity as the key concept used in the analysis. This study aims to find how identity construction of Pakistani Muslims in America plays an important role in cultural negotiation through Americanness and belonging to America in autobiography fiction. The findings of this study show that duality of identity is presented as a tug-of- war negotiation between the old and new countries. This duality of identity presents a critique of Americanness which is a form of negotiation. The identity and belonging of Pakistani Muslims are also constructed by a sense of connection with American values and diaspora cultural homogenization."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tedra Auralea Nufita Putri Shakeena
"Tren compound space muncul sebagai respons terhadap meningkatnya kebutuhan ruang publik yang mendukung interaksi sosial, terutama pasca-pandemi. Third place, sebagai ruang untuk sosialisasi di luar rumah (first place) dan tempat kerja (second place), kini juga berfungsi sebagai ruang produktivitas. Hadirnya elemen fisik di third place memengaruhi cara manusia menggunakan ruang tersebut, menciptakan potensi dualitas fungsi antara ruang sosial dan produktivitas. Penelitian ini bertujuan memahami compound space sebagai third place dan mengeksplorasi potensi dualitas fungsi ruang sebagai second place dan third place. Analisis dilakukan terhadap elemen fisik dan konfigurasi ruang pada compound space untuk mengidentifikasi karakteristik dan fungsinya dalam mendukung aktivitas sosial dan produktivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa compound space mendukung aktivitas sosial dan kreatif, memenuhi sebagian besar karakteristik third place. Dalam konteks urban modern pasca-pandemi, compound space memiliki potensi dualitas fungsi sebagai ruang sosialisasi sekaligus ruang kerja. Namun, aktivitas produktivitas di ruang ini cenderung berdurasi singkat, sementara sosialisasi tetap menjadi fungsi utama. Tidak semua third place menyediakan elemen fisik yang mendukung pekerjaan, seperti meja nyaman, stopkontak, dan suasana tenang. Compound space memiliki potensi besar sebagai ruang publik inklusif dan adaptif yang mengakomodasi kebutuhan sosial dan produktif, dengan keberhasilan fungsinya bergantung pada desain elemen fisik yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

The trend of compound spaces has emerged as a response to the increasing demand for public spaces that support social interaction, especially in the post-pandemic era. Third places, which serve as spaces for socializing outside the home (first place) and workplace (second place), now also function as spaces for productivity. The presence of physical elements in third places influences how people utilize these spaces, creating the potential for dual functionality between social and productive uses. This study aims to understand compound spaces as third places and explore the potential for dual functionality as both second and third places. The analysis focuses on the physical elements and spatial configurations of compound spaces to identify their characteristics and functions in supporting social and productive activities. The findings reveal that compound spaces support social and creative activities, fulfilling most of the characteristics of third places. In the context of modern urban life in the post-pandemic era, compound spaces show the potential for dual functionality as spaces for both social interaction and work. However, productivity activities in these spaces tend to be short-lived, with socialization remaining the primary function. Not all third places provide physical elements that support work, such as comfortable desks, power outlets, and quiet atmospheres. Compound spaces hold great potential as inclusive and adaptive public spaces that accommodate both social and productive needs, with their success depending on the design of physical elements that are responsive to the needs of society. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library