Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tyas Kartika Sari
"Penurunan operasi pembangkit listrik PLTD Pesanggaran yang disebabkan oleh derating, tingkat efisiensi rendah, tingkat emisi dan kebisingan yang tinggi telah menimbukan masalah kelistrikan di Bali. Selain itu, PLTD Pesanggaran juga masih menggunakan bahan bakar minyak (single fuel) dimana biaya pokok produksi energi listrik meningkat seiring naiknya harga bahan bakar HSD (High Speed Diesel). Oleh sebab itu, untuk mempertahankan suplai listrik di Bali tetap terpenuhi, pemilik perusahaan melakukan efisiensi melalui program diversifikasi energi.
Pada tahun 2012, sebuah perusahaan konsultan telah dipilih untuk melakukan kajian FS (feasibility study) untuk menilai kelayakan operasi pembangkit. Kajian tersebut menyarankan agar perusahaan melakukan assets retirement without abandonment untuk PLTD Pesanggaran yaitu dengan melakukan penggantian (replacement) pembangkit lama dengan pembangkit baru yang menggunakan dual fuel engine.
Metode yang digunakan adalah perhitungan biaya COE, LCC dan economic life dari pembangkit lama maupun pembangkit baru. Penelitian menggunakan data amatan PLTD Pesanggaran, di Bali. Dengan metode tersebut dapat menghasilkan suatu model management tools untuk menentukan kelayakan keekonomiannya. Model management tools tersebut dapat dipakai untuk mempermudah pengambilan keputusan di kasus-kasus serupa pada pembangkit listrik PLTD.

The decline in diesel power plant operation Pesanggaran caused by derating, the level of low efficiency, emissions and noise levels are high already raises the problem of electricity in Bali. In addition, diesel Pesanggaran also still use fuel oil (single fuel) in which electrical energy production cost increases with rising fuel prices HSD (High Speed Diesel). Therefore, to maintain the supply of electricity in Bali remains unfulfilled, the owner of the company to improve efficiency through energy diversification program.
Additionally in 2012, a consulting firm has been selected to conduct a study FS (Feasibility Study) to assess the feasibility of plant operation. The study recommends that companies perform asset retirement without abandonment to diesel Pesanggaran by performing replacement (replacement) old plant with a new plant that uses a dual fuel engine.
A methodology is needed to conduct research studies both technical and economical feasibility of the concept. The study used data Pesanggaran diesel observations, in Bali. The methodology can produce a model management tools to determine its economic feasibility as well as to perform sensitivity testing of each parameter related. Model management tools can be used to facilitate decisionmaking in similar cases in the diesel power plant.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arafa Maulana Abdillah
"Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia menyebabkan peningkatan signifikan terhadap emisi gas rumah kaca dan polutan udara. Studi ini bertujuan mengevaluasi karakteristik pembakaran sistem dual fuel engine yang menggunakan campuran Gasoline–Ethanol–Methanol (GEM) dengan penambahan Dimetil Eter (DME), melalui simulasi ANSYS Forte dan eksperimen pada mesin Yamaha Mio M3 125cc. Variasi komposisi bahan bakar meliputi GEM murni (100%), GEM 73% + DME 27%, GEM 71% + DME 29%, dan GEM 67% + DME 33%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan DME 27% memberikan peningkatan daya optimal pada putaran menengah, sedangkan fraksi DME lebih tinggi menyebabkan penurunan daya akibat pembakaran yang terlalu cepat dan tidak selaras dengan langkah ekspansi piston. Kebisingan mesin menurun secara bertahap seiring kenaikan fraksi DME, dengan tingkat kebisingan terendah pada campuran DME 33%. Temperatur maksimum dalam silinder cenderung menurun karena latent heat DME yang tinggi, sementara temperatur gas buang meningkat pada fraksi DME tinggi sebagai indikasi pembakaran lebih sempurna. Emisi CO, CO₂, dan NOx berkurang signifikan, namun emisi UHC meningkat pada campuran DME 33% akibat pembakaran tidak sempurna. Temuan ini membuktikan bahwa penggunaan campuran GEM–DME berpotensi meningkatkan performa dan efisiensi mesin, namun memerlukan optimasi rasio campuran untuk meminimalkan emisi hidrokarbon tak terbakar.

The growth in the number of motor vehicles in Indonesia has significantly increased greenhouse gas emissions and air pollution. This study aims to evaluate the combustion characteristics of a dual-fuel engine using an alternative fuel blend of Gasoline–Ethanol–Methanol (GEM) with the addition of Dimethyl Ether (DME), through ANSYS Forte simulations and experiments on a Yamaha Mio M3 125cc engine. The fuel composition variations included pure GEM (100%), GEM 73% + DME 27%, GEM 71% + DME 29%, and GEM 67% + DME 33%. Results show that adding 27% DME provided optimal power improvement at medium engine speeds, while higher DME fractions led to reduced power due to overly rapid combustion that was not synchronized with the piston’s expansion stroke. Engine noise progressively decreased with increasing DME proportion, with the lowest noise recorded at 33% DME. The maximum in-cylinder temperature tended to decrease due to DME’s high latent heat, while exhaust gas temperature increased at higher DME levels, indicating more complete combustion. Emissions of CO, CO₂, and NOx were significantly reduced, while UHC emissions increased in the 33% DME blend due to incomplete combustion. These findings demonstrate that GEM–DME fuel blends have the potential to improve engine performance and efficiency but require optimized ratios to minimize unburned hydrocarbon emissions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wirawan
"Laporan ini merupakan tugas akhir penulis dalam studinya di Queensland University of Technology (QUT), Brisbane, Australia. Penulis bergabung ke dalam tim projek Dual Fuel Engine dengan pengawasan Dr. Richard Brown yang berpusat pada penelitian, perancangan, pelaksanaan dan mengoptimalkan system dual fuel yang ditemukan dan dipatentkan (7,000,573 B2) oleh Mr. Uli Kruger. Di dalam tim ini, setiap anggota memiliki kontribusi masing-masing guna mengembangkan projek tersebut.
Projek penulis memusatkan pada beberapa hal, sebagai berikut: testing dual fuel engine, kaliberasi ethanol injector dan design heat exchanger. Tujuan utama dalam projek penulis adalah untuk merancang heat exchanger untuk mesin Dual Fuel yang digunakan untuk experiment lebih lanjut. Dengan perhitungan thermodynamic yang akurat diharapkan rancangan heat exchanger ini bias menyediakan energy yang cukup untuk memanaskan ethanol menjadi gas di dalam system dual fuel tersebut.
Tujuan lain dari projek ini adalah menampilkan hasil dari experiment yang dilaksanakan pada bunlan Desember 2008 dan kalibrasi ethanol injector. Menganalisa performa mesin dan mengidentifikasi setiap masalah yang mungkin timbul dalam system dual fuel. Kaliberasi ethanol injector dilakukan untuk mengetahui apakah injector yang dipilih sesuai dengan system tersebut. Mesin yang digunakan dalam projek ini adalah Mesin diesel buatan Ford dengan kapasitas 2701CC, 4 Cilinder. Kecepatan rata-rata mencapai 2500rpm, dengan ukuran bore x stroke: 108.2 x 115 (mm), volume perindahan 1057 dan rasio kompresi 15.5:1. Mesin ini yang kemudian dimodifikasi dengan Kruger dual fuel system sehingga dapat menggunakan campuran diesel dan ethanol sebagai bahan bakar.
Penggunaan campuran Ethanol dengan diesel sebagai bahan bakar, atau bias juga disebut biodiesel diharapkan dapat menjawab masalah lingkungan yang ada pada saat ini. Masalah lingkungan ini yang mendorong penelitian untuk mengurangi kebutuhan dalam sumber energy yang tidak dapat diperbaharui. Mobil merupakan sumber karbon dioxida, gas rumahkaca yang utama penyebab pemanasan global. Dalam system Dual Fuel ini, diperlukan heat exchanger yang dapat menghasilkan energy yang sama untuk memanaskan ethanol di dalam system udara bahan bakar berdasarkan perhitungan dan rancangan yang sesuai. Perhitungan lain yang harus di pikirkan dalam rancangan adalah area pemasangan heat exchanger yang sangat terbatas.
Penulis mencoba menyelesaikan masalah di atas menggunakan design type double pipe. Pemilihan type ini didasari beberapa alas an, yaitu: designnya yang sederhana, kemudahan pemasangan, ukuran yang dapat disesuaikan dengan area yang ada, dan biaya yang murah. Ukuran yang digunakan dalam rancangan tersebut disesuaikan dengan keterbatasan area, yang kemudian dimodifikasi lebih lanjut guna mencapai hasil yang maksimal. Double pipe heat exchanger dalam bentuk tradisionalnya merupakan alat yang paling sederhana untuk mengalihkan panas antara dua cairan atau gas, terdiri dari pipa di dalam pipa dengan hubungan yang tepat untuk kedua cairan atau gas tersebut, seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.1.Perhitungan rancangan heat exchanger untuk mesin yang digunakan sebagai pegujian akan diterangkan lebih lanjut pada Chapter 3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51019
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library